KRONOLOGIS MINGGU SENGSARA YESUS DARI MALAM PERJAMUAN TERAKHIR (THE LAST SUPPER) HINGGA PENYALIBANNYA DI GOLGOTHA
Samuel T. Gunawan, SE.,  M.Th .
KRONOLOGIS MINGGU SENGSARA YESUS DARI MALAM PERJAMUAN TERAKHIR (THE LAST SUPPER) HINGGA PENYALIBANNYA DI GOLGOTHA. 
“Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania,
tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati” (Yohanes 12:1)
“(5:7)  Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan  permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup  menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah  didengarkan. (5:8) Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar  menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, (5:9) dan sesudah Ia  mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi  semua orang yang taat kepada-Nya, (5:10) dan Ia dipanggil menjadi Imam  Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek” (Ibrani 5:7-10)
Pada  sesi 11 ini saya mengajak kita untuk meninjau kronologis minggu  sengsara Yesus berdasarkan kitab Injil, memeriksa secara medikal betapa  hebatNya penderitaan yang dialami Yesus selama minggu itu, menjawab  pertanyaan apakah waktu di taman Getsemani Yesus berdoa dengan menangis,  dan membuktikan secara medikal bahwa Kristus benar-benar telah mati  saat di kayu salib. Penderitaan-penderitaan yang dialami Yesus dalam  kematianNya telah dinamakan ketaatan yang pasif dalam teologi Protestan.  Ketaatan yang pasif ini berbeda dengan ketaatanNya yang aktif selama  hidupNya. HidupNya tentu saja merupakan hidup yang penuh ketaatan.  Diawali dengan kesediaanNya untuk menerima inkarnasi (Ibrani 10:5-10),  dan diteruskan sepanjang hidupNya di dunia (Lukas 2:52; Yohanes 8:29),  dan melalui penderitaan Ia telah belajar menjadi taat (Ibrani 5:8).
Enam  hari sebelum paskah orang Yahudi (Yohanes 12:1) yang dilaksanakan pada  tanggal 14 bulan Nisan diperingati oleh umat Kristen sebagai “minggu  sengsara Yesus”. Paskah orang Yahudi Dilaksanakan selama 7 hari mulai  tangal 14 bulan Nisan. Selama 7 hari itu paskah tersebut orang Yahudi  tidak boleh makan roti yang beragi. (Keluaran 13:5-7; Ulangan 16:3-6).  Karena Kristus bangkit pada hari pertama Paskah (Minggu), maka secara  kronologis yang dimaksud enam hari sebelum paskah ketika Yesus berada di  Betania (Yohenes 12:1) adalah hari Sabtu. Jadi, yang dimaksud dengan  minggu sengsara Yesus adalah dari sabtu di Betania hingga hari Jumat  menjelang kematianNya di kayu salib di Golgota. Karena hari sabtu adalah  hari sabat, maka pada Jumat sore setelah mati, mayat Yesus diturunkan  untuk dikuburkan di kuburan milik Yusuf Arimatea. Dengan demikian,  Perjamuan Terakhir (The Last Supper) dan Pergumulan di taman Getsemani  terjadi pada Kamis malam,  yaitu 2 hari sebelum paskah. Lebih jelasnya  berikut ini kronologis minggu sengsara Yesus.
KRONOLOGI MINGGU SENGSARA YESUS
(1) Yesus tiba di Betania sabtu sore dalam perjalanan dari Yerikho.  Betania adalah nama sebuah Desa di sisi Gunung Zaitun yg terjauh dari  Yerusalem, kira-kira 3 km di jalan menuju ke Yerikho. Desa itu disebut  dalam Kitab-kitab Injil, terutama sebagai tempat tinggal dari  sahabat-sahabat Yesus, yaitu Maria, Marta dan Lazarus. Pada malam itu di  rumah lazarus : (a) Diadakan perjamuan yang dilayani oleh Marta untuk  menyambut Yesus (Yohanes 12:1-8). (b) Sementara itu Maria meminyaki kaki  Yesus dan menyekanya dengan rambutnya dengan menggunakan setengah kati  minyak Narwastu yang mahal, mencapai harga 300 dinar (Yohanes 12:3-5).  (c) Pada waktu yang hampir bersamaan, disini kebiasaan Yudas mencuri  uang kas yang dipegangnya disingkapkan (Yohanes 12:6-8). (d) Disini,  banyak orang Yahudi yang percaya kepada Yesus karena mereka melihat  lazarus yang bangkit. Karena itu mereka juga merencanakan membunuh  Lazarus (Yohanes 12:9-11).
(2) Keesokan harinya pada hari Minggu : (a) Yesus mengutus muridNya ke Yerusalem untuk menyiapkan jalan  bagiNya dengan naik keledai muda (Markus 11:1-16; Lukas 19:28-34; Matius  21:1-6); (b)Yesus ke Yerusalem dengan menunggang keledai muda dan orang  banyak mengelu-elukanNya (Markus 11:7-10; Lukas 19:35-40; Matius  21:7-11; Yohanes 12:12); (c) Yesus mengujungi Bait Allah (Markus 11:11;  Lukas 19:41-44; Matius 21:12-16), tetapi kemudian Ia kembali ke Betania  (Matius 21:17).
(3) Keesokan harinya, yaitu pada hari Senin : (a) ketika Yesus masuk lagi ke Yerusalem, dia mengutuk pohon ara  (Markus 11:12-14; Matius 21:18-22). (b) Pada hari yang sama mengusir  orang-orang yang berjual beli di Bait Allah (Markus 11:15-17; Lukas  19:45-46). (c) Hal ini yang membuat Imam-iman Kepala marah dan lebih  lagi ingin membunuhNya (Markus 11:18). (d) Pada malam hari Yesus kembali  lagi ke Betania (Markus 11:19).
(4) Pada hari Selasa bagi Yesus adalah hari yang penuh pertanyaan dan waktu bagiNya untuk mengajar murid-muridNya : (a) Para murid memperhatikan dan membicarakan pohon ara yang dikutuk  Yesus telah kering (Markus 11:20-25), (b) Para Murid bertanya tentang  kuasa (Markus 11:27-33; Lukas 19:47-20:8; Matius 21:23-27) dan Yesus  membicarakan kepada mereka tentang pertobatan (Matius 21:28-32). (c)  pada hari yang sama ini Yesus ditanya tentang : membayar pajak kepada  kaisar (Markus 12:13-17; Lukas 20:20-26; Matius 22:15-22), tentang  kebangkitan (Markus 12:18-27; Lukas 20:27-40; Matius 22:23-33), dan  tentang hukum yang terutama (Markus 12:28-34; Matius 22:34-40). (d)  Yesus juga bertanya kepada murid-muridNya tentang Mazmur pasal 2 (Markus  12:35-37; Lukas 20:41-44; Matius 22:41-46). (e) Ia juga berbicara  tentang kemunafikan ahli Taurat (Markus 12:38-40; Lukas 20:45-47; Matius  23:1-39) dan membandingkannya dengan kemurahan hati seorang janda  (Markus 12:41-44; Luks 21:1-14). (f) Pada saat mereka meninggalkan Bait  Allah, Yesus memberi Khotbah di Bukit Zaitun (Markus 13:1-37; Lukas  21:5-36; Matius 24:1-25:46), lalu kembali ke Betania.
(5)  Selanjutnya, Markus 14:1a menyebutkan hari bahwa “Hari raya Paskah dan  hari raya Roti Tidak Beragi akan mulai dua hari lagi”,  dengan demikian  menyebut hari yang baru yaitu hari Rabu. Pada hari Rabu ini :  (a) Di Yerusalem Imam-imam Kepala dan ahli-ahli Taurat merencanakan  untuk membunuh Yesus tanpa keributan sebelum hari perayaan Paskah  (Markus 14:1-2; Lukas 21:37-22:2; Matius 26:1—5). Pada hari yang sama di  Betania, Yesus dan murid-muridNya di jamu dalam suatu perjamuan makan  di rumah Simon yang telah disembuhkan dari sakit kustanya, namun tetap  dikenali sebagai “Simon Si Kusta” (Markus 12:3). (c) Disini ada seorang  perempuan yang membawa buli-buli berisi minyak wangi yang mahal dan  mencurahkannya di kepala Yesus serta mengurapinya (Mrakus 14:3-9; Matius  26:6-13). Kemunginan bahwa wanita ini adalah Maria adik Marta, atau pun  Maria Magdalena belum bisa dibuktikan. Lebih tepat menyebutnya sebagai  seorang perempuan yang “terkenal berdosa” di kota itu yang telah  diampuni dosanya (bandingkan Lukas 7:36-50). (d) Pada larut malam Yudas  mengkhianati Yesus melalui suatu konspirasi dengan para pemimpin Yahudi.  (Markus 14:10-11, Lukas 22:3-6; Matius 26:14-16). Harga dari yang  dibayar kepada Yudas untuk pengkhianatan ini adalah 30 keping uang perak  (Matius 26:14-15).
(6) Selanjutnya, pada  hari Kamis ada 2 peristiwa yang terjadi di tempat yang berbeda, yaitu di  Peristiwa Perjamuan Terakhir di Ruang atas Yerusalem dan Peristiwa Di  Taman Getsemani. Nampaknya Yesus dan orang-orang Galilea  lainnya merayakan Paskah 1 hari lebih awal dari orang-orang di Yerusalem  (Markus 14:12; Luks 22:7; Matius 26:17). Pada hari itu dari Betania :  (a) Yesus mengutus dua murid untuk mengadakan persiapan perjamuan malam  di Yesrusalem (Markus 14:13); (b) Seorang laki akan menuntun mereka ke  suatu ruang atas di sebuah rumah di Yerusalem yang sudah lengkap dengan  persiapan untuk jamuan paskah (Markus 14:13-16; Lukas 22:8-12; Matius  26:18-20). (c) Setelah berada di ruang atas di Yerusalem itu maka Yesus :  melakukan  pembasuhan kaki murid-muridNya (Yohanes 13:1-17),  memperingati Yudas (Yohanes 13:18-30), menyampaikan khotbah terpanjang  sebelum perpisahan (Yohanes 13:31-16:33). (d) Yesus dan murid-murid  melakukan perjamuan Paskah malam hari itu (Markus 14:17-25;Matius  26:17-25; Lukas 22:7-14; Yohanes 13:21-30). Yesus memerintahkan agar  upacara Perjamuan ini diulangi lagi dikemudian hari oleh murid-muridNya  untuk mengingat Dia (Markus 14:22-25; Lukas 22:19-20; Matius 26:26-29).  (e) Yesus juga berdoa untuk diriNya (Yohanes 17:1-5) dan untuk  murid-muridNya (Yohanes 17:6-19) serta untuk setiap orang yang akan  datang kepada iman dalam Yesus (Yohanes 17:20-26). (f) Setelah itu  mereka menyanyikan nyanyian pujian lalu pergi ke Bukit Zaitun (taman  Getsemani) dengan menyebarangi lembah Kidron (Markus 14:26; Yohanes  18:1). Malam hari ditaman getsemani Yesus berdoa, dan memberitahu  murid-muridNya untuk berdoa juga agar tidak jatuh ke dalam pencobaan  (Lukas 22:39-40). Yesus sendiri berdoa DoaNya secara pribadi dengan  penuh hormat (Matius 22:41-44). Ia berdoa dengan sungguh-sungguh berdoa  dan menyelidiki apakah ada cara lain selain “meminum cawan penderitaan”  untuk menyelamatkan dunia. Tidak ada pilihan lain kecuali melalui  Kematian di salib. Ia begitu hebatnya bergumul dalam suatu ketakutan  yang sangat, hingga seorang malaikat memberi kekuatan, dan dalam  pergumulan doa ini peluhnya menjadi seperti titik-titik darah (Lukas  22:42-44). Doa ini dilakukannya tengah malam hingga dini hari atau  memasuki hari Jumat.
(7) Pada jumat dini hari, selesai berdoa dan ketika Ia masih berbicara dengan murid-muridNya : (a) Datanglah Yudas yang menciumNya dengan ciuman pengkhianatan,  beserta dengan tentara untuk menangkap Yesus (Lukas 22:47-53). (b)  Disini, Petrus menghunus pedang hingga memutuskan telinga memutuskan  telingga kanan Malkus (Yohanes 18:10-11; Matius 26:51-52). (c) Setelah  itu, seketika semua murid melarikan diri meninggalkan Yesus (Markus  14:50-52). Peristiwa ini terjadi kira-kira pukul 3 dini hari atau jumat  dini hari. (d) kemudian Yesus ditangkap dan di bawa ke Kota ke rumah  Hanas untuk diperiksa. Rumah Hanas dan rumah kayafas  terletak di bagian  barat daya kota, tidak jauh dari ruang atas yang telah mereka pakai  untuk merayakan paskah, kemudian pengadilan itu dipindahkan kerumah  Kayafas, iman besar pada saat itu (Markus 14:53-65; Matius 26:57-68;  Lukas 22:54-55; Yohanes 18:12-14, 19-24). (e) Ketika hari sudah pagi  semua anggota sidang Sanhendrin berkumpul dan sepakat menjatuhkan  hukuman terhadap Yesus. (f) Namun, karena orang-orang Yahudi tidak  mempunyai otoritas untuk melaksanakan hukuman mati, maka mereka membawa  Yesus kehadapan Pilatus, gubernur wilayah pada saat itu (Markus 15:1-5;  Matius 27:1-2,11-14; Lukas 23:1-5; Yohanes 18:28-38). Peristiwa ini  terjadi sekitar jam 6 pagi. Ruang pengadilan Pilatus berada dekat sudut  barat laut Bait Allah, diseberang kota dari tempat kediaman Kayafas.  Pada saat inilah kita diberitahu bahwa Yudas bunuh diri (Matius  27:3-10). (g) Karena Yesus adalah orang Galilea maka Ia dikirim oleh  Pilatus ke Herodes, penguasa wilayah Galilea ada saat itu. Istana  Herodes terletak di dinding kota bagian barat, dengan demikian Tuhan  Yesus melintasi kota itu sekali lagi (Lukas 23:6-12). Yesus berada di  pengadilan Herodes kira-kira 1 jam. (h) Herodes mengirim kembali Yesus  ke Pilatus, dengan demikian Yesus harus melintasi kota itu sekali lagi  dari Galilea ke Yerusalem. Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun pada  Yesus, namun karena tuntutan pemimpin agama Yahudi dan orang banyak  saat itu, akhirnya pilatus menjatuhi hukuman atas Yesus (Markus 15:6-14;  Lukas 23:13-24; Matius 27:11-25; Yohanes 18:39-19:15),  dan  menyerahkanNya untuk disalibkan (Yohanes 19:16; Markus 15:15; Lukas  23:25; Matius 27:26)
(8) Pagi itu hari jumat kira-kira pukul 8 pagi telah diputuskan bahwa Yesus disalibkan. Ada  beberapa peristiwa yang terjadi yang tercata dalam Markus 15:16-47;  Lukas 23:26-56; Matius 27:27-61; Yohanes 19:17-42) , yaitu : (a) Yesus  diejek oleh para prajurit dan disesah dengan hukuman cambuk, (b) Yesus  kemudian di arak ke Golgota tempat Ia disalibkan kira-kira jam 9 pagi  (Markus 15:25). (c) Yesus disalibkan dan digantung pada kayu salib,  disini ia masih juga diolok-olok, termasuk oleh penyamun yang disalibkan  disebelah kiriNya. (d) sekitar 3 yaitu dari jam 12 sampai dengan jam 3  Yesus mengalami penderitaan yang amat sangat di atas kayu salib dan  kegelapan terjadi selama 3 jam tersebut. Disitulah terjadi penebusan  dosa.  (e) Setelah jam 3 Yesus menyerahkan nyawaNya kepada Bapa dan  mati. KematianNya disaksika oleh beberapa perempuan yang setia  mengikutiNya dan para prajurit yang menjagaNya. Karena Yesus sudah mati  maka kakiNya tidak perlu dipatahkan, namun untuk memastikan kematianNya  maka lambungNya ditikam dengan tombak. (f) Sebelum jam 6 sore mayat  Yesus diturunkan untuk dikuburkan oleh Yusuf Arimatea, alasannya karena  Yesus sudah mati dan mayatnya harus dikuburkan sebelum sabat (Sabtu)  yang pada saat itu merupakan persiapan menyambut hari pertama Paskah  orang Yahudi. Jadi Yesus berada dalam kubur dari jumat sore sebelum jam 6  dan bangkit pada pagi minggu hari pertama Paskah Yahudi yang jatuh pada  tanggal 14 bulan Nisan.
PENDERITAAN YESUS DARI MALAM PERJAMUAN TERAKHIR HINGGA PENANGKAPAN DITAMAN GETSEMANI (DARI SUDUT PANDANG MEDIS)
Jadi,  di dalam minggu itu benar-benar minggu penuh dengan penderitaan bagi  Yesus. Penderitaan-penderitaan Yesus ini benar-benar nyata. Malam  sebelum disalibkan pada saat Perjamuan Terakhir Yesus sudah  mengungkapkan jalan penderitaan yang harus dilaluiNya. Karena  penderitaan dan penyaliban ini sudah diketahui olehNya, maka malan itu  Yesus kemungkinan mulai mengalami stress. Stress adalah istilah  kedokteran dan secara harafiah diartikan sebagai tekanan atau ketegangan  yang memiliki kecenderungan menggangu tubuh. Stress pada Yesus datang  dari ketegangan tubuh ketika beradaptasi menghadapi kenyataan bahwa Ia  akan menderita  dan mati dengan cara disalibkan. Kita tahu bahwa lama  sebelum penyaliban Kristus tahu bahwa Ia akan mati dengan cara  disalibkan (Bandingan Yohanes 12:27,23). Karena telah mengetahui apa  yang akan terjadi disertai dengan ketegangan saat makan bersama  pengkhiat, dapat menyebaban Yesus tidak nafsu makan. Secara medis,  mengetahui lebih dulu dapat mengakibatkan respon fisik diluar kemauan  sperti tachycardia (detak jantung yang cepat), nausea (muntah), pusing,  gemetar, diaphoresis (berkeringat), dan mungkin sakit kepala. Ketika  seseorang menghadapi situasi yang sulit, satu bagian otak tertentu akan  mengeluarkan zat kimia yang disebut neurotransmitter, dan kelenjar  adrenalin akan mengeluarkan hormon sperti cortisol (yaitu cortisone),  epinephrine (yaitu adrenalin), dan norepinephrine (yaitu noradrenalin).  Hormon dan zat kimi itu menekan jantung dan menyebabkan tachycardia;  mendorong kelenjar eringat mengeluarkan keringat; pembuluh darah akan  mengalir deras, dan menyebabkan pusing, dan perubahan sistem syaraf  menimbulkan sakit kepala dan gemetar. Kondisi fisik diluar kemauan ini  dikenal dalam istilah kedokteran sebagai proses “lawan atau lari”. Ini  adalah tahap pertama respon terhadap stress, yaitu melawan penyebab  stress atau melarikan diri. Ada kemungkinan jika pada saat itu homon  stress (cortisol, norepinephrine, dan epinephrine) dalam pembuluh darah  Yesus dapat diukur, hormon tersebut pastilah sangat tinggi, karena ini  memang merupakan respon alami untuk mengantisipasi hal-hal mengerikan  yang akan datang.
Setelah Perjamuan Terakhir,  Yesus dan murid-muridNya pergi ke Taman Getsemani untuk Berdoa. Ketika  Yesus berdoa, kegalauan mentalNya tidak tertahankan sehingga Ia berkata,  HatiKu sangat sedih, seperti mau mati rasanya” (Markus 14:34). Disini  para penafsir Alkitab terbagi atas dua pendapat, yaitu (1) Yesus sedih  tetapi tidak menangis karena ia sedang berada dalam tingkat kesedihan  yang tinggi, sehingga tidak bisa menangis, dan (2) Yesus sedih disertai  dengan ratapan dan tangisan sesuai dengan Ibrani 5:7. Saya berpendapat  bahwa Yesus tidak menangis. Yesus sedang menghadapi menghadapi stress   tingkat tinggi. Hal ini disebabkan kegalauan jiwaNya tidak diragukan  semakin meningkat dalam hitungan jam (Lukas 22:43-44).  Fenomena yang  dialami Yesus ini dikenal sebagai “hematidrosis” dan telah dilaporkan  terjadi dalam situasi stress berat. Pembuluh kapiler yang mengalirkan  darah ke kelanjar keringat tiba-tiba pecah, terbuka, dan membocorkan  darah kesaluran keringat yang mengakibatkan darah bercampur keringat.  Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit yang hebat di kulit karena  peradangan dan pembangkakan di bawah kulit dalam kelenjar keringat.  Namun dalam kondisi ini saya tidak yakin bahwa Yesus menangis. Karena  stress tingkat tinggi ini menyebabkan Yesus justru tidak dapat menangis.  Jadi pada saat itu, Yesus merasakan kesedihan yang dalam (Matius  26:38), Ia merasa ketakutan hingga berkeringat hebat seperti titik-titik  darah. Dampak dari stress Kristus ini bukan air mata melainan keringat  yang luar biasa bercampur darah (Lukas 22:44). Karena stress yang tinggi  seorang malaikat diutus untuk menguatkanNya (lukas 22:43). Dan yang  terpenting dalam teks Matius, Markus dan Lukas tidak ada menyebutkan  bahwa Kristus sedih hingga Ia sampai menangis sewaktu berdoa di taman  Getsemani. Yesus bisa stress karena memang dalam natur kemanusiaanNya,  Kristus juga memiliki dan merasakan kelemahan-kelemahan manusia, hanya  tidak berdosa (Ibrani 4:15). Lalu bagaimana dengan Ibrani 5:7 yang  mengatakan bahwa “Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah  mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan  kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena  kesalehan-Nya Ia telah didengarkan”.  Jawaban saya, ayat ini bersifat  penjelasan umum dan tidak secara khusus merujuk pada peristiwa Yesus  menangsi di taman getsemani itu.
Probelem fisik  lainnya yang mungkin mempengaruhi Yesus pada saat itu adalah bahwa  keringat pada suhu dingin dimalam hari kemunginan besar membuat Yesus  kedinginan dan gemetar, yang sangat tidak mengenakkan. Mungkin Yesus  pada kondisi ini mengalami penurunan suhu badan (hypothrmia) terutama  jika ada angin semilir yang dingin. Problem lainnya, Yesu mengalami  kelemahan fisik karena asupan makanan dan air yang kurang, Ingat, selama  minggu Paskah Yesus sudah mengetahui pengkhianatan dan kematian yang  akan dialami, dan tidak diragukan, Dia gelisah. Stess mental yang berat  bisa menyebabkan anorexia atau kehilangan nafsu makan. Saat Perjamuan  Terakhir, Yesus memang makan dan dimimun, namun ada kemungkinan hanya  sedikit. Akibatnya, ketika tiba di taman Getsemani dari perjalanan  Yerusalem, Yesus mungkin sudah dehidrasi ringan. Jika demikain, hal ini  akan diperparah denan kehilangan cairan tubuh dari kelringat, yang dalam  istilah medis disebut kehilangan cairan yang tidak dapat dirasakan.  Kurangnya asupan kalori dan cairan bisa menyebabkan tekanan darah  rendah, keemahan fisik, pusing dan gemetaran. Mungkin Yesus mengalami  Selain itu, jika seseorang tidak mendapat makanan yang cukup selama  lebih dari 24 jam, maka cadangan glikogen yang menyuplai gula ke liver  menjadi berkurang, dan tubuh akan membakar bahan bakar lainnya yang  disebut keton, yang dibentuk dalam otot dan liver. Jadi saat tiba di  taman Getsemani sebenarnya tubuh Yesus sudah dalam keadaan lemah. 
Faktor  lain yang perlu diketahui mengenai konsidi fisik Yesus saat berada di  taman Getsemani adalah kurang tidur. Sepanjang minggu Paskah dapat  dipastikan bahwa Yesus kurang istirahat, khususnya pada malam sebelum  penyalibanNya. Sejak Perjamuan Terakhir, di taman Getsemani dan hingga  penyalibanNya Yesus tidak tidur. Tidur sangat penting untuk perbaikan  dan regenerasi berbagai sistem organ tubuh, dan untuk membuat fungsi  otak dan sistem syaraf optimal. Jika tidak beristirahat secukupnya  selama beberaa hari, seseorang akan mengalami kelemahan, kelelahan,  mual, kelhilangan nafsu makan, sakit-sakit di otot, dan sakit kepala.  Selain itu, respon terhadap tuga motorik mungkin terganggu, dan ini bisa  menyebabkan kecelakaan dan terjatuh. Ditaman Getsemani ketika  prajurit-prajurit menagkapNya, Yesus diperlakukan dengan kasar, bagai  seorang penjahat. Dia mungkin di dorong-dorong yang bisa mengakibatkan  lezet atau luka. Saat Kristus meninggalkan taman Getsemani untuk  menghadap pengadilan Hanas, Kayafas, Herodes, dan Pilatus, kondi  fisiknya sudah buruk karena perlakuan kasar para prajurit, stress,  kurang makan dan minum, kurang tidur, dan kedinginan di udara malam.  Yesus benar-benar menderita.
PENDERITAAN YESUS DARI PENGADILANNYA HINGGA KEMATIANNYA DISALIB SUDUT PANDANG MEDIS
Alkitab  mencatat, “Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes  dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel  melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk  melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh  kuasa dan kehendak-Mu” (Kisah Para Rasul 4:27-28). Supaya kita mengerti  betapa mahalnya harga yang harus dibayar Kristus bagi dosa-dosa kita,  berikut ini deskripsi singkat penderitaan yang dialami Kristus hingga  kematianNya dikayu salib yang saya ringkas karya Lee Strobel,  berdasarkan hasil investigasinya yang ditulis dalam buku The Case For  Christ.
Pertama, Alkitab banyak menggambarkan penderitaan Kristus. 
Yesaya 52:14 menyatakan, “Seperti banyak orang akan tertegun melihat  dia- begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya  bukan seperti anak manusia lagi.” Yesus amat menderita selama diadili,  disiksa dan disalibkan (Matius pasal 27, Markus pasal 15, Lukas pasal  23, Yohanes pasal 19). Sengeri apapun penderitaanNya secara fisik, itu  tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan penderitaan rohani yang harus  dijalaniNya. 2 Korintus 5:21, “Dia yang tidak mengenal dosa telah  dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan  oleh Allah”. Yesus menanggung dosa seluruh dunia di atas diriNya (1  Yohanes 2:2). Adalah dosa yang mengakibatkan Yesus berseru, “Allah-Ku,  Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Jadi sekeji  apapun penderitaan jasmaniah Yesus, itu tidak ada apa-apanya  dibandingkan dengan Dia harus menanggung dosa-dosa kita dan mati bagi  dosa-dosa kita (Roma 5:8). Yesaya 53, khususnya ayat 3 dan 5 menubuatkan  penderitaan Yesus, “Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh  kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina,  sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak  masuk hitungan. “ Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita,  dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan  keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita  menjadi sembuh.” Mazmur 22:14-18 adalah bagian Alkitab lain yang  menubuatkan penderitaan sang Mesias, “Seperti air aku tercurah, dan  segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin,  hancur luluh di dalam dadaku; kekuatanku kering seperti beling, lidahku  melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku.  Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku,  mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung;  mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di  antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku.”
Kedua, pencabukan Romawi terkenal sangat kejam dan brutal. 
Biasanya dilakukan 39 kali, tetapi seringkali lebih banyak dari pada  itu, tergantung dari suasana hati algojo yang melaksanakan hukum cambuk.  Cambuk yang digunakan adalah kepangan tali kulit dengan bola-bola logam  yang dijalin kedalamnya, serta potongan-potongan duri tajam atau tulang  iga  pada ujungnya. Dengan cemeti seperti ini maka bola-bola itu  menyebabkan memar atau lebam yang dalam, duri tajam atau tulang iga akan  mengiris daging pada tubuh dengan hebat. Punggung yang dipukul itu akan  menjadi begitu tercabik-cabik sehingga sebagian dari tulang belakang  kadangkala terlihat akibat irisan yang dalam, sangat dalam (bandingkan  Mazmur 22:14-18). Pencabukan ini akan dilakukan kesegala arah, dari bahu  turun ke punggung, pantat, dan kebagian belakang kaki. Seorang dokter  peneliti hukum cambuk romawi mengatakan “Selagi pencambukan berlanjut,  luka koyakan akan tercabik sampai ke otot-otot kerangka dibawahnya dan  mengasilkan goresan-goresan daging berdarah yang gemetar”. Eusebeus,  seorang sejarawan abad ketiga mendeskripsikan pencambukan dengan  mengatakan “pembuluh-pembuluh si penderita terbuka telanjang, dan  otot-otot, urat-urat, dan isi perut si korban dapat terlihat”. Dengan  demikian dapat dipastikan banyak orang akan mati akibat pemukulan  semacam ini sebelum mereka sampai disalib. Setidaknya, si korban akan  mengalami kesakitan hebat dan keguncangan hipovolemik atau efek-efek  kehilangan sejumlah besar darah. Akibat dari keguncangan hipovolemik ini  adalah: jantung berdetak cepat untuk mencoba memompa darah yang tidak  ada disana; tekanan darah turun, menyebabkan kepingsanan atau keadaan  tak sadarkan diri; ginjal berhenti menghasilkan urin untuk  mempertahankan volume yang masih tinggal; orang tersebut menjadi sangat  haus sewaktu tubuhnya sangat membutuhkan cairan untuk menggantikan  volume darah yang hilang. Dapat dipastikan bahwa Kristus berada dalam  keguncangan hipovolemik ini ketika Ia berjalan terhuyung-huyung ke  lokasi hukuman mati di Kalvari, memikul batang kayu yang horizontal.  Akhirnya Yesus tak sadarkan diri, dan serdadu Roma memerintahkan Simon  dari Kirene untuk memikul salib bagiNya. Selanjutnya Alkitab mengatakan  bahwa Yesus berkata “aku haus”, tetapi bukan air yang diterimanNya  melainkan cuka. Karena efek-efek mengerikan dari pemukulan ini, sudah  pasti bahwa Yesus sudah berada dalam kondisi yang serius sampai kritis  bahkan sebelum paku-paku ditancap menembus kedua tangan dan kakiNya.
Ketiga, kondisi Kristus dilokasi penyaliban. 
 Ketika Yesus tiba ditempat penyaliban inilah yang terjadi pada Kristus:  Ia akan dibaringkan, dan kedua tangannya akan dipakukan dalam posisi  terentang ke batang kayu horizontal. Balok salib ini, (yang dipikul  Kristus dari tempat pencambukan) disebut patibulum, dan pada tahap ini  balok tersebut dipisahkan dari batang kayu vertikal, yang secara  permanen ditancapkan ditanah. Paku yang ditancapkan ditangan dan kaki  Yesus adalah paku besar yang panjangnya 5 sd 7 inci (12 sd 18 cm) dan  meruncing ke suatu ujung tajam. Paku ini ditancapkan menembus  pergelangan tangan sekitar 1 inci dibawah telapak tangan. Ini adalah  posisi pemakuan yang kokoh yang akan mengunci posisi tangan. Tetapi  akibatnya, paku ini akan menembus dan meremukkan tempat dimana urat  syaraf tengah berada, ini adalah urat syarat terbesar yang menuju  ketangan. Rasa sakit yang amat sangat sakit dan tak tertahankan. Dengan  demikian, sebenarnya tidak ada satu kata pun yang dapat mendeskripsikan  penderitaan hebat yang ditimbulkan selama penyaliban. Kemudian, Yesus  dinaikkan selagi balok horizontal dipasangkan ketiang (balok) vertikal,  selanjutnya paku-paku ditancapkan menembus kedua kakiNya. Karena disana  ada urat syaraf kaki, maka rasa sakit akibat penancapan paku ini sama  dengan yang terjadi pada pergelangan tangan. Urat syaraf yang hancur dan  putus, suatu kondisi yang amat sangat menyakitkan. Dalam posisi  tergantung ini, kedua lengan Kristus langsung terentang dan kedua  bahuNya akan berubah posisi. Dengan posisi dan kondisi demikian Kristus  tergantung dikayu salib.
Keempat, kematian Kristus dilokasi penyaliban. Orang yang digantung dikayu salib dalam posisi vertikal akan mengalami  suatu kematian perlahan yang diakibatkan oleh asfiksiasi yaitu sesak  nafas karena kekurangan oksigen dalam darah, ini karena: tekanan-tekanan  pada otot dan diafragma membuat dada berada pada posisi menarik nafas.  Agar dapat bernafas individu harus mendorong kakinya agar tekanan pada  otot-otot dapat dihilangkan untuk sesaat. Ketika melakukan itu paku akan  merobek kaki, lalu akhirnya mengunci posisi terhadap tulang-tulang  tumit kaki. Setelah dapat menarik nafas, orang itu kemudian akan dapat  rileks dan menarik nafas lagi. Kemudian ia harus mendorong tubuhnya naik  untuk menghembuskan nafas, menggesek punggungnya yang berdarah ke kayu  salib yang kasar. Ini akan berlangsung terus menerus sampai kepayahan  sepenuhnya, dan orang itu tidak akan mampu mengangkat diri dan bernafas  lagi. Saat nafas orang tersebut semakin perlahan, ia mengalami apa yang  disebut asidosis pernafasan yaitu karbon dioksida dalam darah larut  sebagai asam karbonik, menyebabkan keasaman darah meningkat. Ini  menyebabkan detak jantung yang tidak menentu, inilah saat-saat menjelang  kematian. Kita ingat inilah saat-saat dimana Yesus berkata “Ya, Bapa,  ke dalam tanganMu, kuserahkan nyawaKu”. Dan kemudian Ia mati akibat  berhentinya detak jantung. Keguncangan hipovolemik akan menyebabkan  jantung berdebar dengan kencang terus menerus yang akan mengakibatkan  kegagalan jantung, menyebabkan terkumpulnya cairan dalam membran  disekitar jantung yang disebut pericardia effusion, dan ini juga terjadi  disekitar paru-paru yang dikenal pleural effusion. Inilah yang  menyebabkan serdadu Roma menusukkan tombak ke pinggang kananNya  (diantara tulang-tulang rusuk) untuk menegaskan bahwa Yesus telah mati.  Tombak yang ditusuk itu menembus paru-paru kanan dan ke jantung. 
BACA JUGA: DOKRTIN KRISTOLOGI
Saat  tombak itu ditarik keluar, sejumlah cairan  (pericardial effusion dan  pleural effusion) keluar. Ini terlihat sebagai cairan jernih seperti air  diikuti dengan banyak darah. (Yohanes 19:4). Dengan demikian  kesimpulanNya, sama sekali tidak ada keraguan bahwa Yesus benar-benar  mati, sebagai korban bagi dosa seluruh dunia.  Rasul Paulus mengatakan,  “Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil  yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya  kamu teguh berdiri. Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh  berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali  kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. Sebab yang sangat penting  telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri,  ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan  Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan,  pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci” (1 Korintus 15:1-4).  
PENUTUP
Bagaimanakah  seharusnya respon kita terhadap kasih karunia Allah melalui kematian  Kristus ini? Pertama, menerima kasih karunia Allah itu dengan percaya  kepada Yesus Kristus. Rasul Petrus dengan tegas mengatakan, “Dan  keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab  di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada  manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”. (Kis 4:12). Satu-satunya  jalan supaya tidak binasa tetapi beroleh hidup kekal adalah dengan  percaya kepada Yesus Kristus. Jalan untuk selamat begitu sederhana dan  mudah, yaitu hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan  Juruselamat. Cara ini disebut sebagai “the greatest simplicity”  (kesederhanaan terbesar).
Kedua, hidup bagi  Kristus dengan  melakukan perbuatan baik sebagai rasa syukur untuk apa  yang telah Allah lakukan bagi kita. Rasul Paulus dalam 2 Kor 5:15, “Dan  Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak  lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan  telah dibangkitkan untuk mereka”. Salah satu cara kita diminta untuk  memberi respon terhadap kasih karunia Allah adalah dengan melakukan  pekerjaan baik. Pernyataan klasik tentang keselamatan hanya “karena  kasih karunia oleh iman” adalah frase Yunani “tê gar khariti este  sesôsmenoi dia   tês pisteôs” yang diterjemahkan “Sebab adalah karena  kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman”, langsung diikuti  oleh pernyataan ini “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam  Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah  sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” (Efesus 2:10). Frase  Yunani “pekerjaan baik” dalam ayat ini adalah “ergois agathois”  diterjemahkan “perbuatan-perbuatan yang baik”. Kata “agathois” berasal  dari kata “agathos” yaitu kata yang biasa digunakan untuk menerangkan  gagasan yang “baik” sebagai kualitas jasmani atau moral. Kata ini dapat  berarti “baik, mulia, patut, yang terhormat, dan mengagumkan”. KRONOLOGIS MINGGU SENGSARA YESUS DARI MALAM PERJAMUAN TERAKHIR (THE LAST SUPPER) HINGGA PENYALIBANNYA DI GOLGOTHA.
REFERENSI
Anderson,  Leith. A., 2009. Yesus : Biografi Lengkap Tentang PribadiNya,  NegaraNya, dan BangsaNya. Terjemahan, Penerbit Gloria Graffa :  Yogyakarta.
Chamblin, J. Knox., 2006. Paulus dan Diri: Ajaran Rasuli Bagi Keutuhan Pribad. Terjemahan, Penerbit  Momentum : Jakarta.
Conner J. Kevin., 2004. A Practical Guide to Christian Bilief. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Cornish, Rick.,  2007. Lima Menit Teologi. Terjemahan, Penerbit  Pionir Jaya : Bandung.
Douglas,  J.D., ed, 1993. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini. Jilid 1 & 2. Terjemahkan Yayasan Komunikasi Bina Kasih : Jakarta.
Eaton, Michael 2008. Jesus Of The Gospel. Terjemahan, Penerbit  ANDI Offset: Yogyakarta.
Enns, Paul., 2004. The Moody Handbook of Theology. Jilid 1 & 2 Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT: Malang.
Evan, Craig. A., 2008. Merekayasa Yesus. Terjemahan, Penerbit ANDI : Yogyakarta.
Erickson J. Millard., 2003. Teologi Kristen, Jilid 2. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Ferguson,  B. Sinclair, David F. Wright, J.I. Packer., 1988. New Dictionary Of  Theology. Jilid 1 & 2, diterjemahkan (2008), Penerbit Literatur SAAT  : Malang.
Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.
Grudem,  Wayne., 1994. Systematic Theology: A Introduction to a Biblical  Doctrine. Zodervan Publising House: Grand Rapids, Michigan.
Grudem, Wayne., 2009. Kebenaran Yang Memerdekakan. Terjemahan, Penerbit Metanoia: Jakarta.
Geisler, Norman & Ron Brooks., 2010. Ketika Alkitab Dipertanyakan. Terjemahan, Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.
Guthrie,  Donald, dkk., 1982. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jilid 1. Terjemahan.  Penerbit Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF : Jakarta.
Guthrie, Donald., 2010. Teologi Perjanjian Baru.  Jilid 1, Terjemahan, Penerbit BPK : Jakarta.
Ladd, Geoge Eldon, 1999. Teologi Perjanjian Baru. Jilid 2, terjemahan Penerbit Kalam Hidup : Bandung.
Pandensolang, Welly., 2009. Kristologi Kristen. Penerbit YAI Press : Jakarta.
Pfeiffer  F. Charles & Everett F. Harrison., ed. 1962. The Wycliffe Bible  Commentary. Volume 3. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas Malang.
Marinella, Mark A., 2009. Yesus Yang Disalibkan Bagiku. Terjemahan, Penerbit Andi Offset : Yogyakarta.
Milne, Bruce., 1993. Mengenali Kebenaran. Terjemahan, Penerbit BPK : Jakarta.
Morris, Leon., 2006. Teologi Perjanjian Baru. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Ryrie, Charles C., 1991. Teologi Dasar. Jilid 1 & 2, Terjemahan, Penerbit ANDI Offset: Yogyakarta.
Sandison, George & Staff., 2013. Bible Answers for 1000 Difficult Questions. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Tabb, Mark, ed., 2011. Mari Berpikir Tentang Teologi: Apa Yang Kita Yakini. Terjemahan, Penerbit Yayasan Gloria : Yogyakarta.
Thiessen, Henry C., 1992. Teologi Sistematika, direvisi Vernon D. Doerksen. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
Sproul, R.C., 1997. Essential Truths of the Christian Faith. Terjemahan, Penerbit Literatur SAAT : Malang. 
Stamps, Donald C., ed, 1995. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas : Malang.
Stott, John., 2010. Kristus Yang Tiada Tara. Terjemahan, Penerbit Momentum : Jakarta.
Strobel, Lee.,  2005. Pebuktian Atas Kebenaran Yesus. Terjemahkan, Penerbit  Gospel Press : Batam.
Tong, Stephen., 2004. Yesus Kristus Juruselamat Dunia. Penerbit Momentum: Jakarta.
Yancey, Philip, 1997. Bukan Yesus Yang Saya Kenal. Terjemahan, Penerbit Profesional Books : Jakarta.
Zuck, Roy B, editor., 2011. A Biblical of Theology The New Testament. Terjemahan, Penerbit Gandum Mas: Malang.
