ALLAH TRITUNGGAL(8)-Esa.
Oleh:Pdt.Budi Asali, M.Div.
e) Kata
‘esa’ / ‘satu’ yang digunakan dalam Ul 6:4, dalam bahasa Ibraninya adalah
EKHAD, bukan YAKHID.
Ul 6:4 - “Dengarlah,
hai orang Israel :
TUHAN (YHWH) itu Allah kita, TUHAN (YHWH) itu esa (EKHAD)!”.
Ayat ini sangat umum digunakan oleh orang-orang yang
percaya bahwa Allah itu tunggal mutlak.
1. Para
Saksi Yehuwa mengatakan bahwa kata EKHAD ini berarti ‘satu yang mutlak’ dan
tidak mengandung kejamakan.
Untuk itu perhatikan kutipan dari buku mereka yang
berjudul ‘Haruskah anda percaya kepada Tritunggal?’,hal 13, di bawah ini:
“Kata-kata
tersebut terdapat dalam Ulangan 6:4. New Jerusalem
Bible (NJB) Katolik berbunyi: ‘Dengarlah Israel : Yahweh Allah kita adalah
esa, satu-satunya Yahweh’. Dalam tatabahasa dari ayat itu kata ‘esa’ tidak
mengandung sifat jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai arti yang
lain, yaitu bukan satu pribadi.”.
Jawaban saya:
Pandangan Saksi Yehuwa ini justru salah, dan mereka
mendukung kesalahannya itu dengan mengutip suatu versi Alkitab, yaitu New
Jerusalem Bible Katolik! Ini sebetulnya tidak masuk akal, karena Katolik
percaya doktrin Allah Tritunggal.
Ul 6:4 (NJ B): ‘‘Listen , Israel : Yahweh our God is the
one, the only Yahweh.’ [= Dengarlah ,
Israel : Yahweh
Allah kita adalah satu, satu-satunya Yahweh.].
Sebetulnya tak ada
masalah dengan terjemahan ini. Apakah Yahweh itu dikatakan ‘satu’, ‘esa’, atau ‘satu-satunya’,
semua itu tetap benar. Ini sama sekali tak menunjuk pada monoteis mutlak!
Jadi kata-kata mereka
dalam kutipan di atas yang berbunyi “Dalam tatabahasa dari ayat itu kata
‘esa’ tidak mengandung sifat jamak untuk menyatakan bahwa kata itu mempunyai
arti yang lain, yaitu bukan satu pribadi.” merupakan omong kosong. Tatabahasa apa??? Dari mana kelihatan tidak
mengandung arti jamak?
Apakah ‘satu’ (EKHAD) di sini mengandung arti jamak atau tidak, harus dilihat dari
kata Ibrani yang digunakan. Kata Ibrani yang digunakan adalah EKHAD, dan arti
kata ini tidak ada hubungannya dengan tatabahasa dari ayat itu.
Memang kata EKHAD ini bisa sekedar berarti ‘satu’. Misalnya:
Kej 1:9 - “Berfirmanlah Allah: ‘Hendaklah segala air yang di
bawah langit berkumpul pada satu (EKHAD) tempat, sehingga kelihatan yang kering.’ Dan
jadilah demikian.”.
Kej 2:21 - “Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak;
ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu (EKHAD) rusuk dari padanya, lalu
menutup tempat itu dengan daging.”.
Tetapi cukup sering kata EKHAD ini digunakan dalam
arti ‘satu gabungan’ / ‘a compound one’, bukan ‘satu yang mutlak’ / ‘an
absolute one’, dan ini bisa terlihat dari contoh-contoh di bawah ini:
a. Kej 1:5
- gabungan dari petang dan pagi membentuk satu (EKHAD) hari.
Kej 1:5 - “Dan Allah menamai terang itu siang, dan
gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama (EKHAD).”.
b. Kej 2:24
- Adam dan Hawa menjadi satu (EKHAD) daging.
Kej 2:24 - “Sebab itu seorang laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
menjadi satu (EKHAD) daging.”.
c. Banyak tenda menjadi satu Kemah
Suci.
Kel 26:6,11 - “(6) Dan haruslah engkau
membuat lima
puluh kaitan emas dan menyambung tenda-tenda Kemah Suci yang satu dengan yang
lain dengan memakai kaitan itu, sehingga menjadi satu (EKHAD). ... (11) Haruslah
engkau membuat lima
puluh kaitan tembaga dan memasukkan kaitan itu ke dalam sosok-sosok dan
menyambung tenda-tenda kemah itu, supaya menjadi satu (EKHAD).”.
d. Banyak
buah anggur membentuk satu tandan anggur.
Bil 13:23 - “Ketika
mereka sampai ke lembah Eskol, dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan buah anggurnya, lalu berdualah mereka
menggandarnya; juga mereka membawa beberapa buah delima dan buah ara”.
‘Setandan
buah anggur’, dalam KJV diterjemahkan
‘one cluster of grapes’ [= satu tandan buah anggur].
Dan kata ‘satu’ di sini menggunakan kata EKHAD. Satu
tandan buah anggur pasti terdiri dari banyak buah anggur.
d. Hak 20:1,8,11 - “(1) Lalu majulah semua orang Israel ; dari Dan sampai Bersyeba dan juga dari
tanah Gilead berkumpullah umat itu secara
serentak menghadap TUHAN di Mizpa. ... (8) Kemudian bangunlah seluruh
bangsa itu dengan serentak, sambil berkata: ‘Seorangpun dari pada kita
takkan pergi ke kemahnya, seorangpun dari pada kita takkan pulang ke rumahnya.
... (11) Demikianlah orang Israel
berkumpul melawan kota
itu, semuanya bersekutu dengan serentak.”.
Semua kata-kata ‘dengan
serentak’ terjemahan hurufiahnya
adalah ‘as one man’ [= seperti / sebagai satu
orang], seperti dalam KJV/RSV/NIV/NASB, dan kata ‘satu’ di sini menggunakan kata Ibrani EKHAD.
e. Ezra 2:64
- “Seluruh jemaah itu bersama-sama ada empat puluh dua ribu tiga ratus
enam puluh orang,”.
KJV: ‘The whole congregation together
was forty and two thousand
three hundred and threescore,’.
RSV: ‘The whole assembly together
was forty-two thousand three hundred and sixty,’.
NIV: ‘The whole company numbered 42,360,’.
NASB: ‘The whole assembly numbered 42,360,’.
Jadi, baik dari
terjemahan Ind onesia
maupun Inggris, tak terlihat ada kata ‘satu’ / ‘one’. Tetapi dalam
bahasa Ibraninya ada kata EKHAD (cek dengan Bible Works).
Jadi, seluruh jemaat itu satu (EKHAD) tetapi terdiri
dari banyak orang.
Keil & Delitzsch (tentang Ezra 2:64): “The sum-total of
the congregation (כְּאֶחָ֑ד , as one, i.e., reckoned together; comp.
Ezra 3:9; 6:20)” [=
Jumlah dari jemaat (KEEKHAD, sebagai satu, artinya dianggap /
diperhitungkan bersama-sama; bdk. Ezra 3:9; 6:20)].
Ezra 3:9 - “Lalu Yesua serta anak-anak dan saudara-saudaranya
dan Kadmiel serta anak-anaknya, orang-orang Yehuda bersama-sama
bertindak mengawasi orang-orang yang melakukan pekerjaan membangun rumah Allah.
Demikian juga bani Henadad, anak-anak dan saudara-saudara mereka, orang-orang
Lewi itu.”.
KJV/RSV/NIV: ‘together’ [= bersama-sama].
NASB: ‘united’ [= bersatu].
Ezra 6:20 - “Karena para imam dan orang-orang Lewi bersama-sama mentahirkan diri, sehingga tahirlah
mereka sekalian. Demikianlah mereka menyembelih anak domba Paskah bagi semua
orang yang pulang dari pembuangan, dan bagi saudara-saudara mereka, yakni para
imam, dan bagi dirinya sendiri.”.
KJV/RSV/NASB: ‘together’ [= bersama-sama].
Dalam kedua ayat ini kata bahasa Ibrani yang digunakan
sama persis seperti dalam Ezra 2:64 di atas.
Jadi, dalam 3 ayat dari kitab Ezra ini kata EKHAD
digunakan untuk menunjuk pada ‘satu
kelompok orang’.
f. Dua
papan digabung menjadi satu (EKHAD) papan.
Yeh 37:16-19 - “(16) ‘Hai engkau anak
manusia, ambillah sepotong papan dan
tulis di atasnya: Untuk Yehuda dan orang-orang Israel yang bersekutu dengan
dia. Kemudian ambillah papan yang lain
dan tulis di atasnya: Untuk Yusuf - papan Efraim - dan seluruh kaum Israel yang
bersekutu dengan dia. (17) Gabungkanlah keduanya menjadi satu papan, sehingga keduanya menjadi satu dalam tanganmu. (18) Maka kalau teman-teman
sebangsamu bertanya kepadamu: Tidakkah engkau bersedia memberitahukan kepada
kami, apa artinya ini - (19) katakanlah
kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Aku mengambil papan Yusuf - yang dalam tangan Efraim - beserta
suku-suku Israel yang bersekutu dengan dia dan menggabungkannya dengan papan Yehuda dan Aku akan menjadikan mereka satu papan, sehingga mereka menjadi satu dalam tanganKu.”.
Yeh 37:17 - “Gabungkanlah keduanya menjadi satu (EKHAD) papan, sehingga keduanya
menjadi satu dalam tanganmu.”.
KJV: ‘And join them one to another into one stick; and they shall become one in thine hand.’ [= Dan
gabungkan mereka satu dengan yang lain menjadi satu
papan; dan mereka akan menjadi satu
dalam tanganmu.].
2. Sebetulnya
ada sebuah kata lain dalam bahasa Ibrani yang berarti ‘satu yang mutlak’ atau
‘satu-satunya’. Kata itu adalah YAKHID.
Contoh: Kej
22:2,16 - “(2)
FirmanNya: ‘Ambillah anakmu yang tunggal (YAKHID) itu, yang
engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban
bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.’ ... (16) kataNya:
‘Aku bersumpah demi diriKu sendiri - demikianlah firman TUHAN - : Karena engkau
telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu
yang tunggal (YAKHID) kepadaKu,”.
Kalau Musa, atau Roh Kudus yang mengilhami Musa, memang
mau menekankan tentang ‘kesatuan yang mutlak’ dari Allah dan bukannya ‘kesatuan
gabungan’ (a compound unity), maka dalam Ul 6:4 itu ia seharusnya
menggunakan kata YAKHID dan bukannya EKHAD. Tetapi ternyata Musa, atau Roh
Kudus, menggunakan kata EKHAD, dan ini menunjukkan bahwa Allah itu tidak satu
secara mutlak, tetapi ada kejamakan dalam diri Allah.
Catatan:
semua kutipan dari Steve Rudd di bawah ini saya ambil dari: http://www.bible.ca/trinity/trinity-oneness-unity-yachid-vs-echad.htm.
Steve Rudd: “Yachid vs. Echad: The most important verse Jews
memorized in the Bible was Deut 6:4: ‘Hear, O Israel ! Yahweh is our God, Yahweh
is one (Echad)!’ There are a few words in Hebrew that the Holy Spirit could
have used a word the (?) has one exclusive
meaning:
the numeric, solitary oneness of God (‘yachid’ or ‘bad’). Instead the Holy Spirit chose to use the Hebrew word,
‘echad’ which is used most often
as a unified one, and sometimes as numeric oneness. ... This is most troubling for
Jews and Anti-Trinitarians since the word yachid,
the main Hebrew word for solitary oneness,
is never used in reference to God.” [= YAKHID vs. EKHAD: Ayat
terpenting dalam Alkitab yang dihafalkan orang-orang Yahudi adalah Ul 6:4: ‘Dengarlah, hai orang Israel :
Yahweh itu Allah kita, Yahweh itu esa (EKHAD)!’ Ada
beberapa kata dalam bahasa Ibrani yang Roh Kudus bisa telah gunakan, suatu kata
yang mempunyai arti yang bersifat exklusif / arti yang tidak mengijinkan arti
lain:
kesatuan sendirian yang bersifat bilangan dari
Allah (‘YAKHID’ atau ‘BAD’). Alih-alih Roh Kudus memilih untuk
menggunakan kata Ibrani ‘EKHAD’ yang digunakan sangat sering sebagai suatu satu yang bersifat kesatuan (a
unified one),
dan kadang-kadang sebagai kesatuan yang bersifat
bilangan (numeric oneness). ... Ini sangat
mengganggu bagi orang-orang Yahudi dan orang-orang yang anti Tritunggal karena
kata YAKHID, kata utama bahasa Ibrani untuk kesatuan
/ satu yang sendirian (solitary oneness), tidak pernah
digunakan berhubungan dengan Allah.].
Catatan: Pasti ada salah tulis dalam kata-kata yang saya beri
warna ungu. Saya kira seharusnya adalah ‘There
are a few words in Hebrew that the Holy Spirit could have used, a word that has
one exclusive meaning:’, dan saya
terjemahkan sesuai dengan perkiraan saya itu.
Steve Rudd: “b. There isn’t a single Jew or anti-Trinitarian today
who, given the chance, would not go back in time and tell Moses his choice of
ECHAD instead of YACHID in Deut 6:4 will cause them grief in the future. c. As
we will see, Jews did change words and start using the word YACHID in reference
to God after they rejected conversion to Christianity.” [= b. Tidak ada
satupun orang Yahudi atau anti Tritunggal pada jaman sekarang yang, seandainya
diberikan kesempatan, tidak ingin kembali dalam waktu dan memberitahu Musa
bahwa pemilihannya tentang EKHAD dan bukannya YAKHID dalam Ul 6:4 akan
menyebabkan kesedihan bagi mereka di masa yang akan datang. c. Seperti yang akan kita lihat, orang-orang Yahudi memang
mengubah kata-kata dan mulai menggunakan kata YAKHID berhubungan dengan Allah
setelah mereka menolak pertobatan pada kekristenan.].
Steve Rudd: “A. Jews, after the rise of
Christianity, were compelled to change the Hebrew word for ‘one’ from echad to yachid: ... 1. For any Jew to use ‘Yachid’ to refer to the oneness of God
is UNBIBLICAL because the Holy Spirit never willed that any scripture in the
Bible uses the word YACHID in reference to God. 2.
It is claimed by Jews who attack Christian theology that the use of the word
ECHAD in Deut 6:4 causes them no problem since the word ECHAD is used in other
places in the Old Testament to refer to a clearly single person. But this ignores the powerful argument made by Christians,
namely that the word YACHID, which always means one and only one, is never used
of God. 3. If the use of ‘echad’ instead of ‘yachid’ in Deut 6:4 gave no help to the
early Christians in proving to the Jews that Yahweh of the Old Testament was
the multi-personal God of the Christians (Father, Son, Holy Spirit) then Jews would not have felt compelled replace the word in
their dogmas and statements of faith. If it is really that
insignificant, then they would have told us the argument Christians were using
to prove trinity is invalid to native Hebrews who know and speak the language. 4. A man named Moses Maimonides who lived in the 12th
century AD, was Jewish Rabbi and philosopher who compiled a creed in Hebrew
using the Aramaic alphabet with 13 articles. While he did use the word echad in Deut 6:4, in his 13 point
creed, he uses the UNBIBLICAL word yachid
instead of echad:
Hebrew using
Aramaic alphabet:
אֲנִי מַאֲמִין בֶּאֱמוּנָה שְׁלֵמָה, שֶׁהַבּורֵא יִתְבָּרַךְ שְׁמו הוּא יָחִיד וְאֵין יְחִידוּת כָּמוהוּ בְּשׁוּם פָּנִים, וְהוּא לְבַדּו אֱלהֵינוּ, הָיָה הוֶה וְיִהְיֶה
a. Translation
1: ‘I believe with a perfect faith that the Creator, blessed be His name, is an
absolute one (yachid)’.
b. Translation
2: ‘I believe with perfect faith that the Creator, blessed be his name is one
and there is no unity like his in any way. He alone is our G-d - He was, he is,
and he will be.’
5. Modern Jewish
prayer books use the UNBIBLICAL word ‘yachid’
to describe God. a. Remember, by UNBIBLICAL, we do not mean that Yachid is not used in the Bible. b. By
UNBIBLICAL we mean that YACHID is never used to describe God’s oneness in the
Torah or anywhere in the entire Old Testament. ... 7.
It
must be most troubling for Jews that their word of choice (yachid) to describe God’s oneness is
never actually used in the Bible. They should give up their 2000 year old
rebellion against Christianity, be more truthful and not engage in a deliberate
action of misrepresenting what the Bible says. Then they could use Bible words
to describe the one true God and creep closer to becoming Christians!” [= A. Orang-orang Yahudi, setelah munculnya
kekristenan, dipaksa mengubah kata Ibrani untuk ‘satu’ dari EKHAD menjadi
YAKHID: ... 1. Bagi orang Yahudi manapun menggunakan ‘YAKHID’ untuk menunjuk pada
kesatuan Allah adalah tidak Alkitabiah
karena Roh Kudus tidak pernah menghendaki bahwa ayat Kitab Suci manapun dalam
Alkitab menggunakan kata YAKHID berhubungan dengan Allah. 2. Diclaim oleh orang-orang Yahudi yang menyerang
teologia Kristen bahwa penggunaan kata EKHAD dalam Ul 6:4 tidak menyebabkan
problem bagi mereka karena kata EKHAD digunakan di tempat-tempat lain dalam
Perjanjian Lama untuk menunjuk secara jelas kepada satu pribadi. Tetapi ini mengabaikan argumentasi yang kuat yang dibuat
orang-orang Kristen, yaitu bahwa kata YAKHID, yang selalu berarti satu, dan
hanya satu, tidak pernah digunakan untuk / tentang Allah. 3. Jika / seandainya penggunaan ‘EKHAD’ dan bukannya
‘YAKHID’ dalam Ul 6:4 tidak memberikan pertolongan bagi orang-orang Kristen
awal untuk membuktikan kepada orang-orang Yahudi bahwa Yahweh dari Perjanjian
Lama adalah Allah dari banyak pribadi dari orang-orang Kristen (Bapa, Anak, Roh
Kudus) maka orang-orang Yahudi tidak akan merasa
terpaksa untuk mengganti kata itu dalam dogma-dogma dan pernyataan-pernyataan
iman mereka. Jika / seandainya itu memang tidak penting / berarti,
maka mereka akan sudah memberitahu kita bahwa argumentasi yang orang-orang
Kristen gunakan untuk membuktikan Tritunggal adalah tidak sah bagi orang-orang
Ibrani asli yang mengerti dan berbicara bahasa itu. 4.
Seorang yang bern ama Moses Maimonides yang hidup
pada abad 12 M., adalah seorang Rabi dan ahli filsafat Yahudi yang menyusun
suatu credo / pengakuan iman dalam bahasa Ibrani menggunakan alfabet Aram aik dengan
13 artikel. Sekalipun ia memang menggunakan kata EKHAD dalam Ul 6:4, dalam 13 pokok artikelnya, ia menggunakan kata yang tidak Alkitabiah YAKHID dan bukannya EKHAD:
Bahasa Ibrani menggunakan
alfabet Aramaik:
אֲנִי מַאֲמִין בֶּאֱמוּנָה שְׁלֵמָה, שֶׁהַבּורֵא יִתְבָּרַךְ שְׁמו הוּא יָחִיד וְאֵין יְחִידוּת כָּמוהוּ בְּשׁוּם פָּנִים, וְהוּא לְבַדּו אֱלהֵינוּ, הָיָה הוֶה וְיִהְיֶה
a. Terjemahan 1: ‘Aku
percaya dengan suatu iman yang sempurna bahwa sang Pencipta, terpujilah
namaNya, adalah satu yang mutlak (YAKHID)’.
b. Terjemahan 2: ‘Aku
percaya dengan iman yang sempurna bahwa sang Pencipta, terpujilah namaNya
adalah satu dan di sana
tidak ada kesatuan seperti kesatuanNya dengan cara apapun. Ia saja / sendirian
adalah Allah kita - Ia ada dulu, Ia ada sekarang, dan Ia akan ada’.
5. Buku-buku doa Yahudi modern menggunakan kata yang tidak Alkitabiah ‘YAKHID’ untuk
menggambarkan Allah. a. Ingat, dengan ‘tidak Alkitabiah’, kami tidak memaksudkan bahwa YAKHID tidak
digunakan dalam Alkitab. b. Dengan ‘tidak Alkitabiah’ kami memaksudkan
bahwa YAKHID tidak pernah digunakan untuk menggambarkan kesatuan Allah dalam
Taurat atau di tempat manapun dalam seluruh Perjanjian Lama. ... 7. Pasti sangat mengganggu bagi orang-orang Yahudi bahwa kata
pilihan mereka (YAKHID) untuk menggambarkan kesatuan Allah tidak pernah
sungguh-sungguh digunakan dalam Alkitab. Mereka harus menyerahkan
pemberontakan mereka yang berusia 2000 tahun terhadap / menentang kekristenan, menjadi
lebih benar dan tidak melibatkan diri dalam suatu
tindakan sengaja dari menggambarkan secara salah apa yang Alkitab katakan.
Maka mereka bisa menggunakan kata-kata Alkitab untuk menggambarkan satu Allah
yang benar itu dan merangkak lebih dekat pada menjadi orang-orang Kristen!].
Steve Rudd: “4. Jesus quoted Deut 6:4 in Mk 12:29 and chose the ‘unified oneness’ word ‘hen’ which is the same
word used by Jesus in Mt 19:5, ‘the two shall become one (hen) flesh.’ a. It is
significant that Jesus did not use ‘mono’ in Mk 12:29. The word ‘hen’ directly
corresponds to ‘echad’ which was used in Deut 6:4. b. Both texts used ‘unified
oneness’ words rather than absolute numeric oneness to the exclusion of all
others. c. This is a very devastating pattern of using the unified one as
opposed to the singular one in both the Old and New Testaments in Deut 6:4.” [= 4. Yesus mengutip Ul 6:4
dalam Mark 12:29 dan memilih kata ‘satu yang
bersifat kesatuan’ (HEN) yang adalah kata yang sama yang digunakan
oleh Yesus dalam Mat 19:5, ‘keduanya akan menjadi satu (HEN) daging’. a. Ada lah penting / berarti
bahwa Yesus tidak menggunakan kata ‘MONO’ dalam Mark 12:29. Kata ‘HEN’
sesuai / cocok secara langsung dengan ‘EKHAD’ yang digunakan dalam Ul 6:4. b.
Kedua tex t
menggunakan kata-kata ‘satu yang bersifat kesatuan’ (unified
oneness) dari pada ‘satu yang bersifat bilangan secara mutlak’ (absolute
numeric oneness) yang mengeluarkan semua yang lain. c. Ini adalah suatu
pola yang sangat menghancurkan yang menggunakan ‘satu yang bersifat kesatuan’ (the
unified one) sebagai kontras dari ‘satu yang bersifat tunggal’ (the
singular one) dalam baik Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam Ul
6:4.].