ALLAH TRITUNGGAL(5)-Kejadian 1:26.
b) Penggunaan
kata bentuk jamak untuk Allah atau dalam hubungannya dengan Allah:
1. Kata ganti
orang bentuk jamak.
Contoh: kata
‘Kita’ dalam Kejadian 1:26 3:22 11:7.
Kejadian 1:26 - “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang melata yang merayap di bumi.’”.
Kejadian 3:22 - “Berfirmanlah TUHAN Allah: ‘Sesungguhnya
manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita,
tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia
mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan
memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.’”.
Kej 11:7 - “Baiklah Kita
turun dan mengacaubalaukan di sana
bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.’”.
a. Ada yang mengatakan bahwa
pada waktu Allah menggunakan ‘Kita’ dalam Kejadian 1:26, maka saat itu Ia berbicara
kepada para malaikat. Jadi itu tidak menunjukkan ‘kejamakan dalam diri Allah’.
Tetapi kata ‘Kita’ dalam Kej 1:26 itu tidak mungkin diartikan seperti
itu karena:
(1)Tidak mungkin Allah berunding dengan
ciptaanNya / minta nasehat dari ciptaanNya, karena kalau demikian maka akan
bertentangan dengan ayat-ayat di bawah ini.
Yes 40:13-14 - “(13) Siapa yang dapat mengatur Roh
TUHAN atau memberi petunjuk kepadaNya sebagai penasihat? (14) Kepada siapa
TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN
untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia
petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian?”.
Ro 11:34 - “Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran
Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya?”.
(2)Kalau kata ‘Kita’ menunjuk kepada
‘Allah dan malaikat’, maka itu berarti bahwa:
(a)Allah adalah pencipta / creator
dan malaikat adalah rekan pencipta (co creator).
(b)Manusia dicipta menurut gambar dan
rupa malaikat.
Kedua kesimpulan ini jelas tidak alkitabiah.
b. Juga
ada yang mengatakan bahwa bentuk jamak ini hanya merupakan ‘majestic plural’
[= bentuk jamak yang bersifat / menunjukkan keagungan].
Bahkan beberapa penafsir Kristen juga mengatakan
seperti ini.
Keil & Delitzsch (tentang Kejadian 1:26): “The plural ‘We’ was regarded by the
fathers and earlier theologians almost unanimously as indicative of the
Trinity: modern commentators, on the contrary,
regard it either as ‘pluralis majestatis;’ or as an address by God
to Himself, the subject and object being identical;” [= Bentuk jamak
‘Kita’ dianggap oleh bapa-bapa gereja dan ahli-ahli theologia mula-mula hampir
dengan suara bulat sebagai suatu petunjuk tentang Tritunggal: penafsir-penafsir modern, sebaliknya, menganggapnya atau
sebagai ‘bentuk jamak dari keagungan’; atau sebagai suatu ucapan
oleh Allah kepada diriNya sendiri, dimana subyeknya identik dengan obyeknya;].
Bob Utley (tentang Kej 1:26): “There has
been much discussion over the PLURAL ‘us.’ Philo and Eben Ezra say it is ‘the
plural of majesty,’ but this grammatical form does not occur until much later
in Jewish literary history (NET Bible says it does not occur with VERBS, p. 5);” [= Di sana
telah ada banyak diskusi tentang bentuk
jamak ‘Kita’. Philo dan Eben Ezra mengatakan
bahwa itu adalah ‘bentuk jamak dari keagungan’, tetapi bentuk gramatika ini tidak / belum muncul sampai jauh
belakangan dalam sejarah literatur Yahudi (Alkitab NET mengatakan
itu tidak terjadi dengan kata-kata kerja,
hal 5.)] - Libronix.
Saya sama sekali tak setuju terhadap pandangan bahwa
kata ganti orang ‘Kita’ menunjuk pada ‘majestic plural’, dengan
alasan-alasan sebagai berikut:
(1)Kalau memang demikian, mengapa hanya
sedikit ayat-ayat yang menggunakan bentuk jamak seperti ini? Dan kalau bentuk
jamaknya menunjukkan keagungan, lalu bentuk tunggalnya menunjukkan
ketidak-agungan?
(2)Penggunaan kata ganti orang bentuk
jamak itu tidak terjadi pada waktu Alkitab menceritakan raja-raja duniawi
berbicara.
Perhatikan komentar Albert Bar nes
di bawah ini.
Barnes’ Notes (tentang Kej 1:26): “The plural form of the sentence raises
the question, With whom took he counsel on this occasion? Was it with himself,
and does he here simply use the plural of majesty? Such was not the usual style
of monarchs in the ancient East. Pharaoh says, ‘I have dreamed a dream’ (Gen 41:15). Nebuchadnezzar, ‘I have dreamed’ (Dan 2:3).
Darius the Mede, ‘I make a decree’ (Dan 6:26). Cyrus, ‘The Lord God of heaven
hath given me all the kingdoms of the earth’ (Ezra 1:2). Darius, ‘I make a
decree’ (Ezra 5:8). We have no ground, therefore, for transferring it to
the style of the heavenly King.” [= Bentuk jamak dari kalimat itu
menimbulkan pertanyaan, ‘Dengan siapa Ia berunding pada peristiwa ini? Apakah
dengan diriNya sendiri, dan apakah Ia di sini sekedar / hanya menggunakan
bentuk jamak dari keagungan? Yang seperti itu bukanlah gaya biasanya dari raja-raja di Timur kuno.
Firaun berkata, ‘Aku
bermimpi sebuah mimpi’ (Kej 41:15). Neb ukadnezar,
‘Aku telah
bermimpi’ (Dan 2:3). Darius orang Media, ‘Aku membuat suatu ketetapan / dekrit’ (Dan 6:26). Koresh,
‘Tuhan Allah dari surga telah memberi aku semua kerajaan-kerajaan dari bumi’ (Ezra 1:2).
Darius, ‘Aku
membuat suatu ketetapan / dekrit’ (Ezra 5:8). Karena itu, kita tidak mempunyai
dasar untuk mentransfer / mengubah / memindahkannya pada gaya dari Raja surgawi.] - PC Study Bible versi 5.
(3)Disamping itu, kata ganti orang bentuk tunggal dan jamak untuk
menyatakan Allah, keluar sekaligus dalam satu ayat, yaitu dalam Yes 6:8.
Yes 6:8 - “Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata:
‘Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah
yang mau pergi untuk Aku?’
Maka sahutku: ‘Ini aku, utuslah aku!’”.
Catatan:
Dalam Yes 6:8 ini, Kitab Suci bahasa Indonesia (baik terjemahan lama
maupun baru) salah terjemahan! Kata ‘Aku’ itu seharusnya ‘Kami’.
NASB: “Whom shall I send and who will go for Us?” [= Siapa yang akan Kuutus dan siapa yang mau pergi untuk Kami?].
KJV/RSV/NIV menterjemahkan
seperti NASB.
Bahwa terjemahan Alkitab bahasa Inggris ini yang
benar, bisa dicek di Bible Works. Dalam bahasa Ibrani digunakan kata Ibrani לָ֑נוּ (LANU) yang artinya memang ‘for us’ [=
untuk Kami].
Jadi, mau ditafsirkan bagaimana ayat ini? Waktu
digunakan ‘Us’ [= Kami] itu menunjukkan keagungan Allah, dan waktu
digunakan ‘I’ [= Aku] itu menunjukkan ketidak-agungan Allah???
(4)Kalau kata ganti orang bentuk jamak menunjukkan
keagungan Allah, apakah kata
kerja bentuk jamak dan kata
sifat bentuk jamak juga demikian??
Catatan:
tentang penggunaan kata kerja bentuk jamak dan kata sifat bentuk jamak untuk Allah, lihat di bawah.
Calvin (tentang Kej
1:26): “Christians,
therefore, properly contend, from this testimony, that there exists a plurality
of Persons in the Godhead.” [= Karena itu,
orang-orang Kristen secara benar berpendapat / menegaskan, dari kesaksian ini,
bahwa di sana
ada suatu kejamakan dari Pribadi-pribadi dalam diri Allah.].
Matthew Henry (tentang Kej 1:26): “‘Let us make
man.’ The three persons of the Trinity, Father, Son, and Holy Ghost, consult
about it and concur in it,” [= ‘Marilah Kita membuat manusia’.
Ketiga Pribadi dari Tritunggal, Bapa, Anak, dan Roh Kudus, berkonsultasi
tentangnya dan setuju / sependapat dalam hal itu,].
Adam Clarke (tentang Kej 1:26): “The text tells us he was the work of ELOHIM, the Divine Plurality, marked here more
distinctly by the plural pronouns US and OUR;” [=
Text ini memberitahu kita bahwa ia adalah pekerjaan dari ELOHIM, Kejamakan
Ilahi, ditandai di sini secara lebih jelas oleh kata-kata ganti orang ‘Kita’ (‘Us’)
dan ‘Kita’ (‘Our’)].
Kej 1:26a - “Berfirmanlah Allah: ‘Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,”.
KJV: ‘And God said, Let us
make man in our image, after our likeness:’ [= Dan
Allah berkata, Marilah Kita membuat
manusia dalam gambar Kita, menurut rupa Kita:].
Barnes’ Notes (tentang Kej 1:26): “Only a plurality
of persons can justify the phrase. Hence, we are forced to conclude that the
plural pronoun indicates a plurality of persons or hypostases in the Divine
Being.” [= Hanya suatu kejamakan Pribadi-pribadi
bisa membenarkan ungkapan itu. Maka, kita dipaksa untuk menyimpulkan bahwa kata
ganti orang bentuk jamak menunjukkan suatu kejamakan pribadi-pribadi dalam
Keberadaan Ilahi / Diri Allah.].
2. Kata kerja
bentuk jamak.
Contoh:
a. Kej 20:13
- “Ketika
Allah menyuruh aku
mengembara keluar dari rumah ayahku, berkatalah aku kepada isteriku:
Tunjukkanlah kasihmu kepadaku, yakni: katakanlah tentang aku di tiap-tiap
tempat di mana kita tiba: Ia saudaraku.’”.
Kata-kata ‘menyuruh aku mengembara’ dalam bahasa Ibraninya [הִתְע֣וּ (HITU)] adalah kata kerja
bentuk jamak.
b. Kej 35:7
- “Didirikannyalah
mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri
kepadanya di situ, ketika ia lari terhadap kakaknya”.
Kata ‘telah menyatakan’ dalam bahasa Ibraninya [נִגְל֤וּ (NIGLU)] adalah
kata kerja bentuk jamak.
c. 2Sam 7:23
- “Dan
bangsa manakah di bumi seperti umatMu Israel, yang Allahnya pergi membebaskannya
menjadi umatNya, untuk mendapat nama bagiNya dengan melakukan
perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat bagi mereka, dan dengan menghalau
bangsa-bangsa dan para allah mereka dari depan umatNya?”.
Kata ‘pergi’ dalam bahasa Ibraninya [הָלְכֽוּ (HALEKU)]
adalah kata kerja bentuk jamak.
Pulpit Commentary (tentang 2Sam 7:23): “It
is remarkable that in this place the word for ‘God,’ Elohim, is followed by a
verb plural, the almost invariable rule in Hebrew being that, though Elohim is
itself plural, it takes a verb singular whenever it refers to the true God. In
the corresponding passage (1 Chron 17:21) the verb is in the singular” [= Adalah hal yang luar biasa / patut
diperhatikan bahwa di tempat ini kata untuk ‘Allah’’, ELOHIM, diikuti oleh
suatu kata kerja bentuk jamak, karena peraturan yang hampir konstan / tak
berubah dalam bahasa Ibrani adalah bahwa sekalipun ELOHIM itu sendiri adalah
kata bentuk jamak, tetapi kata itu menggunakan suatu kata kerja bentuk tunggal
kapanpun kata itu menunjuk pada Allah yang benar. Dalam text yang sesuai /
paralel (1Taw 17:21) kata kerja itu ada dalam bentuk tunggal.].
1Taw 17:21 - “Dan bangsa manakah di bumi seperti umatMu Israel, yang Allahnya pergi membebaskannya
menjadi umatNya, untuk mendapat nama bagiMu dengan perbuatan-perbuatan yang
besar dan dahsyat, dan dengan menghalau bangsa-bangsa dari depan umatMu yang
telah Kaubebaskan dari Mesir?”.
Kata ‘pergi’ dalam ayat ini dalam
bahasa Ibraninya [הָלַ֙ךְ
(HALAK)] memang merupakan kata kerja bentuk tunggal.
d. Maz 58:12 - “Dan orang akan
berkata: ‘Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya ada Allah yang
memberi keadilan
di bumi.’”.
Kata-kata ‘memberi keadilan’ dalam bahasa Ibraninya [שֹׁפְטִ֥ים (SHOPTIM)] merupakan suatu kata kerja (participle)
dalam bentuk jamak.
Padahal dalam ayat-ayat di atas ini, subyeknya adalah
kata ‘ELOHIM’ yang digunakan untuk menyatakan Allah yang esa.
3. Kata-kata
bentuk jamak lainnya seperti dalam:
a. Pkh 12:1
- “Ingatlah
akan Penciptamu
pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang
kaukatakan: ‘Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!’,”.
Kata ‘pencipta’ (creator), dalam bahasa Ibraninya [בּ֣וֹרְאֶ֔יךָ (BOREEKA)]
merupakan suatu kata kerja (participle) dalam bentuk jamak, sehingga seharusnya
terjemahan hurufiahnya adalah ‘creators’ [= pencipta-pencipta].
b. Maz 149:2
- “Biarlah
Israel
bersukacita atas Yang
menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja
mereka!”.
Kata-kata ‘atas yang menjadikannya’, dalam bahasa Ibraninya [בְּעֹשָׂ֑יו (BEOSAV)] merupakan suatu kata kerja (participle) dalam
bentuk jamak.
c. Yos 24:19
- “Tetapi
Yosua berkata kepada bangsa itu: ‘Tidaklah kamu sanggup beribadah kepada TUHAN,
sebab Dialah Allah yang kudus,
Dialah Allah yang cemburu. Ia tidak akan mengampuni
kesalahan dan dosamu”.
Dalam bahasa Ibraninya, kata ‘kudus’ [קְדֹשִׁ֖ים (QEDOSHIM)] ada dalam bentuk jamak, tetapi
kata ‘cemburu’ [קַנּ֣וֹא (QANO)] ada dalam bentuk tunggal.
Jadi, kalau dalam Yes 6:8 digunakan kata ganti orang
bentuk tunggal dan jamak untuk menunjuk kepada Allah, maka dalam Yos 24:19
digunakan kata sifat
bentuk tunggal dan jamak untuk diri Allah.
c) Beberapa
ayat dalam Kitab Suci membedakan Allah yang satu dengan Allah yang lain (seakan-akan ada lebih dari
satu Allah).
1. Maz 45:7-8
- “(7)
Takhtamu kepunyaan Allah,
tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat
kebenaran. (8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah
mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman
sekutumu”.
Karena dalam ayat ini Alkitab Indonesia salah terjemahan, mari
kita lihat terjemahan NASB di bawah ini.
Psalm 45:6-7 (NASB): ‘Thy
throne, O God, is forever and ever ... Therefore God, Thy God has anointed Thee’ [= TahtaMu, Ya Allah, kekal selama-lamanya. ... Karena itu, Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau].
Bandingkan dengan Ibr 1:8-9 - “(8) Tetapi tentang (kepada) Anak Ia
berkata: ‘TakhtaMu, ya Allah, tetap
untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanMu adalah tongkat
kebenaran. (9) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, AllahMu telah mengurapi Engkau dengan
minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutuMu.’”.
2. Maz 110:1
- “[Mazmur Daud.]
Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: ‘Duduklah di sebelah kananKu, sampai
Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.’”.
Juga untuk ayat ini perhatikan terjemahan NASB di
bawah ini.
Psalm 110:1 (NASB): ‘The LORD says to my Lord
...’ [= TUHAN berkata kepada Tuhanku].
Bandingkan dengan
Mat 22:41-45 - “(41)
Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada
mereka, kataNya: (42) ‘Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?’
Kata mereka kepadaNya: ‘Anak Daud.’ (43) KataNya kepada mereka: ‘Jika demikian,
bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia
berkata: (44)
Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kananKu, sampai
musuh-musuhMu Kutaruh di bawah kakiMu. (45) Jadi jika Daud menyebut Dia
Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?’”.
Catatan: dalam Maz 110:1, RSV menterjemahkan ‘lord’ [= tuhan / tuan], tetapi KJV/NIV/NASB menterjemahkan ‘Lord’ [= Tuhan]. Sedangkan dalam Mat 22:43,44,45, KJV/RSV/NIV/NASB semua
menterjemahkan ‘Lord’ [= Tuhan]. Jelas bahwa terjemahan
yang benar adalah ‘Lord’ [= Tuhan], karena dalam
Mat 22:41-45 itu jelas bahwa Yesus sedang berusaha untuk membuktikan
keilahianNya kepada orang-orang Yahudi.
H.
P. Liddon: “David’s Son is David’s Lord. ... David describes
his great descendant Messiah as his ‘Lord’ (Psa. 110:1). ... He is David’s
descendant; the Pharisees knew that truth. But He is also David’s Lord. How
could He both if He was merely human? The belief of Christendom can alone
answer the question which our Lord addressed to the Pharisees. The Son of David
is David’s Lord because He is God; the Lord of David is David’s Son because He
is God incarnate.” [= ‘Anak dari
Daud’ adalah ‘Tuhan dari Daud’. ... Daud menggambarkan keturunannya yang agung,
Mesias, sebagai ‘Tuhan’nya (Maz 110:1). ... Ia
adalah keturunan dari Daud; orang-orang Farisi mengetahui kebenaran itu. Tetapi Ia
juga adalah ‘Tuhan dari Daud’. Bagaimana
Ia bisa adalah keduanya jika Ia
hanya manusia semata-mata? Hanya
kepercayaan dari orang-orang kristen yang bisa menjawab pertanyaan yang
ditujukan oleh Tuhan kita kepada orang-orang Farisi. ‘Anak dari Daud’ adalah ‘Tuhan dari Daud’ karena Ia adalah
Allah; ‘Tuhan dari Daud’ adalah ‘Anak dari Daud’ karena Ia adalah Allah yang
berinkarnasi / menjadi manusia.] - ‘The Divinity of the Lord and Saviour Jesus
Christ’, hal 43.
Jadi dalam Maz 110:1 itu TUHAN (YAHWEH) berkata kepada
Yesus, yang adalah Tuhan dan Allah!
3. Hos 1:7
- “Tetapi
Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan
menyelamatkan mereka demi (oleh /
dengan) TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan
dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang
berkuda.’”.
Catatan:
kata ‘demi’ itu salah terjemahan, seharusnya ‘oleh / dengan’.
NASB: ‘But I will
have compassion on the house of Judah and deliver them by the LORD their God, and will not deliver them
by bow, sword, battle, horses, or horseman’ [= Tetapi Aku
akan berbelaskasihan kepada kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka dengan / oleh TUHAN Allah mereka, dan tidak akan
menyelamatkan mereka oleh / dengan busur, pedang, pertempuran, kuda-kuda, atau
penunggang-penunggang kuda].
4. Kej 19:24
- “Kemudian
TUHAN menurunkan hujan belerang dan api
atas Sodom dan
Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;”.
KJV: ‘Then the LORD rained upon Sodom
and upon Gomorrah brimstone and fire from the
LORD out of heaven;’
[= Lalu / maka TUHAN menghujani pada /
atas Sodom dan
pada / atas Gomora, dari TUHAN dari surga;].
Baca ceritanya mulai Kej
18:1-dst, maka akan terlihat bahwa TUHAN turun dalam bentuk manusia
menemui Abraham. Sekarang di sini, TUHAN yang turun / di bumi itu
menurunkan hujan api dan belerang, yang ‘berasal dari TUHAN, dari
langit;’.
5. Amsal 8
berbicara tentang ‘hikmat Allah’.
Amsal 8:22-31 - “(22) TUHAN telah menciptakan
[KJV/NASB:
‘possessed’ {= memiliki}] aku sebagai permulaan pekerjaanNya, sebagai
perbuatanNya yang pertama-tama dahulu kala. (23) Sudah pada zaman purbakala aku
dibentuk [Literal: ‘I was appointed’ {= Aku telah ditetapkan}], pada mula pertama, sebelum bumi ada. (24) Sebelum
air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat
dengan air. (25) Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada
bukit-bukit aku telah lahir; (26) sebelum Ia membuat bumi dengan
padang-padangnya atau debu dataran yang pertama. (27) Ketika Ia mempersiapkan
langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air
samudera raya, (28) ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air
samudera raya meluap dengan deras, (29) ketika Ia menentukan batas kepada laut,
supaya air jangan melanggar titahNya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar
bumi, (30) aku ada sertaNya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi
kesenanganNya, dan senantiasa bermain-main di hadapanNya; (31) aku bermain-main
di atas muka bumiNya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.”.
Kalau dilihat dari
istilahnya, yaitu ‘hikmat Allah’ [the wisdom of God {= hikmat
dari / milik Allah}], maka jelas bahwa ‘hikmat Allah’ ini tidak sama dengan
Allah.
Tetapi Amsal 8 ini
lalu mempersonifikasikan ‘hikmat Allah’ itu dan menunjukkannya sebagai seorang
pribadi yang bersifat kekal (Yesus). Dengan kata lain, hikmat Allah itu juga
adalah Allah (bdk. 1Kor 1:24b - “Kristus adalah kekuatan Allah dan
hikmat Allah.”).
6. Penampilan
dari Malaikat TUHAN (Kej 16:2-13 22:11,16 31:11,13 48:15,16
Kel 3:2,4,5 Hak 13:20-22).
Sama seperti istilah ‘hikmat Allah’ di atas, maka
istilah ‘Malaikat TUHAN’ ini juga menunjukkan bahwa ‘Malaikat TUHAN’ (the
Angel of the LORD) ini tidak sama dengan Allah / TUHAN.
Tetapi, sekalipun dalam bagian-bagian tertentu
Malaikat TUHAN itu disebut sebagai Malaikat TUHAN, dalam bagian-bagian lain Ia
juga disebut sebagai Allah / TUHAN sendiri.
Contoh:
a. Kej 16:7-13 - “(7)
Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat
mata air di jalan ke Syur. (8) Katanya: ‘Hagar, hamba Sarai, dari manakah
datangmu dan ke manakah pergimu?’ Jawabnya: ‘Aku lari meninggalkan Sarai,
nyonyaku.’ (9) Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ‘Kembalilah
kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.’ (10) Lagi
kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ‘Aku akan membuat sangat banyak
keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya.’ (11) Selanjutnya
kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: ‘Engkau mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah
mendengar tentang penindasan atasmu itu. (12) Seorang laki-laki yang lakunya
seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan
tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat
kediamannya ia akan menentang semua saudaranya.’ (13) Kemudian Hagar menamakan TUHAN
yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: ‘Engkaulah El-Roi.’
Sebab katanya: ‘Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?’”.
Dalam ay 7,9,10,11 -
disebut sebagai ‘Malaikat TUHAN’; tetapi dalam ay 13
disebut sebagai ‘TUHAN’ sendiri.
b. Kej 22:11-16 - “(11)
Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: ‘Abraham,
Abraham.’ Sahutnya: ‘Ya, Tuhan.’ (12) Lalu Ia berfirman: ‘Jangan bunuh
anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa
engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu
yang tunggal kepadaKu.’ (13) Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba
jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham
mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti
anaknya. (14) Dan Abraham menamai tempat itu: ‘TUHAN menyediakan’; sebab itu
sampai sekarang dikatakan orang: ‘Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.’ (15)
Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada
Abraham, (16) kataNya: ‘Aku bersumpah demi diriKu sendiri - demikianlah
firman TUHAN -: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak
segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu, ...”.
Dalam dalam ay 11a,15
disebut sebagai ‘Malaikat TUHAN’, tetapi dalam ay 11b
disebut sebagai ‘Tuhan’.
Hal lain yang menunjukkan
bahwa Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri adalah: Malaikat TUHAN
itu bersumpah demi diriNya sendiri (Kej 22:16a).
Hal seperti ini tidak
dilakukan oleh seorang malaikat biasa, tetapi oleh Allah sendiri.
Bdk. Ibr 6:13,16,17 - “(13) Sebab ketika Allah memberikan janjiNya
kepada Abraham , Ia bersumpah demi diriNya sendiri, karena tidak ada orang yang
lebih tinggi dari padaNya, ... (16) Sebab manusia bersumpah demi
orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya,
yang mengakhiri segala bantahan. (17) Karena itu, untuk lebih meyakinkan mereka
yang berhak menerima janji itu akan kepastian putusanNya, Allah telah mengikat
diriNya dengan sumpah,”.
Hanya Allah yang bersumpah
demi diriNya sendiri, karena tidak ada yang lebih tinggi dari Dia (Ibr 6:13).
Bandingkan dengan:
Kel 32:13 - “Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel,
hamba-hambaMu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diriMu
sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu
sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan
Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya.’”.
Yer 22:5 - “Tetapi jika kamu tidak mendengarkan
perkataan-perkataan ini, maka Aku sudah bersumpah demi diriKu,
demikianlah firman TUHAN, bahwa istana ini akan menjadi reruntuhan”.
Yer 44:26 - “Maka dengarkanlah firman TUHAN, hai semua orang
Yehuda yang diam di tanah Mesir: Sesungguhnya, Aku telah bersumpah demi
namaKu yang besar - firman TUHAN - bahwa namaKu tidak akan diserukan lagi
oleh seseorang Yehuda di segenap tanah Mesir, dengan berkata: Demi Tuhan ALLAH
yang hidup!”.
Yer 49:13 - “Sebab Aku telah bersumpah demi diriKu,
demikianlah firman TUHAN, bahwa Bozra akan menjadi ketandusan, cela,
keruntuhan dan kutuk, dan segala kotanya akan menjadi reruntuhan yang kekal.’”.
Yer 51:14 - “TUHAN semesta alam telah bersumpah demi diriNya
sendiri: Sungguhpun engkau penuh dengan manusia-manusia seperti belalang,
tetapi orang akan mengangkat pekik pertempuran terhadapmu”.
Amos 6:8 - “Tuhan ALLAH telah bersumpah demi diriNya, -
demikianlah firman TUHAN, Allah semesta alam - : ‘Aku ini keji kepada
kecongkakan Yakub, dan benci kepada purinya; Aku akan menyerahkan kota serta isinya.’”.
Seorang malaikat biasa akan
bersumpah demi nama Tuhan, bukan demi dirinya sendiri / namanya sendiri.
Bandingkan dengan:
Daniel 12:7 - “Lalu kudengar orang yang berpakaian kain lenan,
yang ada di sebelah atas air sungai itu bersumpah demi Dia yang hidup kekal,
sambil mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke langit: ‘Satu masa dan dua
masa dan setengah masa; dan setelah berakhir kuasa perusak bangsa yang kudus
itu, maka segala hal ini akan digenapi!’”.
Catatan: bahwa ‘orang’ ini adalah malaikat biasa terlihat
dari Daniel 10.
Wah 10:5-6 - “(5) Dan malaikat yang kulihat berdiri di
atas laut dan di atas bumi, mengangkat tangan kanannya ke langit, (6) dan ia
bersumpah demi Dia yang hidup sampai selama-lamanya, yang telah menciptakan
langit dan segala isinya, dan bumi dan segala isinya, dan laut dan segala
isinya, katanya: ‘Tidak akan ada penundaan lagi!”.
Jadi, dari fakta bahwa
Malaikat TUHAN itu bersumpah demi diriNya sendiri, jelas bahwa Malaikat TUHAN
itu adalah Tuhan / Allah sendiri.
c. Kel 23:20-23 - “(20)
‘Sesungguhnya Aku mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu, untuk
melindungi engkau di jalan dan untuk membawa engkau ke tempat yang telah
Kusediakan. (21) Jagalah dirimu di hadapannya dan dengarkanlah perkataannya, janganlah
engkau mendurhaka kepadanya, sebab pelanggaranmu tidak akan diampuninya,
sebab namaKu ada di dalam dia. (22) Tetapi jika engkau sungguh-sungguh
mendengarkan perkataannya, dan melakukan segala yang Kufirmankan, maka Aku akan
memusuhi musuhmu, dan melawan lawanmu. (23) Sebab malaikatKu akan berjalan
di depanmu dan membawa engkau kepada orang Amori, orang Het, orang Feris,
orang Kanaan, orang Hewi dan orang Yebus, dan Aku akan melenyapkan mereka”.
(1)Dari
kata-kata ‘namaKu ada di dalam dia’, Adam Clarke menganggap
bahwa malaikat ini adalah Malaikat Perjanjian, yaitu Yesus Kristus sendiri.
Semua ini menunjukkan bahwa
Malaikat TUHAN itu adalah Allah / TUHAN sendiri.
(2)Kata-kata ‘pelanggaranmu tidak akan diampuninya’, menunjukkan bahwa
Malaikat Tuhan itu bisa
mengampuni dosa. Tentang hal ini Adam Clarke memberikan komentar sebagai
berikut:
Adam Clarke: “‘He will not
pardon your transgressions.’ He is not like a man, with whom ye may think that
ye may trifle, were he either man or angel, in the common acceptation of the
term, it need not be said, He will not pardon your transgressions, for neither
man nor angel could do it.” [= ‘Ia tidak
akan mengampuni pelanggaranmu’. Ia bukan seperti seorang manusia, dengan siapa
engkau bisa berpikir / menganggap bahwa engkau boleh menyepelekan; seandainya Ia adalah manusia atau malaikat, dalam arti yang
biasa diterima, tidak perlu dikatakan, ‘Ia tidak akan mengampuni
pelanggaranmu’, karena baik manusia maupun malaikat tidak bisa melakukannya.].