Perseverance Of The Saints (5) (Ketekunan Orang-orang Kudus)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
Leon Morris / NICNT
(tentang Yoh 15:2): “Every
fruitless branch he takes away (cf. Matt. 3:10). We should not regard this as a
proof that true believers may fall away. It is part of the viticultural
picture, and the point could not be made without it. The emphasis is on the
bearing of fruit. ... In a vineyard fruitfulness is not simply desirable; it is
imperative; that is the whole point of the vineyard; it is what the vineyard is
for. ... The ‘fruit’ is not defined here, but we need not doubt that qualities
of Christian character are in mind as elsewhere in the New Testament (Matt.
3:8; 7:20; Rom. 6:22; Gal. 5:22; Eph. 5:9; Phil. 1:11, etc.).” [=
Setiap ranting yang tidak berbuah dipotongnya (bdk. Mat 3:10). Kita tidak boleh menganggap ini sebagai suatu bukti bahwa
orang-orang percaya yang sungguh-sungguh bisa murtad. Itu merupakan
bagian dari pengolahan anggur, dan point / tujuannya tidak bisa dibuat
tanpanya. Penekanannya adalah pada pengeluaran buah.
... Dalam sebuah kebun anggur keberbuahan bukanlah sekedar sesuatu yang
diinginkan; itu merupakan keharusan; itu adalah seluruh tujuan dari kebun
anggur; itu adalah untuk apa kebun anggur itu. ... ‘Buah’
tidak didefinisikan disini, tetapi kita tidak perlu meragukan bahwa kwalitet
dari karakter Kristen yang dimaksudkan seperti di tempat lain dalam Perjanjian
Baru (Mat 3:8; 7:20; Ro 6:22; Gal 5:22; Ef 5:9; Fil 1:11, dsb.).].
Mat 3:8,10 - “(8)
Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. ... (10) Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan
setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang
ke dalam api.”.
Mat 7:20 - “Jadi dari buahnyalah kamu
akan mengenal mereka.”.
Ro 6:22 - “Tetapi sekarang, setelah
kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh
buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup
yang kekal.”.
Gal 5:22-23 - “(22) Tetapi buah Roh
ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan, (23) kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
menentang hal-hal itu.”.
Ef 5:9 - “karena terang hanya
berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,”.
Fil 1:11 - “penuh dengan buah
kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji
Allah.”.
Leon Morris / NICNT (tentang
Yoh 15:4):
“‘You must
abide in me and I must abide in you.’ It could be a promise, ‘Abide in me, and
I will abide in you.’ But it is perhaps more probable that it is a continuation
of the command to the disciples, ‘Abide in me, and see that I abide in you.’
Jesus means that the disciples should live such lives that he will continue to
abide in them. The two ‘abidings’ cannot be separated, and ‘abiding’ is the
necessary prerequisite of fruitfulness. No branch bears fruit in isolation.
Every fruitful branch has vital connection with the vine. So to abide in Christ
is the necessary prerequisite of fruitfulness for the Christian. Fruitfulness
doubtless includes both the production of Christian character and the winning
of others to follow Christ; it includes everything that results from vital
union with Christ (see on v. 2).” [= ‘Kamu harus tinggal
di dalam Aku dan Aku harus tinggal di dalam kamu’. Ini bisa merupakan suatu
janji, ‘Tinggallah di dalam Aku, dan Aku akan tinggal di dalam kamu’. Tetapi
lebih memungkinkan bahwa itu merupakan suatu lanjutan dari perintah kepada
murid-murid, ‘Tinggallah di dalam Aku, dan jagalah / usahakanlah supaya Aku
tinggal di dalam kamu’. Yesus memaksudkan bahwa murid-murid harus menjalani
suatu kehidupan sedemikian rupa sehingga Ia akan tetap tinggal di dalam mereka.
Kedua
‘tinggal’ itu tidak bisa dipisahkan, dan ‘tinggal’ adalah syarat yang perlu
untuk keberbuahan. Tak ada ranting mengeluarkan buah dalam kesendirian. Setiap
ranting yang berbuah mempunyai hubungan yang hidup dengan pokok anggur. Jadi
tinggal dalam Kristus merupakan syarat yang perlu untuk keberbuahan bagi orang
Kristen. Keberbuahan tak diragukan mencakup baik
produksi dari karakter Kristen maupun pemenangan orang-orang lain untuk
mengikuti Kristus; itu mencakup segala sesuatu yang dihasilkan dari
persatuan yang hidup dengan Kristus (lihat tentang ay 2).].
Leon Morris / NICNT (tentang
Yoh 15:8):
“their
fruitfulness is evidence of the Father at work in them and thus it glorifies
him.” [= keberbuahan
mereka adalah bukti bahwa Bapa bekerja di dalam mereka dan dengan
demikian itu memuliakan Dia.].
Leon Morris / NICNT (tentang
Yoh 15:16):
“It is possible
that here the bearing of fruit includes the thought of service leading to the
conversion of others (why else should they ‘go’?), as in 4:36.” [=
Adalah mungkin bahwa di sini pengeluaran buah mencakup pemikiran tentang
pelayanan yang membimbing pada pertobatan dari orang-orang lain (kalau tidak,
untuk apa mereka harus ‘pergi’?), seperti dalam 4:36.].
Yoh 15:16 - “Bukan
kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah
menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa
yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu.”.
Yoh 4:36 - “Sekarang juga
penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah
untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.”.
Bdk. 1Kor 9:1 - “Bukankah aku rasul? Bukankah aku orang bebas?
Bukankah aku telah melihat Yesus, Tuhan kita? Bukankah
kamu adalah buah pekerjaanku
dalam Tuhan?”.
Matthew Henry (tentang Yoh
15:2): “The doom of the unfruitful (v. 2): They are taken away. (1.) It is here intimated that there are many
who pass for branches in Christ who yet do not bear fruit. Were they really
united to Christ by faith, they would bear fruit; but being only tied to him by
the thread of an outward profession, though they seem to be branches, they will
soon be seen to be dry ones. Unfruitful professors are unfaithful professors;
professors, and no more. ... (2.) It is here threatened that they shall be
taken away, in justice to them and in kindness to the rest of the branches.
From him that has not real union with Christ, and fruit produced thereby,
‘shall be taken away even that which he seemed to have,’ Luke 8:18. Some
think this refers primarily to Judas.” [= Nasib dari ranting yang tidak berbuah (ay
2): ‘Mereka akan dipotong’. (1.) Di sini ditunjukkan bahwa disana ada banyak yang dipandang
sebagai ranting-ranting dalam Kristus yang tidak mengeluarkan buah. Seandainya
mereka sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus oleh iman, mereka akan
mengeluarkan buah; tetapi karena mereka hanya diikat kepadaNya oleh benang
dari suatu pengakuan lahiriah, sekalipun mereka kelihatan sebagai
ranting-ranting, mereka akan segera terlihat sebagai ranting-ranting yang
kering. Pengaku-pengaku yang tak berbuah
adalah pengaku-pengaku yang tidak setia; pengaku-pengaku, dan tidak lebih. ... (2.) Di sini
diancamkan bahwa mereka akan dipotong / dibuang, sebagai keadilan kepada mereka
dan sebagai kebaikan kepada sisa dari ranting-ranting. Dari dia yang tidak mempunyai persatuan yang sungguh-sungguh dengan Kristus,
dan buah yang dihasilkan olehnya, ‘akan diambil bahkan apapun yang kelihatannya ia punyai’, Luk 8:18. Beberapa orang
menganggap ini menunjuk terutama kepada Yudas.].
Luk 8:18 - “Karena itu,
perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan
diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya.’”.
RSV/NIV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia
tetapi KJV menterjemahkan secara agak berbeda.
KJV: ‘and whosoever hath not, from him shall be taken even that which he seemeth to have.’ [= dan siapapun
yang tidak mempunyainya, dari dia akan diambil bahkan itu yang kelihatannya ia punyai.].
Kalau dilihat dalam Bible
Works 8 maka kedua arti memang memungkinkan.
Matthew Henry (tentang Yoh
15:6): “The fatal consequences of forsaking Christ
(v. 6): ‘If any man abide not in me, he is cast forth as a branch.’ This is a
description of the fearful state of hypocrites that are not in Christ, and of
apostates that abide not in Christ. ... Those that abide not in Christ, though
they may flourish awhile in a plausible, at least a passable profession, yet in
a little time wither and come to nothing. ... Note, Those that bear no fruit,
after while will bear no leaves.” [= Konsekwensi
fatal dari meninggalkan Kristus (ay 6): ‘Jika siapapun tidak tinggal di dalam
Aku, ia dibuang seperti sebuah ranting’. Ini
merupakan suatu penggambaran tentang keadaan yang menakutkan dari orang-orang
munafik yang tidak ada di dalam Kristus, dan tentang orang-orang murtad yang
tidak tinggal di dalam Kristus. ... Mereka yang tidak tinggal di dalam Kristus, sekalipun mereka
untuk suatu waktu bisa tumbuh dengan subur dalam suatu
pengakuan yang bagus dari luar, setidaknya suatu pengakuan yang
cukup baik, tetapi dalam waktu yang singkat layu dan menjadi tidak ada. ... Perhatikan, Mereka yang tidak mengeluarkan buah, setelah
beberapa waktu akan tidak mengeluarkan daun.].
d) 1Kor 15:2 - “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang
telah kuberitakan kepadamu - kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi
percaya.”.
KJV: ‘By which also ye are saved, if ye keep in
memory what I preached unto you, unless ye have believed in vain.’
[= oleh / dengan mana kamu juga diselamatkan, jika
kamu mengingat apa yang aku khotbahkan kepadamu, kecuali engkau telah
percaya dengan sia-sia.].
KJV salah terjemahan;
RSV/NIV/NASB menterjemahkan seperti Kitab Suci Indonesia .
Adam
Clarke (tentang 1Kor 15:2): “Your future
salvation, or being brought finally to glory, will now depend on your
faithfulness to the grace that ye have received.” [= Keselamatanmu
yang akan datang, atau akhirnya dibawa pada kemuliaan, akan tergantung sekarang
pada kesetiaanmu pada kasih karunia yang telah kamu terima.].
Lenski
(tentang 1Kor 15:2): “‘If you hold it fast,’ namely this
statement of the gospel, merely raises the question, not as a doubt on Paul’s
part, but as an intimation to the Corinthians to examine themselves on this
point. With this condition of reality Paul on his part assumes, and for the
entire purpose of his presentation must assume, that the Corinthians do
continue to hold fast (of course, not in their memories merely but also in
their hearts by faith) what he once preached to them, i.e., the gospel and in
particular the statement which embodied the heart of that gospel. Paul thus
says: ‘I take it that you do hold this fast.’ Paul sees but one possibility in
keeping with which he could assume that the Corinthians no longer hold fast
what he preached to them: ‘unless you believed in vain,’ ἐπιστεύσατε, an ingressive
aorist, pointing to the time when the Corinthians first ‘came to believe.’ The
adverb εἰκῆ,
‘in vain,’ means ‘at random,’ i.e., so that your believing led you nowhere,
brought you nothing. In the case of a real believer such an assumption is an
impossible idea. True faith always brings salvation and a thousand blessed
effects connected with this salvation.” [= ‘Jika kamu berpegang teguh padanya’,
yaitu pernyataan Injil ini, semata-mata menanyakan pertanyaan, bukan sebagai
suatu keragu-raguan pada diri Paulus, tetapi sebagai suatu petunjuk kepada
orang-orang Korintus untuk memeriksa diri mereka sendiri dalam hal ini. Dengan
kondisi realita ini Paulus menganggap, dan untuk seluruh tujuan dari
penyampaiannya harus menganggap, bahwa orang-orang Korintus memang terus
berpegang teguh (tentu saja, bukan semata-mata dalam ingatan mereka tetapi juga
di dalam hati mereka oleh iman) apa yang ia pernah sekali khotbahkan kepada
mereka, yaitu injil dan secara khusus pernyataan yang mewujudkan hati / inti
dari injil. Jadi Paulus berkata: ‘Aku menganggap
bahwa kamu berpegang teguh padanya’. Paulus hanya melihat satu kemungkinan yang
sesuai dengan anggapannya bahwa orang-orang Korintus tidak lagi berpegang teguh
pada apa yang telah ia khotbahkan kepada mereka: ‘kecuali kamu telah percaya
dengan sia-sia’, EPISTEUSATE, suatu aorist ingressive, menunjuk pada saat pada
waktu orang-orang Korintus pertama-tama ‘menjadi percaya’. Kata keterangan
EIKE, ‘dengan sia-sia’, berarti ‘dengan sembarangan’, yaitu sehingga
kepercayaanmu tak membimbing kamu kemana-mana, tak membawa apa-apa kepadamu.
Dalam kasus dari orang percaya yang
sejati anggapan seperti itu adalah gagasan yang mustahil. Iman yang benar /
sejati selalu membawa keselamatan dan seribu akibat yang diberkati berkenaan
dengan keselamatan ini.].
Saya tak mengerti bagaimana
Lenski yang Arminian ini bisa berkata seperti ini. Bagi saya kata-katanya di
sini seperti kata-kata orang Reformed!
Calvin (tentang 1Kor 15:2): “‘If
you keep in memory - unless in vain.’ These
two expressions are very cutting. In the first,
he reproves their carelessness or fickleness, because such a sudden fall
was an evidence that they had never understood what had been delivered to them,
or that their knowledge of it had been loose and floating, inasmuch as it had
so quickly vanished. By the second, he
warns them that they had needlessly and uselessly professed allegiance to
Christ, if they did not hold fast this main doctrine.”
[= ‘Jika kamu mengingatnya - kecuali dengan sia-sia’. Kedua pernyataan ini
sangat menyinggung perasaan. Dalam pernyataan yang pertama, ia memarahi mereka
karena kecerobohan atau sikap plin plan mereka, karena kejatuhan mendadak seperti itu merupakan suatu bukti bahwa
mereka tidak pernah mengerti apa yang telah disampaikan kepada mereka, atau
bahwa pengetahuan mereka tentangnya telah kendor / tak tertanam dengan baik dan
mengambang, karena itu telah hilang dengan begitu cepat. Dengan
pernyataan yang kedua, ia memperingati mereka bahwa mereka
telah mengaku setia kepada Kristus secara tak perlu dan secara tak berguna,
jika mereka tidak memegang teguh doktrin utama ini.].
Charles Hodge (tentang 1Kor
15:2): “Their
salvation, however, is conditional on their perseverance. If they do not
persevere, they will not only fail to consummate the work of salvation, but it
becomes evident that they never were justified or renewed. ‘You are saved if you hold firmly.’ The
word does not mean, ‘if you keep in mind.’ It simply means, ‘if you hold fast.’
Whether that is physically holding on or retaining in the memory or retaining
in faith depends on the context. Here it is evident that the condition of
salvation is not keeping in mind, but persevering in the faith.”
[= Tetapi /
bagaimanapun, keselamatan mereka, tergantung pada
ketekunan mereka. Jika mereka tidak
bertekun, mereka bukan hanya gagal untuk menyelesaikan pekerjaan keselamatan,
tetapi menjadi jelas bahwa mereka tidak pernah dibenarkan atau diperbaharui.
‘Kamu diselamatkan JIKA KAMU BERPEGANG DENGAN TEGUH’. Kata itu tidak berarti, ‘jika kamu mengingatnya’. Itu
sekedar berarti ‘jika kamu memegang teguh’. Apakah itu memegang
teguh secara fisik atau mempertahankannya dalam ingatan atau mempertahankannya
dalam iman tergantung pada kontextnya. Di sini
adalah jelas bahwa syarat keselamatan bukanlah mengingat, tetapi bertekun dalam
iman.].
e) Kol 1:23 - “Sebab
itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan
tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil,
yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah
langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.”.
Adam Clarke (tentang Kol
1:23): “‘If ye continue
in the faith.’ This will be the case if you, who have already believed in
Christ Jesus, continue in that faith, grounded in the knowledge and love of
God, and settled - made firm and perseveringly steadfast, in that state of
salvation. ‘And be not moved away.’ Not permitting yourselves to be seduced by
false teachers.” [= ‘Jika kamu
tetap / bertahan dalam iman’. Ini akan menjadi kasusnya jika kamu, yang telah
percaya kepada Kristus Yesus, bertahan dalam iman itu, berdasarkan pada
pengetahuan / pengenalan dan kasih Allah, dan diteguhkan, dibuat teguh dan
setia dengan bertekun, dalam keadaan keselamatan itu. ‘Dan jangan digerakkan /
digeser’. Tak mengijinkan dirimu sendiri untuk digoda oleh guru-guru palsu.].
Lenski
(tentang Kol 1:23): “Yet Paul does not fail to add the
cautious condition: ‘ - if, indeed (εἴγε),’
etc. The Colossians were troubled by errorists. Would they resist them? Would
they really? Would they abide by the great gospel facts regarding the person,
work, and extent of work of the God-man? Paul voices no doubt regarding them.
This ‘if’ contemplates reality, the reality that they will remain what they
have been made. Yet the ‘if’ bids them examine and watch themselves. We should
always have it in mind and especially when error is in the air. ... To be sure,
‘not moved away’ implies not leaving the faith on which the Colossians rest. ...
What a loss: to have heard the true gospel, to have seen this great hope that
the first-born will present us in glory as all-perfect before himself (v. 22)
and then to let some errorists with foolish notions move us away from it all!” [=
Tetapi Paulus
tidak gagal untuk menambahkan syarat untuk hati-hati: ‘ - jika, memang (EIKE)’,
dst. Orang-orang Kolose diganggu oleh orang-orang / pengajar-pengajar yang
salah / sesat. Apakah mereka akan menolak mereka? Apakah mereka sungguh-sungguh
akan menolak mereka? Apakah mereka akan mematuhi fakta-fakta besar dari injil
berkenaan dengan pribadi, pekerjaan, dan luasnya pekerjaan dari Manusia-Allah? Paulus tidak menyatakan
keragu-raguan berkenaan dengan mereka. Kata ‘jika’ ini memandang realita,
realita bahwa mereka akan tetap menjadi seperti yang mereka telah dibuat. Tetapi kata
‘jika’ itu meminta mereka memeriksa dan menjaga diri mereka sendiri. Kita harus
selalu mengingatnya dan khususnya pada waktu kesalahan merajalela.
... Tentu saja, ‘tidak digerakkan / digeser’ berarti tidak meninggalkan iman
pada mana orang-orang Kolose bersandar. ... Betul-betul
suatu kehilangan yang besar: telah mendengar injil yang benar, telah melihat
pengharapan yang besar ini bahwa Yang Sulung akan menghadirkan kita dalam
kemuliaan sebagai sempurna seluruhnya di hadapan diriNya sendiri (ay 22) dan
lalu membiarkan beberapa pengajar salah / sesat dengan pandangan-pandangan
bodoh menggeser kita darinya!].
Calvin (tentang Kol 1:23): “‘If
ye continue.’ Here we have an
exhortation to perseverance, by which he admonishes them that all the grace
that had been conferred upon them hitherto would be vain, unless they
persevered in the purity of the gospel.
... For faith is not like mere opinion, which is
shaken by various movements, but has a firm steadfastness, which can withstand
all the machinations of hell. Hence the whole system of Popish theology will never afford even
the slightest taste of true faith, which holds it as a settled point, that we
must always be in doubt respecting the present state of grace, as well as
respecting final perseverance.”
[= ‘Jika kamu bertahan / bertekun’. Di sini kita
mempunyai suatu desakan / dorongan pada ketekunan, dengan mana ia menasehati
mereka bahwa semua kasih karunia yang telah diberikan kepada mereka sampai saat
ini akan sia-sia, kecuali mereka bertekun dalam kemurnian injil. ...
Karena iman bukanlah seperti semata-mata suatu
pandangan, yang digoncangkan oleh bermacam-macam pergerakan, tetapi mempunyai
suatu keteguhan / kesetiaan, yang bisa menahan semua tipu daya dari neraka.
Karena itu seluruh sistim dari teologia kepausan
(Katolik) tidak akan pernah memberikan bahkan rasa yang paling sedikit dari
iman yang benar, yang mempercayainya sebagai suatu hal yang sudah ditetapkan,
bahwa kita harus selalu ada dalam
keraguan berkenaan dengan keadaan sekarang dari kasih karunia, dan juga
berkenaan dengan ketekunan akhir.].
William Hendriksen
(tentang Kol 1:23): “Now in
connection with this glorious presentation at the Lord’s return a condition
must be fulfilled. Hence, Paul continues: ‘if, indeed, you continue in the faith, founded and firm.’… Divine preservation always presupposes human perseverance.
Perseverance proves faith’s genuine character, and is therefore indispensable to salvation. To be sure, no one can continue in the faith in his own
strength (John 15:5). The enabling grace of God is needed from start to finish
(Phil. 2:12, 13). This, however, does not cancel human responsibility and
activity.”
[= Sekarang sehubungan dengan penghadiran yang mulia pada kembalinya Tuhan
suatu syarat harus dipenuhi. Maka, Paulus melanjutkan: ‘Jika, kamu memang
bertahan dalam iman, tetap teguh dan tak bergoncang’. ... Pemeliharaan ilahi selalu mensyaratkan ketekunan manusia.
Ketekunan membuktikan karakter yang asli dari iman, dan karena itu merupakan sesuatu yang mutlak perlu bagi
keselamatan. Sudah tentu, tak seorangpun bisa
bertahan dalam iman dengan kekuatannya sendiri (Yoh 15:5). Kasih karunia Allah
yang memampukan dibutuhkan dari awal sampai akhir (Fil 2:12,13). Tetapi ini
tidak membatalkan tanggung jawab dan aktivitas manusia.].
Yoh 15:5 - “Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa.”.
Fil 2:12-13 - “(12) Hai saudara-saudaraku yang
kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti
waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (13)
karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya.”.
Fil 2:13 dalam terjemahan Indonesia
kurang jelas. Bandingkan dengan terjemahan-terjemahan bahasa Inggris.
KJV: “For it is
God which worketh in you both to will and to do
of his good pleasure” (= Karena Allahlah yang bekerja dalam kamu baik untuk menghendaki maupun untuk melakukan
dari kesenanganNya yang baik).
RSV: “for God is
at work in you, both to will and to work
for his good pleasure” (= karena Allah bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan
untuk kesenanganNya yang baik).
NASB: “for it is
God who is at work in you, both to will and to
work for His good pleasure” (= karena Allahlah yang bekerja
dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk
mengerjakan untuk kesenanganNya yang baik).
NIV: “for it is
God who works in you to will and to act
according to his good purpose” (= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu untuk menghendaki dan untuk berbuat menurut
rencanaNya yang baik).