YHWH dan Septuaginta.
Pdt.Budi Asali, M.Div.
LXX / Septuaginta.
1. Penterjemahan Perjanjian Lama dari bahasa Ibrani menjadi bahasa Yunani.
Eerdmans’ Family Encyclopedia of the Bible: “One of the most important translation is the Greek version of the Old Testament, the Septuagint. ... Another early document, The Letter of Aristeas, suggests that the Septuagint was compiled for Jews living in Egypt during the reign of Pharaoh Ptolemy Philadelphus (285-246 BC)” [= Salah satu dari terjemahan yang terpenting adalah versi bahasa Yunani dari Perjanjian Lama, Septuaginta. ... Dokumen awal lainnya, Surat dari Aristeas, menunjukkan bahwa Septuaginta disusun bagi orang-orang Yahudi yang hidup di Mesir sepanjang pemerintahan Firaun Ptolemy Philadelphus (285-246 SM)] - hal 66.
2. LXX / Septuaginta menjadi Alkitab (satu-satunya Alkitab / the Bible) bagi orang-orang kristen abad-abad awal.
Eerdmans’ Family Encyclopedia of the Bible: “Greek speaking Jews and many Christians used the Septuagint in the first Christian centuries. ... Greek was the main language of the Roman Empire, and several other Greek versions of the Old Testament were in use during the first Christian centuries” (=Orang-orang Yahudi yang berbicara dalam bahasa Yunani dan banyak orang-orang kristen menggunakan Septuaginta pada abad-abad awal Kristen. ... Bahasa Yunani adalah bahasa utama dari kekaisaran Romawi, dan beberapa versi bahasa Yunani lainnya dari Perjanjian Lama digunakan dalam abad-abad Kristen awal) - hal 66.
Eerdmans’ Family Encyclopedia of the Bible: “For many Christians in the first century ‘the Bible’ was the Greek translation of the Old Testament (the Septuagint) which was begun in the third century BC” [= Bagi banyak orang Kristen pada abad pertama ‘Alkitab’ / ‘satu-satunya Alkitab’ adalah terjemahan Yunani dari Perjanjian Lama (Septuaginta) yang dimulai pada abad ke 3 SM] - hal 69.
3. Pentingnya LXX / Septuaginta.
Nelson’s Bible Dictionary (dengan topik ‘Bible versions and translations’): “The Septuagint was based on a Hebrew text much older than most surviving Hebrew manuscripts of the Old Testament. Occasionally, this Greek Old Testament helps scholars to reconstruct the wording of a passage where it has been lost or miscopied by scribes as the text was passed down across the centuries. An early instance of this occurs in Genesis 4:8, where Cain’s words to Abel, ‘Let us go out to the field,’ are reproduced from the Septuagint in the RSV and other modern versions. These words had been lost from the standard Hebrew text, but they were necessary to complete the sense of the English translation” (=Septuaginta didasarkan pada text Ibrani yang jauh lebih tua dari manuscripts Ibrani Perjanjian Lama yang masih ada. Kadang-kadang, Perjanjian Lama bahasa Yunani ini menolong para ahli Kristen untuk merekonstruksi penyusunan kata-kata dari suatu text dimana itu telah hilang atau disalin secara salah oleh ahli-ahli Taurat ketika text itu berjalan melewati abad-abad. Suatu contoh awal tentang hal ini terjadi dalam Kej 4:8, dimana kata-kata Kain kepada Habel ‘Marilah kita pergi ke padang’ direproduksi dari Septuaginta dalam RSV dan versi-versi modern lainnya. Kata-kata ini telah hilang dari text Ibrani standard, tetapi kata-kata ini perlu untuk melengkapi arti dari terjemahan bahasa Inggris).
Catatan: tentang Kej 4:8 akan saya bahas di belakang.
Catatan: tentang Kej 4:8 akan saya bahas di belakang.
The International Standard Bible Encyclopedia (dengan topik ‘Septuagint’): “The Greek version of the Old Testament commonly known as the Septuagint holds a unique place among translations. Its importance is manysided. Its chief value lies in the fact that it is a version of a Hebrew text earlier by about a millennium than the earliest dated Hebrew manuscript extant (916 AD), ... The main value of the Septuagint is its witness to an older Hebrew text than our own” [= Versi Yunani dari Perjanjian Lama yang lazim disebut Septuaginta memegang suatu tempat yang unik di antara terjemahan-terjemahan. Pentingnya terjemahan ini bersegi banyak. Nilainya yang terutama terletak dalam fakta bahwa itu adalah suatu versi dari suatu text bahasa Ibrani yang lebih awal / tua kira-kira sekitar 1000 tahun dari pada manuscript Ibrani yang paling kuno yang masih ada (916 M.), ... Nilai utama dari Septuaginta adalah kesaksiannya pada suatu text Ibrani yang lebih tua dari yang kita miliki].
4. Bahaya / kesukaran dalam penggunaan LXX / Septuaginta ini.
The International Standard Bible Encyclopedia (dengan topik ‘Septuagint’): “But before we can reconstruct this Hebrew text we need to have a pure Greek text before us, and this we are at present far from possessing. The Greek text has had a long and complex history of its own. Used for centuries by both Jews and Christians it underwent corruption and interpolation, and, notwithstanding the multitude of materials for its restoration, the original text has yet to be recovered. We are much more certain of the ipsissima verba of the New Testament writers than of the original Alexandrian version of the Old Testament. This does not apply to all portions alike. The Greek Pentateuch, e.g., has survived in a relatively pure form. But everywhere we have to be on our guard against interpolations, sometimes extending to whole paragraphs. Not a verse is without its array of variant readings” [= Tetapi sebelum kita bisa merekonstruksi text Ibrani ini kita perlu mempunyai text Yunani yang murni di hadapan kita, dan pada saat ini kita tidak mempunyainya. Text Yunani itu mempunyai sejarah yang panjang dan komplex dari dirinya sendiri. Digunakan selama berabad-abad oleh baik orang-orang Yahudi dan orang-orang kristen text Yunani itu mengalami kerusakan dan penambahan, dan sekalipun ada banyak bahan untuk pemulihannya, tetapi text orisinilnya masih harus ditemukan. Kita jauh lebih pasti tentang kata-kata yang persis dari penulis-penulis Perjanjian Baru dari pada versi Alexandrian orisinil dari Perjanjian Lama. Ini tidak berlaku untuk semua bagian secara sama. Versi Yunani dari Pentateuch (lima kitab Musa), misalnya, masih ada dalam bentuk yang relatif murni. Tetapi dimana-mana kita harus berjaga-jaga terhadap penambahan-penambahan, kadang-kadang memperpanjang sampai seluruh paragraf. Tak ada satu ayatpun yang tidak dihiasi dengan pembacaan yang berbeda].
5. LXX / Septuaginta menterjemahkan / mengubah ‘Yahweh’ menjadi ‘KURIOS’
Lord / Tuhan).

Walter Martin: “the roll of papyrus (LXX) which contains the latter part of Deuteronomy and the divine name only proves that one copy did have the divine name (YHWH), whereas all other existing copies use KYRIOS and THEOS, which the Witnesses claim are ‘substitutes.’ ... the Septuagint with minor exeptions always uses KYRIOS and THEOS in place of the tetragrammaton” [= gulungan papirus (LXX) yang mempunyai bagian terakhir dari kitab Ulangan dan nama ilahi itu hanya membuktikan bahwa satu copy / naskah memang mempunyai nama ilahi (YHWH), sedangkan semua naskah lain yang ada menggunakan KURIOS dan THEOS, yang oleh Saksi-Saksi Yehuwa diclaim sebagai ‘pengganti-pengganti’. ... Septuaginta dengan perkecualian yang sangat sedikit selalu menggunakan KURIOS dan THEOS di tempat dari tetragrammaton] - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 74.
Herman Hoeksema: “From this practice must undoubtedly also be explained the fact that the Septuagint uniformly translates hvhy by Kurios” [= Dari praktek ini secara tidak diragukan harus juga dijelaskan fakta bahwa Septuaginta secara seragam menterjemahkan hvhy (YHWH) dengan Kurios (KURIOS)] - ‘Reformed Dogmatics’, hal 68.
William Barclay (tentang Mark 12:35-37a): “This word ‘Lord’ (the Greek KURIOS) is the regular translation of Jahweh (Jehovah) in the Greek version of the Hebrew scriptures” [= Kata ‘Tuhan’ ini (Yunani KURIOS) merupakan terjemahan biasa / umum dari YAHWEH (Yehovah) dalam versi Yunani dari Kitab Suci Ibrani] - hal 298.
William Barclay (tentang Ro 10:9-10): “The word for Lord is KURIOS. ... In the Greek translation of the Hebrew scriptures it is the regular translation of the divine name, Jahweh or Jehovah” [= Kata untuk Tuhan adalah KURIOS. ... Dalam terjemahan Yunani dari Kitab Suci Ibrani, itu merupakan terjemahan biasa / umum dari nama ilahi, Yahweh atau Yehovah] - hal 139.
William Barclay (tentang Ro 10:9-10): “In the Greek translation of the Hebrew scriptures it is the regular translation of the divine name, Jahweh or Jehovah” (=Dalam terjemahan Yunani dari Kitab Suci Ibrani, itu merupakan terjemahan biasa / tetap dari nama ilahi, Yahweh atau Yehovah) - hal 139.
William Barclay (tentang 1Kor 12:1-3): “The word for Lord was KURIOS ... It was the word by which the sacred name Jehovah was rendered in the Greek translation of the Old Testament scriptures” [= Kata untuk Tuhan adalah KURIOS ... Itu merupakan kata dengan mana nama yang keramat Yehovah diterjemahkan dalam terjemahan Yunani dari Kitab Suci Perjanjian Lama] - hal 107.
W. E. Vine: “KURIOS is the Sept. and N.T. representative of Heb. Jehovah (‘LORD’ in Eng. versions), see Matt. 4:7; Jas. 5:11” [= Dalam Septuaginta dan Perjanjian Baru, KURIOS adalah wakil dari kata Ibrani Yehovah (LORD / TUHAN dalam versi-versi Inggris), lihat Mat 4:7; Yak 5:11] - ‘An Expository Dictionary of New Testament Words’, hal 688.
The International Standard Bible Encyclopedia, vol II: “Greek kyrios is usually translated ‘Lord’ in the English versions and is the equivalent of Heb. YHWH in the LXX (e.g., Isa. 40:3; HR, II, 800-839)” [= Kata bahasa Yunani KURIOS biasanya diterjemahkan ‘Lord / Tuhan’ dalam versi-versi Inggris dan merupakan kata yang sama artinya dengan kata bahasa Ibrani YHWH dalam LXX (contoh: Yes 40:3; HR, II, 800-839)] - hal 508.
6. Yesus dan rasul-rasul, yang menggunakan LXX / Septuaginta, tidak pernah mengkritik perubahan Yahweh menjadi KURIOS ini, dan dengan demikian dianggap merestuinya.
Dalam debat terbuka dengan kelompok Yahweh-isme, tentang hal ini Kristian Sugiyarto lalu menyerang dengan pertanyaan: ‘Ya, Yesus menggunakan Septuaginta, tetapi Septuaginta yang mana?’. Jadi, mungkin sekali maksudnya adalah bahwa Septuaginta yang digunakan oleh Yesus menggunakan YHWH, sedangkan yang kita miliki sekarang, tidak mempunyai YHWH tetapi digantikan oleh KURIOS.
Tetapi kalau dilihat dari kutipan-kutipan yang saya berikan di atas, jelas bahwa MAYORITAS dari Septuaginta mengubah YHWH menjadi KURIOS! Jadi, kemungkinan sangat besar Yesus juga menggunakan Septuaginta yang seperti itu. Dan seandainya ini masih dianggap kurang kuat, karena hanya merupakan ‘kemungkinan’, maka mari kita sekarang melihat Perjanjian Baru.
Tetapi kalau dilihat dari kutipan-kutipan