Perseverance Of The Saints (3) (Ketekunan Orang-Orang Kudus)
Pdt. Budi Asali, M. Div.
2. Akibat dari kepercayaan Arminian ini (bahwa keselamatan bisa hilang):
Loraine Boettner: A consistent Arminian, with his doctrine of free will and of falling from grace, can never in this life be certain of his eternal salvation. He may, indeed, have the assurance of his present salvation, but he can have only a hope of his final salvation. He may regard his final salvation as highly probable, but he cannot know it as a certainty. He has seen many of his fellow Christians backslide and perish after making a good start. Why may not he do the same thing? [= Seorang Arminian yang konsisten, dengan doktrinnya tentang kehendak bebas dan tentang kejatuhan dari kasih karunia, tidak pernah bisa pasti / yakin dalam hidup ini tentang keselamatan kekalnya. Ia memang bisa mempunyai keyakinan tentang keselamatannya pada saat sekarang, tetapi ia hanya bisa mempunyai suatu pengharapan tentang keselamatan akhirnya. Ia bisa menganggap bahwa keselamatan akhirnya sebagai sangat memungkinkan, tetapi ia tidak bisa mengetahuinya sebagai suatu kepastian. Ia telah melihat banyak dari sesama Kristennya merosot dan binasa setelah membuat suatu start / permulaan yang bagus. Mengapa ia tidak mungkin melakukan hal yang sama?] - The Reformed Doctrine of Predestination, hal 193.
Perhatikan kata-kata terakhir dari kutipan di atas ini. ‘Mengapa ia tidak mungkin melakukan hal yang sama?’. Orang-orang Arminian, yang menganggap bahwa orang Kristen lain bisa mundur / meninggalkan iman dan binasa, tetapi secara tidak konsisten menganggap bahwa dirinya sendiri pasti tidak akan melakukan hal itu, pada hakekatnya menganggap dirinya lebih baik dari orang-orang yang mundur dan terhilang itu!!!
John Gertsner: The Arminian view says that the Christian can and does have assurance of true eternal salvation but may lose that salvation. If the Holy Spirit testifies along with the spirit the Christian has eternal life - at that moment. The believer may, however, sin so as to lose that salvation at any future moment. Because the Arminian can never be sure before death that such fall(s) may not occur, the Arminian can never have more than momentary assurance of eternal life until he or she enters heaven and for the first time has assurance of eternal life. Nevertheless and alas, according to the Arminian view of ‘free will,’ the individual cannot have assurance of eternal life even in heaven. As long as ‘free will’ exists, and the Arminian considers free will essential to human nature, the individual must be able to choose for or against God. Can the Arminian have assurance? Obviously not on Arminian principles. [= Pandangan Arminian berkata bahwa orang Kristen bisa dan memang mempunyai keyakinan keselamatan kekal yang benar tetapi bisa kehilangan keselamatan itu. Jika Roh Kudus bersaksi bersama-sama dengan roh, orang Kristen itu mempunyai hidup yang kekal - pada saat itu. Tetapi orang percaya bisa berdosa sehingga kehilangan keselamatan itu pada saat yang akan datang manapun. Karena orang Arminian tidak pernah bisa yakin sebelum kematian bahwa kejatuhan seperti itu tidak bisa terjadi, orang Arminian tidak pernah bisa mempunyai lebih dari keyakinan sementara dari hidup yang kekal sampai ia masuk surga dan untuk pertama kalinya mempunyai keyakinan hidup yang kekal. Tetapi aduh, menurut pandangan Arminian tentang kehendak bebas, orang itu tidak bisa mempunyai keyakinan hidup yang kekal bahkan di surga. Selama kehendak bebas ada, dan orang Arminian menganggap kehendak bebas itu sebagai sesuatu yang hakiki bagi hakekat manusia, orang itu harus bisa memilih untuk pro kepada Allah atau menentang Allah. Bisakah orang Arminian mempunyai keyakinan? Pasti tidak berdasarkan prinsip-prinsip Arminian.] - R. C. Sproul (Editor), Doubt & Assurance, chapter 9 (Libronix).
John Gertsner: “Not even God can be sure whether the Arminian will be saved because if God knew beforehand, this Arminian would not be ‘free’” to change. If the mind does change, God’s knowledge ‘beforehand’ would be proven false.” [= Bahkan Allah tidak bisa yakin apakah orang Arminian akan diselamatkan, karena seandainya Allah tahu sebelumnya, orang Arminian ini tidak akan bebas untuk berubah. Jika pikiran berubah, pengetahuan sebelumnya dari Allah akan terbukti salah.] - R. C. Sproul (Editor), Doubt & Assurance, chapter 9 (Libronix).
Roger Nicole: “Although Arminians seldom reason this way, it would appear that the best thing that could happen would be to die as soon as one accepts Christ. To continue to live is to expose oneself to the risk of losing salvation. This is certainly not Paul’s outlook in Phil. 1:22–26” [= Sekalipun orang-orang Arminian jarang berargumentasi dengan cara ini, akan terlihat bahwa hal terbaik yang bisa terjadi adalah untuk mati begitu seseorang menerima Kristus. ‘Terus hidup’ sama dengan membuka diri sendiri terhadap resiko kehilangan keselamatan. Ini jelas bukanlah pandangan Paulus dalam Fil 1:22-26:] - R. C. Sproul (Editor), Doubt & Assurance, chapter 8 (Libronix).
Fil 1:21-26 - “(21) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (22) Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. (23) Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik; (24) tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. (25) Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, (26) sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu..
Kalau memang keselamatan bisa hilang, maka merupakan sesuatu yang bodoh untuk mempertimbangkan mana yang lebih baik: hidup atau mati; tinggal atau pergi. Bahwa Paulus mengatakan bahwa mati adalah keuntungan menunjukkan bahwa ia yakin akan keselamatannya pada saat itu. Dan bahwa ia mempertimbangkan mana yang lebih baik, hidup atau mati, tinggal atau pergi, menunjukkan bahwa ia juga yakin akan keselamatannya kapanpun ia mati.
Kita sudah melihat akibat / konsekwensi dari kepercayaan Arminian ini (bahwa keselamatan bisa hilang), tetapi nanti akan kita lihat bahwa orang-orang Arminian seperti Pdt. Jusuf B. S., Suhento Liauw, Stephen Liauw, Andrew Liauw, tidak mau mengakui hal itu, sehingga menunjukkan diri mereka sebagai orang-orang Arminian yang tidak konsisten / konsekwen.
Yang akan saya bahas panjang lebar dalam pembahasan saya dalam tulisan / buku ini, adalah pandangan orang-orang Arminian jaman sekarang.
2) Pandangan Calvin / Reformed.
Calvin dan orang-orang Reformed beranggapan bahwa sekali seseorang betul-betul percaya Yesus, maka ia diselamatkan, dan ia tidak bisa kehilangan keselamatannya.
Pandangan ini sering disebut dengan singkatan OSAS [= Once Saved, Always Saved (= sekali selamat / diselamatkan, selalu selamat / diselamatkan)], atau SSTS [= Sekali Selamat Tetap Selamat].
Westminster Confession of Faith, Chapter XVII, no 1-2:
1) “They, whom God hath accepted in His Beloved, effectually called, and sanctified by His Spirit, can neither totally nor finally fall away from the state of grace, but shall certainly persevere therein to the end, and be eternally saved.” [= Mereka, yang Allah telah terima dalam kekasihNya, dipanggil secara efektif, dan dikuduskan oleh RohNya, tidak bisa secara total atau pada akhirnya jatuh dari keadaan kasih karunia, tetapi akan dengan pasti bertekun di dalamnya sampai akhir, dan diselamatkan secara kekal.].
2) “This perseverance of the saints depends not upon their own free will, but upon the immutability of the decree of election, flowing from the free and unchangeable love of God the Father; upon the efficacy of the merit and intercession of Jesus Christ, the abiding of the Spirit, and of the seed of God within them, and of the nature of the covenant of grace: from all which ariseth also the certainty and infallibility thereof.” [= Ketekunan orang-orang kudus ini tergantung bukan pada kehendak bebas mereka sendiri, tetapi pada ketetapan pemilihan yang tak bisa berubah, yang mengalir dari kasih yang bebas dan tak berubah dari Allah Bapa; pada kemujaraban jasa dan pengantaraan / syafaat Yesus Kristus, penghunian oleh Roh, dan dari benih Allah di dalam mereka, dan dari sifat dasar / hakekat dari perjanjian kasih karunia: dari semua ini juga berasal kepastian dan ketidak-bisa-bersalahan darinya.].
Catatan: ‘Westminster Confession of Faith’ merupakan Pengakuan Iman dari Gereja-gereja Reformed di Amerika Serikat.
R. C. Sproul: “A Controversial Doctrine. ... the Roman Catholic Church denied that it is possible for a person to have assurance of salvation except in rare circumstances. Rome went on to teach that the only people who can rise to assurance of their salvation in this life are exceptional saints to whom God gives a special revelation of their status before Him. However, the average member of the church cannot expect to have assurance of salvation. ... It is not only the Roman Catholic Church that denies the doctrine of the assurance of salvation. Some Protestants believe that a person can have assurance of salvation for today but no assurance for tomorrow, because they accept the possibility that people who have faith at one time can fall away into faithlessness and lose their salvation. ... So whereas Rome says we cannot have assurance at all, these Protestants say we can have assurance for a limited time, but we cannot know what our ultimate state is going to be. Then there is Reformed theology, my own theological persuasion, which teaches that we not only can know today that we are in a state of grace, but that we can have full assurance that we still will be in a state of grace at the times of our deaths.” [= Suatu doktrin yang kontroversial. ... Gereja Roma Katolik menyangkal bahwa adalah mungkin bagi seseorang untuk mempunyai keyakinan keselamatan kecuali dalam keadaan-keadaan yang jarang. Roma mengajar lebih jauh bahwa satu-satunya orang-orang yang bisa naik / maju pada keyakinan keselamatan mereka dalam hidup ini adalah orang-orang suci yang menonjol kepada siapa Allah memberikan suatu wahyu khusus tentang status mereka di hadapanNya. Tetapi, anggota rata-rata dari gereja tidak bisa mengharapkan untuk mempunyai keyakinan keselamatan. ... Bukan hanya Gereja Roma Katolik yang menyangkal doktrin tentang keyakinan keselamatan. Sebagian Protestan percaya bahwa seseorang bisa mempunyai keselamatan untuk hari ini / saat ini tetapi tidak ada keyakinan / jaminan untuk besok, karena mereka menerima kemungkinan bahwa orang-orang yang mempunyai iman pada satu saat bisa murtad ke dalam keadaan tidak beriman dan kehilangan keselamatan mereka. ... Maka jika Roma berkata kita tidak bisa mempunyai keyakinan sama sekali, orang-orang Protestan ini berkata kita bisa mempunyai keyakinan untuk suatu waktu yang terbatas, tetapi kita tidak bisa tahu keadaan akhir akan menjadi apa / bagaimana. Lalu disana ada Theologia Reformed, pandangan theologia saya sendiri, yang mengajarkan bahwa kita bukan hanya bisa tahu hari ini / saat ini bahwa kita ada dalam keadaan kasih karunia, tetapi bahwa kita bisa mempunyai keyakinan penuh bahwa kita akan tetap ada dalam keadaan kasih karunia pada saat kematian kita.] - Can I Be Sure Im Saved?, hal 6-7 (Libronix).
Loraine Boettner: As long as the believer remains in this world his state is one of warfare. He suffers temporary reverses and may for a time appear to have lost all faith; yet if he has been once truly saved, he cannot fall away completely from grace. If once he has experienced the inner change which comes through regeneration he will sooner or later return to the fold and be saved. When he comes to himself he confesses his sins and asks forgiveness, never doubting that he is saved. His lapse into sin may have injured him severely and may have brought destruction to others; but so far as he is personally concerned it is only temporary. [= Selama orang percaya itu tinggal dalam dunia ini keadaannya adalah keadaan perang. Ia mengalami kemunduran sementara dan bisa untuk suatu waktu kelihatannya telah kehilangan seluruh iman; tetapi jika ia telah sekali sungguh-sungguh diselamatkan, ia tidak bisa murtad sama sekali dari kasih karunia. Jika sekali ia pernah mengalami perubahan batin / di dalam yang datang melalui kelahiran baru, cepat atau lambat ia akan kembali pada kawanan dan diselamatkan. Pada waktu ia sadar ia mengaku dosa-dosanya dan meminta pengampunan, tak pernah meragukan bahwa ia diselamatkan. Penyimpangannya ke dalam dosa bisa melukai dia secara hebat dan bisa telah membawa kehancuran kepada orang-orang lain; tetapi sejauh ia sendiri yang dipersoalkan, itu hanya bersifat sementara.] - The Reformed Doctrine of Predestination, hal 188.
Tetapi, kehilangan keselamatan sangat berbeda dengan kehilangan keyakinan keselamatan!!! Orang Kristen sejati tidak bisa kehilangan keselamatannya, tetapi bisa kehilangan keyakinan keselamatannya, untuk sementara. Jadi yang hilang (itupun untuk sementara) adalah keyakinannya, bukan keselamatannya!
J. C. Ryle: Finally, do not forget that assurance is a thing which may be lost for a season, even by the brightest Christians, unless they take care. ... The believer who follows the Lord most fully and aims at the highest degree of holiness will ordinarily enjoy the most assured hope and have the clearest persuasion of his own salvation. [= Yang terakhir, jangan lupa bahwa keyakinan adalah sesuatu yang bisa hilang untuk suatu waktu, bahkan pada orang-orang Kristen yang paling cemerlang, kecuali mereka berhati-hati. ... Orang percaya yang mengikuti Tuhan dengan paling penuh dan mengarah pada tingkat yang tertinggi dari kekudusan biasanya akan menikmati pengharapan yang paling pasti dan mempunyai pandangan / keyakinan yang paling jelas tentang keselamatannya sendiri.] - Holiness, hal 119.
John Murray: “In other cases, however, the absence of full assurance ... is due to disobedience to the commandments of God, backsliding, unwatchfulness, prayerlessness, excessive care for the things of this life, and worldliness. There are many sins which believers are prone to indulge and cause to stumble, with the result that their Father’s displeasure is manifest in the withdrawing of the light of his countenance, so that they are bereft of the joy of their salvation. Those who at one time enjoyed this assurance may lose it.” [= Tetapi, dalam kasus-kasus yang lain, absennya / tidak adanya keyakinan yang penuh ... disebabkan oleh ... ketidak-taatan pada perintah-perintah / hukum-hukum Allah, kemerosotan / kemunduran, ketidak-waspadaan, tidak berdoa, perhatian yang berlebihan untuk hal-hal dari hidup ini, dan keduniawian. Ada banyak dosa yang orang-orang percaya condong untuk memuaskan diri dan menyebabkan tersandung, dengan akibat bahwa ketidak-senangan Bapa dinyatakan dalam penarikan terang dari wajahNya, sehingga mereka kehilangan sukacita dari keselamatan mereka. Mereka yang pada satu waktu menikmati keyakinan ini bisa kehilangan keyakinan ini.] - Collected Writings of John Murray, vol 2, hal 266.
III) Keselamatan bisa hilang.
1) Ayat-ayat Kitab Suci yang memberikan peringatan supaya tidak murtad, atau ayat-ayat yang mendorong untuk bertekun sampai akhir.
Orang-orang Arminian menafsirkan bahwa ayat-ayat seperti ini berarti kalau orang kristen yang sejati bisa murtad atau tidak bertekun sampai akhir, dan mereka ini kehilangan keselamatannya.
Steven Liauw: “3. Karena Iman adalah Syarat untuk mendapatkan Keselamatan, maka Iman juga adalah Syarat untuk Tetap dalam Keselamatan. Pertanyaannya berpusat di poin ini. Alkitab cukup jelas, bahwa ada syarat untuk mendapatkan keselamatan - iman! Nah, kalau begitu, adakah syarat untuk tetap di dalam keselamatan ini? Jika kita menyelidiki Alkitab, maka jawabannya jelas: ada, yaitu - iman! Beberapa ayat Firman Tuhan yang mengajarkan hal ini dengan sangat jelas:
Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. (1 Kor. 15:2)
tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan. (Ibrani 3:6)
Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. (Ibrani 3:14)
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. (Ibrani 10:38)
sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. (Kol. 1:22-23)
Sungguh mengherankan bagi saya bahwa ada orang-orang yang berani berkata bahwa tidak ada syarat untuk mendapatkan janji-janji keselamatan Allah dan berkat-berkat dalam keselamatan! Alkitab sangat jelas. Kata jika dan asal tidak terlalu sulit dimengerti. Toh mereka hanya terdiri dari empat huruf, dan kata-kata itu mengindikasinya adanya suatu syarat!! 1 Korintus 15:2 berkata, Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Bagian mana dari ayat ini yang sulit untuk dimengerti? Paulus mengajarkan bahwa orang Kristen harus tetap percaya pada Injil yang telah ia beritakan, agar keselamatan yang telah mereka terima tetap diterapkan pada mereka. Jika mereka tidak percaya lagi, maka kepercayaan mereka yang pertama akan sia-sia. Pengajaran ini sedemikian jelas, sehingga orang yang hendak menolaknya harus melakukan akrobatik penafsiran sedemikian rupa untuk memutarbalikkan artinya. Alkitab mengajarkan hal ini dengan begitu jelas, saya sering rindu semua doktrin diajarkan sejelas ini dalam Alkitab. Jadi, iman bukan hanya syarat untuk mendapatkan keselamatan, tetapi juga adalah syarat untuk tetap dalam keselamatan, dan menerima fase akhir dari keselamatan kita: kemuliaan di Surga bersama Kristus!” - File Graphe - Liauw - P.
Steven Liauw: “Ijinkan saya untuk memotong sebentar di sini untuk menunjukkan suatu poin kebenaran yang sangat penting.
Dalam sebuah dokumen, katakanlah sebuah kontrak, atau surat persetujuan antara dua pihak, maka jika suatu syarat dinyatakan dengan jelas di salah satu bagian kontrak atau persetujuan tadi, syarat itu berlaku dan mengikat, walaupun hanya satu kali dinyatakan!!
Di bawah ini saya berikan suatu contoh fiktif, yaitu sebuah surat imajiner dari seorang raja kepada rakyatnya:
Rakyatku yang ku kasihi, saya menulis untuk memberitahukan kalian suatu kabar baik. Untuk memperingati ulang tahunku yang kelima puluh, yang akan jatuh satu bulan dari sekarang, saya telah memutuskan untuk membagikan banyak hadiah dan berkat. Hadiah dan berkat ini adalah bagi semua yang turut memperingati ulang tahunku. Anda harus memakai pita yang akan saya bagikan dalam satu bulan ini.
Barangsiapa yang memakai pita, maka ia berhak atas semua hadiah dalam pesta ulang tahun saya. Apa saja hadiah yang saya sediakan? Bagi semua kalian yang berhutang uang pada negara, maka saya telah mempersiapkan uang pribadi saya untuk melunasi hutangmu. Ketahuilah bahwa dana saya tidak terbatas, dan saya dapat membayar hutang semua orang. Selain itu, orang yang ikut merayakan ulang tahun saya juga akan saya pekerjakan di pabrik saya. Saya ingin tegaskan, bahwa saya akan memberi gaji yang sangat bagus untuk pekerja pabrik saya. Lowongan pekerjaan tidak akan habis. Ingat, jangan takut akan semua hutangmu, karena saya akan bayarkan itu semua. Hadiah saya juga termasuk hak untuk menikmati taman saya yang indah setiap hari. Kalian juga boleh memanggil saya dengan panggilan khusus, yaitu Tuan yang Baik. Sungguh, kalian mendapatkan hadiah yang sedemikian hebat. Ingat, bahwa kalian harus memakai pitaku hingga akhirnya, jika tidak sia-sia saja kalian mendapat pita. Tetapi saya menulis kepada semua pemakai pitaku, bahwa kalian dapat tahu dengan pasti, bahwa hutang kalian semua telah dibayarkan untuk selama-lamanya.
Nah, ini hanyalah suatu surat imajiner yang pendek. Saya bukan ingin mengatakan bahwa surat ini persis sama menggambarkan keselamatan yang kita terima dari Allah, tetapi surat fiktif ini membuat sebuah poin. Walaupun janji sang Raja banyak sekali, dan sangat indah dalam dokumen ini, juga ada syarat (memakai dan terus memakai pita) yang dinyatakan dengan jelas. Jadi, tidak peduli ada berapa janji yang diberikan dan diulangi lagi setelah ini, syarat itu berlaku, walaupun syarat mungkin tidak disebut ulang bersama tiap janji.
Hal yang sama terjadi dalam Alkitab. Alkitab adalah satu dokumen. Jika Allah dengan tegas menyatakan syarat keselamatan dalam minimal satu bagian Alkitab, maka syarat tersebut berlaku pada semua janji Alkitab mengenai keselamatan. Nyatanya, dalam Alkitab lebih indah lagi: Allah menyatakan syarat yang Ia tuntut untuk mendapatkan keselamatan yang Ia sediakan, bukan sekali, bukan dua kali, tetapi berulang-ulang kali. Syarat yang dimaksud adalah iman, dan bukan iman yang hanya bertahan satu detik, satu hari, satu tahun, tetapi iman yang terus sampai akhirnya. Juga, sama sekali tidak masuk akal untuk berkata, ya, sekali saya beriman, saya tidak bisa kehilangan iman itu. Kalau demikian, mengapa Allah berulang kali memperingatkan orang percaya!! tentang tanggung jawab mereka untuk tetap tinggal dalam iman? Jika seorang percaya tidak dapat meninggalkan iman, maka sama sekali tidak perlu untuk memperingatkan dia tentang hal itu. Mengapa perlu memperingatkan seorang anak untuk tidak melompat terlalu tinggi hingga sampai ke bulan? Wah, itu hal yang konyol, anda berkata, mungkin bahkan dalam kategori membohongi anak kecil. Ya, memang benar demikian. Karena tidak mungkin ia melompat sampai ke bulan. Allah juga tidak menipu orang percaya dengan cara memperingatkan kita tentang hal yang tidak mungkin terjadi. Allah tidak memberikan peringatan palsu.” - File Graphe - Liauw - P.
Steven Liauw: “D. Perikop yang memerintahkan kita untuk tinggal dalam Kristus atau memegang teguh iman kita (yang berarti ada kemungkinan tidak mentaati perintah ini)
Yohanes 15:4-6
Yudas 1:21
Wahyu 2:10
Matius. 10:22
Ibrani 10:35” - File Graphe - Liauw - P.
Steven Liauw: “E. Perikop yang menyatakan kekhawatiran Paulus bahwa jerih payahnya akan sia-sia (karena bahaya bahwa mereka yang telah ia menangkan bagi Kristus meninggalkan iman)
Filipi 2:15-16
1 Tesalonika 3:5
Galatia 1:6; 4:9-11” - File Graphe - Liauw - P.
Steven Liauw: “Ada begitu banyak ayat yang jelas mengajarkan kemungkinan murtad, atau meninggalkan iman, atau menolak Kristus setelah pernah menerima Dia. Lalu mengapakah banyak orang menentang doktrin ini? Ya, sebenarnya karena mereka sudah diajarkan doktrin yang bertentangan. Mereka telah diajarkan berbagai ayat yang seolah-olah mendukung SSTS, dan SSTS sudah mendarah daging dalam diri mereka, sehingga mereka menolak untuk melihat bukti yang begitu banyak menentang SSTS.” - File Graphe - Liauw - P.
Catatan: SSTS = Sekali Selamat, Tetap Selamat.
Pdt. Jusuf B. S.: Tuhan berkata-kata kita harus bertekun sampai ke akhir. - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 46.
Pdt. Jusuf B. S.: Jangan sampai kena tipu daya setan. Ada banyak ayat-ayat yang memperingati kita supaya berjaga-jaga, supaya jangan sampai jatuh. - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 47.
Pdt. Jusuf B. S.: Selama masih hidup keadaan manusia masih bisa berubah. Pada waktu mati, semua keadaannya menjadi permanen, tetap, tidak berubah dan keadaan pada saat mati inilah yang akan menjadi patokan untuk keselamatannya bukan keadaan sebelumnya. - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 70.
Ia lalu mengutip Mat 24:13 - “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”.
Sekarang, mari kita membahas ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk bertekun sampai akhir, atau yang menyatakan bahwa ketekunan sampai akhir adalah syarat keselamatan.
a) Mat 10:22 - Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat..
Adam Clarke (tentang Mat 10:22): “they who do not hold fast faith and a good conscience till death have no room to hope for an admission into the kingdom of God. [= mereka yang tidak memegang teguh iman dan suatu hati nurani yang baik sampai mati tidak mempunyai tempat untuk berharap bagi suatu hak / ijin masuk ke dalam kerajaan Allah.].
Lenski (tentang Mat 10:22): “‘To the end’ must refer to death; ... Οὖτος (OUTOS) emphatically repeats the subject in the sense that he, he alone, shall be saved and not he that fails to endure; [= ‘Sampai pada kesudahannya harus menunjuk pada kematian; ... OUTOS secara menekankan mengulang pokok itu dalam arti bahwa ia, ia saja, akan diselamatkan dan bukan ia yang gagal untuk bertahan;].
William Hendriksen (tentang Mat 10:22): “There is comfort, however, in the assurance, But he that endures to the end, he will be saved. He who remains loyal to Christ throughout the period of persecution will enter into glory.” [= Tetapi di sana ada penghiburan dalam jaminan, Tetapi ia yang bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan diselamatkan. Ia yang tetap setia kepada Kristus selama masa penganiayaan akan masuk ke dalam kemuliaan.].
Kata-kata William Hendriksen yang adalah orang Reformed ini menunjukkan bahwa Calvinist / Reformed juga mempercayai bahwa orang Kristen harus bertekun sampai akhir supaya selamat!!
Jadi, kalau Suhento Liauw (?) mengatakan bahwa karena Calvinist / Reformed mempercayai keselamatan tidak bisa hilang, maka Calvinist / Reformed percaya bahwa orang Kristen tetap selamat sekalipun mereka pindah agama, itu merupakan suatu fitnah, yang tak pernah diajarkan oleh Calvinist manapun!
Suhento Liauw (?): “Jadi, kesimpulan kita adalah, slogan kalvinistik once saved always saved adalah theologi yang salah menafsirkan ayat-ayat Alkitab. Dan ini sangat membahayakan kekristenan karena bisa menyebabkan orang Kristen tidak mewaspadai serangan penyesatan yang intensitasnya semakin tinggi menjelang kedatangan Kristus kedua kali. Orang Kristen akan kurang serius memperingatkan anggota keluarganya yang mendapat serangan ajaran sesat, bahkan merasa tidak berbahaya sekalipun anggota keluarganya pindah agama karena bisa berpikir toh nanti akan selamat juga.” - File Graphe - Liauw 24.
Suhento Liauw (?): “Ana-Baptis yang seharusnya berhaluan theologi yang menjunjung tinggi hati nurani dan kehendak bebas manusia tidak luput dari wabah Calvinisme. C.H. Spurgeon, seorang Gembala Tabernacle Baptist Metropolitan London, tidak sanggup melepaskan diri dari pengaruh ragi Calvinisme dan mengumumkan bahwa dirinya adalah two point Calvinist maksudnya ia adalah orang yang percaya dua poin dari lima poin Calvinis yang disingkat dengan TULIP. Spurgeon tidak sanggup lepas dari poin pertama (Total Depravity) yang mempercayai bahwa sejak kejatuhan manusia, maka manusia tidak sanggup memberi respon terhadap pemberitaan Injil, dan poin terakhir yaitu Perseverance of the Saint yang percaya bahwa sekali selamat sekalipun pindah agama akan tetap selamat.” - File Graphe - Liauw 24.
Catatan: pemfitnah satu ini mengatakan bahwa Spurgeon hanya mempercayai 2 dari 5 points Calvinisme! Ini omong kosong dan fitnah! Spurgeon mempercayai seluruh 5 points Calvinisme! Dan apakah Spurgeon mempercayai kalau orang Kristen pindah agama ia tetap selamat? Ini fitnah lagi!! Mari kita lihat dari komentar Spurgeon sendiri.
Spurgeon (tentang Mat 10:22): “Happy are they who can bear persecution, and hold on and hold out even ‘to the end of the trial - the close of life, or the termination of the dispensation. Such shall be saved indeed; but those who can be overcome by opposition are lost.” [= Berbahagialah mereka yang bisa menanggung penganiayaan, dan berpegang erat-erat dan bertahan bahkan sampai pada kesudahan dari pencobaan / ujian itu - akhir dari kehidupan, atau akhir dari jaman / masa itu. Orang-orang seperti itu memang akan diselamatkan; tetapi mereka yang bisa dikalahkan oleh oposisi terhilang.] - The Gospel of the Kingdom: A Popular Exposition of the Gospel According to Matthew (Libronix).
Komentar Spurgeon tentang Mat 24:13 juga sama, tetapi ini akan saya masukkan dalam pembahasan tentang ayat itu.
Kalau demikian, apa yang membedakan Calvinist dan Arminian dalam hal ini? Calvinist dan Arminian sama-sama berpandangan bahwa orang Kristen harus bertekun sampai akhir supaya selamat. Sama-sama berpandangan bahwa orang yang tidak bertekun sampai akhir tidak selamat. Yang membedakan adalah bahwa Calvinist mempercayai bahwa orang Kristen sejati pasti akan dijaga oleh Tuhan sehingga ia pasti akan ikut Tuhan sampai akhir. Dalam Arminianisme jaminan ini tidak ada.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mat 10:22): “Since drawing back unto perdition is merely the palpable evidence of the lack of root from the first in the Christian profession (Luke 8:13), enduring to the end is just the proper evidence of its reality and solidity. [= Karena mengundurkan diri pada kehancuran / kebinasaan semata-mata merupakan bukti yang jelas tentang tidak adanya akar dari semula dalam pengakuan Kristen (Luk 8:13), bertahan sampai pada kesudahannya hanyalah merupakan bukti yang tepat tentang kenyataannya dan kekokohannya.].
Catatan: Jamieson, Fausset & Brown sebetulnya bukan Calvinist / Reformed tetapi dalam hal ini pandangan mereka adalah pandangan Reformed.
Luk 8:13 - Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad..
Memang orang Kristen yang murtad akan binasa, tetapi orang Kristen yang bisa murtad hanyalah orang kristen KTP!!
Bdk. 1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita..
Calvin (tentang Mat 10:22): But he who endured to the end shall be saved. This single promise ought sufficiently to support the minds of the godly, though the whole world should rise against them: for they are assured that the result will be prosperous and happy. If those who fight under earthly commanders, and are uncertain as to the issue of the battle, are carried forward even to death by steadiness of purpose, shall those who are certain of victory hesitate to abide by the cause of Christ to the very last?” [= Tetapi ia yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat / diselamatkan. Janji tunggal ini seharusnya secara cukup menyokong pikiran dari orang-orang saleh, sekalipun seluruh dunia bangkit menentang mereka: karena mereka dijamin bahwa hasilnya akan makmur dan bahagia. Jika mereka yang bertempur di bawah komandan-komandan duniawi, dan tidak pasti berkenaan dengan hasil dari pertempuran, dibawa / bertahan terus sampai pada kematian oleh ketetapan dari tujuan, akankah mereka yang pasti tentang kemenangan ragu-ragu untuk bertahan pada perkara Kristus sampai akhir?].
Sekarang, mari kita melihat bagian paralel dari Mat 10:22 itu dalam Injil Lukas.
Luk 21:16-19 - “(16) Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh (17) dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu. (18) Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. (19) Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”.
Berbeda dengan dalam Injil Matius yang hanya menekankan tanggung jawab, maka Lukas menambahkan janji / jaminan, yaitu dalam Luk 21:18!
Lenski (tentang Luk 21:18): When a disciple suffers persecution, even death through wicked men, let him not think that God has forgotten him - he is in Gods care and keeping to the last hair of his head. Nothing, absolutely nothing occurs to us without Gods own will. We do not need the allegorical interpretation, hair perishing = losing the very least of the Messianic salvation; [= Pada waktu seorang murid menderita penganiayaan, bahkan kematian melalui orang-orang jahat, hendaklah ia tidak berpikir bahwa Allah telah melupakan dia - ia ada dalam pemeliharaan dan penjagaan Allah sampai pada rambut terakhir dari kepalanya. Tidak ada apapun, tidak ada apapun secara mutlak terjadi kepada kita tanpa kehendak Allah sendiri. Kita tidak memerlukan penafsiran alegoris, rambut binasa = kehilangan yang terkecil dari keselamatan Mesianik;].
Kalau bagian terakhir dari kutipan dari kata Lenski itu benar, lalu apa gunanya janji dalam Luk 21:18 itu????
William Hendriksen (tentang Luk 21:18-19): The paragraph ends on a note of comfort: 18, 19. ‘But not a hair of your head will perish.’ By means of your endurance you will win your souls. But is not this a contradiction? After saying They will put some of you to death (verse 16), how can Jesus almost immediately add, But not a hair of your head will perish (verse 18)? But certainly Jesus would not, in one and the same breath, utter two violently conflicting sayings! And Luke did not think it necessary to offer an explanation. The solution, it would seem to me, is rather easy for anyone acquainted with the teaching of Jesus. All one has to do is to turn back to Matt. 10:29,30. He will then see that what Jesus meant was that nothing, not even our hairs, is excluded from the domain of Gods tender care, so that we may be assured that if any hair perishes it is by his will and for his purpose. And that purpose is always the promotion of our salvation, to Gods glory. See such passages as Rom. 8:28; Phil. 1:19; I Peter 4:11; 5:10. What is necessary, however, is that Gods children persevere. They must never lose courage, but should remain faithful no matter how fierce the persecution may get to be. Their endurance - by Gods strength-imparting grace, of course - is the instrument the Lord uses to give them the ultimate victory. Cf. Luke 18:1,8. [= Paragrafnya berakhir pada suatu catatan penghiburan: ay 18,19. Tetapi tidak sehelai rambut dari kepalamu akan binasa. Melalui ketahananmu engkau akan memenangkan jiwamu. Tetapi apakah ini merupakan suatu kontradiksi? Setelah mengatakan Mereka akan membunuh beberapa dari kamu (ay 16), bagaimana Yesus hampir segera menambahkan, Tetapi tidak sehelai rambut dari kepalamu akan binasa (ay 18)? Tetapi pastilah Yesus tidak akan, dalam satu tarikan nafas yang sama, mengucapkan dua kata-kata yang bertentangan dengan begitu keras! Dan Lukas tidak menganggap perlu untuk memberikan suatu penjelasan. Solusinya, kelihatannya bagi saya, adalah mudah bagi siapapun yang akrab dengan ajaran Yesus. Semua yang seseorang harus lakukan adalah kembali pada Mat 10:29,30. Maka ia akan melihat bahwa apa yang Yesus maksudkan adalah bahwa tidak ada apapun, bahkan tidak rambut kita, dikeluarkan dari daerah perhatian yang lembut dari Allah, sehingga kita bisa yakin bahwa jika rambut manapun binasa, itu adalah oleh kehendakNya dan untuk tujuan / rencanaNya. Dan tujuan / rencana itu selalu merupakan promosi / kemajuan dari keselamatan kita, bagi kemuliaan Allah. Lihat text-text seperti Ro 8:28; Fil 1:19; 1Pet 4:11; 5:10. Tetapi apa yang perlu, adalah bahwa anak-anak Allah bertekun. Mereka tidak pernah boleh kehilangan keberanian, tetapi harus tetap setia tak peduli betapa kejamnya penganiayaan itu. Ketekunan mereka - oleh kasih karunia yang memberi kekuatan dari Allah, tentu saja - merupakan alat yang Tuhan gunakan untuk memberi mereka kemenangan akhir. Bdk. Luk 18:1,8.].
Mat 10:29-30 - “(29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya..
Ro 8:28 - Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah..
Fil 1:19 - “karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus..
1Pet 4:11 - “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin..
1Pet 5:10 - “Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaanNya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya..
Luk 18:1,8 - “(1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. ... (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”.
Kalau kita memperhatikan kata-kata William Hendriksen di atas ini maka terlihat bahwa ia menekankan 2 hal:
1. Kita (orang Kristen) harus bertekun sampai akhir.
2. Allah memberi kita (orang Kristen) kasih karunia yang memberi kekuatan untuk bertekun.
Point 1 sama dengan pandangan Arminian, tetapi point 2 tidak ada dalam ajaran Arminian!
Norval Geldenhuys / NICNT (tentang Luk 21:18): “But although they are to suffer physical pain and death, they can never be plucked from the protecting hand of God - nothing will happen to them outside His will, and He will make all things work together for their highest welfare and their eternal salvation, and at His second advent they will arise with glorified, celestial bodies in which there will be no defect or injury.” [= Tetapi sekalipun mereka akan / harus menderita rasa sakit dan kematian fisik, mereka tidak pernah bisa diambil dari tangan yang melindungi dari Allah - tak ada apapun akan terjadi kepada mereka di luar kehendakNya, dan Ia akan membuat segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kesejahteraan tertinggi mereka dan keselamatan kekal mereka, dan pada kedatanganNya yang kedua mereka akan dibangkitkan dengan tubuh surgawi yang mulia dalam mana disana tidak ada cacat atau kerusakan.].
Alfred Plummer (tentang Luk 21:18): This proverbial expression of great security must here be understood spiritually; for it has just been declared (ver. 16) that some will be put to death. Your souls will be absolutely safe; your eternal welfare shall in nowise suffer [= Ungkapan yang bersifat kiasan tentang keamanan yang besar ini di sini harus dimengerti secara rohani; karena baru dinyatakan (ay 16) bahwa beberapa akan dibunuh. Jiwamu akan aman secara mutlak; kesejahteraan kekalmu sama sekali tidak akan menderita] - A CRITICAL AND EXEGETICAL COMMENTARY ON THE GOSPEL ACCORDING TO S. LUKE (Libronix).
-bersambung-
2. Akibat dari kepercayaan Arminian ini (bahwa keselamatan bisa hilang):
Loraine Boettner: A consistent Arminian, with his doctrine of free will and of falling from grace, can never in this life be certain of his eternal salvation. He may, indeed, have the assurance of his present salvation, but he can have only a hope of his final salvation. He may regard his final salvation as highly probable, but he cannot know it as a certainty. He has seen many of his fellow Christians backslide and perish after making a good start. Why may not he do the same thing? [= Seorang Arminian yang konsisten, dengan doktrinnya tentang kehendak bebas dan tentang kejatuhan dari kasih karunia, tidak pernah bisa pasti / yakin dalam hidup ini tentang keselamatan kekalnya. Ia memang bisa mempunyai keyakinan tentang keselamatannya pada saat sekarang, tetapi ia hanya bisa mempunyai suatu pengharapan tentang keselamatan akhirnya. Ia bisa menganggap bahwa keselamatan akhirnya sebagai sangat memungkinkan, tetapi ia tidak bisa mengetahuinya sebagai suatu kepastian. Ia telah melihat banyak dari sesama Kristennya merosot dan binasa setelah membuat suatu start / permulaan yang bagus. Mengapa ia tidak mungkin melakukan hal yang sama?] - The Reformed Doctrine of Predestination, hal 193.
Perhatikan kata-kata terakhir dari kutipan di atas ini. ‘Mengapa ia tidak mungkin melakukan hal yang sama?’. Orang-orang Arminian, yang menganggap bahwa orang Kristen lain bisa mundur / meninggalkan iman dan binasa, tetapi secara tidak konsisten menganggap bahwa dirinya sendiri pasti tidak akan melakukan hal itu, pada hakekatnya menganggap dirinya lebih baik dari orang-orang yang mundur dan terhilang itu!!!
John Gertsner: The Arminian view says that the Christian can and does have assurance of true eternal salvation but may lose that salvation. If the Holy Spirit testifies along with the spirit the Christian has eternal life - at that moment. The believer may, however, sin so as to lose that salvation at any future moment. Because the Arminian can never be sure before death that such fall(s) may not occur, the Arminian can never have more than momentary assurance of eternal life until he or she enters heaven and for the first time has assurance of eternal life. Nevertheless and alas, according to the Arminian view of ‘free will,’ the individual cannot have assurance of eternal life even in heaven. As long as ‘free will’ exists, and the Arminian considers free will essential to human nature, the individual must be able to choose for or against God. Can the Arminian have assurance? Obviously not on Arminian principles. [= Pandangan Arminian berkata bahwa orang Kristen bisa dan memang mempunyai keyakinan keselamatan kekal yang benar tetapi bisa kehilangan keselamatan itu. Jika Roh Kudus bersaksi bersama-sama dengan roh, orang Kristen itu mempunyai hidup yang kekal - pada saat itu. Tetapi orang percaya bisa berdosa sehingga kehilangan keselamatan itu pada saat yang akan datang manapun. Karena orang Arminian tidak pernah bisa yakin sebelum kematian bahwa kejatuhan seperti itu tidak bisa terjadi, orang Arminian tidak pernah bisa mempunyai lebih dari keyakinan sementara dari hidup yang kekal sampai ia masuk surga dan untuk pertama kalinya mempunyai keyakinan hidup yang kekal. Tetapi aduh, menurut pandangan Arminian tentang kehendak bebas, orang itu tidak bisa mempunyai keyakinan hidup yang kekal bahkan di surga. Selama kehendak bebas ada, dan orang Arminian menganggap kehendak bebas itu sebagai sesuatu yang hakiki bagi hakekat manusia, orang itu harus bisa memilih untuk pro kepada Allah atau menentang Allah. Bisakah orang Arminian mempunyai keyakinan? Pasti tidak berdasarkan prinsip-prinsip Arminian.] - R. C. Sproul (Editor), Doubt & Assurance, chapter 9 (Libronix).
John Gertsner: “Not even God can be sure whether the Arminian will be saved because if God knew beforehand, this Arminian would not be ‘free’” to change. If the mind does change, God’s knowledge ‘beforehand’ would be proven false.” [= Bahkan Allah tidak bisa yakin apakah orang Arminian akan diselamatkan, karena seandainya Allah tahu sebelumnya, orang Arminian ini tidak akan bebas untuk berubah. Jika pikiran berubah, pengetahuan sebelumnya dari Allah akan terbukti salah.] - R. C. Sproul (Editor), Doubt & Assurance, chapter 9 (Libronix).
Roger Nicole: “Although Arminians seldom reason this way, it would appear that the best thing that could happen would be to die as soon as one accepts Christ. To continue to live is to expose oneself to the risk of losing salvation. This is certainly not Paul’s outlook in Phil. 1:22–26” [= Sekalipun orang-orang Arminian jarang berargumentasi dengan cara ini, akan terlihat bahwa hal terbaik yang bisa terjadi adalah untuk mati begitu seseorang menerima Kristus. ‘Terus hidup’ sama dengan membuka diri sendiri terhadap resiko kehilangan keselamatan. Ini jelas bukanlah pandangan Paulus dalam Fil 1:22-26:] - R. C. Sproul (Editor), Doubt & Assurance, chapter 8 (Libronix).
Fil 1:21-26 - “(21) Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (22) Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. (23) Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus - itu memang jauh lebih baik; (24) tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. (25) Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman, (26) sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu..
Kalau memang keselamatan bisa hilang, maka merupakan sesuatu yang bodoh untuk mempertimbangkan mana yang lebih baik: hidup atau mati; tinggal atau pergi. Bahwa Paulus mengatakan bahwa mati adalah keuntungan menunjukkan bahwa ia yakin akan keselamatannya pada saat itu. Dan bahwa ia mempertimbangkan mana yang lebih baik, hidup atau mati, tinggal atau pergi, menunjukkan bahwa ia juga yakin akan keselamatannya kapanpun ia mati.
Kita sudah melihat akibat / konsekwensi dari kepercayaan Arminian ini (bahwa keselamatan bisa hilang), tetapi nanti akan kita lihat bahwa orang-orang Arminian seperti Pdt. Jusuf B. S., Suhento Liauw, Stephen Liauw, Andrew Liauw, tidak mau mengakui hal itu, sehingga menunjukkan diri mereka sebagai orang-orang Arminian yang tidak konsisten / konsekwen.
Yang akan saya bahas panjang lebar dalam pembahasan saya dalam tulisan / buku ini, adalah pandangan orang-orang Arminian jaman sekarang.
2) Pandangan Calvin / Reformed.
Calvin dan orang-orang Reformed beranggapan bahwa sekali seseorang betul-betul percaya Yesus, maka ia diselamatkan, dan ia tidak bisa kehilangan keselamatannya.
Pandangan ini sering disebut dengan singkatan OSAS [= Once Saved, Always Saved (= sekali selamat / diselamatkan, selalu selamat / diselamatkan)], atau SSTS [= Sekali Selamat Tetap Selamat].
Westminster Confession of Faith, Chapter XVII, no 1-2:
1) “They, whom God hath accepted in His Beloved, effectually called, and sanctified by His Spirit, can neither totally nor finally fall away from the state of grace, but shall certainly persevere therein to the end, and be eternally saved.” [= Mereka, yang Allah telah terima dalam kekasihNya, dipanggil secara efektif, dan dikuduskan oleh RohNya, tidak bisa secara total atau pada akhirnya jatuh dari keadaan kasih karunia, tetapi akan dengan pasti bertekun di dalamnya sampai akhir, dan diselamatkan secara kekal.].
2) “This perseverance of the saints depends not upon their own free will, but upon the immutability of the decree of election, flowing from the free and unchangeable love of God the Father; upon the efficacy of the merit and intercession of Jesus Christ, the abiding of the Spirit, and of the seed of God within them, and of the nature of the covenant of grace: from all which ariseth also the certainty and infallibility thereof.” [= Ketekunan orang-orang kudus ini tergantung bukan pada kehendak bebas mereka sendiri, tetapi pada ketetapan pemilihan yang tak bisa berubah, yang mengalir dari kasih yang bebas dan tak berubah dari Allah Bapa; pada kemujaraban jasa dan pengantaraan / syafaat Yesus Kristus, penghunian oleh Roh, dan dari benih Allah di dalam mereka, dan dari sifat dasar / hakekat dari perjanjian kasih karunia: dari semua ini juga berasal kepastian dan ketidak-bisa-bersalahan darinya.].
Catatan: ‘Westminster Confession of Faith’ merupakan Pengakuan Iman dari Gereja-gereja Reformed di Amerika Serikat.
R. C. Sproul: “A Controversial Doctrine. ... the Roman Catholic Church denied that it is possible for a person to have assurance of salvation except in rare circumstances. Rome went on to teach that the only people who can rise to assurance of their salvation in this life are exceptional saints to whom God gives a special revelation of their status before Him. However, the average member of the church cannot expect to have assurance of salvation. ... It is not only the Roman Catholic Church that denies the doctrine of the assurance of salvation. Some Protestants believe that a person can have assurance of salvation for today but no assurance for tomorrow, because they accept the possibility that people who have faith at one time can fall away into faithlessness and lose their salvation. ... So whereas Rome says we cannot have assurance at all, these Protestants say we can have assurance for a limited time, but we cannot know what our ultimate state is going to be. Then there is Reformed theology, my own theological persuasion, which teaches that we not only can know today that we are in a state of grace, but that we can have full assurance that we still will be in a state of grace at the times of our deaths.” [= Suatu doktrin yang kontroversial. ... Gereja Roma Katolik menyangkal bahwa adalah mungkin bagi seseorang untuk mempunyai keyakinan keselamatan kecuali dalam keadaan-keadaan yang jarang. Roma mengajar lebih jauh bahwa satu-satunya orang-orang yang bisa naik / maju pada keyakinan keselamatan mereka dalam hidup ini adalah orang-orang suci yang menonjol kepada siapa Allah memberikan suatu wahyu khusus tentang status mereka di hadapanNya. Tetapi, anggota rata-rata dari gereja tidak bisa mengharapkan untuk mempunyai keyakinan keselamatan. ... Bukan hanya Gereja Roma Katolik yang menyangkal doktrin tentang keyakinan keselamatan. Sebagian Protestan percaya bahwa seseorang bisa mempunyai keselamatan untuk hari ini / saat ini tetapi tidak ada keyakinan / jaminan untuk besok, karena mereka menerima kemungkinan bahwa orang-orang yang mempunyai iman pada satu saat bisa murtad ke dalam keadaan tidak beriman dan kehilangan keselamatan mereka. ... Maka jika Roma berkata kita tidak bisa mempunyai keyakinan sama sekali, orang-orang Protestan ini berkata kita bisa mempunyai keyakinan untuk suatu waktu yang terbatas, tetapi kita tidak bisa tahu keadaan akhir akan menjadi apa / bagaimana. Lalu disana ada Theologia Reformed, pandangan theologia saya sendiri, yang mengajarkan bahwa kita bukan hanya bisa tahu hari ini / saat ini bahwa kita ada dalam keadaan kasih karunia, tetapi bahwa kita bisa mempunyai keyakinan penuh bahwa kita akan tetap ada dalam keadaan kasih karunia pada saat kematian kita.] - Can I Be Sure Im Saved?, hal 6-7 (Libronix).
Loraine Boettner: As long as the believer remains in this world his state is one of warfare. He suffers temporary reverses and may for a time appear to have lost all faith; yet if he has been once truly saved, he cannot fall away completely from grace. If once he has experienced the inner change which comes through regeneration he will sooner or later return to the fold and be saved. When he comes to himself he confesses his sins and asks forgiveness, never doubting that he is saved. His lapse into sin may have injured him severely and may have brought destruction to others; but so far as he is personally concerned it is only temporary. [= Selama orang percaya itu tinggal dalam dunia ini keadaannya adalah keadaan perang. Ia mengalami kemunduran sementara dan bisa untuk suatu waktu kelihatannya telah kehilangan seluruh iman; tetapi jika ia telah sekali sungguh-sungguh diselamatkan, ia tidak bisa murtad sama sekali dari kasih karunia. Jika sekali ia pernah mengalami perubahan batin / di dalam yang datang melalui kelahiran baru, cepat atau lambat ia akan kembali pada kawanan dan diselamatkan. Pada waktu ia sadar ia mengaku dosa-dosanya dan meminta pengampunan, tak pernah meragukan bahwa ia diselamatkan. Penyimpangannya ke dalam dosa bisa melukai dia secara hebat dan bisa telah membawa kehancuran kepada orang-orang lain; tetapi sejauh ia sendiri yang dipersoalkan, itu hanya bersifat sementara.] - The Reformed Doctrine of Predestination, hal 188.
Tetapi, kehilangan keselamatan sangat berbeda dengan kehilangan keyakinan keselamatan!!! Orang Kristen sejati tidak bisa kehilangan keselamatannya, tetapi bisa kehilangan keyakinan keselamatannya, untuk sementara. Jadi yang hilang (itupun untuk sementara) adalah keyakinannya, bukan keselamatannya!
J. C. Ryle: Finally, do not forget that assurance is a thing which may be lost for a season, even by the brightest Christians, unless they take care. ... The believer who follows the Lord most fully and aims at the highest degree of holiness will ordinarily enjoy the most assured hope and have the clearest persuasion of his own salvation. [= Yang terakhir, jangan lupa bahwa keyakinan adalah sesuatu yang bisa hilang untuk suatu waktu, bahkan pada orang-orang Kristen yang paling cemerlang, kecuali mereka berhati-hati. ... Orang percaya yang mengikuti Tuhan dengan paling penuh dan mengarah pada tingkat yang tertinggi dari kekudusan biasanya akan menikmati pengharapan yang paling pasti dan mempunyai pandangan / keyakinan yang paling jelas tentang keselamatannya sendiri.] - Holiness, hal 119.
John Murray: “In other cases, however, the absence of full assurance ... is due to disobedience to the commandments of God, backsliding, unwatchfulness, prayerlessness, excessive care for the things of this life, and worldliness. There are many sins which believers are prone to indulge and cause to stumble, with the result that their Father’s displeasure is manifest in the withdrawing of the light of his countenance, so that they are bereft of the joy of their salvation. Those who at one time enjoyed this assurance may lose it.” [= Tetapi, dalam kasus-kasus yang lain, absennya / tidak adanya keyakinan yang penuh ... disebabkan oleh ... ketidak-taatan pada perintah-perintah / hukum-hukum Allah, kemerosotan / kemunduran, ketidak-waspadaan, tidak berdoa, perhatian yang berlebihan untuk hal-hal dari hidup ini, dan keduniawian. Ada banyak dosa yang orang-orang percaya condong untuk memuaskan diri dan menyebabkan tersandung, dengan akibat bahwa ketidak-senangan Bapa dinyatakan dalam penarikan terang dari wajahNya, sehingga mereka kehilangan sukacita dari keselamatan mereka. Mereka yang pada satu waktu menikmati keyakinan ini bisa kehilangan keyakinan ini.] - Collected Writings of John Murray, vol 2, hal 266.
III) Keselamatan bisa hilang.
1) Ayat-ayat Kitab Suci yang memberikan peringatan supaya tidak murtad, atau ayat-ayat yang mendorong untuk bertekun sampai akhir.
Orang-orang Arminian menafsirkan bahwa ayat-ayat seperti ini berarti kalau orang kristen yang sejati bisa murtad atau tidak bertekun sampai akhir, dan mereka ini kehilangan keselamatannya.
Steven Liauw: “3. Karena Iman adalah Syarat untuk mendapatkan Keselamatan, maka Iman juga adalah Syarat untuk Tetap dalam Keselamatan. Pertanyaannya berpusat di poin ini. Alkitab cukup jelas, bahwa ada syarat untuk mendapatkan keselamatan - iman! Nah, kalau begitu, adakah syarat untuk tetap di dalam keselamatan ini? Jika kita menyelidiki Alkitab, maka jawabannya jelas: ada, yaitu - iman! Beberapa ayat Firman Tuhan yang mengajarkan hal ini dengan sangat jelas:
Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. (1 Kor. 15:2)
tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan. (Ibrani 3:6)
Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. (Ibrani 3:14)
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. (Ibrani 10:38)
sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya. (Kol. 1:22-23)
Sungguh mengherankan bagi saya bahwa ada orang-orang yang berani berkata bahwa tidak ada syarat untuk mendapatkan janji-janji keselamatan Allah dan berkat-berkat dalam keselamatan! Alkitab sangat jelas. Kata jika dan asal tidak terlalu sulit dimengerti. Toh mereka hanya terdiri dari empat huruf, dan kata-kata itu mengindikasinya adanya suatu syarat!! 1 Korintus 15:2 berkata, Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Bagian mana dari ayat ini yang sulit untuk dimengerti? Paulus mengajarkan bahwa orang Kristen harus tetap percaya pada Injil yang telah ia beritakan, agar keselamatan yang telah mereka terima tetap diterapkan pada mereka. Jika mereka tidak percaya lagi, maka kepercayaan mereka yang pertama akan sia-sia. Pengajaran ini sedemikian jelas, sehingga orang yang hendak menolaknya harus melakukan akrobatik penafsiran sedemikian rupa untuk memutarbalikkan artinya. Alkitab mengajarkan hal ini dengan begitu jelas, saya sering rindu semua doktrin diajarkan sejelas ini dalam Alkitab. Jadi, iman bukan hanya syarat untuk mendapatkan keselamatan, tetapi juga adalah syarat untuk tetap dalam keselamatan, dan menerima fase akhir dari keselamatan kita: kemuliaan di Surga bersama Kristus!” - File Graphe - Liauw - P.
Steven Liauw: “Ijinkan saya untuk memotong sebentar di sini untuk menunjukkan suatu poin kebenaran yang sangat penting.
Dalam sebuah dokumen, katakanlah sebuah kontrak, atau surat persetujuan antara dua pihak, maka jika suatu syarat dinyatakan dengan jelas di salah satu bagian kontrak atau persetujuan tadi, syarat itu berlaku dan mengikat, walaupun hanya satu kali dinyatakan!!
Di bawah ini saya berikan suatu contoh fiktif, yaitu sebuah surat imajiner dari seorang raja kepada rakyatnya:
Rakyatku yang ku kasihi, saya menulis untuk memberitahukan kalian suatu kabar baik. Untuk memperingati ulang tahunku yang kelima puluh, yang akan jatuh satu bulan dari sekarang, saya telah memutuskan untuk membagikan banyak hadiah dan berkat. Hadiah dan berkat ini adalah bagi semua yang turut memperingati ulang tahunku. Anda harus memakai pita yang akan saya bagikan dalam satu bulan ini.
Barangsiapa yang memakai pita, maka ia berhak atas semua hadiah dalam pesta ulang tahun saya. Apa saja hadiah yang saya sediakan? Bagi semua kalian yang berhutang uang pada negara, maka saya telah mempersiapkan uang pribadi saya untuk melunasi hutangmu. Ketahuilah bahwa dana saya tidak terbatas, dan saya dapat membayar hutang semua orang. Selain itu, orang yang ikut merayakan ulang tahun saya juga akan saya pekerjakan di pabrik saya. Saya ingin tegaskan, bahwa saya akan memberi gaji yang sangat bagus untuk pekerja pabrik saya. Lowongan pekerjaan tidak akan habis. Ingat, jangan takut akan semua hutangmu, karena saya akan bayarkan itu semua. Hadiah saya juga termasuk hak untuk menikmati taman saya yang indah setiap hari. Kalian juga boleh memanggil saya dengan panggilan khusus, yaitu Tuan yang Baik. Sungguh, kalian mendapatkan hadiah yang sedemikian hebat. Ingat, bahwa kalian harus memakai pitaku hingga akhirnya, jika tidak sia-sia saja kalian mendapat pita. Tetapi saya menulis kepada semua pemakai pitaku, bahwa kalian dapat tahu dengan pasti, bahwa hutang kalian semua telah dibayarkan untuk selama-lamanya.
Nah, ini hanyalah suatu surat imajiner yang pendek. Saya bukan ingin mengatakan bahwa surat ini persis sama menggambarkan keselamatan yang kita terima dari Allah, tetapi surat fiktif ini membuat sebuah poin. Walaupun janji sang Raja banyak sekali, dan sangat indah dalam dokumen ini, juga ada syarat (memakai dan terus memakai pita) yang dinyatakan dengan jelas. Jadi, tidak peduli ada berapa janji yang diberikan dan diulangi lagi setelah ini, syarat itu berlaku, walaupun syarat mungkin tidak disebut ulang bersama tiap janji.
Hal yang sama terjadi dalam Alkitab. Alkitab adalah satu dokumen. Jika Allah dengan tegas menyatakan syarat keselamatan dalam minimal satu bagian Alkitab, maka syarat tersebut berlaku pada semua janji Alkitab mengenai keselamatan. Nyatanya, dalam Alkitab lebih indah lagi: Allah menyatakan syarat yang Ia tuntut untuk mendapatkan keselamatan yang Ia sediakan, bukan sekali, bukan dua kali, tetapi berulang-ulang kali. Syarat yang dimaksud adalah iman, dan bukan iman yang hanya bertahan satu detik, satu hari, satu tahun, tetapi iman yang terus sampai akhirnya. Juga, sama sekali tidak masuk akal untuk berkata, ya, sekali saya beriman, saya tidak bisa kehilangan iman itu. Kalau demikian, mengapa Allah berulang kali memperingatkan orang percaya!! tentang tanggung jawab mereka untuk tetap tinggal dalam iman? Jika seorang percaya tidak dapat meninggalkan iman, maka sama sekali tidak perlu untuk memperingatkan dia tentang hal itu. Mengapa perlu memperingatkan seorang anak untuk tidak melompat terlalu tinggi hingga sampai ke bulan? Wah, itu hal yang konyol, anda berkata, mungkin bahkan dalam kategori membohongi anak kecil. Ya, memang benar demikian. Karena tidak mungkin ia melompat sampai ke bulan. Allah juga tidak menipu orang percaya dengan cara memperingatkan kita tentang hal yang tidak mungkin terjadi. Allah tidak memberikan peringatan palsu.” - File Graphe - Liauw - P.
Steven Liauw: “D. Perikop yang memerintahkan kita untuk tinggal dalam Kristus atau memegang teguh iman kita (yang berarti ada kemungkinan tidak mentaati perintah ini)
Yohanes 15:4-6
Yudas 1:21
Wahyu 2:10
Matius. 10:22
Ibrani 10:35” - File Graphe - Liauw - P.
Steven Liauw: “E. Perikop yang menyatakan kekhawatiran Paulus bahwa jerih payahnya akan sia-sia (karena bahaya bahwa mereka yang telah ia menangkan bagi Kristus meninggalkan iman)
Filipi 2:15-16
1 Tesalonika 3:5
Galatia 1:6; 4:9-11” - File Graphe - Liauw - P.
Steven Liauw: “Ada begitu banyak ayat yang jelas mengajarkan kemungkinan murtad, atau meninggalkan iman, atau menolak Kristus setelah pernah menerima Dia. Lalu mengapakah banyak orang menentang doktrin ini? Ya, sebenarnya karena mereka sudah diajarkan doktrin yang bertentangan. Mereka telah diajarkan berbagai ayat yang seolah-olah mendukung SSTS, dan SSTS sudah mendarah daging dalam diri mereka, sehingga mereka menolak untuk melihat bukti yang begitu banyak menentang SSTS.” - File Graphe - Liauw - P.
Catatan: SSTS = Sekali Selamat, Tetap Selamat.
Pdt. Jusuf B. S.: Tuhan berkata-kata kita harus bertekun sampai ke akhir. - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 46.
Pdt. Jusuf B. S.: Jangan sampai kena tipu daya setan. Ada banyak ayat-ayat yang memperingati kita supaya berjaga-jaga, supaya jangan sampai jatuh. - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 47.
Pdt. Jusuf B. S.: Selama masih hidup keadaan manusia masih bisa berubah. Pada waktu mati, semua keadaannya menjadi permanen, tetap, tidak berubah dan keadaan pada saat mati inilah yang akan menjadi patokan untuk keselamatannya bukan keadaan sebelumnya. - Keselamatan tidak bisa hilang?, hal 70.
Ia lalu mengutip Mat 24:13 - “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”.
Sekarang, mari kita membahas ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk bertekun sampai akhir, atau yang menyatakan bahwa ketekunan sampai akhir adalah syarat keselamatan.
a) Mat 10:22 - Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat..
Adam Clarke (tentang Mat 10:22): “they who do not hold fast faith and a good conscience till death have no room to hope for an admission into the kingdom of God. [= mereka yang tidak memegang teguh iman dan suatu hati nurani yang baik sampai mati tidak mempunyai tempat untuk berharap bagi suatu hak / ijin masuk ke dalam kerajaan Allah.].
Lenski (tentang Mat 10:22): “‘To the end’ must refer to death; ... Οὖτος (OUTOS) emphatically repeats the subject in the sense that he, he alone, shall be saved and not he that fails to endure; [= ‘Sampai pada kesudahannya harus menunjuk pada kematian; ... OUTOS secara menekankan mengulang pokok itu dalam arti bahwa ia, ia saja, akan diselamatkan dan bukan ia yang gagal untuk bertahan;].
William Hendriksen (tentang Mat 10:22): “There is comfort, however, in the assurance, But he that endures to the end, he will be saved. He who remains loyal to Christ throughout the period of persecution will enter into glory.” [= Tetapi di sana ada penghiburan dalam jaminan, Tetapi ia yang bertahan sampai pada kesudahannya, ia akan diselamatkan. Ia yang tetap setia kepada Kristus selama masa penganiayaan akan masuk ke dalam kemuliaan.].
Kata-kata William Hendriksen yang adalah orang Reformed ini menunjukkan bahwa Calvinist / Reformed juga mempercayai bahwa orang Kristen harus bertekun sampai akhir supaya selamat!!
Jadi, kalau Suhento Liauw (?) mengatakan bahwa karena Calvinist / Reformed mempercayai keselamatan tidak bisa hilang, maka Calvinist / Reformed percaya bahwa orang Kristen tetap selamat sekalipun mereka pindah agama, itu merupakan suatu fitnah, yang tak pernah diajarkan oleh Calvinist manapun!
Suhento Liauw (?): “Jadi, kesimpulan kita adalah, slogan kalvinistik once saved always saved adalah theologi yang salah menafsirkan ayat-ayat Alkitab. Dan ini sangat membahayakan kekristenan karena bisa menyebabkan orang Kristen tidak mewaspadai serangan penyesatan yang intensitasnya semakin tinggi menjelang kedatangan Kristus kedua kali. Orang Kristen akan kurang serius memperingatkan anggota keluarganya yang mendapat serangan ajaran sesat, bahkan merasa tidak berbahaya sekalipun anggota keluarganya pindah agama karena bisa berpikir toh nanti akan selamat juga.” - File Graphe - Liauw 24.
Suhento Liauw (?): “Ana-Baptis yang seharusnya berhaluan theologi yang menjunjung tinggi hati nurani dan kehendak bebas manusia tidak luput dari wabah Calvinisme. C.H. Spurgeon, seorang Gembala Tabernacle Baptist Metropolitan London, tidak sanggup melepaskan diri dari pengaruh ragi Calvinisme dan mengumumkan bahwa dirinya adalah two point Calvinist maksudnya ia adalah orang yang percaya dua poin dari lima poin Calvinis yang disingkat dengan TULIP. Spurgeon tidak sanggup lepas dari poin pertama (Total Depravity) yang mempercayai bahwa sejak kejatuhan manusia, maka manusia tidak sanggup memberi respon terhadap pemberitaan Injil, dan poin terakhir yaitu Perseverance of the Saint yang percaya bahwa sekali selamat sekalipun pindah agama akan tetap selamat.” - File Graphe - Liauw 24.
Catatan: pemfitnah satu ini mengatakan bahwa Spurgeon hanya mempercayai 2 dari 5 points Calvinisme! Ini omong kosong dan fitnah! Spurgeon mempercayai seluruh 5 points Calvinisme! Dan apakah Spurgeon mempercayai kalau orang Kristen pindah agama ia tetap selamat? Ini fitnah lagi!! Mari kita lihat dari komentar Spurgeon sendiri.
Spurgeon (tentang Mat 10:22): “Happy are they who can bear persecution, and hold on and hold out even ‘to the end of the trial - the close of life, or the termination of the dispensation. Such shall be saved indeed; but those who can be overcome by opposition are lost.” [= Berbahagialah mereka yang bisa menanggung penganiayaan, dan berpegang erat-erat dan bertahan bahkan sampai pada kesudahan dari pencobaan / ujian itu - akhir dari kehidupan, atau akhir dari jaman / masa itu. Orang-orang seperti itu memang akan diselamatkan; tetapi mereka yang bisa dikalahkan oleh oposisi terhilang.] - The Gospel of the Kingdom: A Popular Exposition of the Gospel According to Matthew (Libronix).
Komentar Spurgeon tentang Mat 24:13 juga sama, tetapi ini akan saya masukkan dalam pembahasan tentang ayat itu.
Kalau demikian, apa yang membedakan Calvinist dan Arminian dalam hal ini? Calvinist dan Arminian sama-sama berpandangan bahwa orang Kristen harus bertekun sampai akhir supaya selamat. Sama-sama berpandangan bahwa orang yang tidak bertekun sampai akhir tidak selamat. Yang membedakan adalah bahwa Calvinist mempercayai bahwa orang Kristen sejati pasti akan dijaga oleh Tuhan sehingga ia pasti akan ikut Tuhan sampai akhir. Dalam Arminianisme jaminan ini tidak ada.
Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mat 10:22): “Since drawing back unto perdition is merely the palpable evidence of the lack of root from the first in the Christian profession (Luke 8:13), enduring to the end is just the proper evidence of its reality and solidity. [= Karena mengundurkan diri pada kehancuran / kebinasaan semata-mata merupakan bukti yang jelas tentang tidak adanya akar dari semula dalam pengakuan Kristen (Luk 8:13), bertahan sampai pada kesudahannya hanyalah merupakan bukti yang tepat tentang kenyataannya dan kekokohannya.].
Catatan: Jamieson, Fausset & Brown sebetulnya bukan Calvinist / Reformed tetapi dalam hal ini pandangan mereka adalah pandangan Reformed.
Luk 8:13 - Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad..
Memang orang Kristen yang murtad akan binasa, tetapi orang Kristen yang bisa murtad hanyalah orang kristen KTP!!
Bdk. 1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita..
Calvin (tentang Mat 10:22): But he who endured to the end shall be saved. This single promise ought sufficiently to support the minds of the godly, though the whole world should rise against them: for they are assured that the result will be prosperous and happy. If those who fight under earthly commanders, and are uncertain as to the issue of the battle, are carried forward even to death by steadiness of purpose, shall those who are certain of victory hesitate to abide by the cause of Christ to the very last?” [= Tetapi ia yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat / diselamatkan. Janji tunggal ini seharusnya secara cukup menyokong pikiran dari orang-orang saleh, sekalipun seluruh dunia bangkit menentang mereka: karena mereka dijamin bahwa hasilnya akan makmur dan bahagia. Jika mereka yang bertempur di bawah komandan-komandan duniawi, dan tidak pasti berkenaan dengan hasil dari pertempuran, dibawa / bertahan terus sampai pada kematian oleh ketetapan dari tujuan, akankah mereka yang pasti tentang kemenangan ragu-ragu untuk bertahan pada perkara Kristus sampai akhir?].
Sekarang, mari kita melihat bagian paralel dari Mat 10:22 itu dalam Injil Lukas.
Luk 21:16-19 - “(16) Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh (17) dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena namaKu. (18) Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. (19) Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.”.
Berbeda dengan dalam Injil Matius yang hanya menekankan tanggung jawab, maka Lukas menambahkan janji / jaminan, yaitu dalam Luk 21:18!
Lenski (tentang Luk 21:18): When a disciple suffers persecution, even death through wicked men, let him not think that God has forgotten him - he is in Gods care and keeping to the last hair of his head. Nothing, absolutely nothing occurs to us without Gods own will. We do not need the allegorical interpretation, hair perishing = losing the very least of the Messianic salvation; [= Pada waktu seorang murid menderita penganiayaan, bahkan kematian melalui orang-orang jahat, hendaklah ia tidak berpikir bahwa Allah telah melupakan dia - ia ada dalam pemeliharaan dan penjagaan Allah sampai pada rambut terakhir dari kepalanya. Tidak ada apapun, tidak ada apapun secara mutlak terjadi kepada kita tanpa kehendak Allah sendiri. Kita tidak memerlukan penafsiran alegoris, rambut binasa = kehilangan yang terkecil dari keselamatan Mesianik;].
Kalau bagian terakhir dari kutipan dari kata Lenski itu benar, lalu apa gunanya janji dalam Luk 21:18 itu????
William Hendriksen (tentang Luk 21:18-19): The paragraph ends on a note of comfort: 18, 19. ‘But not a hair of your head will perish.’ By means of your endurance you will win your souls. But is not this a contradiction? After saying They will put some of you to death (verse 16), how can Jesus almost immediately add, But not a hair of your head will perish (verse 18)? But certainly Jesus would not, in one and the same breath, utter two violently conflicting sayings! And Luke did not think it necessary to offer an explanation. The solution, it would seem to me, is rather easy for anyone acquainted with the teaching of Jesus. All one has to do is to turn back to Matt. 10:29,30. He will then see that what Jesus meant was that nothing, not even our hairs, is excluded from the domain of Gods tender care, so that we may be assured that if any hair perishes it is by his will and for his purpose. And that purpose is always the promotion of our salvation, to Gods glory. See such passages as Rom. 8:28; Phil. 1:19; I Peter 4:11; 5:10. What is necessary, however, is that Gods children persevere. They must never lose courage, but should remain faithful no matter how fierce the persecution may get to be. Their endurance - by Gods strength-imparting grace, of course - is the instrument the Lord uses to give them the ultimate victory. Cf. Luke 18:1,8. [= Paragrafnya berakhir pada suatu catatan penghiburan: ay 18,19. Tetapi tidak sehelai rambut dari kepalamu akan binasa. Melalui ketahananmu engkau akan memenangkan jiwamu. Tetapi apakah ini merupakan suatu kontradiksi? Setelah mengatakan Mereka akan membunuh beberapa dari kamu (ay 16), bagaimana Yesus hampir segera menambahkan, Tetapi tidak sehelai rambut dari kepalamu akan binasa (ay 18)? Tetapi pastilah Yesus tidak akan, dalam satu tarikan nafas yang sama, mengucapkan dua kata-kata yang bertentangan dengan begitu keras! Dan Lukas tidak menganggap perlu untuk memberikan suatu penjelasan. Solusinya, kelihatannya bagi saya, adalah mudah bagi siapapun yang akrab dengan ajaran Yesus. Semua yang seseorang harus lakukan adalah kembali pada Mat 10:29,30. Maka ia akan melihat bahwa apa yang Yesus maksudkan adalah bahwa tidak ada apapun, bahkan tidak rambut kita, dikeluarkan dari daerah perhatian yang lembut dari Allah, sehingga kita bisa yakin bahwa jika rambut manapun binasa, itu adalah oleh kehendakNya dan untuk tujuan / rencanaNya. Dan tujuan / rencana itu selalu merupakan promosi / kemajuan dari keselamatan kita, bagi kemuliaan Allah. Lihat text-text seperti Ro 8:28; Fil 1:19; 1Pet 4:11; 5:10. Tetapi apa yang perlu, adalah bahwa anak-anak Allah bertekun. Mereka tidak pernah boleh kehilangan keberanian, tetapi harus tetap setia tak peduli betapa kejamnya penganiayaan itu. Ketekunan mereka - oleh kasih karunia yang memberi kekuatan dari Allah, tentu saja - merupakan alat yang Tuhan gunakan untuk memberi mereka kemenangan akhir. Bdk. Luk 18:1,8.].
Mat 10:29-30 - “(29) Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu. (30) Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya..
Ro 8:28 - Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah..
Fil 1:19 - “karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus..
1Pet 4:11 - “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin..
1Pet 5:10 - “Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaanNya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya..
Luk 18:1,8 - “(1) Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. ... (8) Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?”.
Kalau kita memperhatikan kata-kata William Hendriksen di atas ini maka terlihat bahwa ia menekankan 2 hal:
1. Kita (orang Kristen) harus bertekun sampai akhir.
2. Allah memberi kita (orang Kristen) kasih karunia yang memberi kekuatan untuk bertekun.
Point 1 sama dengan pandangan Arminian, tetapi point 2 tidak ada dalam ajaran Arminian!
Norval Geldenhuys / NICNT (tentang Luk 21:18): “But although they are to suffer physical pain and death, they can never be plucked from the protecting hand of God - nothing will happen to them outside His will, and He will make all things work together for their highest welfare and their eternal salvation, and at His second advent they will arise with glorified, celestial bodies in which there will be no defect or injury.” [= Tetapi sekalipun mereka akan / harus menderita rasa sakit dan kematian fisik, mereka tidak pernah bisa diambil dari tangan yang melindungi dari Allah - tak ada apapun akan terjadi kepada mereka di luar kehendakNya, dan Ia akan membuat segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kesejahteraan tertinggi mereka dan keselamatan kekal mereka, dan pada kedatanganNya yang kedua mereka akan dibangkitkan dengan tubuh surgawi yang mulia dalam mana disana tidak ada cacat atau kerusakan.].
Alfred Plummer (tentang Luk 21:18): This proverbial expression of great security must here be understood spiritually; for it has just been declared (ver. 16) that some will be put to death. Your souls will be absolutely safe; your eternal welfare shall in nowise suffer [= Ungkapan yang bersifat kiasan tentang keamanan yang besar ini di sini harus dimengerti secara rohani; karena baru dinyatakan (ay 16) bahwa beberapa akan dibunuh. Jiwamu akan aman secara mutlak; kesejahteraan kekalmu sama sekali tidak akan menderita] - A CRITICAL AND EXEGETICAL COMMENTARY ON THE GOSPEL ACCORDING TO S. LUKE (Libronix).
-bersambung-