Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perseverance Of The Saints (5) (Ketekunan Orang-orang Kudus)

Pdt.Budi Asali, M.Div.

Leon Morris / NICNT (tentang Yoh 15:2): Every fruitless branch he takes away (cf. Matt. 3:10). We should not regard this as a proof that true believers may fall away. It is part of the viticultural picture, and the point could not be made without it. The emphasis is on the bearing of fruit. ... In a vineyard fruitfulness is not simply desirable; it is imperative; that is the whole point of the vineyard; it is what the vineyard is for. ... The ‘fruit’ is not defined here, but we need not doubt that qualities of Christian character are in mind as elsewhere in the New Testament (Matt. 3:8; 7:20; Rom. 6:22; Gal. 5:22; Eph. 5:9; Phil. 1:11, etc.).[= Setiap ranting yang tidak berbuah dipotongnya (bdk. Mat 3:10). Kita tidak boleh menganggap ini sebagai suatu bukti bahwa orang-orang percaya yang sungguh-sungguh bisa murtad. Itu merupakan bagian dari pengolahan anggur, dan point / tujuannya tidak bisa dibuat tanpanya. Penekanannya adalah pada pengeluaran buah. ... Dalam sebuah kebun anggur keberbuahan bukanlah sekedar sesuatu yang diinginkan; itu merupakan keharusan; itu adalah seluruh tujuan dari kebun anggur; itu adalah untuk apa kebun anggur itu. ... ‘Buah’ tidak didefinisikan disini, tetapi kita tidak perlu meragukan bahwa kwalitet dari karakter Kristen yang dimaksudkan seperti di tempat lain dalam Perjanjian Baru (Mat 3:8; 7:20; Ro 6:22; Gal 5:22; Ef 5:9; Fil 1:11, dsb.).].
Mat 3:8,10 - “(8) Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. ...  (10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”.
Mat 7:20 - “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”.
Ro 6:22 - “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.”.
Gal 5:22-23 - “(22) Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”.
Ef 5:9 - “karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,”.
Fil 1:11 - “penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.”.

Leon Morris / NICNT (tentang Yoh 15:4): ‘You must abide in me and I must abide in you.’ It could be a promise, ‘Abide in me, and I will abide in you.’ But it is perhaps more probable that it is a continuation of the command to the disciples, ‘Abide in me, and see that I abide in you.’ Jesus means that the disciples should live such lives that he will continue to abide in them. The two ‘abidings’ cannot be separated, and ‘abiding’ is the necessary prerequisite of fruitfulness. No branch bears fruit in isolation. Every fruitful branch has vital connection with the vine. So to abide in Christ is the necessary prerequisite of fruitfulness for the Christian. Fruitfulness doubtless includes both the production of Christian character and the winning of others to follow Christ; it includes everything that results from vital union with Christ (see on v. 2). [= ‘Kamu harus tinggal di dalam Aku dan Aku harus tinggal di dalam kamu’. Ini bisa merupakan suatu janji, ‘Tinggallah di dalam Aku, dan Aku akan tinggal di dalam kamu’. Tetapi lebih memungkinkan bahwa itu merupakan suatu lanjutan dari perintah kepada murid-murid, ‘Tinggallah di dalam Aku, dan jagalah / usahakanlah supaya Aku tinggal di dalam kamu’. Yesus memaksudkan bahwa murid-murid harus menjalani suatu kehidupan sedemikian rupa sehingga Ia akan tetap tinggal di dalam mereka. Kedua ‘tinggal’ itu tidak bisa dipisahkan, dan ‘tinggal’ adalah syarat yang perlu untuk keberbuahan. Tak ada ranting mengeluarkan buah dalam kesendirian. Setiap ranting yang berbuah mempunyai hubungan yang hidup dengan pokok anggur. Jadi tinggal dalam Kristus merupakan syarat yang perlu untuk keberbuahan bagi orang Kristen. Keberbuahan tak diragukan mencakup baik produksi dari karakter Kristen maupun pemenangan orang-orang lain untuk mengikuti Kristus; itu mencakup segala sesuatu yang dihasilkan dari persatuan yang hidup dengan Kristus (lihat tentang ay 2).].

Leon Morris / NICNT (tentang Yoh 15:8): their fruitfulness is evidence of the Father at work in them and thus it glorifies him.[= keberbuahan mereka adalah bukti bahwa Bapa bekerja di dalam mereka dan dengan demikian itu memuliakan Dia.].

Leon Morris / NICNT (tentang Yoh 15:16): It is possible that here the bearing of fruit includes the thought of service leading to the conversion of others (why else should they ‘go’?), as in 4:36.[= Adalah mungkin bahwa di sini pengeluaran buah mencakup pemikiran tentang pelayanan yang membimbing pada pertobatan dari orang-orang lain (kalau tidak, untuk apa mereka harus ‘pergi’?), seperti dalam 4:36.].
Yoh 15:16 - “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu.”.
Yoh 4:36 - “Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.”.

Bdk. 1Kor 9:1 - Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas? Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah kamu adalah buah pekerjaanku dalam Tuhan?.

Matthew Henry (tentang Yoh 15:2): The doom of the unfruitful (v. 2): They are taken away. (1.) It is here intimated that there are many who pass for branches in Christ who yet do not bear fruit. Were they really united to Christ by faith, they would bear fruit; but being only tied to him by the thread of an outward profession, though they seem to be branches, they will soon be seen to be dry ones. Unfruitful professors are unfaithful professors; professors, and no more. ... (2.) It is here threatened that they shall be taken away, in justice to them and in kindness to the rest of the branches. From him that has not real union with Christ, and fruit produced thereby, ‘shall be taken away even that which he seemed to have,’ Luke 8:18. Some think this refers primarily to Judas. [= Nasib dari ranting yang tidak berbuah (ay 2): ‘Mereka akan dipotong’. (1.) Di sini ditunjukkan bahwa disana ada banyak yang dipandang sebagai ranting-ranting dalam Kristus yang tidak mengeluarkan buah. Seandainya mereka sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus oleh iman, mereka akan mengeluarkan buah; tetapi karena mereka hanya diikat kepadaNya oleh benang dari suatu pengakuan lahiriah, sekalipun mereka kelihatan sebagai ranting-ranting, mereka akan segera terlihat sebagai ranting-ranting yang kering. Pengaku-pengaku yang tak berbuah adalah pengaku-pengaku yang tidak setia; pengaku-pengaku, dan tidak lebih. ... (2.) Di sini diancamkan bahwa mereka akan dipotong / dibuang, sebagai keadilan kepada mereka dan sebagai kebaikan kepada sisa dari ranting-ranting. Dari dia yang tidak mempunyai persatuan yang sungguh-sungguh dengan Kristus, dan buah yang dihasilkan olehnya, ‘akan diambil bahkan apapun yang kelihatannya ia punyai’, Luk 8:18. Beberapa orang menganggap ini menunjuk terutama kepada Yudas.].

Luk 8:18 - “Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.’”.
RSV/NIV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia tetapi KJV menterjemahkan secara agak berbeda.
KJV: and whosoever hath not, from him shall be taken even that which he seemeth to have. [= dan siapapun yang tidak mempunyainya, dari dia akan diambil bahkan itu yang kelihatannya ia punyai.].
Kalau dilihat dalam Bible Works 8 maka kedua arti memang memungkinkan.

Matthew Henry (tentang Yoh 15:6): The fatal consequences of forsaking Christ (v. 6): ‘If any man abide not in me, he is cast forth as a branch.’ This is a description of the fearful state of hypocrites that are not in Christ, and of apostates that abide not in Christ. ... Those that abide not in Christ, though they may flourish awhile in a plausible, at least a passable profession, yet in a little time wither and come to nothing. ... Note, Those that bear no fruit, after while will bear no leaves.[= Konsekwensi fatal dari meninggalkan Kristus (ay 6): ‘Jika siapapun tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang seperti sebuah ranting’. Ini merupakan suatu penggambaran tentang keadaan yang menakutkan dari orang-orang munafik yang tidak ada di dalam Kristus, dan tentang orang-orang murtad yang tidak tinggal di dalam Kristus. ... Mereka yang tidak tinggal di dalam Kristus, sekalipun mereka untuk suatu waktu bisa tumbuh dengan subur dalam suatu pengakuan yang bagus dari luar, setidaknya suatu pengakuan yang cukup baik, tetapi dalam waktu yang singkat layu dan menjadi tidak ada. ... Perhatikan, Mereka yang tidak mengeluarkan buah, setelah beberapa waktu akan tidak mengeluarkan daun.].

d) 1Kor 15:2 - “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu - kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.”.
KJV: ‘By which also ye are saved, if ye keep in memory what I preached unto you, unless ye have believed in vain.’ [= oleh / dengan mana kamu juga diselamatkan, jika kamu mengingat apa yang aku khotbahkan kepadamu, kecuali engkau telah percaya dengan sia-sia.].
KJV salah terjemahan; RSV/NIV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia.

Adam Clarke (tentang 1Kor 15:2): Your future salvation, or being brought finally to glory, will now depend on your faithfulness to the grace that ye have received.[= Keselamatanmu yang akan datang, atau akhirnya dibawa pada kemuliaan, akan tergantung sekarang pada kesetiaanmu pada kasih karunia yang telah kamu terima.].

Lenski (tentang 1Kor 15:2): “‘If you hold it fast,’ namely this statement of the gospel, merely raises the question, not as a doubt on Paul’s part, but as an intimation to the Corinthians to examine themselves on this point. With this condition of reality Paul on his part assumes, and for the entire purpose of his presentation must assume, that the Corinthians do continue to hold fast (of course, not in their memories merely but also in their hearts by faith) what he once preached to them, i.e., the gospel and in particular the statement which embodied the heart of that gospel. Paul thus says: ‘I take it that you do hold this fast.’ Paul sees but one possibility in keeping with which he could assume that the Corinthians no longer hold fast what he preached to them: ‘unless you believed in vain,’ ἐπιστεύσατε, an ingressive aorist, pointing to the time when the Corinthians first ‘came to believe.’ The adverb εἰκῆ, ‘in vain,’ means ‘at random,’ i.e., so that your believing led you nowhere, brought you nothing. In the case of a real believer such an assumption is an impossible idea. True faith always brings salvation and a thousand blessed effects connected with this salvation. [= ‘Jika kamu berpegang teguh padanya’, yaitu pernyataan Injil ini, semata-mata menanyakan pertanyaan, bukan sebagai suatu keragu-raguan pada diri Paulus, tetapi sebagai suatu petunjuk kepada orang-orang Korintus untuk memeriksa diri mereka sendiri dalam hal ini. Dengan kondisi realita ini Paulus menganggap, dan untuk seluruh tujuan dari penyampaiannya harus menganggap, bahwa orang-orang Korintus memang terus berpegang teguh (tentu saja, bukan semata-mata dalam ingatan mereka tetapi juga di dalam hati mereka oleh iman) apa yang ia pernah sekali khotbahkan kepada mereka, yaitu injil dan secara khusus pernyataan yang mewujudkan hati / inti dari injil. Jadi Paulus berkata: ‘Aku menganggap bahwa kamu berpegang teguh padanya’. Paulus hanya melihat satu kemungkinan yang sesuai dengan anggapannya bahwa orang-orang Korintus tidak lagi berpegang teguh pada apa yang telah ia khotbahkan kepada mereka: ‘kecuali kamu telah percaya dengan sia-sia’, EPISTEUSATE, suatu aorist ingressive, menunjuk pada saat pada waktu orang-orang Korintus pertama-tama ‘menjadi percaya’. Kata keterangan EIKE, ‘dengan sia-sia’, berarti ‘dengan sembarangan’, yaitu sehingga kepercayaanmu tak membimbing kamu kemana-mana, tak membawa apa-apa kepadamu. Dalam kasus dari orang percaya yang sejati anggapan seperti itu adalah gagasan yang mustahil. Iman yang benar / sejati selalu membawa keselamatan dan seribu akibat yang diberkati berkenaan dengan keselamatan ini.].

Saya tak mengerti bagaimana Lenski yang Arminian ini bisa berkata seperti ini. Bagi saya kata-katanya di sini seperti kata-kata orang Reformed!

Calvin (tentang 1Kor 15:2): “‘If you keep in memory - unless in vain.’ These two expressions are very cutting. In the first, he reproves their carelessness or fickleness, because such a sudden fall was an evidence that they had never understood what had been delivered to them, or that their knowledge of it had been loose and floating, inasmuch as it had so quickly vanished. By the second, he warns them that they had needlessly and uselessly professed allegiance to Christ, if they did not hold fast this main doctrine. [= ‘Jika kamu mengingatnya - kecuali dengan sia-sia’. Kedua pernyataan ini sangat menyinggung perasaan. Dalam pernyataan yang pertama, ia memarahi mereka karena kecerobohan atau sikap plin plan mereka, karena kejatuhan mendadak seperti itu merupakan suatu bukti bahwa mereka tidak pernah mengerti apa yang telah disampaikan kepada mereka, atau bahwa pengetahuan mereka tentangnya telah kendor / tak tertanam dengan baik dan mengambang, karena itu telah hilang dengan begitu cepat. Dengan pernyataan yang kedua, ia memperingati mereka bahwa mereka telah mengaku setia kepada Kristus secara tak perlu dan secara tak berguna, jika mereka tidak memegang teguh doktrin utama ini.].

Charles Hodge (tentang 1Kor 15:2): Their salvation, however, is conditional on their perseverance. If they do not persevere, they will not only fail to consummate the work of salvation, but it becomes evident that they never were justified or renewed. ‘You are saved if you hold firmly.’ The word does not mean, ‘if you keep in mind.’ It simply means, ‘if you hold fast.’ Whether that is physically holding on or retaining in the memory or retaining in faith depends on the context. Here it is evident that the condition of salvation is not keeping in mind, but persevering in the faith. [= Tetapi / bagaimanapun, keselamatan mereka, tergantung pada ketekunan mereka. Jika mereka tidak bertekun, mereka bukan hanya gagal untuk menyelesaikan pekerjaan keselamatan, tetapi menjadi jelas bahwa mereka tidak pernah dibenarkan atau diperbaharui. ‘Kamu diselamatkan JIKA KAMU BERPEGANG DENGAN TEGUH’. Kata itu tidak berarti, ‘jika kamu mengingatnya’. Itu sekedar berarti ‘jika kamu memegang teguh’. Apakah itu memegang teguh secara fisik atau mempertahankannya dalam ingatan atau mempertahankannya dalam iman tergantung pada kontextnya. Di sini adalah jelas bahwa syarat keselamatan bukanlah mengingat, tetapi bertekun dalam iman.].

e) Kol 1:23 - “Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”.

Adam Clarke (tentang Kol 1:23): “‘If ye continue in the faith.’ This will be the case if you, who have already believed in Christ Jesus, continue in that faith, grounded in the knowledge and love of God, and settled - made firm and perseveringly steadfast, in that state of salvation. ‘And be not moved away.’ Not permitting yourselves to be seduced by false teachers.” [= ‘Jika kamu tetap / bertahan dalam iman’. Ini akan menjadi kasusnya jika kamu, yang telah percaya kepada Kristus Yesus, bertahan dalam iman itu, berdasarkan pada pengetahuan / pengenalan dan kasih Allah, dan diteguhkan, dibuat teguh dan setia dengan bertekun, dalam keadaan keselamatan itu. ‘Dan jangan digerakkan / digeser’. Tak mengijinkan dirimu sendiri untuk digoda oleh guru-guru palsu.].

Lenski (tentang Kol 1:23): Yet Paul does not fail to add the cautious condition: ‘ - if, indeed (εἴγε),’ etc. The Colossians were troubled by errorists. Would they resist them? Would they really? Would they abide by the great gospel facts regarding the person, work, and extent of work of the God-man? Paul voices no doubt regarding them. This ‘if’ contemplates reality, the reality that they will remain what they have been made. Yet the ‘if’ bids them examine and watch themselves. We should always have it in mind and especially when error is in the air. ... To be sure, ‘not moved away’ implies not leaving the faith on which the Colossians rest. ... What a loss: to have heard the true gospel, to have seen this great hope that the first-born will present us in glory as all-perfect before himself (v. 22) and then to let some errorists with foolish notions move us away from it all! [= Tetapi Paulus tidak gagal untuk menambahkan syarat untuk hati-hati: ‘ - jika, memang (EIKE)’, dst. Orang-orang Kolose diganggu oleh orang-orang / pengajar-pengajar yang salah / sesat. Apakah mereka akan menolak mereka? Apakah mereka sungguh-sungguh akan menolak mereka? Apakah mereka akan mematuhi fakta-fakta besar dari injil berkenaan dengan pribadi, pekerjaan, dan luasnya pekerjaan dari Manusia-Allah? Paulus tidak menyatakan keragu-raguan berkenaan dengan mereka. Kata ‘jika’ ini memandang realita, realita bahwa mereka akan tetap menjadi seperti yang mereka telah dibuat. Tetapi kata ‘jika’ itu meminta mereka memeriksa dan menjaga diri mereka sendiri. Kita harus selalu mengingatnya dan khususnya pada waktu kesalahan merajalela. ... Tentu saja, ‘tidak digerakkan / digeser’ berarti tidak meninggalkan iman pada mana orang-orang Kolose bersandar. ... Betul-betul suatu kehilangan yang besar: telah mendengar injil yang benar, telah melihat pengharapan yang besar ini bahwa Yang Sulung akan menghadirkan kita dalam kemuliaan sebagai sempurna seluruhnya di hadapan diriNya sendiri (ay 22) dan lalu membiarkan beberapa pengajar salah / sesat dengan pandangan-pandangan bodoh menggeser kita darinya!].

Calvin (tentang Kol 1:23): “‘If ye continue.’ Here we have an exhortation to perseverance, by which he admonishes them that all the grace that had been conferred upon them hitherto would be vain, unless they persevered in the purity of the gospel. ... For faith is not like mere opinion, which is shaken by various movements, but has a firm steadfastness, which can withstand all the machinations of hell. Hence the whole system of Popish theology will never afford even the slightest taste of true faith, which holds it as a settled point, that we must always be in doubt respecting the present state of grace, as well as respecting final perseverance. [= ‘Jika kamu bertahan / bertekun’. Di sini kita mempunyai suatu desakan / dorongan pada ketekunan, dengan mana ia menasehati mereka bahwa semua kasih karunia yang telah diberikan kepada mereka sampai saat ini akan sia-sia, kecuali mereka bertekun dalam kemurnian injil. ... Karena iman bukanlah seperti semata-mata suatu pandangan, yang digoncangkan oleh bermacam-macam pergerakan, tetapi mempunyai suatu keteguhan / kesetiaan, yang bisa menahan semua tipu daya dari neraka. Karena itu seluruh sistim dari teologia kepausan (Katolik) tidak akan pernah memberikan bahkan rasa yang paling sedikit dari iman yang benar, yang mempercayainya sebagai suatu hal yang sudah ditetapkan, bahwa kita harus selalu ada dalam keraguan berkenaan dengan keadaan sekarang dari kasih karunia, dan juga berkenaan dengan ketekunan akhir.].

William Hendriksen (tentang Kol 1:23): Now in connection with this glorious presentation at the Lord’s return a condition must be fulfilled. Hence, Paul continues: ‘if, indeed, you continue in the faith, founded and firm.’… Divine preservation always presupposes human perseverance. Perseverance proves faith’s genuine character, and is therefore indispensable to salvation. To be sure, no one can continue in the faith in his own strength (John 15:5). The enabling grace of God is needed from start to finish (Phil. 2:12, 13). This, however, does not cancel human responsibility and activity. [= Sekarang sehubungan dengan penghadiran yang mulia pada kembalinya Tuhan suatu syarat harus dipenuhi. Maka, Paulus melanjutkan: ‘Jika, kamu memang bertahan dalam iman, tetap teguh dan tak bergoncang’. ... Pemeliharaan ilahi selalu mensyaratkan ketekunan manusia. Ketekunan membuktikan karakter yang asli dari iman, dan karena itu merupakan sesuatu yang mutlak perlu bagi keselamatan. Sudah tentu, tak seorangpun bisa bertahan dalam iman dengan kekuatannya sendiri (Yoh 15:5). Kasih karunia Allah yang memampukan dibutuhkan dari awal sampai akhir (Fil 2:12,13). Tetapi ini tidak membatalkan tanggung jawab dan aktivitas manusia.].
Yoh 15:5 - “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”.
Fil 2:12-13 - “(12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya.”.

Fil 2:13 dalam terjemahan Indonesia kurang jelas. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris.
KJV: “For it is God which worketh in you both to will and to do of his good pleasure” (= Karena Allahlah yang bekerja dalam kamu baik untuk menghendaki maupun untuk melakukan dari kesenanganNya yang baik).
RSV: “for God is at work in you, both to will and to work for his good pleasure” (= karena Allah bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan untuk kesenanganNya yang baik).
NASB: “for it is God who is at work in you, both to will and to work for His good pleasure” (= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan untuk kesenanganNya yang baik).
NIV: “for it is God who works in you to will and to act according to his good purpose” (= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu untuk menghendaki dan untuk berbuat menurut rencanaNya yang baik).


-bersambung