Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perseverance Of The Saints (17) (ketekunan orang-orang kudus)

Pdt.Budi Asali, M.Div.


Ibrani 12:1 - “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”.

Calvin (tentang Ibr 12:1): “‘Let us lay aside every weight,’ ... As he refers to the likeness of a race, he bids us to be lightly equipped; for nothing more prevents haste than to be encumbered with burdens. Now there are various burdens which delay and impede our spiritual course, such as the love of this present life, the pleasures of the world, the lusts of the flesh, worldly cares, riches also and honors, and other things of this kind. Whosoever, then, would run in the course prescribed by Christ, must first disentangle himself from all these impediments, for we are already of ourselves more tardy than we ought to be, so no other causes of delay should be added. We are not however bidden to cast away riches or other blessings of this life, except so far as they retard our course; for Satan by these as by toils retains and impedes us.[= ‘Marilah kita menanggalkan semua beban’, ... Karena ia menunjuk pada kemiripan dengan suatu perlombaan, ia meminta kita untuk diperlengkapi secara ringan; karena tak ada apapun yang lebih mencegah kecepatan dari pada dibebani dengan beban-beban. Ada bermacam-macam beban yang menunda dan menghalangi jalan rohani kita, seperti kasih pada hidup yang sekarang ini, kesenangan-kesenangan dunia, dan hal-hal lain dari jenis ini. Maka, siapapun mau lari dalam jalan yang dinasehatkan oleh Kristus, harus pertama-tama melepaskan dirinya sendiri dari semua halangan-halangan ini, karena kita sendiri sudah lebih lambat / lamban dari pada kita seharusnya, maka tak boleh ada penyebab-penyebab lain dari penundaan yang ditambahkan. Tetapi kita tidak diperintahkan untuk membuang kekayaan atau berkat-berkat yang lain dari kehidupan ini, kecuali sejauh mereka memperlambat jalan kita; karena oleh hal-hal ini Iblis menahan dan menghalangi kita seperti oleh / dengan jerat.].

Jadi, hati-hati dengan ayat-ayat seperti Mat 19:21. Itu suatu cerita, dan karena itu tak bisa dijadikan hukum yang berlaku untuk semua orang.
Mat 19:21 - Kata Yesus kepadanya: ‘Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.’.

Tetapi semua orang Kristen harus berusaha supaya uang / harta tidak menjadi penghalang baginya dalam perlombaan ini!

Ibr 12:2 - “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”.

Calvin (tentang Ibr 12:2): But he commends to us the patience of Christ on two accounts, because he endured a most bitter death, and because he despised shame. He then mentions the glorious end of his death, that the faithful might know that all the evils which they may endure will end in their salvation and glory, provided they follow Christ. So also says James, ‘Ye have heard of the patience of Job, and ye know the end.’ (James 5:11.) Then the Apostle means that the end of our sufferings will be the same with those of Christ, according to what is said by Paul, ‘If we suffer with him, we shall also reign together.’ (Romans 8:17.)[= Tetapi ia menyebutkan kepada kita kesabaran Kristus karena dua alasan / dasar, karena Ia menahan suatu kematian yang paling pahit, dan karena Ia meremehkan rasa malu. Lalu ia menyebutkan tujuan / akhir yang mulia dari kematianNya, supaya orang percaya bisa tahu bahwa semua bencana yang bisa mereka tahan akan berakhir dalam keselamatan dan kemuliaan mereka. Demikian juga Yakobus berkata, ‘Kamu telah mendengar tentang kesabaran Ayub dan kamu tahu akhirnya’ (Yak 5:11). Jadi sang Rasul memaksudkan bahwa akhir dari penderitaan-penderitaan kita akan sama dengan penderitaan-penderitaan Kristus, sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Paulus, ‘Jika kita menderita bersama Dia, kita juga akan memerintah bersama-sama’ (Ro 8:17).].

Yak 5:11 - Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan..

Ro 8:17 - Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia..

Mungkin 2Tim 2:12 juga cocok.

2Tim 2:12 - jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita;.

Catatan: saya merasa heran mengapa dalam tafsirannya tentang Ibr 12:2 ini Calvin sama sekali tidak membahas tentang Yesus sebagai pemulai dan penyelesai iman kita. Jadi ia hanya membahas tentang tanggung jawab kita yang dibicarakan oleh text ini, sedangkan jaminan kemenangan yang ia bahas hanya ada dalam kutipan di atas ini.

Ibr 12:3 - “Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.”.

Calvin (tentang Ibr 12:3): “‘For consider him,’ etc. He enforces his exhortation by competing Christ with us; for if the Son of God, whom it behoves all to adore, willingly underwent such severe conflicts, who of us should dare to refuse to submit with him to the same? For this one thought alone ought to be sufficient to conquer all temptations, that is, when we know that we are companions or associates of the Son of God, and that he, who was so far above us, willingly came down to our condition, in order that he might animate us by his own example; yea, it is thus that we gather courage, which would otherwise melt away, and turn as it were into despair.[= ‘Karena pikirkanlah Dia’, dst. Ia memaksakan / mendesakkan nasehatnya dengan membandingkan Kristus dengan kita; karena jika Anak Allah, yang cocok untuk dipuja oleh semua, dengan rela mengalami konflik-konflik yang begitu berat, siapa dari kita yang berani menolak untuk menundukkan diri bersama Dia pada hal yang sama? Karena satu pemikiran ini saja seharusnya cukup untuk mengalahkan semua pencobaan, yaitu, pada waktu kita tahu bahwa kita adalah rekan / teman dari Anak Allah, dan bahwa Ia, yang ada jauh di atas kita, dengan rela turun pada kondisi kita, supaya Ia bisa menghidupkan kita oleh teladanNya sendiri; ya, demikianlah kita mengumpulkan keberanian, yang kalau tidak akan memudar / hilang, dan seakan-akan berubah menjadi keputus-asaan.].

Bdk. Mat 10:24-25 - “(24) Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. (25) Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.”.

Ibr 12:1 - “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”.

John Owen (tentang Ibr 12:1): Some things may be observed concerning these words, as unto the manner of speech used in them; as, 1. The whole of it is figurative, consisting in sundry metaphors, drawn out of that which is the principal, namely, the comparison of our patient abiding in the profession of the gospel unto running or contending in a race for a prize. [= Ada beberapa hal yang bisa diamati berkenaan dengan kata-kata ini, seperti cara pembicaraan yang digunakan dalam kata-kata ini; seperti, 1. Seluruhnya bersifat figurative, terdiri dari bermacam-macam kiasan, yang ditarik dari hal itu yang adalah hal yang terpenting, yaitu, perbandingan tentang kesabaran kita yang tetap dalam pengakuan injil dengan lari atau bertanding dalam suatu perlombaan untuk suatu hadiah.] - hal 4 (AGES).

Kutipan di atas ini harus dihubungkan dengan Yesus sebagai ‘the finisher of our faith’ [= penyelesai dari iman kita] dalam ay 2. Kalau gelar / sebutan itu memang cocok untuk Dia, maka kita tak mungkin berhenti dalam lomba lari itu!

John Owen (tentang Ibr 12:1): An exhortation unto patient perseverance in the profession of the gospel, notwithstanding all difficulties and oppositions; metaphorically expressed by ‘running with patience the race that is set before us.’ [= Suatu nasehat pada ketekunan yang sabar dalam pengakuan dari injil, sekalipun ada kesukaran-kesukaran dan perlawanan-perlawanan; dinyatakan secara kiasan oleh ‘berlari dengan sabar dalam perlombaan yang diletakkan di depan kita’.] - hal 5 (AGES).

John Owen (tentang Ibr 12:1): A declaration of something necessary unto a compliance with this exhortation, and the duty required in us; which is, to ‘cast off every weight, and the sin that doth so easily beset us.’ [= Suatu pernyataan tentang sesuatu yang perlu / penting untuk suatu ketaatan pada nasehat ini, dan kewajiban yang dituntut dari kita; yang adalah, untuk ‘membuang setiap beban, dan dosa yang dengan begitu mudah mengganggu kita’.] - hal 5 (AGES).

John Owen (tentang Ibr 12:1): Let no man be confident in himself. He hath nothing of his own, but what will obstruct him in his way of holy obedience. Unless these things are deposed, laid aside, cast away, we cannot run the race with success whereunto we are called. How this is to be done, shall be afterwards declared. [= Janganlah ada orang yang yakin pada dirinya sendiri. Ia tidak mempunyai apa-apa dari dirinya sendiri, kecuali apa yang akan menghalangi dia dalam jalan ketaatan kudusnya. Kecuali hal-hal ini disingkirkan, dikesampingkan, dibuang, kita tidak bisa berlari dalam perlombaan itu dengan sukses kepada mana kita dipanggil. Bagaimana ini harus dilakukan, akan dinyatakan belakangan.] - hal 10 (AGES).

Bandingkan dengan:
1Kor 10:12 - Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!.
Yoh 15:5 - Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa..
Ro 7:18 - Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik..
Fil 4:13 - Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku..
NASB: I can do all things through Him who strengthens me. [= Aku bisa melakukan semua hal melalui Ia yang menguatkan aku].

John Owen (tentang Ibr 12:1): That which we are first to lay aside, is ‘every weight.’ The expression will scarce allow that this should be confined unto any one thing, or things of any one kind. No more seems to be intended, but that we part with every thing, of what kind soever it be, which would hinder us in our race. And so it is of the same importance with the great command of self-denial, which our Savior gives in such strict charge to all who take on them the profession of the gospel, as that without which they would not persevere therein, Matthew 16:24,25. [= Yang pertama-tama harus kita kesampingkan adalah ‘setiap beban’. Ungkapan ini tidak mengijinkan bahwa ini dibatasi pada satu hal apapun, atau hal-hal dari satu jenis apapun. Kelihatannya yang dimaksudkan tidak lebih dari bahwa kita berpisah dengan segala sesuatu, dari jenis apapun itu adanya, yang menghalangi kita dalam perlombaan kita. Dan dengan demikian itu adalah sama pentingnya dengan perintah yang besar / agung tentang penyangkalan diri, yang sang Juruselamat berikan dalam suatu instruksi yang ketat kepada semua orang yang mengambil bagi diri mereka pengakuan dari injil, karena tanpa itu mereka tidak akan bertekun di dalamnya, Matius 16:24,25.] - hal 10 (AGES).

Mat 16:24-25 - (24) Lalu Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (25) Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya..

Bdk. Luk 14:26,27,33 - “(26) ‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu. (27) Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu. ... (33) Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu..

John Owen (tentang Ibr 12:1): The riches of this world, and the love of them, are a peculiar obstruction unto constancy in the profession of the gospel, on many accounts. These, therefore, seem to be a burden, hindering us in our race in an especial manner. [= Kekayaan dari dunia ini, dan kecintaan kepada mereka, merupakan halangan khusus / khas pada kekonstanan dalam pengakuan injil, dalam banyak cerita / peristiwa. Karena itu, hal-hal ini kelihatan sebagai suatu beban, yang menghalangi kita dalam perlombaan kita dengan suatu cara khusus.] - hal 11 (AGES).

Owen memberikan 2 text Alkitab, yaitu:
Mat 19:23,24 - “(23) Yesus berkata kepada murid-muridNya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (24) Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.’”.
1Tim 6:9-10 - “(9) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (10) Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka..

John Owen (tentang Ibr 12:1): It being a race, it is of no advantage for any one merely to ‘begin’ or ‘make an entrance’ into it. Every one knows that all is lost in a race, where a man doth not hold out unto the end. [= Karena itu merupakan suatu perlombaan, tak ada keuntungan bagi siapapun untuk semata-mata ‘mulai’ atau ‘masuk’ ke dalamnya. Setiap orang tahu bahwa semua hilang dalam suatu perlombaan, dimana seseorang tidak bertahan sampai akhir.] - hal 20 (AGES).

Ibr 12:2 - “Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”.
Bagian yang saya garis-bawahi / cetak dengan huruf besar itu salah terjemahan!
KJV: the author and finisher of our faith [= pencipta dan penyelesai dari iman kita].
RSV: the pioneer and perfecter of our faith [= pelopor / pemulai dan penyempurna dari iman kita].
NIV: the author and perfecter of our faith [= pencipta dan penyempurna dari iman kita].
NASB/Lit: the author and perfecter of faith [= pencipta dan penyempurna iman].

John Owen (tentang Ibr 12:2): So he is the ‘author’ or beginner of our faith, in the efficacious working of it in our hearts by his Spirit; and ‘the finisher’ of it in all its effects, in liberty, peace, and joy, and all the fruits of it in obedience: for ‘without him we can do nothing.’ [= Maka / Jadi Ia adalah ‘Pencipta’ atau ‘Pemulai’ dari iman kita, dalam pengerjaan yang berhasil / efektif dari iman itu dalam hati kita oleh RohNya; dan ‘Penyelesai’ iman itu dalam semua efeknya, dalam kebebasan, damai, dan sukacita, dan semua buah-buah darinya dalam ketaatan: karena ‘tanpa Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa’.] - hal 26 (AGES).

John Owen (tentang Ibr 12:2): He in whom we do believe is ‘the author and finisher of our faith.’ - He both begins it in us, and carries it on unto perfection. [= Ia kepada siapa kita percaya adalah ‘pencipta dan penyelesai dari iman kita’. - Ia memulainya di dalam kita, dan memelihara / melanjutkannya sampai kesempurnaan.] - hal 27 (AGES).

Fil 1:6 - Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus..

Ibr 12:3 - “Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.”.

John Owen (tentang Ibr 12:3): When we begin to be heartless, desponding, and weary of our sufferings, it is a dangerous disposition of mind, towards a defection from the gospel. So it hath been with many, who at first vigorously engaged in profession, but have been wrought over unto a conformity with the world, by weariness of their trials. [= Pada waktu kita mulai menjadi tidak bersemangat, putus asa, dan lelah / bosan tentang penderitaan-penderitaan kita, itu merupakan suatu kecenderungan pikiran yang membahayakan, ke arah suatu tindakan meninggalkan injil. Begitulah itu telah terjadi dengan banyak orang, yang pada mulanya terlibat dengan giat / bersemangat dalam pengakuan, tetapi telah dibentuk pada suatu kemiripan dengan dunia, oleh kelelahan / kebosanan terhadap ujian-ujian mereka.] - hal 35 (AGES).

Bdk. Ro 12:2 - Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna..

John Owen (tentang Ibr 12:3): The third thing in the words is that which is laid down in the beginning of the verse; which is, the way and means of our preservation from this evil frame, and danger thereon. And this is, the diligent consideration of the person of Christ and his sufferings, or of his person in his sufferings. [= Hal yang ketiga dalam kata-kata ini adalah yang diletakkan pada awal dari ayat; yang adalah cara dan jalan dari penjagaan / pemeliharaan kita dari keadaan / sistim yang jahat ini, dan bahaya yang segera mengikutinya. Dan ini adalah perenungan yang rajin tentang pribadi / diri dari Kristus dan penderitaan-penderitaanNya, atau tentang pribadi / diriNya dalam penderitaan-penderitaanNya.] - hal 36 (AGES).

John Owen (tentang Ibr 12:3): The constant consideration of Christ in his sufferings is the best means to keep up faith unto its due exercise in all times of trial. [= Perenungan yang konstan tentang Kristus dalam penderitaan-penderitaanNya adalah jalan yang terbaik untuk bertekun dalam iman pada penggunaan / penerapannya yang sesuai pada semua masa ujian.] - hal 39 (AGES).

Ibr 12:4 - “Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.”.

John Owen (tentang Ibr 12:4): He intimates what they might yet expect; and that is blood. All sorts of violent deaths, by the sword, by tortures, by fire, are included herein. ... those who are engaged in the profession of the gospel have no security, but that they may be called unto the utmost and last sufferings, by blood, on the account of it. ... I do not think that the apostle doth absolutely determine that sufferings amongst those Hebrews would come at length unto blood; but argues from hence, that whereas there is this also prepared in the suffering of the church, namely, death itself in a way of violence, they who were indulged, and as yet not called thereunto, ought to take care that they fainted not under those lesser sufferings whereunto they were exposed. [= Ia mengisyaratkan apa yang mungkin mereka harapkan, dan itu adalah darah. Semua jenis kematian yang keras / kejam, oleh pedang, oleh penyiksaan, oleh api, tercakup di sini. ... mereka yang terlibat dalam pengakuan injil tidak mempunyai keamanan, tetapi mereka bisa dipanggil pada penderitaan-penderitaan yang tertinggi dan terakhir, oleh / dengan darah, karena hal itu. ... Saya tidak menganggap bahwa sang rasul menentukan secara mutlak bahwa penderitaan-penderitaan di antara orang-orang Ibrani akhirnya akan sampai pada darah / kematian; tetapi berargumentasi dari sini, bahwa sementara hal ini juga dipersiapkan dalam penderitaan dari gereja, yaitu, kematian itu sendiri dengan suatu cara kekejaman, mereka yang menuruti kesukaan hatinya, dan belum dipanggil kesana, harus berhati-hati supaya mereka tidak menjadi lemah di bawah penderitaan-penderitaan yang lebih kecil itu terhadap mana mereka terbuka.] - hal 40-41 (AGES).

John Owen (tentang Ibr 12:4): It is highly dishonorable to faint, in the cause of Christ and the gospel, under lesser sufferings, when we know there are greater to be undergone, by ourselves and others, on the same account. [= Merupakan sesuatu yang sangat hina / tidak terhormat untuk menjadi lemah dalam perkara Kristus dan injil, di bawah penderitaan-penderitaan yang lebih kecil, pada waktu kita tahu bahwa disana ada penderitaan-penderitaan yang lebih besar untuk dialami, oleh diri kita sendiri dan orang-orang lain, karena hal yang sama.] - hal 41 (AGES).




-bersambung