Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perseverance Of The Saints (18) (ketekunan orang-orang kudus)

Pdt.Budi Asali, M.Div.

m)Ibrani 12:15 - Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang..
KJV: fail of the grace of God; [= gagal dari kasih karunia Allah;].
RSV: fail to obtain the grace of God; [= gagal untuk mendapatkan kasih karunia Allah;].
NIV: misses the grace of God [= luput dari kasih karunia Allah].
NASB: comes short of the grace of God; [= gagal mencapai kasih karunia Allah;].

Kalau kita membanding-bandingkan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris maka hanya KJV yang bisa dipakai untuk mendukung doktrin Arminian ini (bahwa orang Kristen bisa murtad), tetapi RSV/NIV/NASB menunjuk kepada orang yang tidak mendapatkan kasih karunia Allah, atau ‘tidak menjadi orang Kristen’!

Charles W. Carter: Three dangers of the retarded Christian are pointed up. (1) The first danger that threatens the retarded Christian is that of falling from grace, or backsliding: ‘looking carefully lest there be any man that falleth short of the grace of God’ (v. 15a). Weymouth reads: ‘carefully see to it that none fails to avail himself of the grace of God.’ But the marginal reading of the KJV is particularly specific: ‘fall from the grace of God’. The surest way to fall from grace and backslide in heart and life is to refuse to go on unto sanctification. The Ephesian church is an apt example of this condition. Christ’s charge against this backsliding church was, ‘I have this against thee that thou didst leave thy first love. Remember therefore whence thou art fallen, and repent and do the first works’ (Rev. 2:4a, 5b). [= Tiga bahaya tentang orang Kristen yang tak bertumbuh ditunjukkan. (1) Bahaya yang pertama yang mengancam orang yang tak bertumbuh adalah bahaya tentang jatuh dari kasih karunia, atau melorot / merosot mundur: ‘berjaga-jaga supaya disana jangan ada siapapun yang gagal mencapai kasih karunia Allah’ (ay 15a). Weymouth berbunyi: ‘berjaga-jagalah dengan hati-hati supaya tak seorangpun gagal untuk mendapatkan manfaat dari kasih karunia Allah bagi dirinya sendiri’. Tetapi bacaan di catatan tepi dari KJV adalah spesifik secara khusus: ‘jatuh dari kasih karunia Allah’. Jalan yang paling pasti untuk jatuh dari kasih karunia dan merosot dalam hati dan kehidupan adalah menolak untuk melanjutkan pengudusan. Gereja Efesus adalah contoh yang cocok tentang kondisi ini. Tuduhan Kristus terhadap gereja yang merosot ini adalah, ‘Aku mempunyai hal ini terhadap / menentang engkau, bahwa engkau telah meninggalkan kasihmu yang pertama. Sebab itu ingatlah dari mana engkau telah jatuh, dan bertobatlah dan lakukanlah lagi pekerjaan-pekerjaan pertamamu’ (Wah 2:4,5a).] - ‘The Wesleyan Bible Commentary’, Vol 6 (Libronix).

Catatan: Teguran Yesus dalam Wah 2 itu berlaku bukan untuk seorang individu, tetapi untuk suatu gereja yang merosot, dan text itu tidak berarti mereka semua (seluruh gereja) murtad / tidak selamat. Kalau ada yang tidak selamat, maka mereka memang tidak pernah percaya Yesus dengan sungguh-sungguh, dan karena itu memang tidak pernah diselamatkan.

Penafsir ini mengatakan bahwa jalan yang paling pasti untuk jatuh dari kasih karunia Allah adalah dengan ‘menolak melanjutkan pengudusan’.
Mengapa ia tahu-tahu bicara tentang pengudusan? Karena Ibr 12:14, ayat yang terletak persis sebelum ayat yang kita bahas ini, berbunyi: Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan..
Jadi, orang Arminian yang satu ini, bahkan bukan mengatakan kalau dosa bisa membuat orang Kristen kehilangan keselamatan, tetapi bahkan penghentian pengudusan bisa membuat terjadinya hal itu.

Orang Kristen yang sama sekali menolak untuk berusaha menguduskan diri, jelas adalah orang kristen KTP! Bagaimana dengan orang Kristen yang mula-mula maju dalam pengudusan dan lalu berhenti? Menurut saya, asal pengudusan itu betul-betul pengudusan, ia tetap adalah orang kristen yang sejati, dan ia tetap selamat. Juga Roh Kudus tak akan membiarkan orang Kristen itu berhenti dalam pengudusan, karena hal itu jelas merupakan dosa. Roh Kudus pasti akan memperingatkan, menegur, menghajar, sehingga orang itu maju lagi dalam pengudusan.

Bdk. Ibr 12:5-11 - “(5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: ‘Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; (6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak.’ (7) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? (8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. (9) Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? (10) Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusanNya. (11) Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya..

Penafsir ini memang penafsir konyol, karena nanti tentang Ibr 12:16, yang jelas-jelas memberi contoh Esau, yang pasti bukan orang percaya, ia tetap menafsirkannya sebagai ‘kemurtadan total’.

Ibr 12:16 - Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan..

Ibr 12:15 - Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang..
KJV: fail of the grace of God; [= gagal dari kasih karunia Allah;].
RSV: fail to obtain the grace of God; [= gagal untuk mendapatkan kasih karunia Allah;].
NIV: misses the grace of God [= luput dari kasih karunia Allah].
NASB: comes short of the grace of God; [= gagal mencapai kasih karunia Allah;].

Lenski: The calamity ever to be guarded against is first of all ‘that anyone may drop away from the grace of God,’ literally, ‘fall behind’ and thus be separated ‘from the saving grace of God.’ We should say ‘lose the grace of God.’ The picture is that of believers being carried forward to eternal salvation by God’s grace, and instead of being carried forward to heaven like the rest this individual is left standing behind and is thus lost. ‘Grace’ is the unmerited favor Dei that comes to the guilty sinner in the gospel to free him from his guilt and sin, to make him a child of God, to keep and to bless him as such. To have that grace and then to drop away from it is calamity indeed. Yet the readers were in danger of doing this very thing by shrinking from persecution and thus being inclined to think less and less of Christ and again falling in love with their former Judaism. [= Bencana yang harus diwaspadai terutama dari semua adalah ‘bahwa siapapun bisa jatuh dari kasih karunia Allah’, secara hurufiah, ‘tertinggal’ dan karena itu terpisah ‘dari kasih karunia yang menyelamatkan dari Allah’. Kita harus mengatakan ‘kehilangan kasih karunia Allah’. Gambarannya adalah tentang orang-orang percaya yang dibawa maju pada keselamatan kekal oleh kasih karunia Allah, dan alih-alih dari dibawa maju ke surga seperti sisanya, individu ini tertinggal di belakang dan karena itu terhilang. ‘Kasih karunia’ adalah kebaikan Allah yang tak layak didapatkan yang datang kepada orang berdosa yang bersalah dalam injil untuk membebaskan dia dari kesalahan dan dosanya, untuk membuatnya seorang anak Allah, menjaganya dan memberkatinya sebagai anak Allah. Mempunyai kasih karunia itu dan lalu jatuh darinya betul-betul merupakan suatu bencana. Tetapi para pembaca ada dalam bahaya melakukan hal ini dengan mengkerut dari penganiayaan dan karena itu condong untuk berpikir makin lama makin sedikit tentang Kristus dan jatuh cinta lagi pada Yudaisme mereka yang dahulu.].

Saya berpendapat bahwa ada beberapa hal yang tidak masuk akal / tidak Alkitabiah dalam kata-kata Lenski di atas ini:

1. Adanya orang-orang percaya yang TERHILANG bertentangan dengan Yer 23:4.
Yer 23:4 - Aku akan mengangkat atas mereka gembala-gembala yang akan menggembalakan mereka, sehingga mereka tidak takut lagi, tidak terkejut dan tidak hilang seekorpun, demikianlah firman TUHAN..

Kata-kata Lenski juga bertentangan dengan Yoh 10 dimana Yesus digambarkan sebagai Gembala YANG BAIK. Dalam kontext Yesus sebagai Gembala yang baik itu, Ia memberikan suatu janji dalam Yoh 10:27-29.

Yoh 10:27-29 - “(27) Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, (28) dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. (29) BapaKu, yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa..

Gembala yang bisa kehilangan dombaNya adalah gembala yang bodoh / ceroboh. Karena itu kecuali saudara berani mengatakan bahwa Yesus adalah Gembala yang bodoh / ceroboh, jangan percaya bahwa orang kristen yang sejati bisa terhilang.

2. Kalau kasih karunia itu adalah kebaikan yang tidak layak kita terima, berarti Allah tetap memberikan yang baik kepada orang-orang yang tidak layak mendapatkan kebaikanNya. Pada waktu belakangan orang itu tertinggal / terpisah dari kasih karunia Allah, mengapa Allah tidak tetap memberikan kasih karuniaNya kepada orang yang tidak layak mendapatkannya itu? Kalau tadi waktu orang itu masih adalah musuhNya, Ia mau memberikannya, apakah sekarang, setelah orang itu menjadi anakNya, Ia tidak mau memberikannya lagi?

Bdk. Ro 5:9-10 - “(9) Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. (10) Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, Lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!.

3. Pembaca surat Ibrani ini, kata Lenski, adalah orang-orang Kristen yang mengkerut karena penganiayaan, dan lalu berpikir makin lama makin sedikit tentang Kristus. Ini masih mungkin. Tetapi ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa orang itu lalu jatuh cinta lagi pada Yudaisme mereka yang lalu. Ini bagi saya tidak masuk akal. Penganiayaan tidak akan mengembalikan cinta kepada agama yang lama!

Ibr 12:15 - Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang..
KJV: fail of the grace of God; [= gagal dari kasih karunia Allah;].
RSV: fail to obtain the grace of God; [= gagal untuk mendapatkan kasih karunia Allah;].
NIV: misses the grace of God [= luput dari kasih karunia Allah].
NASB: comes short of the grace of God; [= gagal mencapai kasih karunia Allah;].

Adam Clarke: ‘Lest any man fail of the grace of God.’ ... Lest any person should come behind, or fall off from, this grace or GIFT of God; this state of salvation, namely, the Gospel system or Christianity; for this is most evidently the meaning of the apostle. It is not the falling from a work of grace in their own souls, but from the Gospel, to apostatize from which they had now many temptations; and to guard them against this, the whole letter was written.[= ‘Supaya jangan siapapun gagal dari kasih karunia Allah’. ... Supaya jangan orang manapun tertinggal, atau jatuh dari, kasih karunia atau KARUNIA dari Allah ini; keadaan keselamatan ini, yaitu sistim Injil atau kekristenan; karena ini adalah arti / maksud yang paling jelas dari sang rasul. Itu bukan jatuh dari suatu pekerjaan kasih karunia dalam jiwa mereka sendiri, tetapi Injil, murtad dari mana mereka sekarang mempunyai banyak pencobaan; dan seluruh surat ditulis untuk menjaga mereka terhadap hal ini.].

Catatan:
1. Saya tak terlalu mengerti apa yang ia maksudkan dengan bagian yang saya beri garis bawah ganda. Apa bedanya ‘jatuh dari suatu pekerjaan kasih karunia dalam jiwa mereka’ dan ‘jatuh dari Injil’???? Mungkin hal yang pertama ia maksudkan sebagai orang-orang yang menolak Injil, sedangkan hal kedua orang-orang yang sudah ada dalam keadaan selamat.
2. Adam Clarke tak mengatakan bahwa surat yang ditulis untuk mencegah hal itu, berhasil mencegah atau tidak.

Ibr 12:15 - Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang..
KJV: fail of the grace of God; [= gagal dari kasih karunia Allah;].
RSV: fail to obtain the grace of God; [= gagal untuk mendapatkan kasih karunia Allah;].
NIV: misses the grace of God [= luput dari kasih karunia Allah].
NASB: comes short of the grace of God; [= gagal mencapai kasih karunia Allah;].

Calvin: “‘Looking diligently,’ ... By these words he intimates that it is easy to fall away from the grace of God; for it is not without reason that attention is required, because as soon as Satan sees us secure or remiss, he instantly circumvents us. We have, in short, need of striving and vigilance, if we would persevere in the grace of God. Moreover, under the word ‘grace,’ he includes our whole vocation. If any one hence infers that the grace of God is not efficacious, except we of our own selves cooperate with it, the argument is frivolous. We know how great is the slothfulness of our flesh; it therefore wants continual incentives; but when the Lord stimulates us by warning and exhortation, he at the same time moves and stirs up our hearts, that his exhortations may not be in vain, or pass away without effect. Then from precepts and exhortations we are not to infer what man can do of himself, or what is the power of freewill; for doubtless the attention or diligence which the Apostle requires here is the gift of God. [= ‘Jagalah / berhati-hatilah’, ... Dengan kata-kata ini ia menyatakan secara tidak langsung bahwa adalah mudah untuk jatuh dari kasih karunia Allah; karena bukanlah tanpa alasan bahwa perhatian dituntut, karena begitu Iblis melihat kita ceroboh / terlalu percaya diri atau lalai, ia langsung mengepung kita. Singkatnya kita mempunyai kebutuhan untuk berjuang dan bangun / berjaga-jaga, jika kita mau bertekun dalam kasih karunia Allah. Selanjutnya, di bawah kata ‘kasih karunia’, ia mencakup seluruh panggilan kita. Jika siapapun menyimpulkan dari sini bahwa kasih karunia Allah tidaklah efektif kecuali kita dari diri kita sendiri bekerja sama dengannya, argumentasi itu sembrono / remeh. Kita tahu betapa besar kelambanan daging kita; karena itu itu membutuhkan dorongan terus menerus; tetapi pada waktu Tuhan menggairahkan kita / membuat kita bersemangat dengan peringatan dan nasehat, Ia pada saat yang sama menggerakkan dan membangunkan hati kita, supaya nasehat-nasehatNya tidaklah sia-sia, atau lewat tanpa hasil. Jadi dari perintah-perintah dan nasehat-nasehat, kita tidak boleh menyimpulkan apa yang manusia bisa lakukan dari dirinya sendiri, atau apa / bagaimana kekuatan / kuasa dari kehendak bebas; karena tak diragukan perhatian dan kerajinan yang sang Rasul tuntut di sini adalah karunia dari Allah.].

Catatan:

1. ‘Seluruh panggilan kita’ kelihatannya menunjuk pada seluruh kehidupan kristen kita.

2. Sekalipun pada bagian awal dari kutipan di atas ini Calvin menekankan perlunya orang kristen untuk berhati-hati dan bertekun dalam kasih karunia Allah, tetapi ia menentang kalau kita bisa selamat karena adanya andil dari free will / kehendak bebas kita. Alasan yang ia berikan jelas adalah bahwa daging kita tidak bisa berbuat apa-apa dari dirinya sendiri, kalau bukan karena anugerah dari Allah diberikan kepada kita.

Ayat-ayat yang bisa digunakan untuk mendukung pandangan Calvin ini jelas sangat banyak:

a. Yoh 15:5 - Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa..

b. Ro 7:18-19 - “(18) Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. (19) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.”.

Catatan: kalau dari ayat ini kelihatannya kita bisa menghendaki sesuatu yang baik, maka perhatikanlah ayat di bawah ini.

c. Fil 2:12-13 - “(12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya.”.
KJV: “For it is God which worketh in you both to will and to do of his good pleasure” [= Karena Allahlah yang bekerja dalam kamu baik untuk menghendaki maupun untuk melakukan dari kesenangan / perkenanNya yang baik].
RSV: “for God is at work in you, both to will and to work for his good pleasure” [= karena Allah bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan untuk kesenangan / perkenanNya yang baik].
NASB: “for it is God who is at work in you, both to will and to work for His good pleasure” [= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan untuk kesenangan / perkenanNya yang baik].
NIV: “for it is God who works in you to will and to act according to his good purpose” [= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu untuk menghendaki dan untuk berbuat menurut rencanaNya yang baik].

Catatan: Fil 2:12-13 cocok persis dengan komentar Calvin di atas, karena sekalipun dalam Fil 2:12 ada perintah, itu sama sekali tak berarti bahwa orangnya bisa melakukan hal itu dari dirinya sendiri, dan ini ditunjukkan oleh Fil 2:13 yang mengatakan bahwa baik untuk menghendaki maupun untuk melakukan, semuanya adalah pekerjaan Allah dalam diri kita.

d. Fil 4:13 - “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”.
NASB: “I can do all things through Him who strengthens me.” [= Aku dapat melakukan segala sesuatu melalui Dia yang menguatkan aku.].
Kata Yunani yang digunakan adalah EN, yang sekalipun bisa diterjemahkan ‘in’ [= dalam], tetapi juga bisa diterjemahkan ‘through’ [= melalui].

Ibr 12:15 - Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang..
KJV: fail of the grace of God; [= gagal dari kasih karunia Allah;].
RSV: fail to obtain the grace of God; [= gagal untuk mendapatkan kasih karunia Allah;].
NIV: misses the grace of God [= luput dari kasih karunia Allah].
NASB: comes short of the grace of God; [= gagal mencapai kasih karunia Allah;].

Barnes’ Notes: ‘Fail of the grace of God.’ Margin, ‘fail from.’ The Greek is, ‘lest any one be wanting or lacking’ - ‎husteroon. There is no intimation in the words used here that they already had grace and might fall away ... but that there was danger that they might be found at last to be deficient in that religion which was necessary to save them. Whether this was to be by losing the religion which they now had, or by the fact that they never had any however near they may have come to it - the apostle does not here intimate, and this passage should not be used in the discussion of the question about failing from grace. It is a proper exhortation to be addressed to any man in the church or out of it, to inquire diligently whether there is not reason to apprehend that when he comes to appear before God he will be found to be wholly destitute of religion.[= ‘Gagal dari kasih karunia Allah’. Catatan tepi, ‘gagal dari’. Bahasa Yunaninya adalah, ‘supaya jangan seorangpun kekurangan / tak mempunyai’ - HUSTEROON. Di sana tak ada petunjuk dalam kata-kata yang digunakan di sini bahwa mereka telah mempunyai kasih karunia dan bisa jatuh / murtad ... tetapi disana ada bahaya bahwa mereka pada akhirnya bisa didapati sebagai kekurangan / tak mempunyai dalam agama itu yang adalah perlu untuk menyelamatkan mereka. Apakah ini terjadi oleh kehilangan agama yang sekarang mereka miliki, atau oleh fakta bahwa mereka tidak pernah memiliki apa-apa, betapapun dekatnya mereka telah datang kepadanya - sang rasul tidak menunjukkan di sini, dan text ini tidak boleh digunakan dalam diskusi tentang pertanyaan tentang gagal dari kasih karunia. Ini adalah suatu nasehat / desakan yang tepat / benar untuk ditujukan kepada siapapun di dalam atau di luar gereja, untuk menyelidiki dengan rajin / teliti apakah disana tidak ada alasan untuk menyadari bahwa pada waktu ia datang untuk muncul di hadapan Allah, ia akan didapati sama sekali tak memiliki agama.].
Catatan: yang dimaksudkan dengan ‘agama’ pada bagian akhir kutipan ini pasti adalah kekristenan.

Saya 100 % setuju dengan kata-kata Barnes ini. Ibr 12:15 bukan mempersoalkan kemurtadan, tetapi kesungguhan iman orang Kristen.

Ibr 12:15 - Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang..
KJV: fail of the grace of God; [= gagal dari kasih karunia Allah;].
RSV: fail to obtain the grace of God; [= gagal untuk mendapatkan kasih karunia Allah;].
NIV: misses the grace of God [= luput dari kasih karunia Allah].
NASB: comes short of the grace of God; [= gagal mencapai kasih karunia Allah;].

John Owen: (1.) By the ‘grace of God,’ God’s gracious favor and acceptance in Christ, as it is proposed and declared by the gospel, is intended.” [= (1.) Oleh ‘kasih karunia Allah’, kebaikan yang bersifat kasih karunia dan penerimaan dalam Kristus, seperti yang ditawarkan dan dinyatakan oleh injil, yang dimaksudkan.] - hal 96 (AGES).

John Owen: (2.) This grace, under all their profession of the gospel, men may ‘fail of;’ which is the evil cautioned against. The word ὑστερέω, signifies sometimes ‘to want, or be deficient in any kind,’ Matthew 19:20; Luke 15:14, 22:35: sometimes ‘to come behind,’ 1 Corinthians 1:7; 2 Corinthians 11:5: sometimes ‘to be destitute,’ Hebrews 11:37: sometimes ‘to fail or come short of,’ as Romans 3:23; Hebrews 4:1. ... It nowhere signifies to fall from: so that the inquiries of men about falling from grace, as unto these words, are impertinent. [= (2.) Kasih karunia ini, di bawah semua pengakuan injil mereka, orang-orang bisa ‘gagal dari’; yang adalah bencana yang diwaspadai. Kata ὑστερέω (HUSTEREO), kadang-kadang berarti ‘membutuhkan, atau kekurangan dalam jenis apapun’, Mat 19:20; Luk 15:14, 22:35: Kadang-kadang ‘kekurangan’, 1Kor 1:7; 2Kor 11:5: kadang-kadang ‘tak memiliki’, Ibr 11:37: kadang-kadang ‘gagal atau gagal mencapai’, seperti Ro 3:23; Ibr 4:1. ... Kata itu tidak pernah berarti ‘jatuh dari’; sehingga pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang tentang jatuh dari kasih karunia, berkenaan dengan kata-kata ini, adalah tidak cocok / menyimpang dari pokok pembicaraan.] - hal 96-97 (AGES).

Mari kita memperhatikan ayat-ayat yang digunakan oleh John Owen. Ayat-ayat ini semuanya menggunakan kata Yunani, yang berasal dari kata dasar HUSTEREO.

Mat 19:20 - Kata orang muda itu kepadaNya: ‘Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?’.
Catatan: kata ‘kurang’ diterjemahkan ‘lack’ atau ‘lacking’ [= kekurangan / tak mempunyai] dalam KJV/RSV/NIV/NASB, dan dalam bahasa Yunani adalah ὑστερῶ (HUSTERO).

Luk 15:14 - Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat..
Catatan: kata ‘melarat’ diterjemahkan ‘to be in want’ [= ada dalam kekurangan] dalam KJV/RSV dan ‘to be in need’ [= ada dalam kebutuhan] dalam NIV/NASB, dan dalam bahasa Yunaninya adalah ὑστερεῖσθαι (HUSTEREISTHAI).

Luk 22:35 - Lalu Ia berkata kepada mereka: ‘Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi, bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?’.
Catatan: kata ‘kekurangan’ diterjemahkan ‘lacked’ [= kekurangan / tak mempunyai] dalam KJV, dan ‘lack’ [= kekurangan / tak mempunyai] dalam RSV/NIV/NASB, dan dalam bahasa Yunani adalah ὑστερήσατε (HUSTERESATE).

1Kor 1:7 - Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus..
Catatan: kata ‘kekurangan’ diterjemahkan ‘come behind’ [= kekurangan] dalam KJV, dan ‘lack’ atau ‘lacking’ [= kekurangan / tak mempunyai] dalam RSV/NIV/NASB, dan dalam bahasa Yunani adalah ὑστερεῖσθαι (HUSTEREISTHAI).

2Kor 11:5 - Tetapi menurut pendapatku sedikitpun aku tidak kurang dari pada rasul-rasul yang tak ada taranya itu..
Catatan: kata ‘kurang’ diterjemahkan ‘behind’ [= di belakang / di bawah / lebih rendah] dalam KJV, dan ‘inferior’ [= lebih rendah] dalam RSV/NIV/NASB, dan dalam bahasa Yunani adalah ὑστερηκέναι (HUSTEREKENAI).

Ibr 11:37 - Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan..
Catatan: kata ‘kekurangan’ diterjemahkan ‘destitute’ [= kekurangan / sama sekali tidak mempunyai] dalam KJV/RSV/NIV/NASB, dan dalam bahasa Yunani adalah ὑστερούμενοι (HUSTEROUMENOI).

Ro 3:23 - Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,.
Catatan: kata-kata ‘telah kehilangan’ diterjemahkan ‘come short’ [= gagal memenuhi] dalam KJV, dan ‘fall short’ [= gagal memenuhi] dalam RSV/NIV/NASB, dan dalam bahasa Yunaninya adalah ὑστεροῦνται (HUSTEROUNTAI).

Ibr 4:1 - Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentianNya masih berlaku..
Catatan: kata ‘ketinggalan’ diterjemahkan ‘to come short of it’ [= gagal memenuhinya] dalam KJV, dan ‘to have failed to reach it’ [= telah gagal mencapainya] dalam RSV, dan ‘to have fallen short of it’ [= telah gagal memenuhinya] dalam NIV, dan ‘to have come short of it’ [= telah gagal memenuhinya] dalam NASB, dan dalam bahasa Yunaninya adalah ὑστερηκέναι (HUSTEREKENAI).

John Owen: Wherefore, to ‘fail of grace,’ is to come short of it, not to obtain it, though we seem to be in the way thereunto. See Romans 11:7, 9:30, 31. So also to ‘fall from grace,’ Galatians 5:4, is nothing but not to obtain justification by the faith of Christ. [= Karena itu, ‘gagal dari kasih karunia’, adalah gagal mencapainya, tidak mendapatkannya, sekalipun kita kelihatannya ada dalam jalan menuju kesana. Lihat Ro 11:7, 9:30,31. Begitu juga ‘jatuh dari kasih karunia’, Gal 5:4, bukan lain dari ‘tidak mendapatkan pembenaran oleh iman kepada Kristus’.] - hal 97 (AGES).

Ro 11:7 - Jadi bagaimana? Israel tidak memperoleh apa yang dikejarnya, tetapi orang-orang yang terpilih telah memperolehnya. Dan orang-orang yang lain telah tegar hatinya,.

Ro 9:30-31 - “(30) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman. (31) Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu.”.

Gal 5:4 - Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia..
KJV: ye are fallen from grace [= kamu jatuh dari kasih karunia].
RSV/NIV: you have fallen away from grace [= kamu telah menyimpang dari kasih karunia].
NASB: you have fallen from grace. [= kamu telah jatuh dari kasih karunia].

Jadi, ayat ini oleh Owen juga diartikan bukan sebagai orang yang kehilangan keselamatan, tetapi tidak mendapatkan keselamatan. Saya setuju dengan pandangan Owen ini.

Dengan demikian, sama seperti Albert Barnes, John Owen juga beranggapan bahwa Ibr 12:15 yang sedang kita bahas ini tidak membicarakan tentang orang Kristen yang murtad (atau peringatan bagi orang Kristen supaya jangan murtad), tetapi tentang orang yang tidak mendapatkan keselamatan / orang yang menolak injil (atau peringatan kepada orang-orang yang mendengar injil supaya jangan menolak injil itu).



-bersambung