Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perseverance Of The Saints (4) (Ketekunan Orang-Orang Kudus)

Pdt. Budi Asali, M. Div.
Perseverance Of The Saints (4)   (Ketekunan Orang-Orang Kudus)
b) Matius 24:12-13 - “(12) Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. (13) Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat..

Lenski (tentang Mat 24:12): the love that flows from faith and evidences its presence and strength, shall grow cold as though it had been struck by an icy blast. Its fervor and its strength depart. And that means that its root, faith, has withered and is dying or is dead. [= kasih yang mengalir dari iman dan bukti-bukti kehadiran dan kekuatannya, akan menjadi dingin seakan-akan itu telah dihantam oleh suatu angin yang sangat dingin. Semangat dan kekuatannya hilang. Dan itu berarti bahwa akarnya, iman, telah layu dan sekarat atau mati.].

Adam Clarke (tentang Mat 24:13): “But he that shall endure. The persecutions that shall come - unto the end; to the destruction of the Jewish polity, without growing cold or apostatizing - shall be saved, shall be delivered in all imminent dangers, and have his soul at last brought to an eternal glory. [= Tetapi ia yang bertahan / menahan. Penganiayaan-penganiayaan yang akan datang - sampai akhir; untuk penghancuran dari organisasi politik Yahudi, tanpa menjadi dingin atau murtad - akan diselamatkan, akan dibebaskan dari semua bahaya-bahaya yang segera terjadi, dan mendapatkan jiwanya pada akhirnya dibawa pada suatu kemuliaan kekal.].

William Hendriksen (tentang Mat 24:13): “As in 10:22 so also here the meaning is: he who, in spite of all these disturbances and persecutions, remains loyal to Christ shall enter into glory.” [= Seperti dalam 10:22 begitu juga di sini artinya adalah: ia yang, sekalipun ada semua gangguan-gangguan dan penganiayaan-penganiayaan ini, tetap setia kepada Kristus akan masuk ke dalam kemuliaan.].

Calvin (tentang Mat 24:12): Because iniquity will abound. ... Although, then, the charity of many, overwhelmed by the mass of iniquities, should give way, Christ warns believers that they must surmount this obstacle, lest, overcome by bad examples, they apostatize. And therefore he repeats the statement, that no man can be saved, unless he strive lawfully, (2 Timothy 2:5,) so as to persevere to the end.” [= Karena kejahatan akan bertambah banyak / berlimpah-limpah. ... Maka, sekalipun kasih dari banyak orang, karena ditutupi / dikubur / kalah banyak dari jumlah kejahatan, harus menyerah, Kristus memperingati orang-orang percaya bahwa mereka harus mengalahkan halangan ini, supaya jangan, dikalahkan oleh teladan-teladan buruk, mereka murtad. Dan karena itu Ia mengulang pernyataan bahwa tak seorangpun bisa diselamatkan, kecuali ia berjuang dengan cara yang sah, (2Tim 2:5), sehingga bertekun sampai akhir.].
Catatan: Calvin tidak memberi komentar tentang Mat 24:13.

Lagi-lagi, dari komentar William Hendriksen dan Calvin di atas ini, kita bisa melihat bahwa Calvin / Calvinist tidak pernah mengatakan bahwa orang Kristen yang murtadpun (atau pindah agama) akan tetap diselamatkan.

Spurgeon (tentang Mat 24:13): “Again our Saviour reminded his disciples of the personal responsibility of each one of them in such a time of trial and testing as they were about to pass through. He would have them remember that it is not the man who starts in the race, but the one who runs to the goal, who wins the prize: He that shall endure unto the end, the same shall be saved.” [= Juruselamat kita mengingatkan lagi murid-muridNya tentang tanggung jawab pribadi dari setiap orang dari mereka dalam masa pencobaan dan ujian seperti itu yang akan mereka lalui. Ia mau mereka ingat bahwa bukanlah orang yang mulai dalam perlombaan, tetapi orang yang lari menuju tujuan, yang memenangkan hadiah: Ia yang bertahan sampai akhir, akan selamat / diselamatkan.] - The Gospel of the Kingdom: A Popular Exposition of the Gospel According to Matthew (Libronix).
Catatan: perhatikan kata-kata tanggung jawab pribadi itu. Ayat-ayat Alkitab yang menyuruh kita bertekun sampai akhir memang merupakan ayat-ayat yang menekankan tanggung jawab pribadi kita. Jadi, sekalipun ada jaminan bahwa keselamatan tidak bisa hilang, itu sama sekali tidak berarti tanggung jawab kita dibuang, atau bahwa kita boleh hidup seenak kita sendiri!!!
Ini lagi-lagi merupakan sesuatu yang penting, karena orang Arminian sering menuduh dengan tuduhan yang berbau fitnah, bahwa para Calvinist, karena dijamin keselamatannya, boleh hidup seenaknya sendiri.

Dalam komentarnya tentang Mat 24:13 ini, Spurgeon langsung menyambung kata-katanya yang di atas dengan kata-kata di bawah ini.

Spurgeon (tentang Mat 24:13): “If this doctrine were not supplemented by another, there would be but little good tidings for poor, tempted, tried, and struggling saints in such words as these. Who among us would persevere in running the heavenly race if God did not preserve us from falling, and give us persevering grace? But, blessed be his name, The righteous shall hold on his way. He which hath begun a good work in you will perform it until the day of Jesus Christ.” [= Jika doktrin ini tidak ditambahi dengan yang lain, disana hanya ada sedikit kabar baik dalam kata-kata ini bagi orang-orang kudus yang malang, dicobai, diuji, dan bergumul. Siapa di antara kita akan bertekun dalam berlari dalam perlombaan lari surgawi jika Allah tidak menjaga kita dari kejatuhan, dan memberi kita kasih karunia untuk bertekun? Tetapi, terpujilah namaNya, Orang benar akan memegang jalanNya. Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.’] - The Gospel of the Kingdom: A Popular Exposition of the Gospel According to Matthew (Libronix).
Catatan: Spurgeon mengutip 2 ayat, ayat yang pertama dari Ayub 17:9, dan ayat yang kedua dari Fil 1:6.

Penekanan saya dengan kata-kata Spurgeon ini adalah: adanya jaminan bahwa orang kristen yang sejati akan bertekun, karena adanya penjagaan dari Allah. Jaminan seperti ini tidak ada dalam Arminianisme.
Jadi, kalau dalam Calvinisme ada tanggung jawab dan ada jaminan, maka dalam Arminianisme hanya ada tanggung jawab saja.

c) Yoh 15:1-10 - “(1) Akulah pokok anggur yang benar dan BapaKulah pengusahanya. (2) Setiap ranting padaKu yang tidak berbuah, dipotongNya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah. (3) Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. (4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. (5) Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. (6) Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. (7) Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. (8) Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu. (9) Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasihKu itu. (10) Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya..

Adam Clarke (tentang Yoh 15:2): “He taketh away. As the vine-dresser will remove every unfruitful branch from the vine, so will my Father remove every unfruitful member from my mystical body - such as Judas, the unbelieving Jews, the apostatizing disciples, and all false and merely nominal Christians, who are attached to the vine by faith in the word and divine mission of Christ, while they live not in his life and Spirit, and bring forth no fruit to the glory of God; and also every branch which has been in him by true faith - such as have given way to iniquity, and made shipwreck of their faith and of their good conscience: all these he taketh away.” [= dipotongNya. Seperti pengusaha kebun anggur akan membuang setiap ranting yang tak berbuah dari pokok anggur, demikian juga BapaKu akan membuang setiap anggota yang tak berbuah dari tubuh mistikKu - seperti Yudas, orang-orang Yahudi yang tidak percaya, murid-murid yang murtad, dan semua orang kristen yang palsu dan semata-mata orang kristen KTP, yang melekat pada pokok anggur oleh iman dalam firman dan missi ilahi dari Kristus, sementara mereka tidak hidup dalam hidupNya dan RohNya, dan tidak mengeluarkan buah bagi kemuliaan Allah; dan juga setiap ranting yang telah berada di dalam Dia oleh iman yang benar - orang-orang yang telah menyerah pada kejahatan, dan kandas iman dan hati nuraninya: semua ini Ia potong.].

Adam Clarke (tentang Yoh 15:6): “If a man abide not in me. Our Lord in the plainest manner intimates that a person may as truly be united to him as the branch is to the tree that produces it, and yet be afterward cut off and cast into the fire; because he has not brought forth fruit to the glory of his God. No man can cut off a branch from a tree to which that branch was never united: it is absurd, and contrary to the letter and spirit of the metaphor, to talk of being seemingly in Christ - because this means nothing. If there was only a seeming union, there could be only a seeming excision: [= Jika seseorang tidak tinggal di dalam Aku. Tuhan kita dengan cara yang paling jelas mengisyaratkan bahwa seseorang bisa sama sungguh-sungguhnya bersatu dengan Dia seperti ranting bersatu dengan pohon yang menghasilkannya, tetapi belakangan dipotong dan dibuang ke dalam api; karena ia tidak mengeluarkan buah bagi kemuliaan Allahnya. Tak seorangpun bisa memotong suatu ranting dari sebuah pohon pada mana ranting itu tidak pernah bersatu: itu konyol, dan bertentangan dengan huruf dan arti dari kiasannya, untuk berbicara tentang kelihatannya ada di dalam Kristus - karena ini tidak berarti apa-apa. Jika disana hanya kelihatannya ada persatuan, disana hanya bisa ada kelihatannya merupakan suatu pemotongan:].

Untuk kata-kata Clarke bagian akhir, saya menjawab bahwa ini merupakan suatu alegori, sehingga dalam menafsirkan tak bisa ditekankan dengan cara seperti itu.

Juga perlu diingat bahwa Alkitab sering menggambarkan bukan sesuai dengan faktanya tetapi sesuai dengan kelihatannya atau sesuai dengan pengakuan orangnya. Misalnya: penyebutan murid dan percaya padahal orangnya sesungguhnya bukan murid dan tidak percaya. Contoh: Yoh 6:66 dan Kis 8:13.

Saya tidak bisa mengerti bagaimana Clarke bisa mengartikan ranting yang tidak berbuah sebagai orang yang sungguh-sungguh ada di dalam Kristus. Bagaimanapun logisnya kata-kata Adam Clarke di sini, itu tidak mungkin bisa diharmoniskan dengan Yak 2:14-26 yang menunjukkan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati!

Adam Clarke (tentang Yoh 15:6): “He is cast forth. Observe, that person who abides not in Christ, in a believing, loving, obedient spirit, is - 1. Cut off from Jesus, having no longer any right or title to him or to his salvation. 2. He is withered - deprived of all the influences of Gods grace and Spirit; loses all his heavenly unction; becomes indifferent, cold, and dead to every holy and spiritual word and work. 3. He is gathered - becomes (through the judgment of God) again united with backsliders like himself, and other workers of iniquity; and, being abandoned to his own heart and Satan, he is, 4. Cast into the fire - separated from Gods people, from God himself, and from the glory of his power. And, 5. He is burned - is eternally tormented with the Devil and his angels, and with all those who have lived and died in their iniquity. Reader! pray God that this may never be thy portion.” [= Ia dibuang. Perhatikan, bahwa orang yang tidak tinggal di dalam Kristus, dalam suatu roh / semangat yang percaya, mengasihi, taat, - 1. Dipotong dari Yesus, tak lagi mempunyai hak atau gelar apapun baginya dan bagi keselamatannya. 2. Ia layu - dihilangkan dari semua pengaruh dari kasih karunia dan Roh Allah; kehilangan semua pengurapan surgawinya; menjadi acuh tak acuh, dingin, dan mati bagi setiap firman dan pekerjaan yang kudus dan rohani. 3. Ia dikumpulkan - menjadi (melalui penghakiman Allah) satu lagi dengan orang-orang yang merosot / mundur seperti dirinya sendiri, dan pekerja-pekerja kejahatan yang lain; dan, setelah ditinggalkan pada hatinya sendiri dan Iblis, ia, 4. Dibuang ke dalam api - dipisahkan dari umat Allah, dari Allah sendiri, dan dari kemuliaan kekuatanNya. Dan, 5. Ia dibakar - disiksa secara kekal bersama dengan Setan / Iblis dan malaikat-malaikatnya, dan bersama dengan semua mereka yang telah hidup dan mati dalam kejahatan mereka. Pembaca! berdoalah kepada Allah supaya ini tidak pernah menjadi bagianmu.].

Adam Clarke (tentang Yoh 15:10): “If ye keep my commandments, ye shall abide in my love; even as I have kept my Fathers commandments, and abide in his love. Hence, we learn that it is impossible to retain a sense of Gods pardoning love, without continuing in the obedience of faith. [= ‘Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya.. Maka kita belajar bahwa merupakan sesuatu yang mustahil untuk mempertahankan suatu arti dari kasih yang mengampuni dari Allah, tanpa terus ada dalam ketaatan iman.].

Lenski (tentang Yoh 15:2): “We need not puzzle about the unfruitful branches being ‘in me’; for evidently these are disciples whose hearts have lost the faith and the love that once dwelt in them and joined them to Christ, and who thus adhere to Christ only outwardly until even this connection is broken. It is idle to think of branches which are unfruitful from the start because Jesus uses this phrase ‘in me’; for no man becomes a branch unless fruitfulness is in him from the start. But he may lose his faith, and then he is promptly cast away. [= Kita tidak perlu bingung tentang ranting-ranting tak berbuah yang ada dalam Aku; karena jelas bahwa ini adalah murid-murid yang hatinya telah kehilangan iman dan kasih yang pernah sekali tinggal di dalam mereka dan mempersatukan mereka dengan Kristus, dan yang karena itu melekat kepada Kristus hanya secara lahiriah sampai bahkan hubungan ini diputuskan. Merupakan sesuatu yang membuang waktu untuk memikirkan tentang ranting-ranting yang tidak berbuah dari awal karena Yesus menggunakan ungkapan dalam Aku; karena tak ada orang yang menjadi ranting kecuali keberbuahannya ada dalam Dia dari awal. Tetapi ia bisa kehilangan imannya, dan lalu ia segera dibuang.].

Bagi saya penafsiran Lenski di sini betul-betul merupakan penafsiran yang plin-plan dan membengkokkan ayat. Mula-mula ia mengatakan orang itu sungguh-sungguh pernah ada dalam Kristus, tetapi langsung disusul dengan pernyataannya bahwa orang itu hanya melekat secara lahiriah kepada Kristus. Lalu ia menafsirkan ranting yang tidak berbuah sebagai berbuah dari awal. Ini betul-betul konyol!

Karena bagi saya Adam Clarke dan Lenski bertentangan dengan Yak 2:14-26, maka saya ingin tahu bagaimana mereka menafsirkan text itu.

Adam Clarke (tentang Yak 2:14): “He does not therefore teach that true faith can, but that it cannot, subsist without works. [= Karena itu ia tidak mengajar bahwa iman yang benar bisa, tetapi bahwa iman yang benar tidak bisa, ada tanpa perbuatan / pekerjaan.].

Adam Clarke (tentang Yak 2:26): “For as the body without the spirit is dead. There can be no more a genuine faith without good works, than there can be a living human body without a soul. We shall never find a series of disinterested godly living without true faith. And we shall never find true faith without such a life. We may see works of apparent benevolence without faith: their principle is ostentation; and, as long as they can have the reward (human applause) which they seek, they may be continued. And yet the experience of all mankind shows how short-lived such works are; they want both principle and spring; they endure for a time, but soon wither away. Where true faith is, there is God; his Spirit gives life, and his love affords motives to righteous actions. [= Karena seperti tubuh tanpa roh adalah mati. Di sana tidak bisa ada iman yang sejati tanpa perbuatan baik, sama seperti disana tidak bisa ada tubuh manusia yang hidup tanpa jiwa. Kita tidak akan pernah menemukan suatu seri dari kehidupan yang saleh yang bebas dari keegoisan tanpa iman yang  benar. Dan kita tidak akan pernah menemukan iman yang benar tanpa kehidupan seperti itu. Kita bisa melihat pekerjaan-pekerjaan yang kelihatannya baik / murah hati tanpa iman: prinsip mereka adalah pameran; dan selama mereka bisa mendapatkan pahala (pujian manusia) yang mereka cari, mereka bisa terus berlanjut. Tetapi pengalaman dari semua umat manusia menunjukkan betapa singkatnya hidup dari pekerjaan-pekerjaan seperti itu; mereka tidak mempunyai prinsip maupun sumber; mereka bertahan untuk suatu waktu, tetapi segera layu. Dimana ada iman yang benar, di sana ada Allah; RohNya memberi kehidupan, dan kasihNya menyediakan motif kepada tindakan-tindakan yang benar.].

Lenski (tentang Yak 2:14): Faith itself cannot be seen; it makes its presence known by a proper confession and by its proper and natural works. A tree is known by its fruits (Matt. 7:1620). Now here there is a man who declares that he has true and proper faith, but everybody sees, and, in fact, he himself must admit, that he has not the works that belong to such a faith. He is like the man mentioned in 1:26 who thinks that he is religious; but this man says so and names faith as the ground of his claim. Yet he is one who has not works. ... The great question is: ‘Is that faith able to save him?’ In the expression ἡ πίστις the article is that of previous reference, ‘that faith’ which he says he has but fails to prove that he has no matter what faith he may actually have. James has used the expression able to save your souls in 1:21 and now refers to the same salvation. As far as James is concerned, there is no question that true faith saves, but only true faith and not a fruitless thing that one may call faith. ... James deals with gospel works, which ever evidence the presence of gospel faith, which, like this faith, glorify Christ alone, without which all claim of having true faith is spurious, a self-delusion.” [= Iman itu sendiri tak bisa dilihat; itu membuat kehadirannya diketahui oleh suatu pengakuan yang benar dan oleh pekerjaan-pekerjaannya yang benar dan alamiah. Suatu pohon dikenal dari buahnya (Mat 7:16-20). Sekarang di sini ada seseorang yang menyatakan bahwa ia mempunyai iman yang sungguh-sungguh dan benar, tetapi setiap orang melihat, dan sebetulnya ia sendiri harus mengakui bahwa ia tidak mempunyai pekerjaan / perbuatan yang cocok dengan / merupakan milik dari iman seperti itu. Ia seperti orang yang disebutkan dalam 1:26 yang mengira dirinya relijius / beribadah; tetapi orang ini berkata demikian dan menyebutkan iman sebagai dasar dari claimnya. Tetapi ia adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan / perbuatan. ... Pertanyaan yang besar adalah: Apakah iman itu bisa menyelamatkannya? Dalam ungkapan HE PISTIS kata sandangnya adalah kata sandang dari referensi sebelumnya, iman itu yang ia katakan ia punyai tetapi gagal untuk membuktikan bahwa ia mempunyainya tak peduli iman apa yang ia sungguh-sungguh punyai. Yakobus telah menggunakan ungkapan bisa menyelamatkan jiwamu dalam 1:21 dan sekarang menunjuk pada keselamatan yang sama. Sejauh Yakobus yang dipersoalkan, tidak ada keraguan bahwa iman yang benar menyelamatkan, tetapi hanya iman yang benar dan bukan hal / sesuatu yang tidak berbuah yang seseorang bisa sebut iman. ... Yakobus menangani pekerjaan / perbuatan injil, yang selalu membuktikan kehadiran dari iman injil, yang seperti iman ini, memuliakan Kristus saja, tanpa mana semua claim tentang mempunyai iman yang benar adalah palsu dan menipu diri sendiri.].

Dari komentar-komentar Adam Clarke dan Lenski tentang Yak 2:14-26 ini terlihat dengan jelas bahwa mereka menganggap bahwa harus ada buah yang sungguh-sungguh supaya iman itu bisa dianggap sebagai iman yang sungguh-sungguh. Bagaimana ini bisa diharmoniskan dengan tafsiran mereka tentang Yoh 15 dimana mereka menganggap ranting yang tidak berbuah itu sebagai orang kristen yang sejati???

Calvin (tentang Yoh 15:1): “First, let him remember the rule which ought to be observed in all parables; that we ought not to examine minutely every property of the vine, but only to take a general view of the object to which Christ applies that comparison. Now, there are three principal parts; first, that we have no power of doing good but what comes from himself; secondly, that we, having a root in him, are dressed and pruned by the Father; thirdly, that he removes the unfruitful branches, that they may be thrown into the fire and burned. [= Pertama, hendaklah ia mengingat peraturan yang seharusnya diperhatikan dalam semua perumpamaan; bahwa kita tidak seharusnya memeriksa secara mendetail setiap sifat / hal yang dimiliki oleh pokok anggur, tetapi hanya mengambil pandangan umum dari obyek / tujuan pada mana Kristus menerapkan perbandingan itu. Sekarang, ada tiga bagian utama; pertama, bahwa kita tidak mempunyai kuasa / kekuatan untuk melakukan kebaikan kecuali apa yang datang dari diriNya sendiri; kedua, bahwa kita, setelah berakar di dalam Dia, dibersihkan oleh Bapa; ketiga, bahwa Ia membuang ranting-ranting yang tidak berbuah, supaya mereka bisa dibuang ke dalam api dan dibakar.].

Calvin (tentang Yoh 15:2): Every branch in me that beareth not fruit. As some men corrupt the grace of God, others suppress it maliciously, and others choke it by carelessness, Christ intends by these words to awaken anxious inquiry, by declaring that all the branches which shall be unfruitful will be cut off from the vine. But here comes a question. Can any one who is engrafted into Christ be without fruit? I answer, many are supposed to be in the vine, according to the opinion of men, who actually have no root in the vine. Thus, in the writings of the prophets, the Lord calls the people of Israel his vine, because, by outward profession, they had the name of The Church. [= Setiap ranting dalam Aku yang tidak berbuah. Karena sebagian orang merusak kasih karunia Allah, yang lain menekannya secara jahat, dan yang lain mencekiknya dengan sikap acuh tak acuh, Kristus memaksudkan dengan kata-kata ini untuk membangunkan pemeriksaan yang sungguh-sungguh / yang disertai kekuatiran, dengan menyatakan bahwa semua ranting yang tidak berbuah akan dipotong dari pokok anggur. Tetapi di sini muncul suatu pertanyaan. Bisakah siapapun yang dicangkokkan ke dalam Kristus berada tanpa buah? Saya menjawab, banyak orang dianggap / diduga sebagai ada di dalam pokok anggur, sesuai dengan pandangan manusia, yang sesungguhnya tak mempunyai akar dalam pokok anggur. Karena itu, dalam tulisan-tulisan nabi-nabi, Tuhan menyebut / memanggil bangsa Israel pokok anggurnya, karena, oleh pengakuan lahiriah, mereka mempunyai nama / sebutan dari Gereja.].

Contoh: Yes 5:1-7 - “(1) Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang subur. (2) Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur yang asam. (3) Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku dan kebun anggurKu itu. (4) Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggurKu itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam? (5) Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan kepada kebun anggurKu itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak; (6) Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi, sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan, supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya. (7) Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaranNya; dinantiNya keadilan, tetapi hanya ada kelaliman, dinantiNya kebenaran tetapi hanya ada keonaran..

Calvin (tentang Yoh 15:6): If any one abide not in me. He again lays before them the punishment of ingratitude, and, by doing so, excites and urges them to perseverance. It is indeed the gift of God, but the exhortation to fear is not uncalled for, lest our flesh, through too great indulgence, should root us out. He is cast out, and withered, like a branch. Those who are cut off from Christ are said to whither like a dead branch; because, as the commencement of strength is from him, so also is its uninterrupted continuance. Not that it ever happens that any one of the elect is dried up, but because there are many hypocrites who, in outward appearance, flourish and are green for a time, but who afterwards, when they ought to yield fruit, show the very opposite of that which the Lord expects and demands from his people. [= Jika siapapun tidak tinggal di dalam Aku. Ia meletakkan lagi di depan mereka hukuman dari rasa tidak tahu terima kasih, dan dengan melakukan demikian, menggairahkan dan mendesak mereka pada ketekunan. Itu memang merupakan karunia dari Allah, tetapi peringatan / nasehat untuk takut bukannya tidak perlu, supaya jangan daging kita, melalui pemuasan yang terlalu besar, dibasmi. Ia dibuang, dan layu / menjadi kering, seperti sebuah ranting. Mereka yang dipotong dari Kristus dikatakan menjadi layu / kering seperti ranting yang mati; karena, sebagaimana pemulaian kekuatan adalah dari Dia, demikian juga kelanjutannya yang tak terputus-putus. Bukan bahwa pernah terjadi bahwa siapapun dari orang pilihan menjadi kering, tetapi karena disana ada banyak orang-orang munafik yang dalam penampilan lahiriah, bertumbuh dan hijau untuk suatu waktu, tetapi yang belakangan, pada waktu mereka seharusnya mengeluarkan buah, menunjukkan hal yang berlawanan dengan yang Tuhan harapkan dan tuntut dari umatNya.].

Calvin (tentang Yoh 15:9): “The conclusion which some draw from these words, that there is no efficacy in the grace of God, unless it be aided by our steadfastness, is frivolous. For I do not admit that the Spirit demands from us no more than what is in our own power, but he shows us what we ought to do, that, if our strength be deficient, we may seek it from some other quarter. In like manner, when Christ exhorts us, in this passage, to perseverance, we must not rely on our own strength and industry, but we ought to pray to him who commands us, that he would confirm us in his love. [= Kesimpulan yang beberapa orang tarik dari kata-kata ini, bahwa disana tidak ada kemujaraban dalam kasih karunia Allah, kecuali itu dibantu oleh kesetiaan kita, adalah tak berdasar. Karena saya tak mengakui bahwa Roh menuntut dari kita tidak lebih dari apa yang ada dalam kuasa / kekuatan kita sendiri, tetapi Ia menunjukkan kepada kita apa yang seharusnya kita lakukan, sehingga jika kekuatan kita kurang, kita bisa mencarinya dari bagian yang lain. Dengan cara yang sama, pada waktu Kristus menasehati kita, dalam text ini, pada ketekunan, kita tidak boleh bersandar pada kekuatan dan kerajinan kita sendiri, tetapi kita harus berdoa kepadaNya yang memerintahkan kita supaya Ia meneguhkan kita dalam kasihNya.].

Calvin (tentang Yoh 15:10): “Christ does not reconcile believers to the Father, that they may indulge in wickedness without reserve, and without punishment; but that, governing them by his Spirit, he may keep them under the authority and dominion of his Father. Hence it follows, that the love of Christ is rejected by those who do not prove, by true obedience, that they are his disciples. If any one object that, in that case, the security of our salvation depends on ourselves, I reply, it is wrong to give such a meaning to Christs words; for the obedience which believers render to him is not the cause why he continues his love toward us, but is rather the effect of his love. For whence comes it that they answer to their calling, but because they are led by the Spirit of adoption of free grace? [= Kristus tidak memperdamaikan orang-orang percaya dengan Bapa, supaya mereka bisa memuaskan diri dalam kejahatan tanpa pengekangan, dan tanpa hukuman; tetapi supaya, dengan memerintah mereka oleh RohNya, Ia bisa menjaga mereka di bawah otoritas dan kekuasaan dari BapaNya. Maka sebagai akibatnya, kasih Kristus ditolak oleh mereka yang tidak membuktikan, oleh ketaatan yang sungguh-sungguh, bahwa mereka adalah murid-muridNya. Jika siapapun keberatan bahwa dalam kasus itu keamanan dari keselamatan kita tergantung kepada diri kita sendiri, saya menjawab, adalah salah untuk memberi arti seperti itu pada kata-kata Kristus; karena ketaatan yang orang-orang percaya berikan kepadaNya bukanlah penyebab mengapa Ia melanjutkan kasihNya kepada kita, tetapi sebaliknya merupakan akibat / hasil dari kasihNya. Karena dari mana datangnya sehingga mereka menjawab pada panggilan mereka, kecuali karena mereka dibimbing oleh Roh dari pengadopsian kasih karunia yang cuma-cuma?].

William Hendriksen (tentang Yoh 15:1-11): In no sense whatever do such passages as 15:2 and 15:6 suggest that there is a falling away from grace, as if those who were once actually saved finally perish. This allegory plainly teaches that the branches which are taken away and burned represent people who never once bore fruit, not even when they were in Christ. Hence, they never were true believers; and for them the in-the-vine relationship, though close, was merely outward. ... The true believers of chapter 15 are represented by those branches which, abiding forever in the vine, bear fruit, more fruit, much fruit. They never perish! [= Text seperti 15:2 dan 15:6 dalam arti apapun tidak berarti bahwa ada kemurtadan / kehilangan keselamatan, seakan-akan mereka yang pernah betul-betul diselamatkan akhirnya binasa. Allegory ini mengajar dengan jelas bahwa ranting-ranting yang dipotong dan dibakar menggambarkan orang-orang yang tidak pernah mengeluarkan buah, dan bahkan tidak berbuah pada saat mereka ada dalam Kristus. Jadi mereka tidak pernah menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh; dan bagi mereka hubungan dalam pokok anggur, sekalipun dekat, hanyalah bersifat lahiriah semata-mata. ... Orang-orang percaya yang sungguh-sungguh dari pasal 15 digambarkan oleh ranting-ranting yang tinggal selama-lamanya dalam pokok anggur, berbuah makin lama makin banyak. Mereka tidak pernah binasa!] - hal 296.

William Hendriksen (tentang Yoh 15:4): “the words, Abide in me, do not constitute a condition which man must fulfill in his own power before Christ will do his part. Far from it. It is sovereign grace from start to finish, but the responsibility of abiding in Christ is placed squarely upon mans shoulders, exactly where it belongs. Without exertion there is no salvation. But the power to exert oneself and to persevere is God-given! What is meant by abiding in Christ is explained in verses 7 and 9. This precept, even if it had been intended only for the eleven, is by no means in conflict with the assurance given in 10:28, to the effect that the sheep will never perish. On the contrary, there is beautiful harmony, for exactly by means of obedience to this command the promise of 10:28 is fulfilled! The admonition, Abide in me, is in agreement with numerous exhortations addressed to believers, warning them against apostasy and bidding them to abide in the faith. These warnings regard the matter from the side of man. They move on the plane of human responsibility (Col. 1:23; Heb. 2:1; 3:14; etc.). It is certainly true that once a man is truly saved, he remains saved forever; yet, God does not keep a man on the way of salvation without exertion, diligence, and watchfulness on mans part. And the strength thus to persevere in the faith is ever from God, from him alone!” [= kata-kata, Tinggallah di dalam Aku, bukan merupakan suatu syarat yang harus manusia penuhi dengan kekuatannya sendiri sebelum Kristus melakukan bagianNya. Jauh dari itu. Itu merupakan kasih karunia yang berdaulat dari awal sampai akhir, tetapi tanggung jawab untuk tinggal di dalam Kristus ditempatkan tepat pada pundak manusia, persis dimana itu seharusnya ada. Tanpa pengerahan tenaga disana tidak ada keselamatan. Tetapi kekuatan seseorang untuk mengerahkan tenaganya sendiri dan untuk bertekun diberikan oleh Allah! Apa yang dimaksudkan dengan tinggal dalam Kristus dijelaskan dalam ayat 7 dan 9. Perintah ini, bahkan seandainya itu dimaksudkan hanya untuk 11 murid, sama sekali tidak bertentangan dengan jaminan yang diberikan dalam 10:28, yang berarti bahwa domba-domba tidak akan pernah binasa. Sebaliknya, disana ada suatu keharmonisan yang indah, karena justru dengan cara taat pada perintah ini janji dari 10:28 itu digenapi! Nasehat / dorongan, Tinggallah dalam Aku, cocok dengan banyak desakan yang ditujukan kepada orang-orang percaya, yang memperingati mereka terhadap kemurtadan dan meminta mereka untuk tinggal dalam iman. Peringatan-peringatan ini memandang persoalan itu dari sisi manusia. Mereka bergerak pada dataran dari tanggung jawab manusia (Kol 1:23; Ibr 2:1; 3:14; dsb.). Memang pasti benar bahwa sekali seseorang sungguh-sungguh selamat, ia tetap selamat selama-lamanya; tetapi Allah tidak menjaga seseorang pada jalan keselamatan tanpa pengerahan tenaga, kerajinan dan sikap berjaga-jaga pada bagian manusia. Dan kekuatan untuk bertekun seperti itu dalam iman adalah selalu dari Allah, dari Dia saja!].

Yoh 10:28 - “dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu..

Kol 1:23 - Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya..
Ibr 2:1 - Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar, supaya kita jangan hanyut dibawa arus..
Ibr 3:14 - Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula..

William Hendriksen lalu memberi ilustrasi / contoh dari Kis 27.

William Hendriksen (tentang Yoh 15:4): “By way of illustration, one might point to an incident in the life of Paul. In connection with a storm and shipwreck in which Paul was involved God had given him the definite promise, There will be no loss of life among you (Acts 27:22). Nevertheless, Paul says to the centurion and to the soldiers, Unless these men remain in the ship, you cannot be saved (Acts 27:31). The word of warning did not in any way contradict the certainty that the men would actually be saved. The men heeded the warning and no life was lost. [= Melalui ilustrasi, seseorang bisa menunjuk pada suatu kejadian dalam kehidupan Paulus. Berhubungan dengan suatu badai dan kecelakaan kapal dalam mana Paulus terlibat, Allah telah memberinya suatu janji tertentu, Tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa (Kis 27:22). Tetapi Paulus berkata kepada perwira dan kepada prajurit-prajurit, Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat. (Kis 27:31). Kata-kata peringatan ini sama sekali tidak bertentangan dengan kepastian bahwa orang-orang itu akan sungguh-sungguh diselamatkan. Orang-orang itu memperhatikan peringatan itu dan tak ada yang binasa.].

Kis 27:22-34 - (22) Tetapi sekarang, juga dalam kesukaran ini, aku menasihatkan kamu, supaya kamu tetap bertabah hati, sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini. (23) Karena tadi malam seorang malaikat dari Allah, yaitu dari Allah yang aku sembah sebagai milikNya, berdiri di sisiku, (24) dan ia berkata: Jangan takut, Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar; dan sesungguhnya oleh karunia Allah, maka semua orang yang ada bersama-sama dengan engkau di kapal ini akan selamat karena engkau. (25) Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku. (26) Namun kita harus mendamparkan kapal ini di salah satu pulau. (27) Malam yang keempat belas sudah tiba dan kami masih tetap terombang-ambing di laut Adria. Tetapi kira-kira tengah malam anak-anak kapal merasa, bahwa mereka telah dekat daratan. (28) Lalu mereka mengulurkan batu duga, dan ternyata air di situ dua puluh depa dalamnya. Setelah maju sedikit mereka menduga lagi dan ternyata lima belas depa. (29) Dan karena takut, bahwa kami akan terkandas di salah satu batu karang, mereka membuang empat sauh di buritan, dan kami sangat berharap mudah-mudahan hari lekas siang. (30) Akan tetapi anak-anak kapal berusaha untuk melarikan diri dari kapal. Mereka menurunkan sekoci, dan berbuat seolah-olah mereka hendak melabuhkan beberapa sauh di haluan. (31) Karena itu Paulus berkata kepada perwira dan prajurit-prajuritnya: Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat. (32) Lalu prajurit-prajurit itu memotong tali sekoci dan membiarkannya hanyut. (33) Ketika hari menjelang siang, Paulus mengajak semua orang untuk makan, katanya: Sudah empat belas hari lamanya kamu menanti-nanti saja, menahan lapar dan tidak makan apa-apa. (34) Karena itu aku menasihati kamu, supaya kamu makan dahulu. Hal itu perlu untuk keselamatanmu. Tidak seorangpun di antara kamu akan kehilangan sehelaipun dari rambut kepalanya..

Jadi, cerita Kitab Suci ini menunjukkan bahwa Allah mengirim malaikat yang memberikan Firman Tuhan yang menjamin keselamatan (jasmani) semua mereka, kecuali kapalnya (ay 23-24). Dan Paulus percaya penuh akan Firman Tuhan yang telah ia terima itu (ay 22,25,34b), tetapi itu tidak menyebabkan Paulus hanya berdiam diri, beriman, berdoa saja! Sekalipun ada Firman Tuhan yang menjamin keselamatan mereka, tetapi Paulus tetap memberikan nasehat supaya Firman Tuhan / janji Tuhan itu terjadi.
1. Ay 26: Paulus menasehati mereka untuk mendamparkan kapal di salah 1 pulau. Perhatikan kata namun dan harus (ay 26).
2. Ay 31: Paulus menasehati perwira dan prajurit untuk tidak membiarkan anak-anak kapal melarikan diri. Perhatikan kata-kata Jika mereka tidak tinggal di kapal, kamu tidak mungkin selamat.’ (ay 31).
3. Ay 33-34: Paulus menasehati mereka untuk makan. Perhatikan bahwa sekalipun ia yakin akan keselamatan mereka (ay 34b), ia tetap berkata ‘Hal itu perlu untuk keselamatanmu.’ (ay 34a).



-bersambung-