Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perseverance Of The Saints (2) (Ketekunan Orang-Orang Kudus)

Pdt. Budi Asali, M. Div.
Perseverance Of The Saints (2)  (Ketekunan Orang-Orang Kudus)
5) Iman yang sejati / sungguh-sungguh memang harus diikuti oleh pertobatan dari dosa / perubahan hidup (Yak 2:17,26).

Yak 2:17,26 - (17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. ... (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati..

Mengapa demikian? Karena orang yang betul-betul percaya kepada Yesus, pasti menerima Roh Kudus (Yoh 7:38-39  Ef 1:13-14), dan Roh Kudus itu akan menguduskan / menyucikan hidup orang itu (Gal 5:22-23).

Yoh 7:38-39 - (38) Barangsiapa percaya kepadaKu, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. (39) Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan..

Ef 1:13-14 - “(13) Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu. (14) Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya..

Gal 5:22-23 - “(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu..

Kalau ada orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah orang percaya, tetapi hidupnya tidak berubah sama sekali, maka itu menunjukkan bahwa ia tidak mempunyai Roh Kudus. Dan kalau ia tidak mempunyai Roh Kudus, itu berarti ia belum percaya.

Sekalipun iman yang sejati pasti diikuti oleh adanya ketaatan / perbuatan baik / pengudusan, tetapi yang menyebabkan kita diselamatkan adalah imannya, dan sama sekali bukan perbuatan baiknya.

Illustrasi:
sakit ( obat ( sembuh ( olah raga / bekerja
dosa ( iman ( selamat ( taat / berbuat baik

Apa yang menyebabkan sembuh? Tentu saja obat, bukan olah raga / bekerja. Olah raga / bekerja hanya merupakan bukti bahwa orang itu sudah sembuh. Karena itu kalau seseorang berkata bahwa ia sudah minum obat dan sudah sembuh, tetapi ia tetap tidak bisa berolah raga / bekerja, maka pasti ada yang salah dengan obatnya.
Demikian juga dengan orang berdosa. Ia selamat karena iman, bukan karena perbuatan baik. Tetapi kalau seseorang berkata bahwa ia sudah beriman dan sudah selamat, tetapi dalam hidupnya sama sekali tidak ada perbuatan baik / ketaatan, maka pasti ada yang salah dengan imannya.

Juga kalau kita melihat pada garis waktu, maka akan terlihat dengan jelas bahwa imanlah, dan bukannya perbuatan baik, yang menyebabkan kita diselamatkan.



---------------------------------------------------------------------------------------
 tak ada perbuatan baik ada perbuatan baik
       (Ro 6:20)



                                      selamat

Luk 19:9 - “Kata Yesus kepadanya: Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham..

Keterangan gambar:

a) Sejak lahir sampai seseorang percaya kepada Yesus, ia tidak bisa berbuat baik SAMA SEKALI (Ro 3:10-12  Ro 6:20).
Ro 3:10-12 - (10) seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. (11) Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. (12) Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak..
Ro 6:20 - Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran..

b) Kalau pada suatu saat ia percaya kepada Yesus, maka pada saat itu juga ia diselamatkan / mendapatkan keselamatan (Luk 19:9).
Luk 19:9 - “Kata Yesus kepadanya: Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham..

Perhatikan perbedaan hal ini dengan kepercayaan dari agama-agama lain / sekte-sekte Kristen, yang mengandalkan perbuatan baik, dimana mereka berbuat baik dengan harapan AKHIRNYA mereka selamat.

c) Ia pasti pada saat itu juga mendapatkan Roh Kudus (Kis 2:38  Ef 1:13).
Kis 2:38 - Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus..
Ef 1:13 - Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikanNya itu..

d) Roh Kudus itu akan mengeluarkan buah Roh (Gal 5:22-23), sehingga hidup orang itu secara sedikit demi sedikit akan dikuduskan.
Gal 5:22-23 - (22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu..

Jadi terlihat dengan jelas bahwa imanlah, dan bukannya perbuatan baik, dan juga bukannya iman + perbuatan baik, yang menyebabkan kita diselamatkan, karena keselamatannya telah terjadi sebelum perbuatan baik itu mulai muncul.

Sudahkah saudara diselamatkan / mendapatkan keselamatan?? Sebelum saudara diselamatkan, bukan saja tidak ada gunanya saudara belajar apakah keselamatan bisa hilang atau tidak, itu bahkan membahayakan. Kalau saudara mendapati bahwa keselamatan tidak bisa hilang, saudara akan bersukacita karena doktrin itu, padahal sebetulnya saudara belum pernah mendapatkan keselamatan itu!!

Juga merupakan sesuatu yang sangat memungkinkan bahwa seseorang yakin dirinya sudah selamat, padahal sebetulnya tidak. Dengan kata lain, ia mempunyai keyakinan keselamatan yang palsu!

R. C. Sproul: “Since it is possible to have false assurance of salvation it is all the more urgent that we seek the Spirit’s testimony in and through the Word. False assurance usually proceeds from a faulty understanding of salvation. ... Therefore, we insist that right doctrine is a crucial element in acquiring a sound basis for assurance. It may even be a necessary condition, though it is by no means a sufficient condition. Without sound doctrine we will have an inadequate understanding of salvation. However, having a sound understanding of salvation is no guarantee that we have the salvation we so soundly understand.” [= Karena adalah mungkin untuk mempunyai keyakinan yang palsu tentang keselamatan, maka makin mendesak bahwa kita mencari kesaksian Roh di dalam dan melalui Firman. Keyakinan yang palsu biasanya keluar dari suatu pengertian yang salah tentang keselamatan. ... Karena itu, kami berkeras bahwa doktrin yang benar merupakan suatu elemen yang penting dalam mendapatkan suatu dasar yang sehat untuk keyakinan. Itu bahkan mungkin / bisa merupakan suatu syarat yang mutlak perlu, sekalipun itu sama sekali bukan merupakan suatu syarat yang cukup. Tanpa doktrin yang sehat, kita akan mempunyai suatu pengertian yang tidak memadai tentang keselamatan. Tetapi, mempunyai suatu pengertian yang sehat tentang keselamatan bukanlah jaminan bahwa kita mempunyai keselamatan yang kita mengerti dengan begitu sehat.] - Doubt & Assurance, chapter 7 (Libronix).

Charles Hodge: The fruits of the Spirit are the only evidence of his presence; so that while those who experience and manifest those fruits may rejoice in the certainty of salvation, those who are destitute of them have no right to appropriate to themselves the consolation of this and similar declarations of the word of God.” [= Buah Roh adalah satu-satunya bukti dari kehadiranNya; sehingga sementara mereka yang mengalami dan mewujudkan buah itu boleh bersukacita dalam kepastian keselamatan, mereka yang tidak mempunyainya tidak berhak untuk mengambil bagi diri mereka sendiri penghiburan ini dan pernyataan-pernyataan yang serupa dari Firman Allah.] - I & II Corinthians, hal 401.

William Hendriksen (tentang Ro 2:13): Good works have never saved anybody. Yet without them no one has a right to claim that he is a Christian. [= Perbuatan baik tidak pernah menyelamatkan siapapun. Tetapi tanpa perbuatan baik tidak seorangpun mempunyai hak untuk mengclaim bahwa ia adalah orang Kristen.] - Romans, hal 114.

Karena itu kalau dalam hidup saudara belum ada buah Roh sama sekali, yang menunjukkan bahwa saudara belum sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, cepatlah percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara. Maka semua penghiburan dan jaminan keselamatan tadi juga berlaku bagi saudara.

Bagi saudara yang memang sudah mendapatkan keselamatan, mari kita pelajari apakah keselamatan yang sungguh-sungguh sudah kita miliki itu bisa hilang atau tidak.

II) Apakah orang kristen yang sejati bisa kehilangan keselamatannya?

1) Pandangan Arminian.

a) Pandangan Yakobus Arminius sendiri.

Yakobus Arminius: “V. The Perseverance of the Saints. My sentiments respecting the perseverance of the Saints are, that those persons who have been grafted into Christ by true faith, and have thus been made partakers of his life-giving Spirit, possess sufficient powers (or strength) to fight against Satan, sin, the world and their own flesh, and to gain the victory over these enemies - yet not without the assistance of the grace of the same Holy Spirit. Jesus Christ also by his Spirit assists them in all their temptations, and affords them the ready aid of his hand; and, provided they stand prepared for the battle, implore his help, and be not wanting to themselves (?), Christ preserves them from falling. So that it is not possible for them, by any of the cunning craftiness or power of Satan, to be either seduced or dragged out of the hands of Christ. But I think it is useful and will be quite necessary in our first convention, (or Synod) to institute a diligent enquiry from the Scriptures, whether it is not possible for some individuals through negligence to desert the commencement of their existence in Christ, to cleave again to the present evil world, to decline from the sound doctrine which was once delivered to them, to lose a good conscience, and to cause Divine grace to be ineffectual. Though I here openly and ingenuously affirm, I never taught that a true believer can either totally or finally fall away from the faith, and perish; yet I will not conceal, that there are passages of Scripture which seem to me to wear this aspect; and those answers to them which I have been permitted to see, are not of such a kind as to approve themselves on ail (all?) points to my understanding. On the other hand, certain passages are produced for the contrary doctrine (of unconditional perseverance) which are worthy of much consideration.” [= V. Ketekunan orang-orang kudus. Pandangan saya berkenaan dengan ketekunan orang-orang kudus adalah, bahwa orang-orang itu, yang telah dicangkokkan ke dalam Kristus oleh iman yang benar, dan dengan demikian telah dibuat menjadi pengambil-pengambil bagian dari Roh pemberi kehidupanNya, memiliki kuasa atau kekuatan yang cukup untuk memerangi Iblis, dosa, dunia dan daging mereka sendiri, dan untuk memperoleh kemenangan atas musuh-musuh ini - tetapi bukannya tanpa pertolongan dari kasih karunia dari Roh Kudus yang sama. Juga Yesus Kristus, oleh RohNya, menolong mereka dalam semua pencobaan mereka, dan menyediakan mereka pertolongan yang siap dari tanganNya; dan, asal mereka berdiri / tetap siap untuk pertempuran, memohon pertolonganNya, dan tidak kekurangan bagi diri mereka sendiri (?), Kristus memelihara / menjaga mereka dari kejatuhan. Sehingga tidaklah mungkin bagi mereka, oleh keahlian / kelihaian yang licik atau kuasa apapun dari Iblis, atau dibujuk atau ditarik keluar dari tangan Kristus. Tetapi saya pikir adalah berguna dan cukup perlu dalam pertemuan pertama kita, (atau Sidang Gereja) untuk menetapkan suatu penyelidikan yang sungguh-sungguh dari Kitab Suci, apakah tidak memungkinkan bagi beberapa orang melalui kelalaian untuk meninggalkan pemulaian dari keberadaan mereka dalam Kristus, untuk berpegang erat-erat lagi pada dunia yang jahat sekarang ini, untuk turun dari doktrin yang sehat yang pernah sekali diberikan kepada mereka, untuk kehilangan hati nurani yang baik, dan untuk menyebabkan kasih karunia Ilahi menjadi tidak efektif. Sekalipun di sini saya secara terbuka dan jujur / sederhana menegaskan, saya tidak pernah berpikir bahwa seorang percaya yang sungguh-sungguh bisa secara total atau pada akhirnya murtad dari iman, dan binasa; tetapi saya tak mau menyembunyikan, bahwa di sana ada text-text Kitab Suci yang kelihatan bagi saya menunjukkan aspek ini; dan jawaban-jawaban terhadap text-text itu yang saya telah diijinkan untuk melihat, bukanlah dari jenis seperti itu sehingga membuktikan diri mereka sendiri pada semua pokok kepada pengertian saya. Di sisi lain, text-text tertentu ditawarkan / disediakan untuk doktrin yang bertentangan (tentang ketekunan yang tak bersyarat) yang layak untuk mendapatkan banyak pertimbangan.] - The Works of Arminius, vol 1, hal 254 (Libronix).
Catatan: Kelihatannya ia agak percaya bahwa keselamatan tidak bisa hilang, tetapi ada keragu-raguan karena adanya ayat-ayat yang pro dan kontra berkenaan dengan hal itu. Karena itu ia berpendapat bahwa hal ini harus diselidiki lebih lanjut.
Tetapi dari kata-kata ‘dan, asal mereka berdiri / tetap siap untuk pertempuran, memohon pertolonganNya, dan tidak kekurangan bagi diri mereka sendiri (?)’, dan juga dari kata-kata melalui kelalaian’, jelas juga bahwa ia berpandangan bahwa peranan dari orang percaya itu sangat menentukan apakah keselamatannya bisa hilang atau tidak.

b) Pandangan dari orang-orang Remonstrants.

Roger Nicole: In 1610, just one year after the death of James Arminius (a Dutch seminary professor) five articles of faith based on his teachings were drawn up by his followers. The Arminians, as his followers came to be called, presented these five doctrines to the State of Holland in the form of a Remonstrance (i.e., a protest). The Arminian party insisted that the Belgic Confession of Faith and the Heidelberg Catechism (the official expression of the doctrinal position of the Churches of Holland) be changed to conform to the doctrinal views contained in the Remonstrance. The Arminians objected to those doctrines upheld in both the Catechism and the Confession relating to divine sovereignty, human inability, unconditional election or predestination, particular redemption, irresistible grace, and the perseverance of the saints. It was in connection with these matters that they wanted the official standards of the Church of Holland revised.” [= Pada tahun 1610, hanya satu tahun setelah kematian dari Yakobus Arminius (seorang profesor seminary Belanda) lima pokok iman yang didasarkan pada ajarannya diambil / disusun oleh pengikut-pengikutnya. Orang-orang Arminian, sebagaimana para pengikutnya disebut, mengajukan lima doktrin ini kepada Pemerintah Belanda dalam bentuk dari sebuah Remonstrance (yaitu, suatu protes). Golongan Arminian berkeras supaya Pengakuan Iman Belgia dan Katekismus Heidelberg (pernyataan resmi dari pandangan doktrinal dari Gereja-gereja di Belanda) diubah untuk disesuaikan dengan pandangan-pandangan doktrinal yang diikuti / dipercayai dalam Remonstrance. Orang-orang Arminian keberatan terhadap doktrin-doktrin itu, yang didukung dalam baik Katekismus dan Pengakuan berkenaan dengan kedaulatan ilahi, ketidak-mampuan manusia, pemilihan yang tak bersyarat atau predestinasi, penebusan khusus, kasih karunia yang tak bisa ditolak, dan ketekunan orang-orang kudus. Berkenaan dengan hal-hal ini mereka ingin standard resmi dari Gereja Belanda direvisi.] - The Five Points of Calvinism: Defined, Defended, Documented, hal 13 (Libronix).

Roger Nicole lalu melanjutkan dengan menjelaskan bahwa protes dari kelompok Remonstrance ini yang menyebabkan munculnya Synod of Dort (1618-1619), yang membahas protes ini, lalu menolaknya, dan memunculkan 5 points Calvinisme.

R. C. Sproul: “The Remonstrants. In 1610 followers of Arminius and Episcopius, led by the statesman Johan van Oldenbarneveldt, drew up a statement of faith called The Remonstrance, which gave their party the name Remonstrants. The Remonstrants presented their views in a series of five articles that often appear under the title Articuli Arminiani sive remonstrantia. Roger Nicole summarizes these five articles as follows: 1. God elects or reproves on the basis of foreseen faith or unbelief. 2. Christ died for all men and for every man, although only believers are saved. 3. Man is so depraved that divine grace is necessary unto faith or any good deed. 4. This grace may be resisted. 5. Whether all who are truly regenerate will certainly persevere in the faith is a point which needs further investigation.” [= Orang-orang Remonstrants. Pada tahun 1610 para pengikut dari Arminius dan Episcopius, dipimpin oleh negarawan Johan van Oldenbarneveldt, menyusun suatu pernyataan iman yang disebut The Remonstrance, yang memberi kelompok mereka nama Remonstrants. The Remonstrants menyajikan pandangan-pandangan mereka dalam suatu seri dari lima artikel yang sering muncul di bawah judul Articuli Arminiani sive remonstrantia’. Roger Nicole meringkas lima artikel ini sebagai berikut: 1. Allah memilih atau menolak berdasarkan iman atau ketidakpercayaan yang dilihat lebih dulu. 2. Kristus mati untuk semua manusia dan untuk setiap manusia, sekalipun hanya orang-orang percaya yang diselamatkan. 3. Manusia adalah begitu bejat sehingga kasih karunia ilahi adalah perlu untuk iman dan perbuatan baik. 4. Kasih karunia ini bisa ditolak. 5. Apakah semua yang betul-betul lahir baru akan pasti bertekun dalam iman adalah suatu hal / pokok yang membutuhkan penyelidikan lebih jauh.] - Willing to Believe, hal 135 (Libronix).

Roger Nicole: The last article was later altered so as to definitely teach the possibility of the truly regenerate believers losing his faith and thus losing his salvation. Arminians however have not been in agreement on this point - some have held that all who are regenerated by the Spirit of God are eternally secure and can never perish.” [= Pokok yang terakhir belakangan diubah sehingga mengajar secara pasti kemungkinan dari orang percaya yang sungguh-sungguh lahir baru kehilangan imannya dan dengan demikian kehilangan keselamatannya. Tetapi orang-orang Arminian tidak / belum setuju tentang pokok ini - sebagian mempercayai bahwa semua orang yang dilahirbarukan oleh Roh Allah aman secara kekal dan tidak pernah bisa binasa.] - The Five Points of Calvinism: Defined, Defended, Documented, hal 13 (Libronix).
Catatan: saya tak tahu kapan saat yang Nicole maksudkan dengan later / belakangan itu.

c) Pandangan orang-orang Arminian jaman sekarang.
Boleh dikatakan semua orang Arminian jaman sekarang percaya keselamatan bisa hilang.

1. Contoh dari orang-orang itu adalah:

a. Pdt. Jusuf B. S.

Pdt. Jusuf B. S.: “Ada orang-orang lain mengatakan: Sekali selamat, tetap selamat! atau: Satu kali dalam anugerah (jadi selamat), tetap dalam anugerah (tetap selamat). SEMUA INI SALAH!” - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 22.

Pdt. Jusuf B. S.: “Orang-orang beriman masih mungkin kehilangan keselamatannya dan kemungkinan inilah yang dipakai iblis baik-baik.” - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 27.

Pdt. Jusuf B. S.: “Keselamatan bisa hilang, sebab itu perlu dipelihara betul-betul supaya jangan orang yang sudah pernah mengenal Tuhan, binasa, hilang keselamatannya.” - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 50.

Pdt. Jusuf B. S.: “Perhatikan!: Keselamatan itu bisa hilang!” - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 51.

b. Suhento Liauw, Steven Liauw, Andrew Liauw dari GBIA Graphe.

(1)Mereka ini tidak mengakui diri mereka sebagai Arminian.

Suhento Liauw (?): “Sesungguhnya jika orang bertanya kepada penulis, apakah penulis seorang Arminianis, tentu penulis akan menjawab tidak, karena memang tidak semua pendapat Arminius penulis setujui.” - File Graphe - Liauw 24.

Tetapi saya menganggap ini sebagai suatu bentuk kebodohan. Mereka menolak semua 5 points Calvinisme, sehingga mereka harus dianggap / disebut sebagai Arminian. Siapa yang mengatakan bahwa seseorang baru bisa disebut sebagai Arminian kalau ia menerima semua ajaran Arminius / Arminianisme??? Saya sendiri mengaku diri sebagai seorang Calvinist padahal saya tidak menerima semua ajaran Calvin. C. H. Spurgeon juga menyebut diri sebagai seorang Calvinist padahal ia juga tidak menerima semua ajaran Calvin. Semua penafsir dan ahli theologia Reformed juga menyebut diri Calvinist tetapi pasti semua mempunyai ajaran-ajaran tertentu yang berbeda dengan ajaran Calvin.

(2)Mereka (para Liauw ini) tidak mengakui bahwa keselamatan bisa hilang karena dosa, tetapi mengakui bahwa orang percaya bisa kehilangan imannya, dan dengan demikian kehilangan keselamatannya.

Suhento Liauw (?): Sekalipun kebanyakan mereka menolak dihubung-hubungkan dengan Calvinisme, namun argumentasi yang mereka pakai adalah argumentasi calvinistik, yaitu Allah yang memelihara orang tersebut tidak pernah gagal. Mereka lupa bahwa Allah memelihara orang yang percaya kepadaNya, bukan memelihara orang-orang yang sudah berubah menjadi tidak percaya kepadanya. Allah tidak berjanji akan memelihara agar orang yang telah percaya akan tetap percaya, melainkan memelihara bahkan menyelamatkan orang yang tetap percaya (Rom.9:33, 10:11). - File Graphe - Liauw 24.

Suhento Liauw (?): Kami bukan kelompok seperti kalangan Kharismatik yang percaya kalau seorang yang telah lahir baru sedang mencuri, tertangkap dan dipukul hingga mati, lalu tidak masuk Sorga. Kami percaya bahwa sekali seorang bertobat dan percaya Yesus dengan segenap hatinya maka semua dosanya (yang pertama hingga yang terakhir) sudah tertanggung pada salib Kristus. Orang ini tidak mengusahakan apapun untuk keselamatannya. Ia hanya perlu tetap dalam imannya. Namun ia bukan tertangkap, atau dijajah, ia tetap memiliki kebebasannya. Ia bisa membatalkan penanggungan dosanya atas Kristus dengan tidak mempercayaiNya lagi (Ibr.10:26,35,38).” - File Graphe - Liauw 24.

Suhento Liauw (?): “Kami sama sekali tidak pernah percaya bahwa orang yang telah diselamatkan perlu melakukan sesuatu untuk mempertahankan keselamatannya, melainkan bahwa orang yang telah diselamatkan masih memiliki kehendak bebas, dan masih bisa melepaskan imannya. Ia tidak perlu melakukan apapun, melainkan hanya tetap tinggal di dalam kasih karunia yang telah menyelamatkannya (II Yoh.9). - File Graphe - Liauw 24.

Suhento Liauw (?): Konsep Calvinisme ialah seseorang ditangkap oleh seorang konglomerat untuk dijadikan anak dan tinggal bersamanya di istananya yang supermewah dengan kapal pesiarnya yang sangat mewah. Ia tidak memiliki kebebasan untuk melepaskan diri atau membatalkan statusnya. Sebaliknya penulis lihat yang benar adalah seseorang berdosa yang miskin papa dikasihi oleh seorang yang kaya raya, dan ditawarkan untuk menjadi anaknya, mewarisi seluruh kekayaannya. Tentu kemudian ia menerima kasih itu, namun ia sama sekali tidak kehilangan kebebasanya. Secara akal sehat kita yakin tidak ada orang yang mau melepaskan kasih karunia yang sedemikian besar itu, namun sekali lagi ia tidak kehilangan kebebasannya. Bahkan penulis seringkali berkata bahwa yang melepaskan keselamatannya itu bagaikan menukarkan intannya dengan tahi anjing, namun ia tidak pernah kehilangan kebebasannya. - File Graphe - Liauw 24.

Suhento Liauw (?): Ia tidak pernah berjanji untuk tetap menyelamatkan orang yang menyangkaliNya. Ia hanya berjanji akan menyelamatkan orang yang setia kepadaNya. Untuk itu saya aman jika saya memegang teguh janjiNya. Saya memegang teguh InjilNya. Saya pasti masuk Sorga, bukan karena keyakinan yang belum pasti bahwa saya dipilih melainkan karena saya memegang teguh InjilNya, dan janji setiaNya. - File Graphe - Liauw 5.

Suhento Liauw (?): Ketika seseorang bertobat dan percaya bahwa Yesus Kristus telah menggantikannya terhukum di kayu salib, maka seluruh dosanya telah tertanggung. Konsepnya bukan ditanggung satu persatu dosa, melainkan Kristus menggantikannya. Saat itu juga ia menjadi orang kudus karena Kristus mengambil alih posisinya yang berdosa dan ia diberikan posisi Kristus yang kudus (Yoh.1:12, I Kor.1:2, Ef.1:1). Naturnya juga menjadi kudus karena Roh Kudus segera masuk ke dalam hatinya (Ef.1:13). Karena belum segera masuk Sorga melainkan masih tinggal di dunia dan melakukan berbagai kegiatan maka ia masih bisa jatuh ke dalam dosa, namun ia diperintahkan untuk membangun karakter yang kudus untuk menyempurnakan kekudusannya (II Kor 7:1). Posisi dan natur (hati) yang kudus adalah jaminannya untuk masuk Sorga, sedangkan karakter kudus yang harus dibangunnya adalah untuk bercahaya di dunia. Setiap kali ia jatuh ke dalam dosa, ia bersalah kepada Kristus yang telah menggantikannya dihukumkan, namun di hadapan Allah Bapa ia tetap orang kudus, karena ia menempati posisi Kristus. Jadi, seandainya orang Kristen yang telah diselamatkan jatuh ke dalam dosa, itu tidak akan menyebabkan ia batal masuk Sorga, melainkan hanya akan merusak nama baik Kristus dan akan menjadi batu sandungan pada orang-orang di sekelilingnya. Mungkin orang tuanya atau anaknya, atau saudara-saudarinya, teman-temanya yang sepatutnya bisa diselamatkan menjadi tersandung karena karakternya. Selama ia tetap di dalam iman sampai akhir hayatnya, ia pasti akan masuk Sorga. Tetapi jika ia melakukan dosa yang bersifat doktrinal (Ibr.10:26), atau Rasul Yohanes menyebut dosa yang mendatangkan maut atau melepaskan kepercayaannya, maka tidak ada korban untuk penghapusan dosa lagi. Kristus tidak akan disalibkan sekali lagi untuk menanggung dosa-dosanya. Kristus sudah pernah menanggung dosa-dosanya dan telah dibatalkannya. Kalau ia mau kembali lagi maka itu yang dimaksud Rasul Paulus (penulis Ibrani) dengan menyalibkan Kristus kedua kali (Ibr.6:6). - File Graphe - Liauw 24.

Steven Liauw: “Nah, orang-orang yang percaya sekali selamat tetap selamat (SSTS, tanpa peduli orang itu beriman atau tidak), mereka akan mengatakan bahwa apa (ada?) yang percaya adalah keselamatan karena usaha manusia. Tetapi hal ini tidak benar. Syarat keselamatan adalah iman, bukan usaha!! Dan Alkitab membedakan antara keduanya. Ada orang yang mengajarkan bahwa kalau anda jatuh dalam dosa, maka keselamatanmu hilang. Pengajaran ini juga bertentangan dengan Alkitab! Satu-satunya cara kehilangan keselamatan adalah dengan meninggalkan iman yang telah menyelamatkanmu!” - File Graphe - Liauw - P.

Steven Liauw: “Tetapi, Allah menuntut iman agar pendamaian ini diterapkan pada setiap individu. Iman adalah syaratnya. Jika kita melangkah keluar dari iman, maka hak kepada hidup yang kekal dibatalkan, sebagaimana diajarkan dengan jelas dari perikop berikut:
 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.
Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. (Gal. 5:1-5)
 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. (Ibrani 10:38)
 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. (Ibrani 6:4-6)
 yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwa kebangkitan kita telah berlangsung dan dengan demikian merusak iman sebagian orang. (2 Tim. 2:18)
 Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya. (2 Petrus 2:20-22)
Jadi, penyelidikan yang jujur dan terbuka atas Firman Tuhan, menempatkan iman sebagai syarat mendapatkan dan terus di dalam keselamatan, dan hal ini membuka kemungkinan bagi mereka yang sudah selamat (sudah memiliki iman) untuk meninggalkan iman (dan terhilang).” - File Graphe - Liauw - P.

Steven Liauw: “Pendukung SSTS suka menunjuk pada ayat-ayat yang mengandung janji-janji yang indah dari Allah, dan mengatakan bahwa pada ayat-ayat ini tidak tercantum adanya syarat. Sebenarnya, harus dimengerti bahwa Alkitab itu adalah satu kitab. Allah tidak perlu mengulangi hal yang sama dalam setiap ayat. Jika sudah jelas tercantum dalam ayat-ayat yang kita bahas di atas, bahwa tinggal dalam iman (tetap percaya Yesus) adalah syarat untuk keselamatan, maka Allah tidak perlu mengulangi syarat ini setiap kali Ia memberikan sebuah janji. Sekali syarat itu sudah dinyatakan dengan jelas di minimal satu perikop (dan dalam Alkitab terdapat banyak), maka syarat itu tentunya berlaku pada semua perikop dalam Alkitab.” - File Graphe - Liauw - P.

c. Adam Clarke dan Lenski.
Di sini saya tidak memberi kutipan untuk membuktikan bahwa mereka mempunyai pandangan bahwa keselamatan bisa hilang, tetapi nanti di belakang akan ada banyak kutipan kata-kata mereka yang membuktikan hal itu.




-bersambung-