Perseverance of the saints (14) (ketekunan orang-orang kudus)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
k) Ibrani 10:35-39 - “(35) Sebab itu janganlah
kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. (36)
Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya
sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
(37) ‘Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang,
sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatanganNya. (38) Tetapi orangKu yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila
ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.’ (39)
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi
orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.”.
Ibr 10:35 - “Sebab itu janganlah kamu
melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.”.
KJV: ‘Cast not away therefore your
confidence,’ [= Karena
itu jangan membuang keyakinanmu,].
RSV: ‘Therefore do not throw away your confidence,’ [= Karena itu jangan membuang keyakinanmu,].
NIV: ‘So do not throw away your
confidence;’ [= Jadi /
maka jangan membuang keyakinanmu,].
NASB: ‘Therefore, do not throw away your confidence,’ [= Karena itu, jangan membuang keyakinanmu,].
Adam Clarke (tentang Ibr
10:35): “‘Cast not away therefore your confidence.’ Teen parreesian humoon. Your liberty of access to God; your title and right to
approach his throne; your birthright as his sons and daughters; and the clear
evidence you have of his favour, which, if
you be not steady and faithful, you must lose. ‘Do not throw it away,’ mee
apobaleete, neither men
nor Devils can take it from you, and God will never deprive you of it if you
continue faithful. There is a reference here to cowardly soldiers, who throw
away their shields, and run away from the battle. This is your shield, your
faith in Christ, which gives you the knowledge of salvation; keep it, and it will keep you.” [=
‘Karena itu, jangan membuang
keyakinanmu’. Teen parreesian humoon.
Kebebasanmu mendekat kepada Allah; hakmu untuk mendekati takhtaNya; hak kelahiranmu
sebagai putra-putra dan putri-putriNya; dan bukti yang jelas yang kamu punyai
tentang kebaikan / kemurahan hatiNya, yang, jika kamu tidak tetap / teguh dan setia, kamu pasti kalah. ‘Jangan
membuangnya’, mee apobaleete,
manusia atau setan tidak bisa mengambilnya dari kamu, dan Allah tidak akan
pernah mencabut / menghilangkannya dari kamu jika
kamu terus setia. Ada suatu referensi /
petunjuk di sini kepada tentara-tentara yang pengecut, yang membuang perisai mereka, dan
lari dari pertempuran. Inilah perisaimu,
imanmu kepada Kristus, yang memberimu
pengetahuan tentang keselamatan; peliharalah
/ jagalah itu, dan itu akan memelihara / menjagamu.].
Catatan:
jadi kelihatannya Clarke menganggap ‘kepercayaan’ / ‘confindence’ / ‘keyakinan’ ini sebagai ‘iman’, dan ia
menghubungannya dengan Ef 6:16.
Ef 6:16 - “dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua
panah api dari si jahat,”.
Kelihatannya Ef 6 itu merupakan sebuah alegori,
yang menyamakan perlengkapan senjata dari tentara Romawi sebagai
senjata-senjata rohani kita. Tetapi bahwa iman digambarkan sebagai perisai,
tidak berarti kedua kata itu sama dalam segala hal. Suatu penggambaran
hanya menunjukkan persamaan-persamaan tertentu, bukan semuanya sama. Sama saja
kalau saya mengatakan ‘Orang itu seperti
kerbau’, tentu tak berarti bahwa
orang itu dan kerbau sama dalam segala sesuatu, tetapi bahwa hanya ada 1 hal
atau hal-hal tertentu, yang sama antara orang itu dan kerbau. Demikian juga
dalam perumpamaan maupun alegori dalam Alkitab. Karena itu, sekalipun seorang tentara
bisa membuang perisainya, itu tidak bisa diartikan bahwa orang Kristen bisa
membuang imannya.
Ibr 10:36 - “Sebab kamu memerlukan
ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh
apa yang dijanjikan itu.”.
KJV menterjemahkan ‘ketekunan’ di sini sebagai ‘patience’ [= kesabaran].
Adam Clarke (tentang Ibr
10:36): “‘Ye have need of patience.’ Having so great a fight of
sufferings to pass through, and they of so long continuance. God furnishes the grace; you must exercise it. The grace or principle of patience comes from God; the use
and exercise of that grace is of yourselves. Here ye must be workers together with God. Patience and perseverance are nearly the same.” [=
‘Kamu membutuhkan kesabaran’. Setelah melalui suatu pergumulan penderitaan yang
begitu besar, dan untuk jangka waktu yang begitu lama. Allah menyediakan kasih karunia; kamu harus menggunakannya. Kasih karunia atau dasar dari kesabaran datang
dari Allah; penggunaan dari kasih karunia itu adalah dari dirimu sendiri.
Di sini kamu harus menjadi pekerja-pekerja
bersama-sama dengan Allah. Kesabaran
dan ketekunan hampir sama.].
Kata-kata yang saya cetak
dengan huruf besar itu merupakan ajaran khas dari Arminianisme. Bagaimana
ajaran seperti itu bisa sesuai dengan ayat di bawah ini?
Fil 2:13 - “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik
kemauan maupun pekerjaan
menurut kerelaanNya.”.
KJV: ‘both to will and to do’ [= baik untuk
mau / menghendaki dan untuk melakukan].
Ibr 10:38 - “Tetapi orangKu yang benar
akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan
kepadanya.’”.
KJV: ‘Now the just shall live by faith: but if any man draw back, my soul shall have no
pleasure in him.’ [= Orang benar akan hidup
oleh iman: tetapi jika siapapun / orang manapun
mundur, jiwaKu tidak akan berkenan kepadanya.].
Adam Clarke (tentang Ibr
10:38): “‘But if any man draw back.’
Kai ean huposteileetai. But
if he draw back; he, the man who is justified by faith; for it is of
him, and none other, that the text speaks. The
insertion of the words ‘any man,’ if done to serve the purpose of a particular creed, is a
wicked perversion of the words of God. They were evidently intended to turn away the relative from
the antecedent, in order to save the doctrine
of final and unconditional perseverance; which doctrine this text destroys.” [=
‘Tetapi jika orang manapun mundur’. Kai ean huposteileetai. Tetapi jika ia mundur; ia, orang
yang dibenarkan oleh iman; karena tentang dia, dan bukan orang lain, text ini
berbicara. Sisipan / penempatan dari kata-kata ‘siapapun’ / ‘orang yang manapun’, jika dilakukan untuk membantu tujuan dari pengakuan iman
tertentu, merupakan suatu penyimpangan yang jahat dari firman Allah.
Mereka secara jelas bermaksud untuk mengubah kata dari kata
yang sebelumnya, untuk menyelamatkan doktrin
ketekunan akhir dan tak bersyarat; doktrin yang dihancurkan oleh text ini.].
Catatan:
saya tak tahu dengan pasti bagaimana persisnya menterjemahkan kata-kata ‘to turn away the
relative from the antecedent’ yang saya cetak dengan huruf besar
itu, tetapi maksudnya pasti “penggantian kata ‘he’ [= ia] dengan ‘any man’ [= siapapun / orang yang manapun]”.
Ada 2 hal yang ingin saya persoalkan tentang komentar
Adam Clarke yang berbau fitnahan ini:
1. Yang
menterjemahkan ‘any man’ [= orang yang
manapun] hanya KJV dan NKJV, sedangkan LAI/RSV/NIV/NASB/ASV semua
menterjemahkan ‘he’ [= ia].
2. Saya
tak mengerti bagaimana Adam Clarke bisa berkata bahwa kalau ‘he’ [= ia] digantikan oleh ‘any man’ [= orang yang manapun], maka
ayat ini mendukung doktrin ‘Perseverance
of the Saints’ [= Ketekunan orang-orang kudus], sedangkan kalau tetap mengunakan
‘he’ [= ia] maka ayat ini
menghancurkan doktrin tersebut.
Nanti kita bisa membandingkan tafsiran Adam Clarke ini
dengan tafsiran John Owen berkenaan dengan hal ini.
Ibr 10:39 - “Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan
diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.”.
Adam Clarke (tentang Ibr
10:39): “‘But we are not of them who draw back.’ Ouk esmen hupostolees ..., alla pisteoos. ‘We are not the
cowards, but the courageous.’ I have no doubt of this being the meaning of the
apostle, and the form of speech requires such a translation; it occurs more
than once in the New Testament. ... We are not cowards who slink
away, and notwithstanding meet destruction; but we are faithful, and have our
souls saved alive. The words peripoieesis psuchees signify the preservation of the
life. See the note, Eph 1:14. He intimates that, notwithstanding
the persecution was hot, yet they should escape with their lives.” [= ‘Tetapi kita bukan dari mereka yang
mundur’. Ouk esmen hupostolees
..., alla pisteoos. ‘Kita
bukan orang-orang pengecut, tetapi orang-orang yang berani’. Saya tidak
mempunyai keraguan bahwa ini adalah maksud / arti dari sang rasul, dan bentuk
ucapannya menuntut terjemahan seperti itu; itu muncul lebih dari satu kali
dalam Perjanjian Baru. ... Kita
bukan pengecut-pengecut yang menyelinap, dan sekalipun demikian menemui
kehancuran; tetapi kita adalah orang-orang setia, dan menyebabkan jiwa kita
diselamatkan dalam keadaan hidup. Kata-kata peripoieesis
psuchees berarti
pemeliharaan / penjagaan dari
kehidupan. Lihat catatan, Ef 1:14. Ia mengisyaratkan bahwa, sekalipun penganiayaannya hebat, tetapi
mereka akan lolos dengan nyawa / hidup mereka.].
Ada 2 hal yang perlu disoroti dari
kata-kata Adam Clarke ini:
1. Ia tidak membahas kata ‘tetapi’ di awal ay 39 ini, padahal itu kata yang
sangat penting karena mengkontraskan ay 38 dengan ay 39.
2. Adam Clarke menafsirkan bahwa orang-orang itu mendapat keselamatan
jasmani. Ini makin jelas kalau kita membaca lanjutan
dari tafsirannya tentang Ibr 10:39 di bawah ini.
Adam Clarke (tentang Ibr
10:39): “1. It is very remarkable, and I have more than once
called the reader’s attention to it, that not one Christian life was lost in
the siege and destruction of Jerusalem. Every Jew perished, or was taken
captive; all those who had apostatized, and slunk away from Christianity,
perished with them: all the genuine
Christians escaped with their lives.” [= 1. Merupakan sesuatu
yang luar biasa, dan telah lebih dari sekali menarik perhatian para pembaca
padanya, bahwa tidak satu nyawa orang Kristenpun hilang dalam pengepungan dan
penghancuran Yerusalem. Setiap orang Yahudi binasa, atau ditangkap / menjadi
tawanan; semua mereka yang telah murtad, dan meninggalkan kekristenan, binasa
bersama mereka: semua orang-orang Kristen sejati
lolos dengan nyawa / hidup mereka.].
Catatan: Kata
‘genuine’ [= sejati] yang ia berikan, secara implicit
menunjukkan bahwa orang Kristen yang murtad bukanlah orang Kristen sejati!
Penafsiran tentang ‘keselamatan JASMANI’ ini betul-betul menyimpangkan ay 39 ini secara
sangat keterlaluan.
Ibr 10:35 - “Sebab itu janganlah kamu
melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.”.
Lenski (tentang Ibr 10:35): “The readers did not shrink back during that severe
trial of ‘former days’; they will surely not do so now.” [= Para pembaca tidak mundur selama ujian / pencobaan
yang hebat dari ‘hari-hari sebelumnya / masa yang lalu’; mereka pasti tidak akan melakukannya sekarang.].
Komentar Lenski ini pasti berhubungan dengan text
sebelumnya, yaitu Ibr 10:32-34 - “(32) Ingatlah
akan masa yang lalu.
Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan
dalam perjuangan yang berat, (33) baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh
cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan
mereka yang diperlakukan sedemikian. (34) Memang kamu telah turut mengambil
bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas,
kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki
harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya.”.
Komentarnya kok seperti pandangan Reformed?
Lenski (tentang Ibr 10:35): “To throw away our assurance is to throw away the
great, heavenly gift of pay in full which God intends presently duly to give
us;” [= Membuang
keyakinan kita berarti membuang pemberian surgawi yang besar dari pembayaran /
upah yang penuh yang sekarang ini Allah maksudkan untuk memberikannya sebagaimana
seharusnya / pada waktu yang telah ditetapkan kepada kita;].
Ibr 10:36-37 - “(36) Sebab
kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu
memperoleh apa yang dijanjikan itu. (37) ‘Sebab sedikit, bahkan sangat
sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatanganNya.”.
Lenski (tentang Ibr 10:36-37): “Ὑπομονή is bravely
remaining under a load and holding out. That is exactly what the readers need;
having this virtue, they will not let continued affliction induce them to throw
away their assurance and to think of turning from Christ because of persecution
in order to seek ease and safety in the old Judaism. ... We ought to hold fast
our confidence, it would be folly to throw it away; all
we need is perseverance so that, having done God’s will, his great promise will
fall into our lap (v. 35, 36); for Christ is on the way without
delay, but only faith will obtain life; God’s soul
rejects him who shrinks back in cowardice.” [= HUPOMONE {= ketekunan} berarti dengan berani tetap
tinggal di bawah suatu beban dan bertahan. Itu adalah persis apa yang para
pembaca butuhkan; setelah mempunyai sifat baik ini, mereka tidak akan
membiarkan penderitaan yang berlanjut menyebabkan mereka membuang keyakinan
mereka dan berpikir untuk berbalik dari Kristus karena penganiayaan untuk
mencari ketenteraman dan keamanan dalam Yudaisme yang lama. ... Kita harus
memegang erat-erat keyakinan kita, adalah bodoh untuk membuangnya; semua yang kita butuhkan adalah ketekunan sehingga, setelah
melakukan kehendak Allah, janjiNya yang besar akan jatuh ke pangkuan kita (ay
35-36); karena Kristus sedang dalam perjalanan tanpa penundaan (ay 37), tetapi hanya iman akan mendapatkan
kehidupan; jiwa Allah menolak mereka yang mengkerut
/ mundur dalam kepengecutan (ay 38).].
Ibr 10:38 - “Tetapi orangKu yang benar
akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan
kepadanya.’”.
Lenski (tentang Ibr 10:38): “‘The righteous - from faith shall he live,’ i.e., his spiritual life has gone if
faith is gone. Woe to us if Christ finds us so at his coming! ... ‘And if he
shall shrink back, my soul takes no pleasure in him’ is the negative side. The
verb means to turn oneself back secretly or in cowardly fashion, i.e., to give
up one’s faith, the very thing some of the readers are inclined to do. ... The
renegade shall not carry off the promise and pay-gift.” [= ‘Orang benar - dari iman ia akan hidup’, yaitu kehidupan rohaninya telah hilang jika iman hilang.
Celakalah kita jika Kristus mendapati kita demikian pada kedatanganNya! ...
‘Dan jika ia mundur, jiwaKu tidak berkenan kepadanya’ adalah sisi negatifnya.
Kata kerjanya berarti membalikkan diri sendiri secara diam-diam atau dengan
cara pengecut, yaitu menyerahkan iman seseorang,
hal yang beberapa dari para pembaca condong untuk
lakukan. ... Orang murtad tidak akan
memenangkan janji dan pemberian pembayaran.].
Catatan:
kata ‘Aku’ dalam ay 38, terjemahan hurufiahnya memang adalah ‘My soul’ [= jiwaKu].
Komentar saya:
1. Lenski
berbicara tentang ‘iman yang hilang’, dan juga tentang ‘orang murtad’. Saya tak
percaya hal-hal ini berdasarkan 1Yoh 2:19 - “Memang mereka berasal dari antara
kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita.
Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka
sungguh-sungguh termasuk pada kita.”.
2. Perhatikan
kata-kata Lenski ini: “hal
yang beberapa dari para pembaca condong untuk lakukan”. Ini ia
katakan berkenaan dengan orang yang menyerahkan iman. Dari mana ia
menyimpulkan kalau beberapa dari pembaca (maksudnya pembaca surat Ibrani ini) condong
untuk menyerahkan iman?? Ini bahkan bertentangan dengan apa yang ia katakan
tentang ay 35, yang sudah saya berikan di atas.
Ibr 10:39 - “Tetapi kita
bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang
percaya dan yang beroleh hidup.”.
Lenski (tentang Ibr 10:39): “As he did in 6:9 but only stronger the writer
inspires his readers to join him in the declaration when he says: But to us on our part does not belong turning
back to perdition; on the contrary, faith for soul preservation!” [= Seperti ia lakukan dalam 6:9 tetapi hanya lebih
kuat sang penulis mendorong / memotivasi para pembacanya untuk bergabung dengan
dia dalam pernyataan pada waktu ia berkata: Tetapi bagi kami di pihak kami tidak memiliki tindakan berbalik
/ mundur pada kehancuran / kebinasaan; sebaliknya, iman untuk pemeliharaan
jiwa!].
Tanggapan saya:
1. Ibr 6:9 kok
kelihatannya tak cocok.
Ibr 6:9 - “Tetapi, hai saudara-saudaraku yang
kekasih, sekalipun kami berkata demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu
memiliki sesuatu yang lebih baik, yang mengandung (menyertai) keselamatan.”.
Ini suatu keyakinan dari sang penulis tentang
orang-orang kepada siapa ia menulis, bukan suatu dorongan bagi para pembaca
untuk mengikuti dia.
2. Kalau
dalam Ibr 10:39 versi LAI digunakan kata ‘kita’ yang mencakup baik
penulis maupun orang-orang kepada siapa ia menulis, kelihatannya Lenski
memaksudkan ‘kami’, yang hanya menunjuk kepada pihak penulis.
Keberatan terhadap penafsiran ini: penulis hanya satu
orang, bagaimana bisa menggunakan bentuk jamak ‘kami’ untuk dirinya
sendiri? Jangan menggunakan tradisi di sini untuk mereka di sana. Di Indonesia memang
untuk diri sendiri sering digunakan kata ‘kami’. Tetapi apakah
juga demikian di sana? Saya sangat tidak yakin.
Ibr 10:35 - “Sebab itu janganlah kamu
melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya.”.
Calvin (tentang Ibr
10:35): “He shows what
especially makes us strong to persevere, even the retaining of confidence; for
when that is lost, we lose the recompense set before us. It hence appears that
confidence is the foundation of a godly and holy life.” [= Ia menunjukkan
apa khususnya yang membuat kita kuat untuk bertekun, yaitu tindakan
mempertahankan keyakinan; karena pada waktu itu hilang, kita kehilangan
balasan / imbalan yang diletakkan di depan kita. Jadi terlihat bahwa
keyakinan adalah fondasi / dasar dari suatu kehidupan yang saleh dan kudus.].
Ibr 10:36 - “Sebab kamu memerlukan
ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa
yang dijanjikan itu.”.
Calvin (tentang Ibr 10:36): “He says that patience is necessary, not only because we have to endure to the end, but as Satan has innumerable arts by which he harasses us; and hence except we possess extraordinary patience, we shall a thousand times be broken down before we come to the half of our course. The inheritance of eternal life is indeed certain to us, but as life is like a race, we ought to go on towards the goal.” [= Ia berkata bahwa kesabaran adalah perlu, bukan hanya karena kita harus bertahan sampai akhir, tetapi karena Iblis mempunyai keahlian yang tak terhitung dengan mana ia mengganggu kita secara terus menerus; dan karena itu kecuali kita mempunyai kesabaran yang luar biasa, kita akan dipatahkan 1000 x sebelum kita sampai pada setengah dari perjalanan kita. Warisan hidup yang kekal memang pasti bagi kita, tetapi karena kehidupan itu seperti suatu perlombaan, kita harus maju terus menuju tujuan.].
Perhatikan bahwa
Calvin menyuruh bertekun (ini bertentangan
dengan fitnahan banyak orang tentang Calvinisme, yang dianggap boleh hidup
santai), tetapi pada saat yang sama ia menjamin hidup
yang kekal itu sebagai warisan kita!
Ibr 10:37 - “‘Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan
Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatanganNya.”.
Calvin (tentang Ibr
10:37): “‘For yet a little while,’ ...
That it may not be grievous to us to endure, he reminds us that the time will
not be long. There is indeed nothing that avails more to sustain our minds,
should they at any time become faint, than the hope of a speedy and near
termination. As a general holds forth to his soldiers the prospect that the war
will soon end, provided they hold out a little longer; so the Apostle reminds
us that the Lord will shortly come to deliver us from all evils, provided our
minds faint not through want of firmness.” [= ‘Sebab
sebentar lagi’, ... Supaya tidak menyedihkan / menderita bagi kita untuk
bertahan, ia mengingatkan kita bahwa waktunya tidak panjang / lama. Di sana
memang tidak ada apapun yang lebih membantu untuk menopang pikiran kita, kalau
kapanpun itu menjadi lemah / takut, dari pada pengharapan tentang akhir yang
cepat dan dekat. Seperti seorang jendral berbicara kepada tentara-tentaranya
tentang kemungkinan / harapan bahwa perang akan segera berakhir, asal mereka
bertahan sedikit lebih lama; demikian juga sang Rasul mengingatkan kita bahwa
Tuhan akan segera datang untuk membebaskan kita dari semua kejahatan / bencana,
asal pikiran kita tidak menjadi lemah karena kurang keteguhan.].
Dalam tafsiran Calvin
selanjutnya, ia menjelaskan pengutipan dari Hab 2:4. Tetapi karena saya menganggap
ini tak terlalu penting untuk pembahasan topik ini, maka saya hanya
memberikannya di sini tanpa penterjemahan.
Calvin (tentang Ibr 10:37): “And in
order that this consolation might have more assurance and authority, he adduces
the testimony of the Prophet Habakkuk. (Habakkuk 2:4.) But as he follows the
Greek version, he departs somewhat from the words of the Prophet. I will first
briefly explain what the Prophet says, and then we shall compare it with what
the Apostle relates here.” [= ].
Catatan: mungkin Hab 2:4 itu
seharusnya adalah Hab 2:3.
Hab 2:1-4 - “(1)
Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau
meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankanNya kepadaku, dan apa yang
akan dijawabNya atas pengaduanku. (2) Lalu TUHAN menjawab aku, demikian:
‘Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang
sambil lalu dapat membacanya. (3) Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu;
apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan
datang dan tidak akan bertangguh. (4) Sesungguhnya, orang yang
membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang
yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”.
Calvin (tentang Ibr 10:37): “When the Prophet
had spoken of the dreadful overthrow of his own nation, being terrified by his
prophecy, he had nothing to do but to quit as it were the world, and to betake
himself to his watchtower; and his watchtower was the Word of God, by which he
was raised as it were into heaven. Being thus placed in this station, he was
bidden to write a new prophecy, which brought to the godly the hope of
salvation. Yet as men are naturally unreasonable, and are so hasty in their
wishes that they always think God tardy, whatever haste he may make, he told
them that the promise would come without delay; at the same time he added, ‘If
it tarries, wait for it.’ By which he meant, that what God promises will never
come so soon, but that it seems to us to tarry, according to an old proverb,
‘Even speed is delay to desire.’ Then follow these words, ‘Behold, his soul
that is lifted up is not upright in him; but the just shall live by his faith.’
By these words he intimates that the ungodly, however they may be fortified by
defenses, should not be able to stand, for there is no life of security but by
faith. Let the unbelieving then fortify themselves as they please, they can
find nothing in the whole world but what is fading, so that they must ever be
subject to trembling; but their faith will never disappoint the godly, because
it rests on God. This is the meaning of the Prophet.” [= ].
Calvin (tentang Ibr 10:37): “Now
the Apostle applies to God what Habakkuk said of the promise; but as God by
fulfilling his promises in a manner shows what he is, as to the subject itself
there is not much difference; nay, the Lord comes whenever he puts forth his
hand to help us. The Apostle follows the Prophet in saying, That it would be
shortly; because God defers not his help longer than it is expedient; for he
does not by delaying time deceive us as men are wont to do; but he knows his
own time which he suffers not to pass by without coming to our aid at the
moment required. Now he says, ‘He that
cometh will come, and will not tarry.’ Here are two clauses: by the
first we are taught that God will come to our aid, for he has promised; and by
the second, that he will do so in due time, not later than he ought.” [= ].
Ibr 10:38 - “Tetapi orangKu yang benar
akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan
kepadanya.’”.
Calvin
(tentang Ibr 10:38): “‘Now the just,’ etc.
He means that patience is born of faith; and this is true, for we shall never
be able to carry on our contests unless we are sustained by faith, even as, on
the other hand, John truly declares, that our victory over the world is by
faith. (1 John 5:4.) It is by faith that we ascend on high; that we leap over
all the perils of this present life, and all its miseries and troubles; that we
possess a quiet standing in the midst of storms and tempests. Then the Apostle
announced this truth, that all who are counted just before God do not live
otherwise than by faith. And the future tense of the verb ‘live,’ betokens the perpetuity of
this life.” [= ‘Tetapi orang benar’, dst. Ia memaksudkan
bahwa kesabaran dilahirkan dari iman; dan ini adalah benar, karena kita tidak akan pernah bisa
melanjutkan pertandingan kecuali kita ditopang oleh iman, sama seperti, di sisi lain, Yohanes
secara benar menyatakan, bahwa kemenangan
kita atas dunia adalah oleh iman. (1Yoh 5:4). Adalah
oleh iman kita naik ke tempat yang tinggi; kita melompati semua bahaya dari
hidup sekarang ini, dan semua penderitaan-penderitaan dan
kesukaran-kesukarannya; sehingga kita memiliki suatu kedudukan yang tenang di
tengah-tengah angin topan dan badai. Jadi sang Rasul mengumumkan kebenaran ini,
supaya semua orang yang diperhitungkan benar di depan Allah tidak hidup kecuali
oleh iman. Dan tensa yang akan datang dari kata
kerja ‘hidup’, menunjukkan / membuktikan kekekalan hidup ini.].
Catatan: kalimat terakhir dari komentar Calvin di atas saya
ragukan kebenarannya.
1Yoh 5:4 - “sebab semua yang lahir
dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah
kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.”.
Orang-orang Arminian
sering mengatakan bahwa keselamatan akan hilang kecuali bagi orang Kristen yang
menang. Dan mereka sering mengutip ayat-ayat seperti Wah 3:5 untuk mendukung
pandangan mereka.
Wah 3:5 - “Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku
tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku
namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya.”.
Sebetulnya kata-kata
ini tidak salah. Tetapi harus ditambahi dengan
penjelasan lain dari Alkitab, bahwa orang kristen yang sejati pasti akan menang! Selain 1Yoh 5:4 di atas, juga Ro 8:31-32,37
mendasari pandangan ini.
Ro 8:31-32,37 - “(31) Sebab itu apakah yang
akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika
Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? (32) Ia, yang tidak menyayangkan AnakNya sendiri, tetapi
yang menyerahkanNya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan
Dia? ... (37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang
telah mengasihi kita.”.
Calvin
(tentang Ibr 10:38): “‘But if any man draw back,’ etc.
This is the rendering of hlp[
(UPLAH) ‘elation,’ as used by the Prophet, for the words are, ‘Where there
shall be elation or munition, the soul of that man shall not continue right in
him.’ The Apostle gives here the Greek version, which partly agrees with the
words of the Prophet, and partly differs from them. For this drawing back
differs but little, if anything, from that elation or pride with which the
ungodly are inflated, since their refractory opposition to God proceeds from
that false confidence with which they are inebriated; for hence it is that they
renounce his authority and promise themselves a quiet state, free from all evil.
They may be said, then, to draw back, when they set up defenses of this kind,
by which they drive away every fear of God and reverence for his name. And thus
by this expression is intimated the power of faith no less than the character
of impiety; for pride is impiety, because it renders not to God the honor due
to him, by rendering man obedient to him. From self-security, insolence, and
contempt, it comes that as long as it is well with the wicked, they dare, as
one has said, to insult the clouds. But since nothing is more contrary to faith than this
drawing back, for the true character of faith is, that it draws a
man unto submission to God when drawn back by his own sinful nature.” [= ‘Tetapi jika orang yang manapun mundur’,
dst. Ini adalah terjemahan dari hlp[
(UPLAH) ‘kesombongan’, seperti yang digunakan oleh sang nabi, karena
kata-katanya adalah, ‘Dimana disana akan ada kesombongan atau benteng /
pertahanan, jiwa dari orang itu tidak akan tetap benar dalam dia’. Sang
Rasul memberi di sini versi Yunani (LXX), yang sebagian cocok dengan kata-kata sang
Nabi, dan sebagian berbeda dari mereka. Karena
tindakan mundur ini berbeda sedikit, jika ada, dari kesombongan dengan mana
orang jahat menggelembung / membusungkan dada, karena oposisi mereka yang keras
kepala terhadap Allah keluar dari keyakinan palsu dengan mana mereka mabuk;
karena itulah yang menyebabkan mereka tidak mengakui otoritasNya dan
menjanjikan diri mereka sendiri suatu keadaan yang tenang, bebas dari semua
kejahatan / bencana. Maka, mereka bisa dikatakan
mundur, pada waktu mereka mendirikan pertahanan dari jenis ini, dengan mana
mereka meninggalkan setiap rasa takut terhadap Allah dan hormat / takut untuk
namaNya. Jadi
oleh ungkapan ini dinyatakan secara tak langsung kuasa dari iman maupun karakter
dari kejahatan; karena kesombongan adalah kejahatan, karena itu tidak
memberikan kepada Allah rasa hormat yang seharusnya bagi Dia, dengan membuat
manusia taat kepadaNya. Dari rasa aman diri sendiri, kurang ajar / besar
mulut, dan sikap memandang rendah / hina, maka selama orang jahat itu baik-baik
saja, mereka berani, seperti dikatakan seseorang, untuk menghina awan-awan.
Tetapi karena tak ada yang lebih bertentangan dengan
iman dari pada tindakan mundur ini, karena karakter yang benar dari
iman adalah, bahwa itu menarik seseorang pada ketundukan kepada Allah pada
waktu ditarik mundur oleh sifat / natur berdosanya sendiri.].
Hab 2:4 - “Sesungguhnya,
orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu
akan hidup oleh percayanya.”.
Penjelasan Calvin ini
jelas menunjukkan bahwa ia berpendapat bahwa yang dibicarakan dalam ay 38 ini
bukan orang beriman. Pandangan ini bertentangan dengan pandangan Adam Clarke di
atas, yang menganggap ini sebagai orang yang sungguh-sungguh beriman.
Calvin (tentang Ibr
10:38): “The other clause,
‘He will not please my soul,’ or as I have rendered it more fully, ‘My soul
shall not delight in him,’ is to be taken as the expression of the Apostle’s
feeling; for it was not his purpose to quote exactly the words of the Prophet,
but only to refer to the passage to invite readers to a closer examination of
it.” [= Anak kalimat
yang lain, ‘Ia tidak akan memperkenan jiwaku’, atau seperti saya telah
menterjemahkannya dengan lebih penuh, ‘Jiwaku tidak akan senang kepada dia’, harus diambil sebagai ungkapan dari perasaan sang Rasul;
karena bukanlah tujuannya untuk mengutip secara
persis kata-kata dari sang Nabi, tetapi hanya untuk menghubungkan
dengan text itu untuk mengundang para pembaca pada pemeriksaan yang lebih
teliti tentangnya.].
Catatan:
Saya tidak terlalu
yakin dengan apa yang Calvin maksudkan dengan kata-kata ‘harus diambil sebagai ungkapan dari
perasaan sang Rasul’.
Ada 2 kemungkinan
untuk menafsirkan kata-kata Calvin ini:
1. Ini sekedar berarti bahwa anak
kalimat itu bukan kutipan dari Habakuk, tetapi ditambahkan oleh sang Rasul /
penulis surat Ibrani sendiri.
2. Itu berarti bahwa kata ‘jiwaku’
menunjuk pada jiwa dari sang Rasul / penulis surat Ibrani. Ini rasanya cocok
dengan kata ‘perasaan’ yang Calvin gunakan.
Bagi saya, yang kedua
sama sekali tidak masuk akal, sedangkan yang pertama rasanya cocok dengan
lanjutannya dimana Calvin mengatakan ‘karena bukanlah tujuannya
untuk mengutip secara persis kata-kata dari sang Nabi’.
Ibr 10:39 - “Tetapi kita bukanlah
orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya
dan yang beroleh hidup.”.
Calvin (tentang Ibr
10:39): “‘But we are not of them which
draw back,’ etc. .... He had before warned them, lest
by forsaking the Church they should alienate themselves from the faith and the
grace of Christ; he now teaches them that they had been called for this end,
that they might not draw back. And he again sets faith and
drawing back in opposition the one to the other, and also the preservation of
the soul to its perdition.” [= ‘Tetapi kita
bukanlah dari mereka yang mengundurkan diri’, dst. ... Sebelumnya ia telah
memperingati mereka, supaya jangan dengan meninggalkan Gereja mereka mengasingkan
diri mereka sendiri dari iman dan kasih karunia Kristus; sekarang ia mengajar
mereka bahwa mereka telah dipanggil untuk tujuan ini, supaya mereka tidak
mundur. Dan lagi-lagi ia mempertentangkan / mengkontraskan iman dan tindakan mundur
satu dengan yang lain, dan juga pemeliharaan jiwa dengan kebinasaan /
kehancurannya.].
Jelas dari kata-kata
terakhir ini Calvin berpandangan bahwa orang beriman yang sungguh-sungguh tidak
akan mundur.
Calvin (tentang Ibr
10:39): “Now let it be
noticed that this truth belongs also to us, for we, whom God has favored with
the light of the Gospel, ought to acknowledge that we have been called in order
that we may advance more and more in our obedience to God, and strive
constantly to draw nearer to him. This is the real preservation of the soul,
for by so doing we shall escape eternal perdition.” [= Sekarang
hendaklah diperhatikan bahwa kebenaran ini juga adalah milik kita, karena kita, yang telah Allah beri / berkati dengan terang dari
Injil, harus mengakui bahwa kita telah dipanggil supaya kita bisa makin lama
makin maju dalam ketaatan kita kepada Allah, dan berjuang secara terus menerus
untuk lebih dekat kepadaNya. Ini adalah penjagaan / pemeliharaan
yang sesungguhnya dari jiwa, karena dengan melakukan itu kita akan lolos dari
kebinasaan / neraka kekal.].
Di sini Calvin kembali
menekankan, bahwa sekalipun kita dijamin keselamatannya tetapi ini tetap
merupakan tanggung jawab kita. Biarlah orang-orang non Reformed melihat bahwa
Calvin sendiri tidak pernah membuang tanggung jawab manusia!
-bersambung-