Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Arti Aku Dan Bapa Adalah Satu (Yohanes 10:30)

 Oleh:Pdt.Budi Asali, M.Div
Arti Aku Dan Bapa Adalah Satu (Yohanes 10:30)

     Yohanes 10: 30: ‘Aku dan Bapa adalah satu’.
a)   Satu dalam hal apa?
Ada penafsir-penafsir yang beranggapan bahwa ‘satu’ di sini bukanlah satu dalam hal hakekat, tetapi hanya dalam hal tujuan, rencana, pemikiran, kehendak, atau kuasa. 

Salah satu dari penafsir-penafsir itu adalah Calvin, yang berkata:
“The ancients made a wrong use of this passage to prove that Christ is (HOMOOUSIOS) of the same essence with the Father. For Christ does not argue about the unity of substance, but about the agreement which he has with the Father, so that whatever is done by Christ will be confirmed by the power of his Father” [= Orang-orang kuno menggunakan bagian ini secara salah untuk membuktikan bahwa Kristus adalah (HOMOOUSIOS) dari zat / hakekat yang sama dengan Bapa. Karena Kristus tidak berargumentasi mengenai kesatuan zat, tetapi tentang persetujuan / permufakatan / yang ia miliki dengan Bapa, sehingga apapun yang dilakukan oleh Kristus akan diteguhkan oleh kuasa BapaNya].

Ini dipakai oleh orang-orang Saksi Yehovah, yang dalam bukunya yang berjudul ‘Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal?’, hal 24, berkata:
“Mengenai Yohanes 10:30, John Calvin (seorang penganut Tritunggal) mengatakan dalam buku Commentary on the Gospel According to John: ‘Orang-orang zaman dulu menyalahgunakan ayat ini untuk membuktikan bahwa Kristus adalah ... dari zat yang sama dengan sang Bapa. Karena di sini Kristus tidak berbicara mengenai persatuan dalam zat, tetapi mengenai kesepakatan antara dia dengan sang Bapa’”.

Tetapi kebanyakan penafsir beranggapan bahwa ‘satu’ di sini adalah dalam hal hakekat, atau setidaknya mencakup kesatuan hakekat.

William Hendriksen“However, inasmuch as in other passages it is clearly taught that the oneness is a matter not only of outward operation but also (and basically) of inner essence, it is clear that also here nothing less than this can have been meant” [= Bagaimanapun, karena dalam bagian-bagian lain dengan jelas diajarkan bahwa kesatuannya bukan hanya dalam operasi luar saja tetapi juga (dan secara dasari) dalam hal hakekat di dalam, maka jelaslah bahwa di sini yang dimaksudkan tidak kurang dari itu].


Adam Clarke: “he says, speaking then as God over all, I and the Father, ego kai o[ pater e[n e]smen (EGO KAI HO PATER HEN ESMEN / I and the Father are one) - the Creator of all things, the Judge of all men, the Father of the spirits of all flesh - are one, one in nature, one in all the attributes of Godhead, and one in all the operations of those attributes: and so it is evident the Jews understood him” [= Ia berkata, berbicara pada saat itu sebagai Allah yang ada di atas segala sesuatu, ego kai o[ pater e[n e]smen (EGO KAI HO PATER HEN ESMEN / Aku dan Bapa adalah satu) - sang Pencipta dari segala sesuatu, sang Hakim dari semua manusia, Bapa dari roh-roh dari semua daging - adalah satu, satu dalam hakekat, satu dalam semua sifat-sifat dari keAllahan, dan satu dalam semua operasi dari sifat-sifat itu: dan jelas bahwa demikianlah orang-orang Yahudi mengerti Dia] - hal 595.

BACA JUGA: TUJUAN KEDATANGAN YESUS KRISTUS KE DALAM DUNIA

Ada beberapa hal yang secara jelas mendukung pandangan golongan kedua ini, yaitu:
·        Reaksi dari orang-orang Yahudi terhadap kata-kata Yesus ini adalah: mereka mau merajam Yesus (ay 31). Kalau Yesus sekedar memaksudkan kesatuan kehendak, pikiran, atau kesatuan tujuan (seperti yang ditafsirkan oleh Saksi Yehovah), maka tidak mungkin orang-orang Yahudi itu menjadi begitu marah sehingga  mau merajam Yesus.
·        Waktu Yesus bertanya mengapa mereka mau merajamNya (ay 32), mereka menjawab bahwa mereka mau merajam Yesus karena Yesus, sekalipun hanya seorang manusia biasa, menyamakan diriNya dengan Allah’ (ay 33). Perlu diketahui bahwa dalam Injil Yohanes Yesus pernah 3 x mau dirajam, dan semua terjadi karena pengakuan Yesus sebagai Allah (Yoh 5:17-18  8:58-59  10:30-33).
·        Yesus menjawab mereka dalam ay 34-38, dan dalam jawaban ini sama sekali tidak terlihat bahwa Yesus menyangkal tuduhan bahwa Ia menyamakan diri dengan Allah. Bahkan Yesus tetap mempertahankan kesatuanNya dengan Bapa tersebut.
·        Andaikatapun kita menganggap bahwa kesatuan dalam ay 30 ini adalah dalam hal kuasa, karena ay 28-29 juga berbicara tentang kuasa (untuk menjaga domba), maka tetap saja ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Mengapa? Karena kalau Ia bisa satu dengan Bapa dalam hal kuasa, itu menunjukkan bahwa Ia juga maha kuasa sama seperti Bapa, dan itu jelas menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.

b)   Ay 30 ini merupakan ayat yang penting dalam menghadapi 2 ajaran sesat dalam hal doktrin Allah Tritunggal, yaitu Arianism dan Sabelianism.
Dalam bahasa Yunani ay 30 berbunyi sebagai berikut:
EGO   KAI   HO PATER   EN     ESMEN
   I       and   the Father    one     we are
Aku     dan     Bapa          satu   kami adalah
Perhatikan bahwa sekalipun ada kata EN (one / satu), tetapi digunakan bentuk jamak ESMEN (we are / kami adalah).
William Hendriksen“It has been well said that EN frees us from the charybdis of Arianism (which denies the unity of essence), and ESMEN from the scylla of Sabellianism (which denies the diversity of the persons)” [= telah dikatakan dengan baik / benar bahwa EN membebaskan kita dari bahaya Arianisme (yang menyangkal kesatuan hakekat), dan ESMEN dari bahaya Sabelianisme (yang menyangkal perbedaan pribadi-pribadi)].
Catatan:
1.   Tentang Charybdis dan Scylla (dari Webster’s New World Dictionary):
a.   Charybdis adalah nama pusaran air di pantai Sicilia, di depan batu karang yang bernama Scylla. Ini menimbulkan kiasan / ungkapan ‘between Scylla and Charybdis’ (= di antara Scylla dan Charybdis), yang artinya ‘faced with a choice of two dangers’ (= dihadapkan pada pemilihan terhadap dua bahaya).
b.   ‘In classical mythology both Scylla and Charybdis were personified as female monsters’ (= dalam mitologi klasik baik Scylla maupun Charybdis dipersonifikasikan sebagai monster-monster perempuan).
2.   Arianisme adalah ajaran yang menyangkal kesatuan hakekat antara Yesus dengan Bapa (dan ini yang akhirnya melahirkan Saksi Yehovah). Karena itu, kata Yunani EN (one / satu) dalam Yoh 10:30 ini penting untuk menghadapi ajaran ini. Kata EN ini jelas menunjukkan kesatuan hakekat antara Yesus dengan Bapa.
3.   Sabelianisme adalah ajaran yang menyangkal adanya lebih dari satu pribadi dalam Allah Tritunggal. Mereka mengakui bahwa Allah Tritunggal mempunyai 3 perwujudan, bukan 3 pribadi. Karena itu kata Yunani ESMEN (we are / kami adalah) dalam Yoh 10:30 ini penting untuk menghadapi ajaran ini. Kata ESMEN ini dengan jelas menunjukkan adanya lebih dari satu pribadi.