PROVIDENCE OF GOD (17)
Pdt. Budi Asali, M. Div.
31)Zakh 14:2 - “Aku
akan mengumpulkan segala bangsa untuk memerangi Yerusalem; kota itu akan direbut, rumah-rumah akan dirampoki dan
perempuan-perempuan akan ditiduri. Setengah dari penduduk kota itu
harus pergi ke dalam pembuangan, tetapi selebihnya dari bangsa itu tidak akan
dilenyapkan dari kota itu.”.
Kitab Suci Indonesia: ‘akan ditiduri’.
KJV/RSV/NASB/ASV/NKJV: ‘ravished’ [= diperkosa / diculik].
NIV: ‘raped’ [= diperkosa].
Ayat ini mengatakan bahwa Tuhan bekerja
mengumpulkan segala bangsa untuk memerangi Yehuda / Yerusalem dan
mengalahkannya, lalu merampok / menjarah dan bahkan melakukan pemerkosaan di
sana.
Calvin: “He afterwards adds, ‘I
will gather all nations against Jerusalem.’ He confirms what I have
already said, that God would be the author of
those calamities, and thus he puts a
restraint on the Jews, that they might not expostulate with him respecting the
severity of their punishment. He then shortly
intimates, that the nations would not come by chance to attack Jerusalem; and
that whatever commotions would arise, they could not be ascribed to chance or
to fortune, or to the purposes of men, but to the decree of heaven. ... He might have said in a briefer manner, ‘All
the nations shall conspire;’ but he ascribes this to
God, and says, that he will bring them, like a prince, who collects an army,
which he commands to fight under his banner.” [= Ia belakangan menambahkan,
‘Aku akan mengumpulkan segala bangsa terhadap / menentang Yerusalem’. Ia
meneguhkan apa yang telah saya katakan, bahwa Allah adalah Pencipta dari bencana-bencana itu, dan demikianlah Ia meletakkan suatu kekang kepada
orang-orang Yahudi, supaya mereka tidak memprotest Dia berkenaan dengan
kerasnya penghukuman mereka. Ia lalu menunjukkan secara singkat, bahwa bangsa-bangsa itu bukan datang karena kebetulan untuk
menyerang Yerusalem; dan bahwa kekacauan apapun yang muncul, itu tak bisa dianggap berasal
dari kebetulan, atau dari rencana-rencana manusia, tetapi dari ketetapan dari
surga. ... Ia bisa telah berkata
dengan suatu cara yang lebih singkat, ‘Segala bangsa akan bergabung /
berkomplot’; tetapi ia menganggap ini berasal dari
Allah, dan berkata, bahwa Ia akan membawa mereka, seperti seorang Pangeran,
yang mengumpulkan suatu pasukan, yang Ia perintahkan untuk berperang di bawah
panjiNya.].
32)Mat 11:25-27 - “(25) Pada waktu itu berkatalah
Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang
kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. (27) Semua telah
diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun
mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan
orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.”.
Ay 25 akhir: ‘orang kecil’.
KJV/RSV/NASB: ‘babes’
[= bayi-bayi].
NIV: ‘children’
[= anak-anak].
Bible
Works mengatakan bahwa kata Yunani NEPSIOS yang digunakan di sini bisa
diartikan ‘bayi’, ‘anak kecil’, dan juga ‘secara kiasan menunjuk kepada orang
yang tak mempunyai pengertian’.
Tuhan menyatakan Injil kepada orang
kecil, tetapi Ia menyembunyikan Injil terhadap orang bijak / pandai. Ini
membuat yang terakhir ini tidak mungkin bisa percaya kepada Kristus, padahal
ketidakpercayaan kepada Kristus adalah dosa.
Calvin
(tentang Mat 11:25):
“here
Christ withdraws his disciples from a proud and haughty imagination, that they
may not venture to despise that mean and obscure condition of his Church, in
which he delights and rejoices. To
restrain more fully that curiosity which is constantly springing up in the
minds of men, he rises above the world, and contemplates the secret decrees of
God, that he may lead others to unite with him in admiring them. And certainly,
though this appointment of God contradicts our senses, we discover not only
blind arrogance, but excessive madness, if we murmur against it, while Christ
our Head adores it with reverence.” [= di sini Kristus menarik murid-muridNya dari
suatu khayalan yang sombong dan angkuh, supaya mereka tidak mengambil resiko
dengan meremehkan / merendahkan keadaan yang hina dan rendah dari GerejaNya,
dalam mana Ia berkenan dan bersukacita. Untuk mengekang dengan lebih
penuh keingin-tahuan itu, yang terus menerus muncul dalam pikiran manusia, Ia naik melampaui dunia, dan merenungkan ketetapan-ketetapan
rahasia dari Allah, supaya Ia bisa membimbing orang-orang lain untuk
bersatu dengan Dia dalam mengagumi mereka. Dan pastilah, sekalipun penetapan Allah ini bertentangan dengan pikiran
kita, kita mendapati bukan hanya ketidak-tahuan yang buta, tetapi
kegilaan yang berlebihan, jika kita bersungut-sungut terhadapnya, sedangkan
Kristus Kepala kita memujanya dengan rasa hormat.].
Calvin (tentang Mat
11:25):
“We
must now inquire in what respect he glorifies the Father. It is because, while he was Lord of the whole world, he
preferred ‘children and ignorant
persons to the wise.’ ... in this manner he declares that it is a
distinction which depends entirely on the will of God, that the wise remain blind, while the ignorant
and unlearned receive the mysteries of the Gospel.” [= Sekarang kita harus mempertanyakan dalam arti apa
Ia memuliakan Bapa. Itu adalah karena, sementara Ia
adalah Tuhan dari seluruh dunia, Ia lebih memilih ‘anak-anak dan orang-orang
yang tak punya pengetahuan dari pada orang-orang yang bijaksana’.
... dengan cara ini Ia menyatakan bahwa itu adalah
suatu pembedaan yang tergantung sepenuhnya pada kehendak Allah,
bahwa orang-orang bijaksana tetap buta, sedangkan orang-orang yang tak
mempunyai pengetahuan dan tak terpelajar menerima misteri dari Injil.].
Bdk.
1Kor 1:26-29 - “(26) Ingat saja,
saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran
manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh,
tidak banyak orang yang terpandang. (27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia,
dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah
bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, (28) dan apa yang
tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak
berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, (29) supaya jangan
ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.”.
Calvin (tentang Mat
11:25):
“This
expression implies two things. First, that all do not obey the Gospel arises
from no want of power on the part of God, who could easily have brought all the
creatures into subjection to his government. Secondly, that some arrive at
faith, while others remain hardened and obstinate, is accomplished by his free
election; for, drawing some, and passing by others, he alone makes a
distinction among men, whose condition by nature is alike. In choosing ‘little children’ rather than the wise, he has a regard to his glory;
for the flesh is too apt to rise, and if able and learned men had led the way,
it would soon have come to be the general conviction, that men obtain faith by
their skill, or industry, or learning. In no other way can the mercy of God be
so fully known as it ought to be, than by making such a choice, from which it
is evident, that whatever men bring from themselves is nothing; and therefore
human wisdom is justly thrown down, that it may not obscure the praise of
divine grace.” [= Ungkapan ini
secara implicit menunjuk pada dua hal. Pertama, bahwa semua yang tidak mentaati
Injil muncul bukan karena kekurangan kuasa dari pihak Allah, yang dengan mudah
bisa telah membawa semua makhluk ke dalam ketundukan pada pemerintahanNya. Kedua,
bahwa sebagian sampai pada iman, sedangkan yang lain tetap dikeraskan dan tegar
tengkuk, tercapai oleh pemilihan bebasNya; karena, dalam menarik sebagian, dan
melewati yang lain, Ia sendiri membuat suatu pembedaan di antara manusia, yang
keadaan alamiahnya adalah sama. Dalam memilih ‘anak-anak kecil’ dan bukannya
‘orang-orang bijak’, Ia mempunyai suatu kepedulian terhadap kemuliaanNya;
karena daging terlalu condong untuk naik, dan jika orang-orang yang kompetent
dan orang-orang terpelajar telah mendahului, itu dengan cepat akan sudah sampai
pada keyakinan umum, bahwa manusia mendapatkan iman oleh keahlian, atau
kerajinan, atau pembelajaran mereka. Tidak bisa dengan cara lain apapun belas
kasihan Allah bisa diketahui sepenuhnya seperti yang seharusnya, dari pada
dengan membuat suatu pemilihan seperti itu, dari mana adalah jelas, bahwa
apapun yang manusia bawa dari diri mereka sendiri adalah nihil; dan karena itu
hikmat manusia secara benar dihancurkan, supaya itu tidak mengaburkan pujian
terhadap kasih karunia Ilahi.].
Calvin (tentang Mat
11:25):
“we
infer, that the statement made by Christ is not universal, when he says, that
the mysteries of the Gospel are ‘hidden
from the wise.’ If out of five wise
men four reject the Gospel and one embraces it, and if, out of an equal
number of unlearned persons, two or three become disciples of Christ, this
statement is fulfilled. This is also confirmed by that passage in Paul’s
writings, which I lately quoted; for he does not exclude from the kingdom of
God all the wise, and noble, and mighty, but only declares that it does not contain many of them.” [= kami menyimpulkan, bahwa pernyataan yang dibuat
oleh Kristus bukan bersifat universal, pada waktu Ia berkata, bahwa misteri
Injil ‘disembunyikan dari orang-orang bijak’. Jika dari 5 orang bijak 4 menolak
Injil dan satu mempercayainya, dan jika, dari jumlah yang sama dari orang-orang
yang tak terpelajar, 2 atau 3 orang menjadi murid-murid Kristus, pernyataan ini
tergenapi. Ini juga diteguhkan oleh text dalam tulisan Paulus, yang baru saya
kutip; karena ia tidak mengeluarkan dari kerajaan Allah semua orang bijak, dan
mulia dan kuat, tetapi hanya menyatakan bahwa itu tidak menampung banyak orang
dari mereka.].
Calvin (tentang Mat
11:25):
“It
now remains to explain what is meant by ‘revealing’
and ‘hiding.’ That
Christ does not speak of the outward preaching may be inferred with certainty
from this circumstance, that he presented himself as a Teacher to all without
distinction, and enjoined his Apostles to do the same. The meaning therefore
is, that no man can obtain faith by his own acuteness, but only by the secret
illumination of the Spirit.” [= Sekarang
tersisa untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan ‘menyatakan’ dan ‘menyembunyikan’.
Bahwa Kristus tidak berbicara tentang khotbah lahiriah bisa disimpulkan dengan
pasti dari keadaan ini, dimana Ia menyediakan diriNya sendiri sebagai seorang
Guru bagi semua orang tanpa pembedaan, dan memerintahkan Rasul-rasulNya
melakukan hal yang sama. Karena itu artinya adalah, bahwa tak seorangpun bisa
mendapatkan iman oleh pengertian / penilaiannya sendiri, tetapi hanya oleh
pencerahan rahasia dari Roh.].
33)Yoh 12:37-40
- “(37) Dan meskipun Yesus mengadakan begitu
banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepadaNya, (38)
supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi
Yesaya: ‘Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan
kepada siapakah tangan [KJV/RSV/NIV/NASB:
‘arm’ {= lengan}] kekuasaan Tuhan dinyatakan?’ (39) Karena itu mereka tidak dapat
percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: (40) ‘Ia
telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka
jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga
Aku menyembuhkan mereka.’” (bdk. Mark 4:11-12).
Calvin (tentang Yoh
12:38):
“The
word ‘arm,’ it is well known,
denotes ‘power.’ The prophet
declares that ‘the arm of God,’
which is contained in the doctrine of the Gospel, lies hid until it is revealed, and at the same time
testifies that all are not indiscriminately partakers of this revelation. Hence it follows, that
many are left in their blindness destitute of inward light, because ‘hearing they do not hear,’ (Matthew
13:13.)” [= Kata ‘lengan’,
dikenal dengan baik, menunjuk pada ‘kuasa’. Sang nabi menyatakan bahwa ‘lengan
Allah’, yang ada dalam ajaran dari Injil, tersembunyi
sampai itu dinyatakan, dan pada saat yang sama menyaksikan bahwa
tidak semua tanpa pembedaan merupakan pengambil-pengambil bagian dari wahyu
ini. Karena itu akibatnya adalah banyak orang
tertinggal dalam kebutaan mereka tanpa terang di dalam mereka,
karena ‘sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar’, (Mat 13:13).].
Mat
13:11-15 - “(11) Jawab Yesus: ‘Kepadamu
diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka
tidak. (12) Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia
berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya. (13) Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam
perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat,
mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak
mengerti. (14) Maka pada mereka genaplah nubuat
Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar
dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak
menanggap. (15) Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya
berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat
dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya,
lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.”.
Calvin
(tentang Yoh 12:39):
“‘Therefore they could not believe.’
This is somewhat more harsh; because, if the words be taken in their natural
meaning, the way was shut up against the Jews, and
the power of believing was taken from them, because the prediction of the
prophet adjudged them to blindness, before they determined what choice they
should make. I reply, there is no absurdity in this, if nothing
could happen different from what God had foreseen. But it ought to be observed,
that the mere foreknowledge of God is not in itself the cause of events; ...
For God declares not what he beholds from heaven that men will do, but what He himself will do; and that is, that he will strike wicked men with giddiness and stupidity,
and thus will take vengeance on their obstinate wickedness. In this
passage he points out the nearer and inferior cause why God intends that his
word, which is in its own nature salutary and quickening, shall be destructive
and deadly to the Jews. It is because they deserved it by their obstinate
wickedness. This punishment it was impossible for
them to escape, because God had once decreed to give them over to a reprobate
mind, and to change the light of his word, so as to make it darkness to them.” [= ‘Karena itu mereka tidak bisa percaya’. Ini agak
lebih keras; karena, jika kata-kata itu diambil dalam arti yang wajar /
alamiah, jalan ditutup terhadap orang-orang Yahudi,
dan kuasa untuk percaya diambil dari mereka, karena ramalan dari sang nabi
menyatakan mereka pada kebutaan, sebelum mereka menentukan pilihan apa yang
harus mereka buat. Saya menjawab, di sana tidak ada kekonyolan dalam
hal ini, jika tak ada apapun bisa terjadi berbeda dengan apa yang Allah telah
lihat lebih dulu. Tetapi harus diperhatikan, bahwa semata-mata pra pengetahuan
Allah dalam dirinya sendiri bukanlah penyebab dari kejadian ini; ... Karena
Allah menyatakan bukan apa yang Ia lihat dari surga yang manusia akan lakukan, tetapi apa yang Ia sendiri akan lakukan (lihat
ay 40); dan itu adalah bahwa Ia akan memukul orang-orang jahat dengan kebodohan dan
ketololan, dan dengan demikian akan membalas kejahatan mereka yang keras kepala.
Dalam text ini Ia menunjukkan penyebab yang lebih
dekat dan lebih rendah mengapa Allah memaksudkan supaya firmanNya, yang dalam
sifat dasarnya sendiri bersifat sehat dan menghidupkan, akan bersifat
menghancurkan dan mematikan bagi orang-orang Yahudi. Itu adalah karena mereka
layak mendapatkannya oleh kejahatan mereka yang keras kepala (lihat
ay 37-38). Mereka tidak mungkin bisa lolos dari hukuman ini, karena
Allah telah menetapkan untuk menyerahkan mereka pada suatu pikiran yang jahat /
ditentukan untuk binasa, dan untuk mengubah terang dari firmanNya, sehingga
membuatnya menjadi kegelapan bagi mereka.].
Calvin (tentang Yoh
12:40):
“‘He hath blinded their eyes, and hardened
their heart.’ The passage is taken from Isaiah 6:9, where the Lord
forewarns the prophet, that the labor which he spends in instructing will lead
to no other result than to make the people worse. First then he says, Go, and
tell this people, ‘Hearing, hear and
do not hear;’ as if he had said, ‘I send thee to speak to the deaf.’ He
afterwards adds, ‘Harden the heart of
this people, etc.’ By these words he means, that he intends to make his
word a punishment to the reprobate, that it may render them more thoroughly
blind, and that their blindness may be plunged in deeper darkness. It is indeed
a dreadful judgment of God, when He overwhelms men by the light of doctrine, in
such a manner as to deprive them of all understanding; and when, even by means
of that which is their only light, he brings darkness upon them. But it ought
to be observed, that it is accidental to the word of God, that it blinds men; for nothing can be more
inconsistent than that there should be no difference between truth and
falsehood, that the bread of life should become a deadly poison, and that
medicine should aggravate a disease. But this must be ascribed to the
wickedness of men, which turns life into death. It ought also to be observed,
that sometimes the Lord, by himself, blinds the minds of men, by depriving them
of judgment and understanding; sometimes by Satan and false prophets, when he
maddens them by their impostures; sometimes too by his ministers, when the
doctrine of salvation is injurious and deadly to them. But provided that
prophets labor faithfully in the work of instruction, and commit to the Lord
the result of their labor, though they may not succeed to their wish, they ought
not to give way or despond. Let them rather be satisfied with knowing that God
approves of their labor, though it be useless to men: and that even the savor of doctrine, which wicked
men render deadly to themselves, ‘is
good and pleasant to God,’ as Paul testifies, (2 Corinthians 2:15.)” [= ‘Ia telah membutakan mata mereka, dan mengeraskan
hati mereka’. Text ini diambil dari Yes 6:9, dimana Tuhan
memperingatkan lebih dulu sang nabi, bahwa jerih payah yang ia habiskan dalam
memberi instruksi tidak akan membimbing pada hasil apapun selain membuat bangsa
itu makin buruk. Jadi, mula-mula Ia berkata, Pergilah dan beritahu
bangsa ini, ‘Mendengar dan mendengar, tetapi tidak mendengar’; seakan-akan Ia
telah berkata, ‘Aku mengutus engkau untuk berbicara kepada orang-orang tuli’.
Ia lalu menambahkan, ‘Keraskanlah hati dari bangsa ini, dst.’ Dengan kata-kata ini Ia memaksudkan bahwa Ia bermaksud untuk
membuat firmanNya suatu hukuman bagi orang-orang yang jahat / ditentukan untuk
binasa, supaya itu membuat mereka makin buta sepenuhnya, dan supaya kebutaan
mereka bisa dilemparkan dalam kegelapan yang lebih dalam. Memang merupakan
suatu penghakiman yang menakutkan dari Allah, pada waktu Ia membanjiri manusia dengan terang dari ajaran ini, dengan
cara sedemikian rupa sehingga mencabut / menghilangkan dari mereka semua
pengertian; dan pada waktu, bahkan dengan cara itu yang adalah
satu-satunya terang mereka, Ia membawa kegelapan atas mereka. Tetapi harus
diperhatikan, bahwa itu adalah sifat yang menyimpang dari firman Allah, bahwa
itu membutakan manusia; karena tak ada apapun bisa lebih tidak konsisten dari
pada bahwa di sana tidak ada perbedaan antara kebenaran dan kepalsuan / dusta,
bahwa roti hidup menjadi suatu racun yang mematikan, dan bahwa obat memperparah
suatu penyakit. Tetapi ini harus dianggap berasal dari kejahatan manusia, yang
mengubah kehidupan menjadi kematian. Juga harus
diperhatikan, bahwa kadang-kadang Tuhan sendiri, membutakan pikiran manusia,
dengan mencabut dari mereka penilaian dan pengertian; kadang-kadang oleh Iblis
dan nabi-nabi palsu, pada waktu Ia membuat mereka menjadi gila oleh
penipuan-penipuan mereka; kadang-kadang juga oleh pelayan-pelayanNya, pada
waktu ajaran tentang keselamatan bersifat melukai dan mematikan bagi mereka.
Tetapi asal nabi-nabi berjerih payah dengan setia
dalam pekerjaan pengajaran dan menyerahkan kepada Tuhan hasil dari jerih payah
mereka, sekalipun mereka bisa tidak mencapai keinginan mereka, mereka tidak
boleh menyerah atau putus asa / kecil hati. Sebaliknya hendaklah mereka puas
dengan mengetahui bahwa Allah merestui jerih payah mereka, sekalipun itu tidak
berguna bagi manusia: dan bahwa bahkan bau dari ajaran, yang orang-orang jahat
buat menjadi mematikan bagi diri mereka sendiri, ‘adalah bagus dan menyenangkan
bagi Allah’, seperti Paulus saksikan, (2Kor 2:15).].
Yes
6:9-10 - “(9) Kemudian firmanNya: ‘Pergilah, dan katakanlah kepada
bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah
sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan! (10) Buatlah hati bangsa ini keras
dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup,
supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.’”.
2Kor
2:15-16 - “(15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari
Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang
binasa. (16) Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan
bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup
menunaikan tugas yang demikian?”.
-bersambung-