Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PROVIDENCE OF GOD (16)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.

29)Yeh 14:9 - “Jikalau nabi itu membiarkan dirinya tergoda dengan mengatakan suatu ucapan - Aku, TUHAN yang menggoda nabi itu - maka Aku akan mengacungkan tanganKu melawan dia dan memunahkannya dari tengah-tengah umatKu Israel.”.
Ayat ini terletak dalam suatu kontex dimana Allah mengancam Israel. Ia berkata bahwa kalau ada orang yang pergi kepada seorang nabi palsu dan menanyakan petunjuk kepada nabi itu, maka Allah sendiri akan menjawab orang itu (Yeh 14:4,7). Lalu dalam Yeh 14:9 dikatakan bahwa pada waktu nabi palsu itu memberi petunjuk, yang tentunya merupakan petunjuk yang sesat, maka Tuhan yang menggoda nabi palsu itu.
Yeh 14:1-8 - “(1) Sesudah itu datanglah kepadaku beberapa orang dari tua-tua Israel dan duduk di hadapanku. (2) Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: (3) ‘Hai anak manusia, orang-orang ini menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan. Apakah Aku mau mereka meminta petunjuk dari padaKu? (4) Oleh sebab itu berbicaralah kepada mereka dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Setiap orang dari kaum Israel yang menjunjung berhala-berhalanya dalam hatinya dan menempatkan di hadapannya batu sandungan yang menjatuhkannya ke dalam kesalahan, lalu datang menemui nabi - Aku, TUHAN sendiri akan menjawab dia oleh karena berhala-berhalanya yang banyak itu, (5) supaya Aku memikat hati kaum Israel, yang seluruhnya sudah menyimpang dari padaKu dengan mengikuti segala berhala-berhala mereka. (6) Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bertobatlah dan berpalinglah dari berhala-berhalamu dan palingkanlah mukamu dari segala perbuatan-perbuatanmu yang keji. (7) Karena setiap orang, baik dari kaum Israel maupun dari orang-orang asing yang tinggal di tengah-tengah Israel, yang menyimpang dari padaKu dan menjunjung berhala-berhalanya dalam hatinya dan menempatkan di hadapannya batu sandungan, yang menjatuhkannya ke dalam kesalahan, lalu datang menemui nabi untuk meminta petunjuk dari padaKu baginya - Aku, TUHAN sendiri akan menjawab dia. (8) Aku sendiri akan menentang orang itu dan Aku akan membuat dia menjadi lambang dan kiasan dan melenyapkannya dari tengah-tengah umatKu. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.”.
Calvin mengatakan bahwa dari ay 1 terlihat bahwa beberapa tua-tua Israel datang menghadap Yehezkiel untuk meminta petunjuk Tuhan dari dia, tetapi Tuhan tahu kemunafikan orang-orang ini.
Calvin (tentang Yeh 14:1-3): “an implied comparison must be remarked between God and idols. For God has erected the seat of his empire in our hearts: but when we set up idols, we necessarily endeavor to overthrow God’s throne, and to reduce his power to nothing. Hence the most heinous crime of sacrilege is here shown in those old men ‘who caused idols to rise above their hearts.’ For hence it follows that all their senses were drowned in their superstitions.” [= suatu perbandingan yang implicit harus diperhatikan antara Allah dan berhala-berhala. Karena Allah telah menegakkan kedudukan dari kekaisaranNya dalam hati kita: tetapi pada waktu kita mendirikan berhala-berhala, kita pasti / harus berusaha untuk menjatuhkan takhta Allah, dan menurunkan / merendahkan kuasaNya sampai nihil. Jadi, di sini ditunjukkan kejahatan penyalah-gunaan sesuatu yang keramat yang paling menjijikkan dalam diri orang-orang tua / tua-tua itu ‘yang menyebabkan berhala-berhala naik di atas hati mereka’. Karena itu, akibatnya adalah bahwa semua pikiran sehat / penilaian mereka ditenggelamkan dalam takhyul-takhyul mereka.].
Bdk. Mat 6:24 - “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.’”.
Ro 1:21-29 - “(21) Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepadaNya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap. (22) Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. (23) Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. (24) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. (25) Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. (26) Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. (27) Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. (28) Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: (29) penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan.”.


Calvin (tentang Yeh 14:3): “He adds, ‘they placed the stumblingblock of their iniquity before his face.’ By this second clause he signifies their hardness and perverseness; as if he had said, although the doctrine of the law was put before their eyes, yet they had no regard for piety, and despised even God’s threats, as if he were not going to be their judge. When, therefore, the sinner is not moved by any admonitions, and is more than convicted of his impiety, and is compelled, whether he will or not, to suffer God’s anger, and yet afterwards despises it, he is said ‘to put the stumbling block of his iniquity before his face.’” [= Ia menambahkan, ‘mereka menempatkan batu sandungan dari kejahatan mereka di hadapan wajahnya’. Dengan anak kalimat yang kedua ini ia menunjukkan kekerasan dan kejahatan / kebejatan mereka; seakan-akan Ia telah mengatakan, sekalipun ajaran dari hukum Taurat diletakkan di depan mata mereka, tetapi mereka tidak mempunyai kepedulian terhadap kesalehan, dan bahkan meremehkan ancaman-ancaman Allah, seakan-akan Ia tidak akan menjadi Hakim mereka. Karena itu, pada waktu orang berdosa tidak digerakkan oleh nasehat / peringatan apapun, dan lebih dari sadar tentang kejahatannya, dan dipaksa, apakah ia mau atau tidak, untuk mengalami / menderita kemarahan Allah, tetapi belakangan meremehkannya, ia dikatakan ‘meletakkan batu sandungan dari kejahatannya di depan wajahnya’.].
Catatan: ay 3b (LAI): “dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan.”. Ini salah terjemahan!
Ay 3b (KJV): ‘and put the stumblingblock of their iniquity before their face:’ [= dan meletakkan batu sandungan dari kejahatan mereka di depan wajah mereka:]. RSV/NIV/NASB sama / mirip dengan KJV.
Calvin (tentang Yeh 14:4): “What then does God say? ‘I will answer them,’ but far otherwise than they either wish or desire: for ‘I will answer them according to the multitude of their idols:’ ... hence he says, ‘that he would answer them,’ not as they thought, but as they deserved.” [= Lalu apa yang Allah katakan? ‘Aku akan menjawab mereka’, tetapi jauh dari pada yang mereka inginkan: karena ‘Aku akan menjawab mereka menurut / sesuai dengan banyaknya berhala mereka’: ... maka Ia berkata, ‘bahwa Ia akan menjawab mereka’, bukan seperti yang mereka pikirkan, tetapi seperti yang mereka layak dapatkan.].
Catatan: ay 4 akhir (LAI): “Aku, TUHAN sendiri akan menjawab dia oleh karena berhala-berhalanya yang banyak itu,”. Ini lagi-lagi salah terjemahan.
KJV: ‘I the LORD will answer him that cometh according to the multitude of his idols;’ [= Aku, TUHAN akan menjawab dia yang datang menurut / sesuai dengan banyaknya berhala-berhalanya].
Calvin (tentang Yeh 14:8): “At length he adds, ‘I will cut him off from my people.’ This is most severe of all, for even the hope of pity is taken away. ... when any one is cut off from God’s people, his safety is already beyond hope.” [= Akhirnya Ia menambahkan, ‘Aku akan memotong / melenyapkannya dari umatKu’. Ini adalah yang paling keras dari semua, karena bahkan pengharapan tentang belas kasihan diambil. ... pada waktu siapapun dipotong / dilenyapkan dari umat Allah, keamanannya sudah di luar pengharapan.].
Tentang ay 9 Calvin mengatakan bahwa orang-orang itu lalu kembali kepada nabi-nabi palsu mereka. Mereka diberi teguran oleh nabi asli, dan mereka tak mau mempedulikan, dan mereka kembali kepada nabi-nabi palsu mereka.
Calvin (tentang Yeh 14:9): “Thy God tries thee, says Moses, whether you love him. (Deuteronomy 8:3.) Since, therefore, no false prophet arises without the just judgment of God, and since God wishes to distinguish between sincere worshipers and hypocrites, it follows that no one can be excused on this pretext, of differing opinions which arise by wise ordination. For since God wishes to make an experiment, as I have said, concerning his servants and sons, and since false prophets so mingle all things, and involve the clear daylight in darkness, no one who truly and heartily seeks God shall be entangled among their snares.” [= Allahmu menguji engkau, kata Musa, apakah kamu mengasihi Dia (Ul 8:3). Karena itu, karena tak ada nabi palsu muncul tanpa penghakiman yang adil dari Allah, dan karena Allah ingin membedakan antara penyembah-penyembah yang sungguh-sungguh / tulus dan orang-orang munafik, akibatnya adalah bahwa tak seorangpun bisa dimaafkan atas dalih ini, tentang pandangan-pandangan yang berbeda YANG MUNCUL OLEH PENENTUAN YANG BIJAKSANA. Karena Allah ingin untuk membuat suatu percobaan, seperti telah saya katakan, berkenaan dengan pelayan-pelayan dan anak-anakNya, dan karena nabi-nabi palsu begitu mencampur segala sesuatu, dan melibatkan cahaya tengah hari dalam kegelapan, tak seorangpun yang dengan sungguh-sungguh / tulus dan semangat mencari Allah akan terlibat / terjerat di antara jerat-jerat mereka.].
Catatan: Ul 8:3 itu kelihatannya salah cetak, dalam buku fisiknya juga salah. Seharusnya Ul 13:3. Supaya terlihat kontextnya saya berikan Ul 13:1-5 di bawah ini.
Ul 13:1-5 - “(1) Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat, (2) dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya, (3) maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. (4) TUHAN, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya harus kamu berbakti dan berpaut. (5) Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir dan yang menebus engkau dari rumah perbudakan - dengan maksud untuk menyesatkan engkau dari jalan yang diperintahkan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dijalani. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari tengah-tengahmu.”.
Calvin (tentang Yeh 14:9): “But Ezekiel will proceed still further, as I have previously hinted, namely, that all impostures and errors do not spring up rashly, but proceed from the ingratitude of the people itself. For if they had not so willingly given themselves up to the false prophets, God would doubtless have spared them. But, since false prophets abounded on every side, and were so plentiful everywhere, hence it may be understood that, the people were worthy of such impostures. Now then we perceive the meaning of the Holy Spirit when God pronounces that he is the author of all the error which the false prophets were thus scattering abroad.” [= Tetapi Yehezkiel melanjutkan lebih jauh lagi, seperti telah saya tunjukkan sebelumnya, yaitu, bahwa semua penipu dan kesalahan tidak muncul dengan sembarangan, tetapi keluar dari rasa tidak tahu terima kasih dari bangsa itu sendiri. Karena seandainya mereka tidak dengan begitu sukarela menyerahkan diri mereka sendiri kepada nabi-nabi palsu, Allah tidak diragukan akan sudah menyayangkan mereka. Tetapi, karena nabi-nabi palsu berlimpah-limpah di setiap sisi, dan begitu banyak dimana-mana, maka bisa dimengerti bahwa bangsa itu layak mendapatkan penipu-penipu seperti itu. Maka sekarang kita mengerti maksud dari Roh Kudus pada waktu Allah mengumumkan bahwa Ia adalah Pencipta dari semua kesalahan yang nabi-nabi palsu itu sebarkan secara luas.].
Calvin (tentang Yeh 14:9): “this passage teaches us that neither impostures nor deceptions arise without God’s permission.” [= text ini mengajar kita bahwa tak ada penipu atau tipuan / penggunaan tipuan muncul tanpa ijin Allah.].
Calvin (tentang Yeh 14:9): “Whatever be the explanation, he pronounces ‘that he deceived the false prophets,’ because Satan could not utter a single word unless he were permitted, and not only so, but even ordered; while God exercises his wrath against the wicked.” [= Apapun penjelasannya, Ia mengumumkan ‘bahwa Ia menipu nabi-nabi palsu’, karena Iblis tidak bisa mengucapkan satu katapun seandainya ia tidak diijinkan, dan bukan hanya demikian, tetapi bahkan diperintahkan; sementara Allah melaksanakan murkaNya terhadap orang-orang jahat.].
Calvin (tentang Yeh 14:9): “And so in this place, I confess, there is an improper form of speaking; but the sense is not doubtful - that all impostures are scattered abroad by God - since Satan, as I have said, can never utter the slightest word unless commanded by God.” [= Dan demikianlah di tempat ini, saya mengakui, bahwa di sana ada suatu bentuk pembicaraan yang tidak tepat; tetapi artinya tidak meragukan - bahwa semua penipu disebarkan secara luas oleh Allah - karena Iblis, seperti telah saya katakan, tidak pernah bisa mengucapkan kata yang paling kecil / tidak penting kecuali diperintahkan oleh Allah.].
Lalu Calvin menceritakan cerita tentang nabi Mikha dan Ahab, dalam 1 Raja 22.
1Raja 22:19-23 - “(19) Kata Mikha: ‘Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat TUHAN sedang duduk di atas takhtaNya dan segenap tentara sorga berdiri di dekatNya, di sebelah kananNya dan di sebelah kiriNya. (20) Dan TUHAN berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. (21) Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa? (22) Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian! (23) Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke dalam mulut semua nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan untuk menimpakan malapetaka kepadamu.’”.
Lalu, mengomentari text dalam 1Raja 22 ini, Calvin mengatakan sebagai berikut:
Calvin (tentang Yeh 14:9): “Here he distinctly shows us the manner in which God maddens the false prophets, and deceives them, namely, since he sends forth Satan to fill them with his lies. Since, then, they are impelled by Satan, the father of lies, what can they do but lie and deceive? The whole of this, then, depends on the just judgments of God, as this place teaches. God, therefore, does not deceive, so to speak, without an agency, but uses Satan and impostors as organs of his vengeance. If any one flies to that subtle distinction between ordering and permitting, he is easily refuted by the context. For that cannot be called mere permission when God willingly seeks for some one to deceive Ahab, and then he himself orders Satan to go forth and do so.” [= Di sini ia dengan jelas menunjukkan kepada kita cara dalam mana Allah membuat gila nabi-nabi palsu, dan menipu mereka, yaitu, karena Ia mengutus Iblis untuk mengisi / memenuhi mereka dengan dusta-dustanya. Maka, karena mereka didesak oleh Iblis, bapa dari dusta, apa yang bisa mereka lakukan kecuali berdusta dan menipu? Jadi, seluruhnya dari hal ini, tergantung pada penghakiman yang adil dari Allah, seperti yang diajarkan oleh tempat ini. Karena itu, Allah, bisa dikatakan tidak menipu, tanpa suatu alat, tetapi menggunakan Iblis dan penipu-penipu sebagai alat-alat dari pembalasanNya. Jika ada siapapun lari pada pembedaan yang tipis antara memerintahkan dan mengijinkan, ia dengan mudah dibantah oleh kontextnya. Karena itu tidak bisa disebut sekedar ijin, pada waktu Allah dengan sukarela mencari seseorang untuk menipu Ahab, dan lalu Ia sendiri memerintahkan Iblis untuk pergi dan melakukan demikian.].
30)Hab 1:5-7,11-12 - “(5) Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan. (6) Sebab, sesungguhnya, Akulah yang membangkitkan orang Kasdim, bangsa yang garang dan tangkas itu, yang melintasi lintang bujur bumi untuk menduduki tempat kediaman, yang bukan kepunyaan mereka. (7) Bangsa itu dahsyat dan menakutkan; keadilannya dan keluhurannya berasal dari padanya sendiri. ... (11) Maka berlarilah mereka, seperti angin dan bergerak terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya. (12) Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa.”.
Tuhan membangkitkan / menentukan orang Kasdim untuk membunuh / menghukum / menyiksa.
Calvin (tentang Hab 1:5): “And he bids those among the nations to behold, as though he had said, that they were unworthy to be taught in the school of God; he therefore appointed other masters for them, even the Chaldeans, as we shall presently see. He might have said - look to God; but as the Prophet had so long spent his labor in vail and without profit while teaching them, he sets over them the Chaldeans as teachers. Behold, he says, ye teachers among the Gentiles. There is here indeed an implied contrast, as thought he said - ‘God has hitherto often recalled you to himself, and has offered himself to you, but ye have refused to look to him; now then, as he is wearied with exercising patience so long, he appoints for you other teachers; learn now from the Gentiles what ye have hitherto refused to learn from the holy mouth of God himself.’” [= Dan Ia mengundang mereka di antara bangsa-bangsa untuk memandang, seakan-akan Ia telah berkata, bahwa mereka tidak layak untuk diajar dalam sekolah Allah; dan karena itu Ia menetapkan tuan-tuan / guru-guru lain untuk mereka, yaitu orang-orang Kasdim, seperti sekarang akan kita lihat. Ia bisa telah berkata - pandanglah Allah; tetapi karena sang Nabi telah begitu lama menghabiskan jerih payahnya dan tanpa guna dengan mengajar mereka, Ia meletakkan di atas mereka orang-orang Kasdim sebagai guru-guru. Lihatlah, Ia berkata, kamu guru-guru di antara orang-orang non Yahudi. Di sini memang secara implicit ada suatu kontras, seakan-akan Ia berkata - ‘Allah sampai sekarang telah sering meminta / memerintahkan kamu untuk kembali kepada diriNya sendiri, dan telah menawarkan diriNya sendiri kepada kamu, tetapi kamu telah menolak untuk memandang kepada Dia; jadi sekarang, karena Ia bosan menggunakan kesabaran begitu lama, Ia menetapkan untuk kamu guru-guru lain; belajarlah sekarang dari orang-orang non Yahudi apa yang sampai sekarang telah kamu tolak untuk belajar dari mulut yang kudus dari Allah sendiri’.].
Calvin (tentang Hab 1:5): “He afterwards adds - ‘And wonder ye, wonder.’ By these words the prophets express how dreadful God’s judgment would be, which would astonish the Jews themselves. Had they not been extremely refractory they might have quietly received instruction, for God would have addressed them by his prophets, as though they had been his own children. They might thus, with composed minds, have listened to God speaking to them; but the time was now come when they were to be filled with astonishment. We hence see that the Prophet meant this in a few words - that there would be a new mode of teaching, which would overwhelm the unwilling with astonishment, because they would not endure to be ruled in a gentle manner, when the Lord required nothing from them but to render themselves teachable.” [= Ia belakangan menambahkan - ‘Dan jadilah heran, heranlah’. Dengan kata-kata ini nabi-nabi menyatakan betapa menakutkan penghakiman Allah itu nanti, yang akan mengherankan orang-orang Yahudi itu sendiri. Seandainya mereka tidak menolak dengan extrim mereka bisa telah menerima instruksi dengan tenang, karena Allah akan telah berbicara kepada mereka melalui nabi-nabiNya, seakan-akan mereka adalah anak-anakNya sendiri. Jadi, mereka bisa, dengan pikiran yang tenang, telah mendengarkan Allah berbicara kepada mereka; tetapi saatnya sekarang telah datang pada waktu mereka harus dipenuhi dengan keheranan. Jadi kita lihat bahwa sang Nabi memaksudkan ini dalam sedikit kata-kata - bahwa di sana akan ada suatu cara mengajar yang baru, yang akan memenuhi orang-orang yang tak mau itu dengan keheranan, karena mereka tidak mau menahan untuk diperintah dengan suatu cara yang lembut, pada waktu Tuhan tidak menuntut apapun dari mereka selain membuat diri mereka sendiri bisa diajar.].
Calvin (tentang Hab 1:5): “After having said that God’s judgment would be dreadful, he adds that it was nigh at hand - ‘a work,’ he says, ‘will he work in your days,’ etc. They had already been often warned of that vengeance, but as they had for a long time disregarded it, they did ever remain sunk in their own self-delusions, like men who are wont to protract time and hunt on every side for some excuse for indulging themselves. So then when the people became hardened against all threatening, they thought that God would ever bear with them; hence the Prophet expressly declares, that the execution of that which they regarded as a fable was near at hand - ‘He will work,’ he says, ‘this work in your days.’” [= Setelah mengatakan bahwa penghakiman Allah akan menakutkan, ia menambahkan bahwa itu sudah dekat - ‘suatu pekerjaan’, katanya, ‘akan Ia kerjakan dalam jamanmu’, dst. Mereka telah sering diperingatkan tentang pembalasan itu, tetapi karena mereka untuk waktu yang lama telah mengabaikannya, mereka tetap tenggelam dalam penipuan diri mereka sendiri, seperti orang-orang yang terbiasa memperpanjang waktu dan mencari di setiap sisi dalih untuk memuaskan diri mereka sendiri. Jadi, pada waktu bangsa itu menjadi keras terhadap semua ancaman, mereka berpikir / mengira bahwa Allah akan selalu menoleransi / sabar terhadap mereka; maka sang Nabi secara explicit menyatakan, bahwa pelaksanaan dari apa yang mereka anggap sebagai suatu dongeng / dusta sudah dekat - ‘Ia akan mengerjakan’, katanya, ‘pekerjaan ini dalam jamanmu’.].
Calvin (tentang Hab 1:5): “He then subjoins - ‘ye will not believe when it shall be told you;’ that is, God will execute such a punishment as will be incredible and exceed all belief. The Prophet no doubt alludes to the want of faith in the people, and indirectly reproves them, as though he said - ‘Ye have hitherto denied faith to God’s word, but ye shall at length find that he has told the truth; and this ye shall find to your astonishment; for as his word has been counted by you incredible, so also incredible shall be his judgment.’ ... This reward then was to be paid to all the unbelieving; for God would in the most dreadful manner avenge their impiety, so that they should themselves be astonished and become an astonishment to others. We now perceive what the Prophet meant by saying that the Jews would not believe the work of God when told them, that is, the vengeance which he will presently describe.” [= Ia lalu menambahkan - ‘kamu tidak akan percaya pada waktu itu diberitahukan kepadamu nanti’; artinya, Allah akan melaksanakan suatu hukuman sedemikian rupa sehingga itu akan sukar dipercaya dan melampaui semua kepercayaan. Sang Nabi tak diragukan menunjuk secara implicit pada tak adanya iman dalam bangsa itu, dan secara tak langsung mencela mereka, seakan-akan ia berkata - ‘Sampai sekarang kamu tak beriman pada firman Allah, tetapi pada akhirnya kamu akan mendapati bahwa Ia telah memberitahumu kebenaran; dan ini akan kamu dapati dalam keherananmu; karena seperti firmanNya telah kamu perhitungkan tak bisa dipercaya, demikian juga penghakimanNya akan tak bisa / sukar dipercaya’. Maka upah ini harus dibayarkan kepada semua orang yang tidak percaya; karena Allah dengan cara yang paling menakutkan akan membalas / menghukum kejahatan mereka, sehingga mereka sendiri akan heran dan menjadi suatu yang mengherankan bagi orang-orang lain. Sekarang kita mengerti apa yang sang Nabi maksudkan dengan mengatakan bahwa orang-orang Yahudi tidak akan percaya pekerjaan Allah pada waktu itu diberitahukan kepada mereka, yaitu pembalasan yang sekarang ini akan ia gambarkan.].
Calvin (tentang Hab 1:5): “This passage is quoted by Paul, and is applied to the punishment then awaiting the Jews; for Paul, after having offered Christ to them, and seeing that many of them regarded the preaching of Gospel with scorn, added these words - ‘see,’ he said, ‘and be astonished, for God will work a work in your days which ye shall not believe.’ Paul at the same time made a suitable application of the Prophet’s words; for as God had once threatened his people by his Prophet Habakkuk, so he was still like himself; and since had so severely vindicated the contempt of his law as to his ancient people, he could not surely bear with the impiety of that people whom he found to have acted so malignantly and so ungratefully, yea so wantonly and perversely, as to reject his grace; for this was the last remedy for the Jews. No wonder then that Paul set before them this vengeance, when the Jews of his time persisted through their unbelief to reject Christ.” [= Text ini dikutip oleh Paulus, dan diterapkan pada hukuman yang menanti orang-orang Yahudi; karena Paulus, setelah menawarkan Kristus kepada mereka, dan melihat bahwa banyak dari mereka yang menganggap pemberitaan Injil dengan jijik / merendahkan, menambahkan kata-kata ini - ‘lihatlah’, ia berkata, ‘dan heranlah, karena Allah akan mengerjakan suatu pekerjaan dalam jamanmu yang kamu tak akan mempercayainya’. Pada saat yang sama Paulus membuat suatu penerapan yang cocok tentang kata-kata sang Nabi; karena seperti Allah pernah sekali mengancam bangsa / umatNya oleh nabiNya Habakuk, demikianlah Ia tetap seperti diriNya sendiri; dan karena Ia telah dengan begitu keras membalas penghinaan terhadap hukum TauratNya berkenaan dengan bangsa / umatNya yang kuno, Ia pasti tidak bisa menahan / sabar dengan kejahatan dari bangsa itu yang Ia dapati telah bertindak dengan begitu jahat, ya, dengan begitu sembarangan / tanpa alasan dan dengan begitu buruk / suka melawan, sehingga menolak kasih karuniaNya, karena ini adalah obat yang terakhir untuk orang-orang Yahudi. Jadi tak heran bahwa Paulus menyatakan di depan mereka pembalasan ini, pada waktu orang-orang Yahudi dari jamannya berkeras melalui ketidak-percayaan mereka untuk menolak Kristus.].
Bdk. Kis 13:40-41 - “(40) Karena itu, waspadalah, supaya jangan berlaku atas kamu apa yang telah dikatakan dalam kitab nabi-nabi: (41) Ingatlah, hai kamu penghina-penghina, tercenganglah dan lenyaplah, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu, suatu pekerjaan, yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan kepadamu.’”.
Text ini memang didahului oleh bagian dimana Paulus menawarkan Kristus kepada mereka.
Kis 13:23,38-39 - “(23) Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikanNya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. ... (38) Jadi ketahuilah, hai saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa. (39) Dan di dalam Dialah setiap orang yang percaya memperoleh pembebasan dari segala dosa, yang tidak dapat kamu peroleh dari hukum Musa.”.
Catatan: kalau mau lebih jelas, baca khotbah Paulus kepada orang-orang itu mulai dari Kis 13:16. Jelas ia mengajar dan membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias.
Calvin (tentang Hab 1:6): “This, then, is the reason why the Prophet, having spoken of God’s terrible vengeance, now declares in express terms, that the Chaldeans were already armed by Him to execute His judgment. ... the Prophet began to show from whom the Jews were to expect the vengeance of God, even from the Chaldeans, who would come, not by their own instinct, but by the hidden impulse of God. God indeed testifies that he should be the author of this war, and that the Chaldeans would fight, as it were, under his auspices. ‘I am he, he says, who excites,’ etc. ... God thus intimates that he can employ the vices of men in executing his judgments, and yet contract hence no spot nor blemish; for we cannot possibly pollute him with our filth, as he scatters it far away by the brightness of his justice and equity.” [= Jadi, ini adalah alasan mengapa sang Nabi, setelah membicarakan pembalasan yang mengerikan dari Allah, sekarang menyatakan dalam istilah-istilah yang jelas / explicit, bahwa orang-orang Kasdim sudah dipersenjatai olehNya untuk melaksanakan penghakimanNya. ... sang Nabi mulai menunjukkan dari siapa orang-orang Yahudi harus mengharapkan pembalasan Allah, yaitu dari orang-orang Kasdim, yang akan datang, bukan oleh naluri mereka sendiri, tetapi oleh dorongan hati yang tersembunyi dari Allah. Allah memang memberi kesaksian bahwa Ia akan menjadi Pencipta dari peperangan ini, dan bahwa orang-orang Kasdim akan berperang, seakan-akan di bawah pimpinanNya. ‘Akulah Dia, Ia berkata, yang membangkitkan,’ dst. Jadi Allah menunjukkan bahwa Ia bisa menggunakan kejahatan manusia dalam melaksanakan penghakimanNya, tetapi tidak mendapatkan dari sana noda atau cacat / cela; karena kita tidak mungkin mengotori Dia dengan kotoran kita, karena Ia menyebarkannya jauh-jauh oleh terang dari keadilanNya.].
Calvin (tentang Hab 1:7): “Thus we see that the worst of men are in God’s hand, as Satan is, who is their head; and yet that God is not implicated in their wickedness, as some insane men maintain; for they say - That if God governs the world by his providence, he becomes thus the author of sin, and men’s sins are to be ascribed to him. But Scripture teaches us far otherwise, - that the wicked are led here and there by the hidden power of God, and that yet the fault is in them, when they do anything in a deceitful and cruel manner, and that God ever remains just, whatever use he may make of instruments, yea, the very worst. But when the Prophet adds, that its judgment would be from the nation itself, he means that the Chaldeans would act according to their own will.” [= Jadi kita lihat bahwa hal-hal yang terburuk dari manusia ada dalam tangan Allah, sebagaimana Iblis ada, yang adalah kepala mereka; tetapi bahwa Allah tidak terlibat dalam kejahatan mereka, seperti dipertahankan oleh beberapa orang gila; karena mereka berkata - Bahwa jika Allah memerintah dunia oleh ProvidensiaNya, maka Ia menjadi Pencipta dosa, dan dosa-dosa manusia harus dianggap berasal dari Dia. Tetapi Kitab Suci mengajar kita secara sangat berbeda, - bahwa orang-orang jahat dibimbing ke sana kemari oleh kuasa tersembunyi dari Allah, tetapi bahwa kesalahan ada di dalam mereka, pada waktu mereka melakukan apapun dalam suatu cara yang menipu dan kejam, dan bahwa Allah tetap adil / benar, penggunaan apapun yang bisa Ia buat dengan alat-alat, ya, bahkan penggunaan yang paling buruk. Tetapi pada waktu sang Nabi menambahkan, bahwa penghakimanNya berasal dari bangsa itu sendiri, ia memaksudkan bahwa orang-orang Kasdim akan bertindak sesuai dengan kehendak mereka sendiri.].
Untuk kalimat yang paling bawah dari kutipan di atas ini, perhatikan perbandingan terjemahan dari Hab 1:7.
Hab 1:7 - “Bangsa itu dahsyat dan menakutkan; keadilannya dan keluhurannya berasal dari padanya sendiri.”.
KJV: ‘their judgment and their dignity shall proceed of themselves.’ [= penghakiman mereka dan kewibawaan / kehormatan mereka akan keluar dari diri mereka sendiri.].
RSV: ‘their justice and dignity proceed from themselves.’ [= keadilan dan kewibawaan / kehormatan mereka keluar dari diri mereka sendiri.].
NIV: ‘they are a law to themselves and promote their own honor.’ [= mereka adalah suatu hukum bagi diri mereka sendiri dan meninggikan kehormatan mereka sendiri.].
NASB: ‘Their justice and authority originate with themselves.’ [= Keadilan dan otoritas mereka berasal usul dari diri mereka sendiri.].
Calvin (tentang Hab 1:11): “The Prophet now begins to give some comfort to the faithful, lest they should succumb under so grievous evils. He has hitherto directed his discourse to that irreclaimable people, but he now turns to the remnant; for there were always among them some of the faithful, though few, whom God never neglected; yea, for their sake often he sent his prophets; for though the multitude derived no benefit, yet the faithful understood that God did not threaten in vain, and were thus retained in his fear. This was the reason why the prophets were wont, after having spoken generally, to come down to the faithful, and as it were to comfort them apart and privately. And this difference ought to be noticed, as we have said elsewhere; for when the prophets denounce God’s wrath, the discourse then is directed indiscriminately to the whole body of the people; but when they add promises, it is then as though they called the faithful to a private conference, and spake in their ear what had been committed to them by the Lord.” [= Sekarang sang Nabi mulai memberi penghiburan kepada orang-orang yang setia / percaya, supaya jangan mereka tunduk / menyerah di bawah kejahatan-kejahatan yang begitu menyedihkan. Sampai sekarang ia telah mengarahkan pembicaraannya kepada orang-orang / bangsa yang tak bisa dibawa kembali, tetapi sekarang ia berbalik kepada ‘sisa’; karena di sana selalu ada di antara mereka beberapa orang yang setia, sekalipun sedikit, yang Allah tak pernah abaikan; ya, demi mereka Ia sering mengutus nabi-nabiNya; karena sekalipun orang banyak tidak mendapatkan manfaat, tetapi orang-orang yang setia mengerti bahwa Allah tidak mengancam dengan sia-sia, dan dengan demikian dipertahankan / dijaga dalam rasa takutnya. Ini adalah alasan mengapa nabi-nabi mempunyai kebiasaan, setelah berbicara secara umum, datang kepada orang-orang yang setia, dan seakan-akan menghibur mereka secara terpisah dan secara pribadi. Dan perbedaan ini harus diperhatikan, seperti telah kami katakan di tempat lain; karena pada waktu nabi-nabi mengumumkan murka Allah, maka pembicaraan itu diarahkan secara tak membedakan kepada seluruh tubuh dari bangsa itu; tetapi pada waktu mereka menambahkan janji-janji, maka itu adalah seakan-akan mereka memanggil orang-orang yang setia pada suatu pertemuan pribadi, dan berbicara di telinga mereka apa yang telah dipercayakan kepada mereka oleh Tuhan.].
Pembedaan yang Calvin bicarakan ini sangat penting, karena kalau tidak, kita akan menjumpai kontradiksi-kontradiksi dalam banyak bagian Alkitab.
Penghiburan kepada orang-orang yang setia dalam ay 11 adalah pada waktu sang Nabi menunjukkan kejelekan dari orang-orang Kasdim, yang pasti akan menyebabkan Allah menghukum mereka.
Hab 1:11 - “Maka berlarilah mereka, seperti angin dan bergerak terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya.”.
KJV: ‘Then shall his mind change, and he shall pass over, and offend, imputing this his power unto his god.’ [= Maka pikirannya akan berubah, dan ia akan lewat, dan melanggar / tersandung, memperhitungkan kekuatannya ini kepada allah / dewanya.].
RSV: ‘Then they sweep by like the wind and go on, guilty men, whose own might is their god!’ [= Lalu mereka lewat seperti angin dan berjalan terus, orang-orang yang bersalah, yang kekuatannya sendiri adalah allah / dewa mereka!].
NIV: “Then they sweep past like the wind and go on - guilty men, whose own strength is their god.’” [= Lalu mereka lewat seperti angin dan berjalan terus - orang-orang yang bersalah, yang kekuatannya sendiri adalah allah / dewa mereka.’].
NASB: “‘Then they will sweep through like the wind and pass on. But they will be held guilty, They whose strength is their god.’” [= ‘Lalu mereka akan lewat seperti angin dan maju terus. Tetapi mereka akan dianggap bersalah, Mereka yang kekuatannya adalah allah / dewa mereka’.].
Kata Ibrani yang digunakan adalah RUAKH, oleh KJV diterjemahkan ‘mind’ [= pikiran], tetapi oleh RSV/NIV/NASB diterjemahkan ‘wind’ [= angin], sama seperti dalam terjemahan LAI. Calvin menterjemahkan ‘spirit’ [= roh / pikiran].
Sedangkan kata Ibrani KHALAPH, oleh KJV diterjemahkan ‘change’ [= berubah], tetapi diterjemahkan ‘sweep by’ (RSV), ‘sweep past’ (NIV), dan ‘sweep through’ (NASB), yang semuanya saya terjemahkan ‘lewat’. Kata Ibrani itu memang bisa mempunyai kedua arti itu. LAI menterjemahkan ‘berlarilah’. Calvin menterjemahkan ‘change’ [= berubah].
Calvin (tentang Hab 1:11): “And he says - ‘now he will change his spirit.’ He bids the faithful to entertain hope, because the Chaldeans, after having poured forth all their fury, will be punished by the Lord for their arrogance, for it will be intolerable. ... It was then for this reason that the Prophet mentions what he says here; it was that the faithful might hope for some end to the violence of their enemies, for God would check their pride when they should transgress.” [= Dan ia berkata - ‘sekarang Ia akan mengubah roh / pikirannya’. Ia meminta orang-orang yang setia mempertahankan pengharapan, karena orang-orang Kasdim, setelah mencurahkan semua kemarahan mereka, akan dihukum oleh Tuhan untuk kesombongan mereka, karena itu tidak bisa ditoleransi. ... maka itulah alasannya sehingga sang Nabi menyebutkan apa yang ia katakan di sini; itu adalah supaya orang-orang yang setia bisa berharap untuk suatu akhir dari kekejaman musuh-musuh mereka, karena Allah akan mengekang kesombongan mereka pada waktu mereka melanggar.].
Hab 1:12 - “Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa.”.
Calvin (tentang Hab 1:12): “Hence, the protection of God alone is that which can deliver us from the danger of death. We now perceive why the Prophet joins together these two things, ‘Thou art our God,’ and ‘We shall not die;’ nor can indeed the one be separated from the other; for when we are under the protection of God, we must necessarily continue safe and safe for ever;” [= Jadi, perlindungan Allah saja yang bisa membebaskan kita dari bahaya kematian. Sekarang kita mengerti mengapa sang Nabi menggabungkan kedua hal ini, ‘Engkaulah Allah kami’, dan ‘Kami tidak akan mati’; karena memang yang satu tak bisa dipisahkan dari yang lain; karena pada waktu kita berada di bawah perlindungan Allah, kita pasti terus aman selama-lamanya;].
Calvin (tentang Hab 1:12): “There is, moreover, much weight in the words which follow, ‘Jehovah! for judgment has thou set him.’ This temptation ever occurs to us, whenever we strive to put our trust in God - ‘What does this mean? for God now forsakes us, and exposes us to the caprice of the wicked: they are allowed to do what they please, and God interferes not. How, then, can we cherish hope under these perplexities?’ The Prophet now sets up a shield against this temptations - ‘Thou,’ he says, ‘hast appointed him for judgment.’ For he ascribes it to God’s providence, that the Assyrians had with so much wantonness wasted the land, or would waste it when they came; for he speaks of things yet future - ‘Thou,’ he says, ‘hast appointed him for judgment.’” [= Selanjutnya / lebih lagi, di sana ada kekuatan dalam kata-kata yang selanjutnya, ‘Yehovah! untuk penghakiman telah engkau tentukan dia’. Pencobaan ini selalu terjadi kepada kita, kapanpun kita berusaha / bergumul untuk meletakkan kepercayaan kita kepada Allah - ‘Apa artinya ini? karena sekarang Allah meninggalkan kita, dan membuat kita terbuka terhadap perubahan pikiran / tindakan dari orang-orang jahat: mereka diijinkan untuk melakukan apa yang mereka senangi, dan Allah tidak ikut campur. Lalu bagaimana kita bisa berharap di bawah keadaan-keadaan yang membingungkan ini?’ Sang Nabi sekarang mendirikan sebuah perisai terhadap pencobaan-pencobaan ini - ‘Engkau’, katanya, ‘telah menetapkan dia untuk penghakiman’. Karena ia menganggapnya berasal dari Providensia Allah, sehingga orang-orang Asyur telah menghancurkan negeri itu dengan begitu banyak kekejaman / ke-asusila-an, atau akan menghancurkan pada waktu mereka datang; karena ia berbicara tentang hal-hal yang akan datang - ‘Engkau’, katanya, ‘telah menetapkan dia untuk penghakiman’.].
Catatan: saya tidak mengerti dari mana Calvin tahu-tahu mengatakan ‘the Assyrians’ [= orang-orang Asyur], dan bukannya ‘the Chaldeans’ [= orang-orang Kasdim].
Tetapi link ini kelihatannya mencampur-adukkan keduanya: https://www.quora.com/What-are-the-differences-between-the-Chaldean-and-Assyrian-people
Calvin (tentang Hab 1:12): “This is a truth much needed: for Satan darkens, as with clouds, the favor of God, when any adversity happens to us, and when God himself thus proves our faith. But adversities are as it were clouds, excluding us from seeing God’s favour, as the light of the sun appears not to us when the sky is darkened. ... In that case our faith cannot stand firm, except the providence of God comes to our view, so that we may know, in the midst of such confusion, why he permits so much liberty to the wicked, and also how their attempts may turn out, and what may be the issue. Except then we be fully persuaded, that God by his secret providence regulates all these confusions, Satan will a hundred times a day, yea every moment, shake that confidence which ought to repose in God. ... ‘The Assyrians indeed do lay waste thy land as with an unbridled wantonness, they plunder thy people, and with impunity slay the innocent; but, O Lord, this is not done but by thy permission: Thou overrules all these confused proceedings, nor is all this done by thee without a cause. Thou, Jehovah, ‘hast for judgment appointed him.’ - Judgment is to be taken for chastisement.” [= Ini adalah suatu kebenaran yang banyak dibutuhkan: karena Iblis menggelapkan, seperti dengan awan-awan, kebaikan Allah, pada waktu kemalangan / bencana apapun terjadi kepada kita, dan pada waktu Allah sendiri menguji iman kita dengan cara ini. Tetapi kemalangan / bencana adalah seperti awan-awan, mencegah kita dari melihat kebaikan Allah, seperti sinar matahari tak terlihat oleh kita pada waktu langit digelapkan. ... Dalam kasus seperti itu iman kita tidak bisa berdiri teguh, kecuali Providensia Allah datang pada pandangan kita, sehingga kita bisa tahu, di tengah-tengah kebingungan / kekacauan seperti itu, mengapa Ia mengijinkan begitu banyak kebebasan kepada orang-orang jahat, dan juga bagaimana akhirnya usaha-usaha mereka, dan apa hasilnya. Kecuali pada saat itu kita sepenuhnya diyakinkan, bahwa Allah oleh providensia rahasiaNya mengatur semua kebingungan / kekacauan ini, Iblis akan 100 x sehari, ya bahkan setiap saat, menggoncangkan keyakinan itu yang seharusnya beristirahat / tenang di dalam Allah. ... ‘Orang-orang Asyur memang menghancurkan negerimu seperti dengan suatu kekejaman / ke-asusila-an yang tidak dikekang; tetapi ya Tuhan, ini tidak terjadi kecuali oleh ijinMu: Engkau menjalankan pemerintahan atas semua deretan peristiwa-peristiwa yang membingungkan / kacau ini, juga semua ini tidak Engkau lakukan tanpa suatu alasan. Engkau, Yehovah, ‘telah menetapkan dia untuk penghakiman’. - Penghakiman harus diartikan sebagai hajaran.].
Kalau Yehuda karena berdosa / menyembah berhala dsb, dihajar dengan bencana-bencana yang membingungkan, maka lebih parah lagi, kalau tanpa ada kesalahan, orang mengalami bencana-bencana yang membingungkan seperti itu. Tadi malam saya melihat di Youtube dan Google, sejarah dari lagu ‘I have decided to follow Jesus’ [= Mengikut Yesus keputusanku], yang saya berikan di bawah ini, beserta dengan link-linknya.
“It was written by Simon Marak, from Jorhat, Assam. However, according to Dr P. Job, the lyrics are based on the last words of Nokseng, a Garo man, a tribe from Meghalaya which then was in Assam, who along with his family decided to follow Jesus Christ in the middle of the 19th century through the efforts of an American Baptist missionary. Called to renounce his faith by the village chief, the convert declared, ‘I have decided to follow Jesus.’ His two children were killed and in response to threats to his wife, he continued, ‘Though none go with me, still I will follow.’ His wife was killed, and he was executed while singing, ‘The cross before me, the world behind me.’ This display of faith is reported to have led to the conversion of the chief and others in the village. The fierce opposition is possible, as various tribes in that area were formerly renowned for head-hunting.”
I have decided to follow Jesus;
I have decided to follow Jesus;
I have decided to follow Jesus;
No turning back, no turning back.
The world behind me, the cross before me;
The world behind me, the cross before me;
The world behind me, the cross before me;
No turning back, no turning back.
Though none go with me, still I will follow;
Though none go with me, still I will follow;
Though none go with me, still I will follow;
No turning back, no turning back.
Bdk. Luk 14:26-27 - “(26) ‘Jikalau seorang datang kepadaKu dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi muridKu. (27) Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi muridKu.”.
Pada waktu mendengar lagu ini, dan membaca sejarahnya, juga menonton link Youtube yang mendramakan sejarahnya itu, saya merasa Tuhan berbicara kepada saya: “Kalau orang itu dengan bencana yang begitu hebat bisa ikut Yesus sampai mati, bagaimana dengan kamu yang mengalami bencana yang cuma seperti itu?