Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PROVIDENCE OF GOD (21)

PDT. BUDI ASALI, M. DIV.

John Calvin: “Again they object: were they not previously predestined by God’s ordinance to that corruption which is now claimed as the cause of condemnation? When, therefore, they perish in their corruption, they but pay the penalties of that misery in which Adam fell by predestination of God, and dragged his posterity headlong after him. Is he not, then, unjust who so cruelly deludes his creatures? Of course, I admit that in this miserable condition wherein men are now bound, all of Adam’s children have fallen by God’s will. And this is what I said to begin with, that we must always at last return to the sole decision of God’s will, the cause of which is hidden in him. But it does not directly follow that God is subject to this reproach. For with Paul we shall answer in this way: "Who are you, O man, to argue with God? Does the molded object say to its molder, ‘Why have you fashioned me thus? Or does the potter have no capacity to make from the same lump one vessel for honor, another for dishonor?" (Romans 9:20-21).” [= Mereka keberatan lagi: bukankah mereka sudah lebih dahulu ditentukan oleh ketetapan Allah pada kejahatan itu yang sekarang diclaim sebagai penyebab penghukuman? Karena itu, pada waktu mereka binasa dalam kejahatan mereka, mereka hanya membayar hukuman-hukumandari keadaan buruk karena kesialan dalam mana Adam jatuh oleh predestinasi Allah, dan menyeret keturunannya jatuh di belakangnya / mengikutinya. Jadi, tidakkah Ia tidak adil, yang dengan begitu kejam membuat frustrasi makhluk-makhluk ciptaanNya? Tentu saja saya mengakui bahwa dalam keadaan buruk ini, dalam mana manusia sekarang terikat, semua anak-anak Adam telah jatuh oleh kehendak Allah. Dan ini adalah apa yang pertama-tama saya katakan, bahwa kita pada akhirnya harus selalu kembali pada keputusan dari kehendak Allah saja, yang penyebabnya tersembunyi di dalam Dia. Tetapi tidak segera terjadi sebagai akibatnya, bahwa Allah adalah subyek dari celaan ini. Karena bersama Paulus kami akan menjawab dengan cara ini: "Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: ‘Mengapakah engkau membentuk aku demikian?’ Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa / hina / tak terhormat?" (Ro 9:20-21).] - ‘Institutes of The Christian Religion’, Book III, Chapter XXIII, no 4.
John Calvin: “They will say that God’s righteousness is not truly defended thus but that we are attempting a subterfuge such as those who lack a just excuse are wont to have. For what else seems to be said here than that God has a power that cannot be prevented from doing whatever it pleases him to do? But it is far otherwise. For what stronger reason can be adduced than when we are bidden to ponder who God is? For how could he who is the Judge of the earth allow any iniquity (cf. Genesis 18:25)? If the execution of judgment properly belongs to God’s nature, then by nature he loves righteousness and abhors unrighteousness.” [= Mereka mengatakan bahwa kebenaran Allah tidak benar-benar dipertahankan dengan cara ini, tetapi bahwa kami sedang berusaha menghindari suatu argumentasi seperti ‘mereka yang tak mempunyai suatu alasan / dalih yang benar’ biasa lakukan. Karena apa yang dikatakan di sini selain dari pada bahwa Allah mempunyai suatu kuasa yang tak bisa dicegah dari melakukan apapun yang memperkenan Dia untuk melakukannya? Tetapi jauh dari itu. Karena alasan yang lebih kuat apa yang bisa dipakai sebagai bukti dari argumentasi dari pada pada waktu kita diminta untuk memikirkan siapa Allah itu? Karena bagaimana bisa, Ia, yang adalah Hakim dari seluruh dunia, mengijinkan ketidak-adilan apapun (bdk. Kej 18:25)? Jika pelaksanaan dari penghakiman secara benar adalah milik dari hakekat Allah, maka secara hakiki / alamiah Ia mengasihi kebenaran dan membenci / jijik terhadap ketidak-benaran.] - ‘Institutes of The Christian Religion’, Book III, Chapter XXIII, no 4.
Kej 18:25 - “Jauhlah kiranya dari padaMu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari padaMu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?’”.
John Calvin: “Accordingly, the apostle did not look for loopholes of escape as if he were embarrassed in his argument but showed that the reason of divine righteousness is higher than man’s standard can measure, or than man’s slender wit can comprehend. The apostle even admits that such depth underlies God’s judgments (Romans 11:33) that all men’s minds would be swallowed up if they tried to penetrate it. But he also teaches how unworthy it is to reduce God’s works to such a law that the moment we fail to understand their reason, we dare to condemn them. That saying of Solomon’s is well known, although few properly understand it: ‘The great Creator of all things pays the fool his wages, and the transgressors theirs’ (Proverbs 26:10, cf. Geneva Bible). For he is exclaiming about the greatness of God, in whose decision is the punishment of fools and transgressors, although he does not bestow on them his Spirit. Monstrous indeed is the madness of men, who desire thus to subject the immeasurable to the puny measure of their own reason!” [= Sesuai dengan itu, sang rasul tidak mencari cara menghindar untuk lolos seakan-akan ia malu / dipermalukan dalam argumentasinya tetapi menunjukkan bahwa alasan dari kebenaran ilahi adalah lebih tinggi dari pada yang bisa diukur oleh standard manusia, atau dari pada yang bisa dimengerti oleh kemampuan alamiah untuk mengerti yang sedikit dari manusia. Sang rasul bahkan mengakui bahwa kedalaman seperti itu merupakan dasar dari penghakiman-penghakiman Allah (Ro 11:33) sehingga semua pikiran manusia akan ditelan jika mereka mencoba untuk memasuki / menembusnya. Tetapi ia juga mengajar betapa tak layaknya untuk menurunkan pekerjaan-pekerjaan Allah pada suatu hukum seperti itu sehingga pada saat kita gagal untuk mengerti alasan-alasan mereka, kita berani mengkritik / menghakimi mereka. Kata-kata Salomo dikenal dengan baik, sekalipun sedikit yang mengertinya dengan benar: ‘Pencipta yang besar / agung dari segala sesuatu membayar orang tolol upahnya, dan membayar pelanggar-pelanggar upah mereka’ (Amsal 26:10, bdk. Geneva Bible). Karena ia sedang menyatakan tentang kebesaran /keagungan Allah, dalam keputusan siapa ada hukuman dari orang-orang tolol dan pelanggar-pelanggar, sekalipun Ia tidak memberi pada mereka RohNya. Memang sangat besar kegilaan manusia, yang ingin untuk menundukkan ‘Yang Tak Terukur’ pada ukuran yang kecil dari akal mereka sendiri!] - ‘Institutes of The Christian Religion’, Book III, Chapter XXIII, no 4.
Ro 11:33 - “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘his judgments’ [= penghakiman-penghakimanNya].
Amsal 26:10 - “Siapa mempekerjakan orang bebal dan orang-orang yang lewat adalah seperti pemanah yang melukai tiap orang.”.
KJV: ‘The great God that formed all things both rewardeth the fool, and rewardeth transgressors.’ [= Allah yang besar / agung yang membentuk segala sesuatu mengupahi orang-orang tolol, dan mengupahi pelanggar-pelanggar.].
RSV: ‘Like an archer who wounds everybody is he who hires a passing fool or drunkard.’ [= Seperti seorang pemanah yang melukai setiap orang adalah ia yang mempekerjakan seorang tolol atau pemabuk yang lewat.].
NIV: ‘Like an archer who wounds at random is he who hires a fool or any passer-by.’ [= Seperti seorang pemanah yang melukai secara acak adalah ia yang mempekerjakan seorang tolol atau seadanya orang yang lewat.].
NASB: ‘Like an archer who wounds everyone, So is he who hires a fool or who hires those who pass by.’ [= Seperti seorang pemanah yang melukai setiap orang, Demikianlah ia yang mempekerjakan seorang tolol atau yang mempekerjakan mereka yang lewat.].
Catatan: kelihatannya hanya KJV yang mirip dengan terjemahan yang Calvin gunakan, dan dalam KJV kata ‘God’ [= Allah] dicetak dengan huruf miring, yang menunjukkan bahwa itu tidak ada dalam bahasa aslinya.
John Calvin: “Paul calls the angels who stood in their uprightness ‘elect’ (1 Timothy 5:21); if their steadfastness was grounded in God’s good pleasure, the rebellion of the others proves the latter were forsaken. No other cause of this fact can be adduced but reprobation, which is hidden in God’s secret plan.” [= Paulus menyebut malaikat-malaikat yang bertahan dalam kebenaran mereka ‘pilihan’ (1Tim 5:21); jika kesetiaan mereka didasarkan pada perkenan yang baik dari Allah, pemberontakan dari malaikat-malaikat yang lain membuktikan bahwa yang terakhir ini ditinggalkan. Tak ada penyebab lain dari fakta ini bisa dikutip sebagai bukti kecuali penentuan binasa, yang tersembunyi dalam rencana rahasia Allah.] - ‘Institutes of The Christian Religion’, Book III, Chapter XXIII, no 4.
1Tim 5:21 - “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus dan malaikat-malaikat pilihanNya kupesankan dengan sungguh kepadamu: camkanlah petunjuk ini tanpa prasangka dan bertindaklah dalam segala sesuatu tanpa memihak.”.
KJV/RSV/NIV: ‘the elect angels’ [= malaikat-malaikat pilihan].
NASB: ‘His chosen angels’ [= malaikat-malaikat pilihanNya].
John Calvin: “And let us not be ashamed, following Paul’s example, to stop the mouths of the wicked, and whenever they dare to rail, repeat the same thing: ‘Who are you, miserable men, to make accusation against God?’ (Romans 9:20 p.). Why do you, then, accuse him because he does not temper the greatness of his works to your ignorance? As if these things were wicked because they are hidden from flesh! It is known to you by clear evidence that the judgments of God are beyond measure. You know that they are called a ‘great deep’ (Psalm 36:6). Now consider the narrowness of your mind, whether it can grasp what God has decreed with himself. What good will it do you in your mad search to plunge into the ‘deep,’ which your own reason tells you will be your destruction? Why does not some fear at least restrain you because the history of Job as well as the prophetic books proclaim God’s incomprehensible wisdom and dreadful might?” [= Dan hendaklah kita tidak malu, mengikuti teladan Paulus, untuk menghentikan mulut-mulut dari orang-orang jahat, dan kapanpun mereka berani untuk menyatakan keberatan / kritik, ulangilah hal yang sama: ‘Siapakah kamu, manusia yang hina, untuk membuat tuduhan terhadap Allah?’ (Ro 9:20 paraphrased / ditulis dengan kata-kata sendiri.). Lalu mengapa kamu menuduh Dia karena Ia tidak memodifikasi / menyesuaikan kebesaran dari pekerjaan-pekerjaanNya dengan kebodohanmu? Seakan-akan hal-hal ini adalah jahat karena mereka tersembunyi dari daging! Itu diketahui olehmu oleh bukti yang jelas bahwa penghakiman-penghakiman Allah melampaui ukuran. Kamu tahu bahwa mereka disebut ‘kedalaman yang besar’ (Maz 36:7). Sekarang pertimbangkan sempitnya pikiranmu, apakah itu bisa mengerti apa yang telah Allah tetapkan dengan diriNya sendiri. Apa baiknya bagimu dalam penyelidikanmu yang gila untuk menceburkan diri ke dalam ‘kedalaman’, yang akalmu sendiri memberitahumu akan menjadi kehancuranmu? Mengapa setidaknya sedikit rasa takut tidak mengekangmu karena sejarah dari Ayub maupun kitab-kitab nubuatan memberitakan hikmat yang tak bisa dimengerti dan kekuatan yang menakutkan dari Allah?] - ‘Institutes of The Christian Religion’, Book III, Chapter XXIII, no 5.
Maz 36:7 - “KeadilanMu adalah seperti gunung-gunung Allah, hukumMu bagaikan samudera raya yang hebat. Manusia dan hewan Kauselamatkan, ya TUHAN.”.
KJV: ‘thy judgments are a great deep:’ [= penghakiman-penghakimanMu adalah suatu kedalaman yang besar:].
RSV/NASB mirip dengan KJV.
John Calvin: “Accordingly, man falls according as God’s providence ordains, but he falls by his own fault.” [= Karena itu, manusia jatuh sebagaimana yang Providensia Allah tentukan, tetapi ia jatuh oleh kesalahannya sendiri.] - ‘Institutes of The Christian Religion’, Book III, Chapter XXIII, no 8.
Dari semua kutipan di atas jelas bahwa Calvin memang mengajarkan bahwa dosa terjadi karena ditentukan oleh Allah, tetapi manusia tetap dipersalahkan pada saat berbuat dosa.
Saya akan memberi 2 contoh di bawah ini tentang orang yang dihukum oleh Tuhan karena dosanya, padahal dosa itu jelas ditentukan, dan diatur terjadinya, oleh Allah!
a) Nebukadnezar.
Yer 25:12 - “Kemudian sesudah genap ketujuh puluh tahun itu, demikianlah firman TUHAN, maka Aku akan melakukan pembalasan kepada raja Babel dan kepada bangsa itu oleh karena kesalahan mereka, juga kepada negeri orang-orang Kasdim, dengan membuatnya menjadi tempat-tempat yang tandus untuk selama-lamanya.”.
Calvin (tentang Yer 25:12): “God says also, that at the end of seventy years he would ‘visit the iniquity of the king of Babylon,’ and of his whole people. We hence learn that Nebuchadnezzar was not called God’s servant because he deserved anything for his service, but because God led him while he was himself unconscious, or not thinking of any such thing, to do a service which neither he nor his subjects understood to be for God. Though, then, the Lord employs the ungodly in executing his judgments, yet their guilt is not on this account lessened; they are still exposed to God’s judgment. And these two things well agree together, - that the devil and all the ungodly serve God, though not of their own accord, but whenever he draws them by his hidden power, and that they are still justly punished, even when they have served God; for though they perform his work, yet not because they are commanded to do so. They are therefore justly liable to punishment, according to what the Prophet teaches us here.” [= Allah juga berkata, bahwa pada akhir dari 70 tahun Ia akan ‘menghukum kejahatan dari raja Babel’, dan seluruh bangsanya. Karena itu kami mendapatkan bahwa Nebukadnezar tidak disebut pelayan / hamba Allah karena ia layak dalam hal apapun untuk pelayananNya, tetapi karena Allah membimbing dia pada saat ia sendiri tidak menyadarinya, atau tidak berpikir tentang hal apapun seperti itu, untuk melakukan suatu pelayanan yang baik ia ataupun para bawahannya tidak mengertinya sebagai sesuatu untuk Allah. Karena itu, sekalipun Tuhan menggunakan orang-orang jahat dalam pelaksanaan penghakimanNya, tetapi kesalahan mereka bukannya berkurang karena hal ini; mereka tetap terbuka bagi penghakiman Allah. Dan dua hal ini sesuai dengan baik, - bahwa setan dan semua orang jahat melayani Allah, sekalipun bukan dari persetujuan mereka, tetapi kapanpun Ia menarik mereka oleh kuasaNya yang tersembunyi, dan bahwa mereka tetap secara adil / benar dihukum, bahkan pada waktu mereka telah melayani Allah; karena sekalipun mereka melakukan pekerjaanNya, tetapi bukan karena mereka diperintahkan untuk melakukan demikian. Karena itu mereka secara adil / benar terbuka terhadap penghukuman, sesuai dengan apa yang sang Nabi ajarkan kepada kita di sini.].
b) Yudas Iskariot.
Mat 26:24 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.
Mark 14:21 - “Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.’”.
Luk 22:22 - “Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah DITETAPKAN, akan tetapi, celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!’”.
Catatan: kata ‘ditetapkan’ dalam Luk 22:22 itu diterjemahkan ‘decreed’ [= ditetapkan] oleh NIV, dan diterjemahkan ‘determined’ [= ditentukan] oleh KJV/RSV/NASB/ASV/NKJV.
Calvin (tentang Mat 26:24): “what could be more unreasonable than that the Son of God should be infamously betrayed by a disciple, and abandoned to the rage of enemies, in order to be dragged to an ignominious death? But Christ declares that all this takes place only by the will of God; and he proves this decree by the testimony of Scripture, because God formerly revealed, by the mouth of his Prophet, what he had determined.” [= apa yang bisa lebih tidak masuk akal dari pada bahwa Anak Allah harus secara buruk dikhianati oleh seorang murid, dan ditinggalkan pada kemarahan dari musuh-musuh, supaya diseret pada suatu kematian yang hina / memalukan? Tetapi Kristus menyatakan bahwa semua ini terjadi hanya oleh kehendak Allah; dan Ia membuktikan ketetapan ini oleh kesaksian dari Kitab Suci, karena Allah sebelumnya telah menyatakan, oleh mulut dari NabiNya, apa yang telah lebih dulu Ia tentukan.].
Calvin (tentang Mat 26:24): “I am aware of the manner in which some commentators endeavor to avoid this rock. They acknowledge that what had been written was accomplished through the agency of Judas, because God testified by predictions what He foreknew. By way of softening the doctrine, which appears to them to be somewhat harsh, they substitute the foreknowledge of God in place of the decree, as if God merely beheld from a distance future events, and did not arrange them according to his pleasure. But very differently does the Spirit settle this question; for not only does he assign as the reason why Christ was delivered up, that ‘it was so written,’ but also that it was so ‘determined.’ For where Matthew and Mark quote Scripture, Luke leads us direct to the heavenly decree, saying, ‘according to what was determined;’” [= Saya menyadari tentang cara dengan mana sebagian penafsir berusaha untuk menghindari batu karang ini. Mereka mengakui bahwa apa yang telah ditulis, dicapai melalui Yudas sebagai alat, karena Allah menyaksikan oleh ramalan / nubuat, apa yang telah Ia ketahui sebelumnya. Dengan cara melunakkan doktrin ini, yang terlihat bagi mereka agak keras /tajam, mereka menggantikan ‘pengetahuan lebih dulu dari Allah’ di tempat dari ‘ketetapan’, seakan-akan Allah hanya melihat dari jauh kejadian-kejadian yang akan datang, dan tidak mengatur mereka sesuai kesenanganNya. Tetapi Roh membereskan / menjawab pertanyaan ini dengan cara yang sangat berbeda; karena Ia memberikan sebagai alasan mengapa Kristus diserahkan, bukan hanya bahwa ‘ada tertulis’, tetapi juga bahwa itu ‘ditentukan’. Karena dimana Matius dan Markus mengutip Kitab Suci, Lukas membimbing kita langsung pada ketetapan surgawi, dengan mengatakan ‘seperti yang telah ditentukan’;].
Calvin (tentang Mat 26:24): “And yet Christ does not affirm that Judas was freed from blame, on the ground that he did nothing but what God had appointed. For though God, by his righteous judgment, appointed for the price of our redemption the death of his Son, yet nevertheless, Judas, in betraying Christ, brought upon himself righteous condemnation, because he was full of treachery and avarice. In short, God’s determination that the world should be redeemed, does not at all interfere with Judas being a wicked traitor. Hence we perceive, that though men can do nothing but what God has appointed, still this does not free them from condemnation, when they are led by a wicked desire to sin. For though God directs them, by an unseen bridle, to an end which is unknown to them, nothing is farther from their intention than to obey his decrees. Those two principles, no doubt, appear to human reason to be inconsistent with each other, that God regulates the affairs of men by his Providence in such a manner, that nothing is done but by his will and command, and yet he damns the reprobate, by whom he has carried into execution what he intended. But we see how Christ, in this passage, reconciles both, by pronouncing a curse on Judas, though what he contrived against God had been appointed by God; not that Judas’s act of betraying ought strictly to be called the work of God, but because God turned the treachery of Judas so as to accomplish His own purpose.” [= Tetapi Kristus tidak menegaskan bahwa Yudas bebas dari kesalahan, karena ia hanya melakukan apa yang telah Allah tetapkan. Karena sekalipun Allah, oleh penghakimanNya yang benar, menetapkan sebagai harga penebusan kita kematian dari AnakNya, tetapi sekalipun demikian, Yudas, dalam mengkhianati Kristus, membawa kepada dirinya sendiri penghukuman yang benar, karena ia penuh dengan pengkhianatan dan ketamakan. Singkatnya, penentuan Allah bahwa dunia harus ditebus, sama sekali tidak mencampuri keberadaan Yudas sebagai seorang pengkhianat yang jahat. Karena itu kita memahami bahwa sekalipun manusia tidak bisa melakukan apapun kecuali apa yang telah Allah tetapkan, hal ini tetap tidak membebaskan manusia dari penghukuman, pada waktu mereka dibimbing pada dosa oleh suatu keinginan yang jahat. Karena sekalipun Allah mengarahkan mereka, oleh suatu kekang yang tak terlihat, pada suatu tujuan yang tidak mereka ketahui, mereka sama sekali tidak bermaksud untuk mentaati ketetapan-ketetapanNya. TIDAK DIRAGUKAN BAHWA DUA PRINSIP ITU TERLIHAT BAGI AKAL MANUSIA SEBAGAI TIDAK KONSISTEN SATU DENGAN YANG LAIN, bahwa Allah mengatur urusan-urusan / perkara-perkara manusia oleh ProvidensiaNya dengan cara sedemikian rupa, sehingga tidak ada yang terjadi kecuali oleh kehendak dan perintahNya, tetapi Ia menyalahkan / menghukum orang-orang jahat, oleh siapa Ia melaksanakan apa yang Ia maksudkan. Tetapi kita melihat bagaimana Kristus, dalam text ini, memperdamaikan keduanya, dengan mengumumkan suatu kutukan pada Yudas, sekalipun apa yang ia buat / rencanakan terhadap Allah telah ditetapkan oleh Allah; bukan bahwa tindakan pengkhianatan Yudas secara ketat harus disebut sebagai pekerjaan Allah, tetapi karena Allah membelokkan pengkhianatan Yudas sehingga mencapai tujuan / rencanaNya sendiri.].
Ini berlaku bukan hanya untuk Nebukadnezar dan Yudas Iskariot, tetapi untuk semua orang. Di seluruh Alkitab kita menjumpai peristiwa-peristiwa dimana manusia berbuat dosa dan dihukum oleh Tuhan, dan orang percaya berbuat dosa dan dihajar oleh Tuhan! Jadi, fakta bahwa Allah menentukan dosa mereka, sama sekali tidak membebaskan mereka dari tanggung jawab dalam arti mereka dianggap bersalah, dan dihukum / dihajar karena dosa itu!
-bersambung-