KASIH YANG SEMPURNA
“Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada didalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. (1 Yohanes 4 : 16 – 21)
Jika kita mengasihi kejahatan, mengasihi dosa, mengasihi dunia dan kedagingan, maka kasih seperti ini adalah kasih yang dibenci oleh Tuhan. Kasih ini adalah kasih yang melawan Tuhan. Orang yang mengasihi dunia disebut sebagai orang yang melawan Bapa. Jika kasih kita kepada dunia ini bertambah, maka kasih kita kepada Bapa pasti semakin berkurang. Dari sini kita melihat bahwa kasih bisa memiliki arah yang sangat berlawanan.
Keharusan Kasih
Bagaimanapun juga, setiap orang harusmengasihi dan dikasihi. Kasih merupakan salah satu aspek hidup manusia yang paling penting, khususnya didalam mempengaruhi diri kita sendiri dan juga dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa kasih, tidak ada hidup yang dapat bertumbuh dengan sehat. Psikologi modern memberi tahu kita bahwa manusia akan menjadi abnormal karena cinta yang diterimanya tidak beres. Jika seorang tidak menerima cinta dengan benar, dia tidak akan bisa bertumbuh dengan baik, dan nanti dia juga akan mencintai orang lain secara tidak beres juga. Akibatnya, seluruh relasi dan reaksi cinta itu menjadi abnormal. Seorang anak yang dibesarkan dengan terus dibenci dan dipukuli akan bertumbuh menjadi pemuda yang penuh kebencian dan suka memukuli orang lain. Dia merasa bahwa membenci dan memukul adalah suatu bentuk relasi yang normal, karena itulah pengalaman relasi yang dia alami sejak kecil.
Pengalaman itu menjadi pengalaman yang paling riil dan paling sungguh-sungguh di dalam hidupnya. Orang yang mengalami “dikerjai” dalam acara Ospek, ketika menjadi mahasiswa senior, akan cenderung“mengerjai” lagi adik kelasnya di dalam acara Ospek tahun berikutnya. Sikap-sikap hidup yang tidak beres yang ada di dalam diri kita biasanya disebabkan oleh adanya pengalaman bagaimana dulu kita diperlakukan dengan tidak baik oleh orang lain. Jika sekarang kamu menjadi orang aneh itu mungkin karena dulu ada orang aneh yang memperlakukan kamu dengan aneh. Karena itu, kini kita perlu sangat berhati-hati dan memperhatikan baik-baik bagaimana kita memperlakukan orang lain, sehingga dunia ini akan semakin bertambah kasih, perdamaian dan saling pengertian karena kita telah memperlakukan orang lain dengan cara demikian. Terkadang kita sangat ingin orang lain berbuat baik pada kita, tetapi kita sangat pelit berbuat baik pada orang lain. Kita ingin dihormati oleh orang lain, tetapi kita sulit sekali menghormati orang lain. Kita sering kali ingin diperhatikan dan dipelihara oleh orang lain, tetapi sebaliknya, kita sedemikian sulit memperhatikan dan memelihara orang lain. Karena itulah, Tuhan Yesus mengajarkan,”Hukum Emas” (the golden rule) ini kepada kita, “sebagaimana kamu ingin diperlakukan, perlakukan orang lain sedemikian." Doktrin seperti inilah yang menjadikan Kekristenan mempunyai moralitas yang lebih tinggi daripada teori moral dari agama atau filsafat manapun. Pengajaran moral “Hukum Emas” ini mengandung inisiatif dan sikap aktif tentang bagaimana kita harus memperlakukan orang lain terlebih dahulu, sebelum kita berharap orang lain akan memperlakukan itu kepada kita.
BACA JUGA: 10 BUKTI KEILAHIAN YESUS KRISTUS
Kekristenan mengajarkan kepada kita etika inisiatif dan aktif, bukan etika pasif dan negatif. Ajaran Kristen bukan mengajarkan, “Kalau orang lain sudah berbuat baik terhadap saya, maka saya terpaksa harus juga baik kepada orang lain.” Kita harus memiliki imajinasi bagaimana kita mau diperlakukan dengan baik oleh orang lain, atau bagaimana kita mau dihormati oleh orang lain , tetapi kita harusmenghormati orang lain terlebih dahulu, menghargai orang lain terlebih dahulu,memelihara orang lain terlebih dahulu. Jadi, dengan imajinasi itu kita menjadi inisiator di dalam melakukan kebaikan. Sering kali kita menjadi orang yangpasif dan menanti inisiatif orang lain. Kalau kita sudah menerima kebaikan sepuluh kali, baru kita memikirkan kebaikan satu kali kepada orang lain. Bukan saja demikian, ada yang jauh lebih parah. Ada yang sudah sepuluh kali diperlakukan baik, ketika tidak diperlakukan baik yang kesebelas kalinya, dia mencap orang itu jahat. Kasihan sekali.
Apakah hak kita sehingga kita harusdiperlakukan baik oleh orang lain? Kalaupun ada orang yang berbuat baik kepadakita, apakah kita memang patut menerimanya? Sering kali kita beranggapan kalauorang berbuat baik kepada kita, itu adalah hal yang selayaknya, dan kita memangpatut untuk menerima perlakuan sedemikian. Siapakah kita? Sebenarnya kita tidakberbeda dengan semua orang lainnya, yang sama-sama dilahirkan telanjang. Tidakada bayi yang lahir memakai celana, apalagi dasi. Kita semuanya dilahirkantelanjang, tidak memiliki apa-apa. Hanya mungkin karena keluargamu lebih kayadaripada orang lain, maka kamu merasa seharusnya diperlakukan lebih terhormatdari pada orang lain.
Mengapa kamu selalu mencari tempat yang paling terhormat,yang paling baik, atau yang paling dihargai orang lain? Terkadang saya berfikirbahwa hidup kita sering kali sudah terlalu nyaman. Masih banyak orang yanghidup jauh lebih tidak nyaman daripada kita. Dunia ini membutuhkan cintakasih, membutuhkan pengertian; dan kebutuhan itu perlu disadari dan dipikirkanoleh orang-orang yang mempunyai pikiran inisiatif, yang mau menuntut diridan berimajinasi “bagaimana seandainya saya berada diposisinya?”
Tahukah kamu bahwa orang kaya setiap haribisa menghabiskan air kira-kira 600 liter untuk mandi, mencuci mobil, menyiramtanaman dirumahnya, dan berbagai aktivitas lainnya. Sebaliknya, orang miskinterkadang satu hari hanya mendapatkan jatah tidak sampai 2 liter saja. Kitaperlu menyadari bahwa air bersih dibumi ini semakin hari semakin berkurang,sehingga waktu beberapa puluh tahun kedepan bisa terjadi krisis air yangcukup serius. Ketika di hotel, saat mandi, saya bisa menghabiskan beratus literair untuk mandi di bathub. Saya merasa itu terlalu mewah, sehingga sayaselalu berusaha sehemat mungkin memakai air. Memang kekayaan seluruh bumi inidipercayakan kepada manusia, tetapi itu bukan berarti kita boleh memboroskanatau memakainya secara sembarangan. Bukan berarti karena kita memiliki uang,kita boleh memakainya secara boros. Jangan berfikir kita bolehmenghambur-hambur kekayaan dan sumber alam secara sesuka hati karena kitamemiliki kemungkinan itu.
Kini bahan bakar kita semakin menipis, lalusuatu saat akan habis. Saat ini penduduk Amerika Serikat, yang hanya 4 persendari seluruh populasi dunia, menghabiskan 60% persen konsumsi bahan bakarsedunia. Ini merupakan ketidak adilan yang luar biasa bagi dunia kita. Jikakita memikirkan dengan mendalam dan matang, kita akan menyadari bahwa sebagaimanusia kita masih mempunyai banyak sekali kelemahan.
Tahukah kamu bahwa orang kaya setiap haribisa menghabiskan air kira-kira 600 liter untuk mandi, mencuci mobil, menyiramtanaman dirumahnya, dan berbagai aktivitas lainnya. Sebaliknya, orang miskinterkadang satu hari hanya mendapatkan jatah tidak sampai 2 liter saja. Kitaperlu menyadari bahwa air bersih dibumi ini semakin hari semakin berkurang,sehingga waktu beberapa puluh tahun kedepan bisa terjadi krisis air yangcukup serius. Ketika di hotel, saat mandi, saya bisa menghabiskan beratus literair untuk mandi di bathub. Saya merasa itu terlalu mewah, sehingga sayaselalu berusaha sehemat mungkin memakai air. Memang kekayaan seluruh bumi inidipercayakan kepada manusia, tetapi itu bukan berarti kita boleh memboroskanatau memakainya secara sembarangan. Bukan berarti karena kita memiliki uang,kita boleh memakainya secara boros. Jangan berfikir kita bolehmenghambur-hambur kekayaan dan sumber alam secara sesuka hati karena kitamemiliki kemungkinan itu.
Kini bahan bakar kita semakin menipis, lalusuatu saat akan habis. Saat ini penduduk Amerika Serikat, yang hanya 4 persendari seluruh populasi dunia, menghabiskan 60% persen konsumsi bahan bakarsedunia. Ini merupakan ketidak adilan yang luar biasa bagi dunia kita. Jikakita memikirkan dengan mendalam dan matang, kita akan menyadari bahwa sebagaimanusia kita masih mempunyai banyak sekali kelemahan.
Kita penuh dengan dengan kelemahan yang belum kita pelajari, dan ada banyak potensi yang belum kitapertumbuhkan dalam kehidupan kita. Dalam banyak gerakan anti peperangan, munculslogan “No blood for oil” (jangan tumpahkan darah untuk mendapatkan minyak).Ini menggambarkaan bahwa negara yang takut kekurangan bahan bakar(minyak) berupaya menguasai minyak supaya rasa amannya terjaga. Setiap negara,demi mencari keuntungan bagi negaranya, mengemukakan dalih-dalih yangkelihatannya begitu penuh kasih dan memperhatikan kepentingan umat manusia.Disini kita melihat betapa manusia sudah berdosa, sudah tersesat, danmenyeleweng dari kebenaran dan kasih Allah yang sejati.
Alkitab Dan Kasih
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa orangyang hidup di dalam kasih, dia hidup di dalam Allah; orang yang tidak hidup didalam kasih, dia tidak hidup di dalam Allah. Jika kita mengatakan bahwa kitahidup di dalam Kristus atau kita hidup di dalam Allah, maka secara status kitamemang sudah diselamatkan. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, belum tentu kitasudah betul-betul hidup di dalam Kristus atau hidup di dalam Allah. Di ayatyang kita baca ini, terdapat dua kalimat yang melihat dari sudut pandang yangberbeda. Sudut pandang pertama memberikan kita pengertian bahwa kasih yang ada dalam diri kita belumlah sempurna.Sudut pandang kedua membukakan kepada kita bahwa kita yang belum sempurna jugabertumbuh di dalam kasih. “Kasih itu menjadi sempurna di dalamkita” berarti kita memiliki kasih dan kepemilikan itu terus bertumbuh, sehinggakita mempunyai semakin banyak kasih. Kita melihat kasih itu menjadi sempurna didalam diri kita, dan akhirnya kita disempurnakan di dalam kasih.
Sedikit orang yang memikirkan apakahkasihnya bertambah, apakah imannya bertambah, apakah pengharapannya bertambah.Kebanyakan orang memikirkan apakah uangnya bertambah, apakah haknya bertambah,apakah kekayaannya bertambah. Pada saat kita mampu mengalihkan seluruh hidupkita dari yang kelihatan menjadi yang tidak kelihatan, yang sementara menjadiyang kekal, yang fana menjadi yang baka, disitulah kerohanian kita bertumbuh.Kita sering memikirkan pertambahan uang kita, tetapi tidak memikirkanpertumbuhan iman kita. Kita memikirkan usaha kita maju atau tidak, dan tidakmemikirkan kerohanian kita maju atau tidak. Banyak orang mendengar khotbahsekedar untuk memuaskan kepentingan rasionya atau untuk mencari bahan khotbahbagi dirinya. Seumur hidup saya berkhotbah, saya tidak pernahmencuri khotbah orang lain, memakai khotbah orang lain untuk saya khotbahkan,lalu saya akui sebagai khotbah saya. Setiap khotbah merupakan hasil pergumulaniman, pergumulan pikiran, pengalaman, dan perenungan yang sedalam mungkin akanFirman Tuhan. Orang yang hanya mengambil khotbah orang lain akan kehilangankuasa rohani. Kita perlu menggumulkan Firman Tuhan, lalu mengaplikasikannyadalam kehidupan kita, dan mengkhotbahkannya. Dengan demikian, Firman Tuhanbetul-betul menguasi hidup dan pikiran kita, sehingga khotbah kita menjadikhotbah yang berkuasa , karena yang berkuasa bukan diri kita, tetapiFirman Tuhan itu sendiri.
Allah Adalah Kasih
“Orang yang hidup di dalam kasih hidup didalam Allah. Orang yang tidak hidup di dalam kasih tidak hidup di dalam Allah.”Prinsip ini di dasarkan pada kenyataan bahwa Allah adalah kasih adanya.Pernyataan ini tidak bisa ditemukan dalam kitab apapun, termasuk di dalamkitab-kitab suci lain yang ada dimuka bumi ini. Tidak ada pengajaran filsafatyang menyatakan bahwa Allah adalah kasih. Banyak agama mengajarkan bahwa Allahmengasihi, atau bahwa kasih merupakan salah satu sifat Allah yang penting.Namun tidak ada satupun ajaran yang mengajarkan bahwa Allah itulah kasih. Allahadalah kasih hanya ada dalam pengajaran iman Kristen. Allah mengasihi, manusiajuga mengasihi. Allah mempunyai sifat kasih, dan manusia juga mempunyai sifatkasih. Di sini kita tidak melihat perbedaan. Tetapi iman Kristen mengatakanbahwa manusia mengasihi, tetapi Allah adalah kasih. Manusia mempunyaisifat kasih, tetapi Allah itu adalah kasih. Allah adalah kasih, maka manusiayang diciptakan menurut peta dan teladan Allah juga memiliki sifat kasih.Manusia serupa dengan Allah, tetapi manusia bukanlah Allah. Manusia memilikikasih karena mendapatkan kasih itu dari Allah yang adalah diri-Nya kasih. Allahmembagikan kasih-Nya, sehingga manusia mungkin memiliki kasih. Maka,orang yang hidup di dalam kasih hidup di dalam Allah. Semakin kita hidup didalam Tuhan Allah, semakin kasih-Nya melimpah di dalam diri kita, sehingga kitasemakin hidup di dalam kasih.
Mungkinkah manusia bertumbuh tanpa kasih?Tidak mungkin. Yang mewakili Allah memberikan kasih sehingga kita dapatbertumbuh baik adalah ibu kita. Setiap ibu adalah orang yang agung bagi anak-anaknya.Ibu-ibu yang baik pasti akan cenderung memikirkan yang terbaik bagianak-anaknya. Namun orang tua yang hanya mementingkan anak-anaknya sendiri,sampai-sampai memikirkan bahwa anak orang lain bukan manusia, adalah orang tuayang kurang mengerti cinta kasih Allah. Ada ibu-ibu yang begitu membicarakantentang anaknya menjadi sedemikian bersemangat, tetapi begitu membicarakan anakorang lain langsung cemberut dan tidak peduli. Namun dalam posisisedemikianpun, tetap ibu ini menjadi wakil Allah bagi anaknya, denganmembagikan cinta kasih yang agung kepada mereka. Ketika kasih itu akhirnya bisasemakin berkembang dan semakin melimpah, dia mulai bisa menganggap anak-anaklain juga seperti anaknya dan memberikan cinta kasih yang semakin melimpah kepadamereka juga. Dengan demikian, keagungannya semakin bertambah karena dia bisaberbagi kasih kepada semakin banyak orang.
Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa diatidak mencintai sembarang orang. Dia hanya bisa mengasihi orang-orang tertentusaja, karena memang kasihnya hanya terbatas untuk orang-orang itu saja. Itupendapat yang tidak benar. Jika kita melihat sebuah lampu yang menyala, makaterang itu bisa dibagikan untuk setiap orang yang ada di dalam ruang itu. Tidakpeduli satu orang atau sepuluh orang yang ada di dalam ruang itu, cahaya itutetap akan menyinari mereka semua. Pengertian ini mulai menerangi saya sekitar40 tahun yang lalu. Kalau seorang ibu memiliki seorang anak, maka anak itu akanmendapatkan cinta kasih dari ibu itu. Kalau ibu itu mempunyai 10 orang anak,apakah kesepuluh anak itu juga akan menikmati cinta kasih dari ibu tersebut?ya. Mereka semua akan mendapatkan cinta kasih dari ibu tersebut. Cinta inimerupakan hal melampaui dalil waktu. Ada orang yang memiliki banyak anak, tapi tetapmemiliki kesuksesan hidup yang sama dengan orang yang tidak memiliki anak. Adaorang yang tidak memiliki anak, tetapi tetap menjadi lebih sukses karena bisabekerja tanpa diganggu oleh anak. Johan Sebastian Bach memiliki delapan belasorang anak, sedangkan George Friedrich Handel tidak menikah dan tidak memilikianak. Seharusnya Bach menjadi begitu sibuk sehingga tidak bisa sukses,sedangkan Handel tidak begitu sibuk sehingga bisa lebih sukses. Ternyata tidakdemikian. Karya Bac tidak kalah baik dan tidak kalah banyak daripada Handel.Cinta kasih memiliki kemampuan untuk menjangkau unknownquantity (kuantitas yang tak terhitung), sehingga tidak habis namunmelimpah dan terus bisa dibagikan kepada orang lain.
Ibu dari John Wesley, pendiri gerejaMethodis, memiliki delapan belas anak. Dia menjaga setiap anak satu per satu,memelihara satu per satu, memberi nasihat satu per satu. Jika ada satu anakyang tidak hadir, ketika anak itu datang, dia mengulangi lagi semua nasihat nyasampai jelas. Ada orang bertanya kepadanya, “Apakah kamu tidak lelah?” Diamenjawab, “Jika ada satu anak yang saya lupa ajar atau lupa beri tahu,berarti saya adalah ibu yang tidak bertanggung jawab. Saya menganggapsaya sudah gagal menjadi ibu.” Semua itu dikerjakan olehnya karena cintanyayang begitu melimpah kepada anak-anaknya.
Kita dicipta oleh Tuhan di dalam suatubentuk relasi yang mutual. Kita perlu dikasihi dan kita perlu mengasihi.Keduanya harus seimbang, barulah kehidupan relasi kita menjadi sehat. Kalaukita mengasihi tetapi tidak dikasihi, akan timbul ketimpangan, Kalau kitadikasihi tetapi tidak mengasihi, itu pun akan menjadi timpang. Ketika seorang anak terus menerus mendapatkan cinta kasih dariorang tuanya, kita tidak boleh berfikir bahwa dia sudah puas karena mendapatkankepenuhan limpahan kasih. Dia baru puas dan baru sehat ketika dia juga bisabelajar mengasihi orang lain. Ketika anak itu menjadi dewasa, diasemakin merasakan kebutuhan ini. Dia merasakan kebutuhan untuk bisa mengasihi,bukan sekedar dikasihi. Sering kali dalam peralihan dari dikasihi menjadimengasihi terjadi kesenjangan yang menyebabkan kita kesepian. Seorang suamiyang selama ini merasa sedemikian dicintai oleh istrinya, suatu saat merasakankehilangan, karena kini mereka memiliki anak, dan istrinya mulai mengalihkankasihnya ke objek kasihnya yang baru, yaitu ke anaknya. Saat itu suami itumerasa kesepian. Dia mulai berfikir bahwa istrinya telah melupakannya. Diamerasakan kebutuhannya untuk dikasihi. Manusia baru mempunyai kesempurnaankalau terjadi keseimbangan di mana dia bisa dikasihi dan mengasihi. Kita perludikasihi, tetapi kita juga perlu mengasihi. Ketika kedua mencapai keseimbangan,kita akan merasa sangat berbahagia.
Apakah kasih itu bersifat aktif atau pasif?Jawabnya adalah pasif. Terkadang kita berkata.”Mengapa kamu tidak lebihmengasihi saya lagi?” Kalimat seperti ini tidak boleh dimutlakkan. Terkadangkita sulit mengasihi kecuali kasih itu terlebih dahulu tiba dan melimpah atasdiri kita. Kasih tidak bisa berpura-pura. Kasih yang dilakukan dengan pura-purabukanlah kasih yang sejati. Kasih yang dipaksakan adalah kasih yang tidakalamiah, sehingga ada unsur-unsur yang tidak kita mengerti. Di dalam ceritaYunani Kuno, dikatakan bahwa manusia itu dicipta hanya separuh saja, sehingga ketikadia dewasa, dia akan mencari separuhnya yang hilang. Itulah yang kemudiandikenal sebagai pernikahan. Mereka juga percaya adanya dewa Cupid, yang selalumembawa panah asmara. Ketika panah itu dilepaskan dan mengenai dua insanmanusia, maka keduanya akan saling mencintai dan tidak bisa terlepas lagi. Makadengan ini, kita melihat bahwa cinta itu pasif, sekalipun sepertinya terlihataktif. Demikian juga kita dicipta oleh Allah yang adalah kasih, jadi kasih kitaberasal dari Allah. Maka kita perlu belajar dan menikmati kasih dan FirmanAllah, dari wahyu Allah dan dari kuasa Allah.
Tiga Tingkatan Kasih
Saya membagi kasih ke dalam 3 tahap atautingkatan :
Kasih kepada Allah
Kasih Kepada Manusia
Kasih kepada Benda
1).Kasih Kepada Allah
Alkitab Dan Kasih
Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa orangyang hidup di dalam kasih, dia hidup di dalam Allah; orang yang tidak hidup didalam kasih, dia tidak hidup di dalam Allah. Jika kita mengatakan bahwa kitahidup di dalam Kristus atau kita hidup di dalam Allah, maka secara status kitamemang sudah diselamatkan. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari, belum tentu kitasudah betul-betul hidup di dalam Kristus atau hidup di dalam Allah. Di ayatyang kita baca ini, terdapat dua kalimat yang melihat dari sudut pandang yangberbeda. Sudut pandang pertama memberikan kita pengertian bahwa kasih yang ada dalam diri kita belumlah sempurna.Sudut pandang kedua membukakan kepada kita bahwa kita yang belum sempurna jugabertumbuh di dalam kasih. “Kasih itu menjadi sempurna di dalamkita” berarti kita memiliki kasih dan kepemilikan itu terus bertumbuh, sehinggakita mempunyai semakin banyak kasih. Kita melihat kasih itu menjadi sempurna didalam diri kita, dan akhirnya kita disempurnakan di dalam kasih.
Sedikit orang yang memikirkan apakahkasihnya bertambah, apakah imannya bertambah, apakah pengharapannya bertambah.Kebanyakan orang memikirkan apakah uangnya bertambah, apakah haknya bertambah,apakah kekayaannya bertambah. Pada saat kita mampu mengalihkan seluruh hidupkita dari yang kelihatan menjadi yang tidak kelihatan, yang sementara menjadiyang kekal, yang fana menjadi yang baka, disitulah kerohanian kita bertumbuh.Kita sering memikirkan pertambahan uang kita, tetapi tidak memikirkanpertumbuhan iman kita. Kita memikirkan usaha kita maju atau tidak, dan tidakmemikirkan kerohanian kita maju atau tidak. Banyak orang mendengar khotbahsekedar untuk memuaskan kepentingan rasionya atau untuk mencari bahan khotbahbagi dirinya. Seumur hidup saya berkhotbah, saya tidak pernahmencuri khotbah orang lain, memakai khotbah orang lain untuk saya khotbahkan,lalu saya akui sebagai khotbah saya. Setiap khotbah merupakan hasil pergumulaniman, pergumulan pikiran, pengalaman, dan perenungan yang sedalam mungkin akanFirman Tuhan. Orang yang hanya mengambil khotbah orang lain akan kehilangankuasa rohani. Kita perlu menggumulkan Firman Tuhan, lalu mengaplikasikannyadalam kehidupan kita, dan mengkhotbahkannya. Dengan demikian, Firman Tuhanbetul-betul menguasi hidup dan pikiran kita, sehingga khotbah kita menjadikhotbah yang berkuasa , karena yang berkuasa bukan diri kita, tetapiFirman Tuhan itu sendiri.
Allah Adalah Kasih
“Orang yang hidup di dalam kasih hidup didalam Allah. Orang yang tidak hidup di dalam kasih tidak hidup di dalam Allah.”Prinsip ini di dasarkan pada kenyataan bahwa Allah adalah kasih adanya.Pernyataan ini tidak bisa ditemukan dalam kitab apapun, termasuk di dalamkitab-kitab suci lain yang ada dimuka bumi ini. Tidak ada pengajaran filsafatyang menyatakan bahwa Allah adalah kasih. Banyak agama mengajarkan bahwa Allahmengasihi, atau bahwa kasih merupakan salah satu sifat Allah yang penting.Namun tidak ada satupun ajaran yang mengajarkan bahwa Allah itulah kasih. Allahadalah kasih hanya ada dalam pengajaran iman Kristen. Allah mengasihi, manusiajuga mengasihi. Allah mempunyai sifat kasih, dan manusia juga mempunyai sifatkasih. Di sini kita tidak melihat perbedaan. Tetapi iman Kristen mengatakanbahwa manusia mengasihi, tetapi Allah adalah kasih. Manusia mempunyaisifat kasih, tetapi Allah itu adalah kasih. Allah adalah kasih, maka manusiayang diciptakan menurut peta dan teladan Allah juga memiliki sifat kasih.Manusia serupa dengan Allah, tetapi manusia bukanlah Allah. Manusia memilikikasih karena mendapatkan kasih itu dari Allah yang adalah diri-Nya kasih. Allahmembagikan kasih-Nya, sehingga manusia mungkin memiliki kasih. Maka,orang yang hidup di dalam kasih hidup di dalam Allah. Semakin kita hidup didalam Tuhan Allah, semakin kasih-Nya melimpah di dalam diri kita, sehingga kitasemakin hidup di dalam kasih.
Mungkinkah manusia bertumbuh tanpa kasih?Tidak mungkin. Yang mewakili Allah memberikan kasih sehingga kita dapatbertumbuh baik adalah ibu kita. Setiap ibu adalah orang yang agung bagi anak-anaknya.Ibu-ibu yang baik pasti akan cenderung memikirkan yang terbaik bagianak-anaknya. Namun orang tua yang hanya mementingkan anak-anaknya sendiri,sampai-sampai memikirkan bahwa anak orang lain bukan manusia, adalah orang tuayang kurang mengerti cinta kasih Allah. Ada ibu-ibu yang begitu membicarakantentang anaknya menjadi sedemikian bersemangat, tetapi begitu membicarakan anakorang lain langsung cemberut dan tidak peduli. Namun dalam posisisedemikianpun, tetap ibu ini menjadi wakil Allah bagi anaknya, denganmembagikan cinta kasih yang agung kepada mereka. Ketika kasih itu akhirnya bisasemakin berkembang dan semakin melimpah, dia mulai bisa menganggap anak-anaklain juga seperti anaknya dan memberikan cinta kasih yang semakin melimpah kepadamereka juga. Dengan demikian, keagungannya semakin bertambah karena dia bisaberbagi kasih kepada semakin banyak orang.
Mungkin ada orang yang mengatakan bahwa diatidak mencintai sembarang orang. Dia hanya bisa mengasihi orang-orang tertentusaja, karena memang kasihnya hanya terbatas untuk orang-orang itu saja. Itupendapat yang tidak benar. Jika kita melihat sebuah lampu yang menyala, makaterang itu bisa dibagikan untuk setiap orang yang ada di dalam ruang itu. Tidakpeduli satu orang atau sepuluh orang yang ada di dalam ruang itu, cahaya itutetap akan menyinari mereka semua. Pengertian ini mulai menerangi saya sekitar40 tahun yang lalu. Kalau seorang ibu memiliki seorang anak, maka anak itu akanmendapatkan cinta kasih dari ibu itu. Kalau ibu itu mempunyai 10 orang anak,apakah kesepuluh anak itu juga akan menikmati cinta kasih dari ibu tersebut?ya. Mereka semua akan mendapatkan cinta kasih dari ibu tersebut. Cinta inimerupakan hal melampaui dalil waktu. Ada orang yang memiliki banyak anak, tapi tetapmemiliki kesuksesan hidup yang sama dengan orang yang tidak memiliki anak. Adaorang yang tidak memiliki anak, tetapi tetap menjadi lebih sukses karena bisabekerja tanpa diganggu oleh anak. Johan Sebastian Bach memiliki delapan belasorang anak, sedangkan George Friedrich Handel tidak menikah dan tidak memilikianak. Seharusnya Bach menjadi begitu sibuk sehingga tidak bisa sukses,sedangkan Handel tidak begitu sibuk sehingga bisa lebih sukses. Ternyata tidakdemikian. Karya Bac tidak kalah baik dan tidak kalah banyak daripada Handel.Cinta kasih memiliki kemampuan untuk menjangkau unknownquantity (kuantitas yang tak terhitung), sehingga tidak habis namunmelimpah dan terus bisa dibagikan kepada orang lain.
Ibu dari John Wesley, pendiri gerejaMethodis, memiliki delapan belas anak. Dia menjaga setiap anak satu per satu,memelihara satu per satu, memberi nasihat satu per satu. Jika ada satu anakyang tidak hadir, ketika anak itu datang, dia mengulangi lagi semua nasihat nyasampai jelas. Ada orang bertanya kepadanya, “Apakah kamu tidak lelah?” Diamenjawab, “Jika ada satu anak yang saya lupa ajar atau lupa beri tahu,berarti saya adalah ibu yang tidak bertanggung jawab. Saya menganggapsaya sudah gagal menjadi ibu.” Semua itu dikerjakan olehnya karena cintanyayang begitu melimpah kepada anak-anaknya.
Kita dicipta oleh Tuhan di dalam suatubentuk relasi yang mutual. Kita perlu dikasihi dan kita perlu mengasihi.Keduanya harus seimbang, barulah kehidupan relasi kita menjadi sehat. Kalaukita mengasihi tetapi tidak dikasihi, akan timbul ketimpangan, Kalau kitadikasihi tetapi tidak mengasihi, itu pun akan menjadi timpang. Ketika seorang anak terus menerus mendapatkan cinta kasih dariorang tuanya, kita tidak boleh berfikir bahwa dia sudah puas karena mendapatkankepenuhan limpahan kasih. Dia baru puas dan baru sehat ketika dia juga bisabelajar mengasihi orang lain. Ketika anak itu menjadi dewasa, diasemakin merasakan kebutuhan ini. Dia merasakan kebutuhan untuk bisa mengasihi,bukan sekedar dikasihi. Sering kali dalam peralihan dari dikasihi menjadimengasihi terjadi kesenjangan yang menyebabkan kita kesepian. Seorang suamiyang selama ini merasa sedemikian dicintai oleh istrinya, suatu saat merasakankehilangan, karena kini mereka memiliki anak, dan istrinya mulai mengalihkankasihnya ke objek kasihnya yang baru, yaitu ke anaknya. Saat itu suami itumerasa kesepian. Dia mulai berfikir bahwa istrinya telah melupakannya. Diamerasakan kebutuhannya untuk dikasihi. Manusia baru mempunyai kesempurnaankalau terjadi keseimbangan di mana dia bisa dikasihi dan mengasihi. Kita perludikasihi, tetapi kita juga perlu mengasihi. Ketika kedua mencapai keseimbangan,kita akan merasa sangat berbahagia.
Apakah kasih itu bersifat aktif atau pasif?Jawabnya adalah pasif. Terkadang kita berkata.”Mengapa kamu tidak lebihmengasihi saya lagi?” Kalimat seperti ini tidak boleh dimutlakkan. Terkadangkita sulit mengasihi kecuali kasih itu terlebih dahulu tiba dan melimpah atasdiri kita. Kasih tidak bisa berpura-pura. Kasih yang dilakukan dengan pura-purabukanlah kasih yang sejati. Kasih yang dipaksakan adalah kasih yang tidakalamiah, sehingga ada unsur-unsur yang tidak kita mengerti. Di dalam ceritaYunani Kuno, dikatakan bahwa manusia itu dicipta hanya separuh saja, sehingga ketikadia dewasa, dia akan mencari separuhnya yang hilang. Itulah yang kemudiandikenal sebagai pernikahan. Mereka juga percaya adanya dewa Cupid, yang selalumembawa panah asmara. Ketika panah itu dilepaskan dan mengenai dua insanmanusia, maka keduanya akan saling mencintai dan tidak bisa terlepas lagi. Makadengan ini, kita melihat bahwa cinta itu pasif, sekalipun sepertinya terlihataktif. Demikian juga kita dicipta oleh Allah yang adalah kasih, jadi kasih kitaberasal dari Allah. Maka kita perlu belajar dan menikmati kasih dan FirmanAllah, dari wahyu Allah dan dari kuasa Allah.
Tiga Tingkatan Kasih
Saya membagi kasih ke dalam 3 tahap atautingkatan :
Kasih kepada Allah
Kasih Kepada Manusia
Kasih kepada Benda
1).Kasih Kepada Allah
Kasih kepada benda adalah kasih yang palingrendah. Kasih kepada manusia jauh lebih tinggi. Kasih kepada Tuhan Allah adalahkasih yang paling tinggi. Di dalam pengajarannya, Jonathan Edwards mengatakan,kasih harus menjadi lebih besar kepada objek yang lebih besar, menjadi lebihkecil kepada objek yang lebih kecil. Pemikiran ini pernah dikritik oleh seorangtheolog di Tiongkok, tetapi saya kira pemikiran asli Jonathan Edewards adalahpemikiran yang anggun yang tidak perlu dikritik. Karena Allah adalah yangterbesar dan tertinggi, maka kita seharusnya memberikan kasih yang tertinggikepada-Nya. Tetapi kepada objek-objek yang remeh, kita menaruh kasih yangkecil. Kritik yang muncul dalam buku Peter sekitar enam puluh tahun yang laluadalah : “Kalau pikiran itu benar, berarti Allah salah karena Allah memberikankasih yang besar kepada objek (manusia) yang tidak patut dikasihi.” Bukankahdengan demikian teori Jonathan Edwards dibalikkan.” “Mengapa Allah mengasihikita yang begitu hina dan remeh dengan kasih yang begitu besar?” Apa yangdikatakan Jonathan Edwards adalah tugas manusia. Kalau Allah mengasihi yangremeh, sehingga perlu kasih Allah. Itu adalah kasih ilahi yang memberi contohkepada kita untuk mencintai yang tidak patut dicintai. Namun demikian, kitatetap harus mencintai Allah lebih dari yang lain. Itulah tuntutan YesusKristus. Yesus bertanya kepada Petrus, “Apakah kamu mengasihi Aku lebih darisemuanya ini?” Jadi menurut saya Jonathan Edwards tidak salah. Kita harusmengutamakan Tuhan. Mengasihi Tuhan lebih dari semua yang lain. Tuntutan YesusKristus juga mengatakan barang siapa yang mengasihi Aku tidak lebih daripadamengasihi suaminya, istrinya, ayahnya, anak-nya, dia tidak layak mengikut Aku.Mengasihi Allah yang agung dengan kasih yang lebih besar adalah hal yang normal.Itu tidak salah.
2).Kasih kepada Manusia
2).Kasih kepada Manusia
Taraf kedua barulah bagaimana mencintaimanusia. Karena manusia dicipta menurut Petadan Teladan Allah,manusia mempunyai nilai yang lebih tinggi daripada binatang dan lebih tinggidari pada semua hal yang lain. Ada orang yang mencintai anjingnya sedemikianluar biasa, sampai-sampai jika anjingnya tidak masuk surga dia juga tidak maumasuk sorga. Ada orang bertanya kepada Billy Graham: “Saya mencintai anjingku,besok kalau saya pergi ke sana, apakah dia boleh pergi ke situ?” Saya tidaktahu atas dasar apa Billy Graham menjawab, “Disorga anjingmu juga boleh masuk.”Mungkin dia ketakutan orang itu tdak mau menjadi Kristen, Kalau saya yangmenjawab, saya akan jawab, “Anda semua yang memiliki anjing dengar baik-baik,kalau nanti sekalipun anjingmu tidak boleh masuk, kamu tinggalkan dia di luarpintu sorga, lalu kamu saja yang masuk, karena kamu akan menemukan semuamanusia yang ditebus jauh lebih baik dari pada anjing.” Bintang tidak bolehdipersamakan dengan manusia. Mereka diciptakan untuk manusia, bukan diciptakansetara dengan manusia. Kita harus mengutamakan manusia lebih daripada bintang.Kita harus mengutamakan manusia lebih daripada benda yang lain karena manusialebih tinggi daripada hal-hal ini.
Seorang anak bicara kepada saya,” Sayamemecahkan gelas, lalu ayah marah kepada saya. Itu berarti ayah saya lebihmencintai gelas daripada mencintai saya.” Saya membalasnya.”Bukan demikian. Itukarena kamu bisa dididik, sedangkan gelas tidak bisa dididik. Ayahmu mencintaikamu, mendidik kamu supaya kamu tahu kamu tidak boleh sembarangan merusakbarang. Jika ayahmu mendidik kamu, bukan berarti ayahmu tidak mencintai kamu,”Kadang kita berfikir jika kita merusak sesuatu barang, lalu ada orang yangmarah, berarti dia mencintai barang itu lebih daripada kita. Kita harus sadarbahwa pola pikirnya tidak selalu demikian. Cinta kepada Tuhan Allah adalahcinta kepada Sang Pencipta. Cinta kepada manusia adalah cinta kepada petateladan Sang Pencipta. Cinta kepada barang adalah cinta kepada ciptaan yangtidak berpeta dan teladan Sang Pencipta. Tiga tingkatan cinta ini harus kitabedakan. Barang siapa mencintai uang lebih dari Tuhan, cintanya kepada Allahmenjadi abnormal.
Barangsiapa mengasihi Tuhan dan cintanya itutidak dibubuhi rasa takut, maka cinta itu bisa memperalat Tuhan. Ini adalahpenggunaan dan penerapan kasih yang berbahaya. Memang di dalam ayat tadidikatakan bahwa “di dalam kasih tidak ada ketakutan.” Mengapa kini kita harusmengaitkan kasih dengan rasa takut? Sering kali kita mengontraskan antara kasihdan takut. Di sini kita perlu belajar suatu bentuk sinkronisasi yang sangatberbeda dari yang sering dipikirkan dunia.
Pertama, kita perlu mengerti bahwa rasatakut yang disebutkan di sini bukanlah ketakutan seperti melihat penjahat ataumelihat orang yang akan merugikan kita, tetapi perasaan takut dalampengertian hormat yang sangat terhadap Pribadi yang sedemikian agung. Kitatakut kepada Tuhan karena suatu perasaan hormat yang teramat dalam (reverence),suatu kekaguman yang sangat besar terhadap Pribadi yang begitu agung,sampai-sampai kita tidak berani berbuat apa-apa dihadapan-Nya. Maka ketakutandi sini bukan ketakutan yang membuat kita tidak mempunyai relasidengan_nya, tetapi justru karena kita takut kehilangan relasi dengan-Nya,tetapi justru karena kita takut kehilangan relasi dengan Nya. Kita takut danhormat kepada Tuhan yang adalah Pemimpin kita, yang adalah Pencipta kita, danyang adalah Tuhan kita. Di dalam Alkitab terjemahan Tionghoa, dibedakan antara“jing pa” (takut dengan gentar) dan “jing gui” (takut dengan hormat. Jadi,apakah kita perlu gemetar ketakutan kepada Tuhan? Tidak. Yang gemetar ketakutankepada Tuhan adalah iblis. Kita perlu sadar bahwa iblis sangat takut kepadaAllah. Tidak ada setan atau iblis yang atheis. Alkitab mengungkapkan hal itudengan jelas. Iblis percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah itu esa, tetapidia sangat gemetar ketakutan. Artinya, dia percaya bahwa Allah ada, dan bahwaAllah itu adalah Allah yang menghakimi dan menghukum dia. Itu menyebabkan diaketakutan. Tidak ada relasi antara Allah dan Iblis. Maka iblis percaya tanparelasi, dan dengan sendirinya, percaya tanpa keselamatan.
Kita tidak perlu takut, karena Allah yangkita percaya adalah Allah yang menyelamatkan kita. Dia telah memberikanAnak-Nya yang tunggal untuk mati, mencurahkan darah untuk membasuh segala dosa,dan memberikan pembaruan, pendamaian, dan hidup yang kekal kepada kita. Dengandemikian, kita tidak perlu gemetar ketakutan. Gemetar ketakutan menandakantidak adanya relasi. Tetapi kita telah berelasi dengan Allah, maka kini kitamemiliki ketakutan yang hormat. Kita menghormati Allah sebagai Tuhan, sebagaiPencipta yang kekal. Kalau kita tidak memiliki rasa hormat yang disertai dengancinta kepada Allah, maka kita akan cenderung mempermainkan dan memperalat Allahyang menjadi objek kasih kita.
Orang yang mengasihi Allah, tetapi tidaktakut kepada Allah, adalah orang yang mengasihi Allah dengan motivasi inginmemperalat Allah. Kita bisa melihat satu contoh. Ada orang yang kelihatannyabegitu rajin ke gereja, kelihatan bersungguh-sungguh melayani, tetapi seluruhkekuatannya di masyarakat sama sekali tidak mencerminkan iman Kristennya, ataubahkan di dalam hidup sehari-harinya dia melawan prinsip-prinsip Kekristenan.Orang seperti ini adalah orang yang memperalat Allah. Dia hanya melakukanritual Kristen, tetapi dia tidak menghormati Allah. Itu menunjukkan bahwa diatidak sungguh-sungguh mengasihi Allah. Kalau dia mengasihi Allah, dia tidakakan melawan Allah sedemikian. Kalau seorang kelihatan begitu aktif melayani,tetapi dalam hidup kesehariannya rusak dan menebarkan nama busuk di masyarakat,maka dia telah menghancurkan Kekristenan. Dia bukan sedang melayani Tuhan danmenyaksikan iman Kristen yang benar. Jika kita rajin ke gereja, rajinmendengarkan khotbah, bahkan belajar theologi dan pendalaman iman, tetapiseluruh cara kerja, cara pergaulan, dan cara hidup kita lebih rusak daripadaorang non-Kristen, lebih baik kita keluar dan jangan mengaku sebagai orangKristen, karena itu akan merusak nama Tuhan dan membuat orang menghinaKekristenan.
Saya juga sangat kuatir dengan anak-anakmuda yang mengatakan bahwa dia begitu terbeban melayani suatu bidang tertentu.Kita sering kali mencampurkan apa yang kita suka dengan apa yang kita sebutsebagai beban. Beban adalah suatu pekerjaan yang sangat berat, yang tidak inginkita kerjakan, tetapi karena Tuhan yang memerintahkannya maka kita mausungguh-sungguh mengerjakannya. Dengan demikian, beban itu merupakanbeban pelayanan bagi kita, tetapi kita mengerjakannya dengan sukacita. Tetapisering kali yang kita sebut sebagai beban adalah apa yang sebenarnya kita sukakerjakan dan paling tidak ada beban. Tetapi kalau suatu itu betul-betul menjadibeban berat dan tidak suka kita kerjakan, kita akan katakan bahwa kita tidakterbeban mengerjakan hal itu. Hal ini membuat orang menjadi bingung dan rancudengan arti kata beban dan keinginan. Janganlah kita memanipulasi kata bebanuntuk hal-hal yang ingin kita kerjakan.
Demikian pula kita harus membedakan antarakata suka dan kata cinta atau kasih. Kalau kita menyukai sesuatu, jangan kitaberasumsi yang kita sukai juga suka kepada kita. Ketika seorang mengatakan,“Saya sangat suka kepiting,” maka kepiting harus cepat-cepat lari dari dia.Kepiting sangat tidak suka dengan perkataan dan sikap itu, karena itu akanmembuat dia mati dan naik ke penggorengan milik orang yang suka kepadanya.Kalau kita mengasihi, kita harus melakukan yang baik bagi yang kita kasihi ataumenjadikannya objek manipulasi kita. Itu bukan kebenaran Firman Tuhan. Adaorang mengatakan bahwa dia begitu terbeban menyanyi. Kalau dia betul terbebanuntuk menyanyi, maka seharusnya dia belajar bagaimana bisa menyanyi yang baik.Dia mau melatih suaranya dengan berlatih keras pada guru-guru yang baik. Ituorang yang betul-betul terbeban menyanyi. Tetapi kebanyakan orang tidak mauseperti itu, mereka hanya cepat-cepat pakai jas lalu tampil di depan jemaatuntuk menyanyi. Ini bukan terbeban menyanyi, dia hanya mau memperalat menyanyiuntuk menjadi alat menonjolkan diri di depan umum. Kalau kita tidak mausungguh-sungguh mencintai sesama kita, tidak mau memberitakan Injil kepadamereka, maka kita hanya mempermainkan kata cinta. Kalau kita mencintai Tuhan,tentu kita mau mendengar apa yang dia katakan dan mau memegang kebenaran-Nya.Kalau tidak, itu berarti kita hanya memperalat Tuhan untuk kepentingan kita.
Kalau kamu mencintai seseorang tetapi tidakmenghargai dia sebagai manusia, maka kamu sedang memperalat dia dan berusahamemiliki dan menguasai dia. Ini sikap manipulasi. Ada orang-orang yangmencintai seseorang sampai-sampai yang dicintai terasa begitu terbelenggu, yangdicintai tercekik sampai tidak bisa bernafas, bahkan yang dicintai sampai matiterjepit. Itu disebut sebagai cinta posesif. Cinta seperti ini adalah cintayang manipulatif, bahkan bisa berlanjut sampai menjadi cinta yang membunuh.Dalam hal ini, kamu mencintai sambil membunuh. Jika kamu berkata kamu mencintaiTuhan, lalu kamu begitu rajin berdoa, menyanyi, mengikuti kebaktian, melayani,tetapi melawan prinsip-prinsip kebenaran Allah, maka sebenarnya kamu sedangmemanipulasi Allah. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata:”Barang siapa mengasihiAku, hendaklah dia memegang perintah-Ku dan melakukannya. Mencintai Tuhan Allahberarti kita harus menjalankan perintah Allah. Jika kita mengasihi Allah, kitaharus mengasihi sesama kita. Apa gunanya kita mengatakan bahwa kita mengasihiAllah, tapi sambil “mengerjai” saudara kita? Mungkinkah kita mengasihi Allah,sambil memeras sesama kita? Apa artinya kita berkata bahwa kita mengasihiAllah? Jika berbuat jahat kepada saudara kita, itu omong kosong besar. Mulutkita mengatakan mengasihi Allah, tetapi hati kita memperalat Allah. Mulut kitamengatakan kita mengasihi sesama, tetapi hati kita memperalat, mengeruk,merampas, dan merugikan sesama kita. Ini bukan kasih yang sejati kepada sesamakita.
3).Cinta Kepada Benda
Seorang anak bicara kepada saya,” Sayamemecahkan gelas, lalu ayah marah kepada saya. Itu berarti ayah saya lebihmencintai gelas daripada mencintai saya.” Saya membalasnya.”Bukan demikian. Itukarena kamu bisa dididik, sedangkan gelas tidak bisa dididik. Ayahmu mencintaikamu, mendidik kamu supaya kamu tahu kamu tidak boleh sembarangan merusakbarang. Jika ayahmu mendidik kamu, bukan berarti ayahmu tidak mencintai kamu,”Kadang kita berfikir jika kita merusak sesuatu barang, lalu ada orang yangmarah, berarti dia mencintai barang itu lebih daripada kita. Kita harus sadarbahwa pola pikirnya tidak selalu demikian. Cinta kepada Tuhan Allah adalahcinta kepada Sang Pencipta. Cinta kepada manusia adalah cinta kepada petateladan Sang Pencipta. Cinta kepada barang adalah cinta kepada ciptaan yangtidak berpeta dan teladan Sang Pencipta. Tiga tingkatan cinta ini harus kitabedakan. Barang siapa mencintai uang lebih dari Tuhan, cintanya kepada Allahmenjadi abnormal.
Barangsiapa mengasihi Tuhan dan cintanya itutidak dibubuhi rasa takut, maka cinta itu bisa memperalat Tuhan. Ini adalahpenggunaan dan penerapan kasih yang berbahaya. Memang di dalam ayat tadidikatakan bahwa “di dalam kasih tidak ada ketakutan.” Mengapa kini kita harusmengaitkan kasih dengan rasa takut? Sering kali kita mengontraskan antara kasihdan takut. Di sini kita perlu belajar suatu bentuk sinkronisasi yang sangatberbeda dari yang sering dipikirkan dunia.
Pertama, kita perlu mengerti bahwa rasatakut yang disebutkan di sini bukanlah ketakutan seperti melihat penjahat ataumelihat orang yang akan merugikan kita, tetapi perasaan takut dalampengertian hormat yang sangat terhadap Pribadi yang sedemikian agung. Kitatakut kepada Tuhan karena suatu perasaan hormat yang teramat dalam (reverence),suatu kekaguman yang sangat besar terhadap Pribadi yang begitu agung,sampai-sampai kita tidak berani berbuat apa-apa dihadapan-Nya. Maka ketakutandi sini bukan ketakutan yang membuat kita tidak mempunyai relasidengan_nya, tetapi justru karena kita takut kehilangan relasi dengan-Nya,tetapi justru karena kita takut kehilangan relasi dengan Nya. Kita takut danhormat kepada Tuhan yang adalah Pemimpin kita, yang adalah Pencipta kita, danyang adalah Tuhan kita. Di dalam Alkitab terjemahan Tionghoa, dibedakan antara“jing pa” (takut dengan gentar) dan “jing gui” (takut dengan hormat. Jadi,apakah kita perlu gemetar ketakutan kepada Tuhan? Tidak. Yang gemetar ketakutankepada Tuhan adalah iblis. Kita perlu sadar bahwa iblis sangat takut kepadaAllah. Tidak ada setan atau iblis yang atheis. Alkitab mengungkapkan hal itudengan jelas. Iblis percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah itu esa, tetapidia sangat gemetar ketakutan. Artinya, dia percaya bahwa Allah ada, dan bahwaAllah itu adalah Allah yang menghakimi dan menghukum dia. Itu menyebabkan diaketakutan. Tidak ada relasi antara Allah dan Iblis. Maka iblis percaya tanparelasi, dan dengan sendirinya, percaya tanpa keselamatan.
Kita tidak perlu takut, karena Allah yangkita percaya adalah Allah yang menyelamatkan kita. Dia telah memberikanAnak-Nya yang tunggal untuk mati, mencurahkan darah untuk membasuh segala dosa,dan memberikan pembaruan, pendamaian, dan hidup yang kekal kepada kita. Dengandemikian, kita tidak perlu gemetar ketakutan. Gemetar ketakutan menandakantidak adanya relasi. Tetapi kita telah berelasi dengan Allah, maka kini kitamemiliki ketakutan yang hormat. Kita menghormati Allah sebagai Tuhan, sebagaiPencipta yang kekal. Kalau kita tidak memiliki rasa hormat yang disertai dengancinta kepada Allah, maka kita akan cenderung mempermainkan dan memperalat Allahyang menjadi objek kasih kita.
Orang yang mengasihi Allah, tetapi tidaktakut kepada Allah, adalah orang yang mengasihi Allah dengan motivasi inginmemperalat Allah. Kita bisa melihat satu contoh. Ada orang yang kelihatannyabegitu rajin ke gereja, kelihatan bersungguh-sungguh melayani, tetapi seluruhkekuatannya di masyarakat sama sekali tidak mencerminkan iman Kristennya, ataubahkan di dalam hidup sehari-harinya dia melawan prinsip-prinsip Kekristenan.Orang seperti ini adalah orang yang memperalat Allah. Dia hanya melakukanritual Kristen, tetapi dia tidak menghormati Allah. Itu menunjukkan bahwa diatidak sungguh-sungguh mengasihi Allah. Kalau dia mengasihi Allah, dia tidakakan melawan Allah sedemikian. Kalau seorang kelihatan begitu aktif melayani,tetapi dalam hidup kesehariannya rusak dan menebarkan nama busuk di masyarakat,maka dia telah menghancurkan Kekristenan. Dia bukan sedang melayani Tuhan danmenyaksikan iman Kristen yang benar. Jika kita rajin ke gereja, rajinmendengarkan khotbah, bahkan belajar theologi dan pendalaman iman, tetapiseluruh cara kerja, cara pergaulan, dan cara hidup kita lebih rusak daripadaorang non-Kristen, lebih baik kita keluar dan jangan mengaku sebagai orangKristen, karena itu akan merusak nama Tuhan dan membuat orang menghinaKekristenan.
Saya juga sangat kuatir dengan anak-anakmuda yang mengatakan bahwa dia begitu terbeban melayani suatu bidang tertentu.Kita sering kali mencampurkan apa yang kita suka dengan apa yang kita sebutsebagai beban. Beban adalah suatu pekerjaan yang sangat berat, yang tidak inginkita kerjakan, tetapi karena Tuhan yang memerintahkannya maka kita mausungguh-sungguh mengerjakannya. Dengan demikian, beban itu merupakanbeban pelayanan bagi kita, tetapi kita mengerjakannya dengan sukacita. Tetapisering kali yang kita sebut sebagai beban adalah apa yang sebenarnya kita sukakerjakan dan paling tidak ada beban. Tetapi kalau suatu itu betul-betul menjadibeban berat dan tidak suka kita kerjakan, kita akan katakan bahwa kita tidakterbeban mengerjakan hal itu. Hal ini membuat orang menjadi bingung dan rancudengan arti kata beban dan keinginan. Janganlah kita memanipulasi kata bebanuntuk hal-hal yang ingin kita kerjakan.
Demikian pula kita harus membedakan antarakata suka dan kata cinta atau kasih. Kalau kita menyukai sesuatu, jangan kitaberasumsi yang kita sukai juga suka kepada kita. Ketika seorang mengatakan,“Saya sangat suka kepiting,” maka kepiting harus cepat-cepat lari dari dia.Kepiting sangat tidak suka dengan perkataan dan sikap itu, karena itu akanmembuat dia mati dan naik ke penggorengan milik orang yang suka kepadanya.Kalau kita mengasihi, kita harus melakukan yang baik bagi yang kita kasihi ataumenjadikannya objek manipulasi kita. Itu bukan kebenaran Firman Tuhan. Adaorang mengatakan bahwa dia begitu terbeban menyanyi. Kalau dia betul terbebanuntuk menyanyi, maka seharusnya dia belajar bagaimana bisa menyanyi yang baik.Dia mau melatih suaranya dengan berlatih keras pada guru-guru yang baik. Ituorang yang betul-betul terbeban menyanyi. Tetapi kebanyakan orang tidak mauseperti itu, mereka hanya cepat-cepat pakai jas lalu tampil di depan jemaatuntuk menyanyi. Ini bukan terbeban menyanyi, dia hanya mau memperalat menyanyiuntuk menjadi alat menonjolkan diri di depan umum. Kalau kita tidak mausungguh-sungguh mencintai sesama kita, tidak mau memberitakan Injil kepadamereka, maka kita hanya mempermainkan kata cinta. Kalau kita mencintai Tuhan,tentu kita mau mendengar apa yang dia katakan dan mau memegang kebenaran-Nya.Kalau tidak, itu berarti kita hanya memperalat Tuhan untuk kepentingan kita.
Kalau kamu mencintai seseorang tetapi tidakmenghargai dia sebagai manusia, maka kamu sedang memperalat dia dan berusahamemiliki dan menguasai dia. Ini sikap manipulasi. Ada orang-orang yangmencintai seseorang sampai-sampai yang dicintai terasa begitu terbelenggu, yangdicintai tercekik sampai tidak bisa bernafas, bahkan yang dicintai sampai matiterjepit. Itu disebut sebagai cinta posesif. Cinta seperti ini adalah cintayang manipulatif, bahkan bisa berlanjut sampai menjadi cinta yang membunuh.Dalam hal ini, kamu mencintai sambil membunuh. Jika kamu berkata kamu mencintaiTuhan, lalu kamu begitu rajin berdoa, menyanyi, mengikuti kebaktian, melayani,tetapi melawan prinsip-prinsip kebenaran Allah, maka sebenarnya kamu sedangmemanipulasi Allah. Itu sebabnya Tuhan Yesus berkata:”Barang siapa mengasihiAku, hendaklah dia memegang perintah-Ku dan melakukannya. Mencintai Tuhan Allahberarti kita harus menjalankan perintah Allah. Jika kita mengasihi Allah, kitaharus mengasihi sesama kita. Apa gunanya kita mengatakan bahwa kita mengasihiAllah, tapi sambil “mengerjai” saudara kita? Mungkinkah kita mengasihi Allah,sambil memeras sesama kita? Apa artinya kita berkata bahwa kita mengasihiAllah? Jika berbuat jahat kepada saudara kita, itu omong kosong besar. Mulutkita mengatakan mengasihi Allah, tetapi hati kita memperalat Allah. Mulut kitamengatakan kita mengasihi sesama, tetapi hati kita memperalat, mengeruk,merampas, dan merugikan sesama kita. Ini bukan kasih yang sejati kepada sesamakita.
3).Cinta Kepada Benda
Kalau kita mencintai sebuah benda,tetapi tidak menghargai nilai benda itu, dan hanya ingin mendapatkan keuntunganmelalui benda itu, itu namanya cinta yang egois. Saya senang benda-benda seni,jadi tidak mungkin barang seni saya lewatkan. Saya akan berusaha untuk betul-betulmelihat dan memperhatikannya. Saya bisa berdiri di depan sebuah lukisan selamasetengah jam sambil terus memperhatikan kira-kira logos (pencerahan) apa yangakan dinyatakan pelukis kepada zaman ini dan kepada sejarah. Setiap seniman ituseorang filsuf. Ketika seorang seniman melukis sesuatu di dalam gambar, diabenar-benar mau mengutarakan interprestasinya terhadap sesuatu dan maumemberikan makna kepada sesuatu itu. Itulah logikos di atas kanvas, yangmerupakan pengutaraan filsafatnya. Jika dia benar-benar seseorang yangorisinal, yang sungguh-sungguh mengutarakan sesuatu di dalam kanvas menurut apayang dirasakan terbaik, maka orang tersebut harus kita hormati. Orang-orang itumungkin bukan orang yang nomor satu secara teknik, tetapi secara motivasiselalu nomor satu. Dengan pengertian demikian, ketika kita melihat lukisannya,kita akan mengagumi lukisan itu dan mendapatkan pencerahan dari dalamnya.Seseorang anak kecil beranggapan lukisan itu bagus jika warnanya bagus danbermacam-macam, tetapi orang yang mengerti seni melihat makna lebih pentingdaripada teknik. Tetapi ada orang-orang yang menyukai seni bukan karenamengerti seni atau mengagumi seni, tetapi karena dia berfikir bahwa karya-karyaseni itu bisa diperjualbelikan dan menghasilkan keuntungan. Ini sikap yangberbeda dari sikap seorang pengagum seni. Orang ini tidak bisa sungguh-sungguhmenghargai karya seni itu, karena dia sebenarnya tidak mengerti makna darikarya seni tersebut. Dia hanya tahu bahwa karya seni itu bisa menghasilkan keuntunganbesar bagi dirinya. Artinya, dia hanya melihat aspek ekonomis dan tidakmengerti aspek estetis dari karya seni tersebut. Di sini karya seni itu tidaklagi dihargai, tetapi dimanipulasi. Demikian juga, mari kita belajarmenghormati Tuhan dan bukan memanipulasi Dia. Inilah cinta yang kudus, cintayang bersih dan murni. Cinta yang kotor dan merusak, menajiskan, danmenghancurkan hidup, tetapi cinta yang kudus memberi hidup, melengkapi danmempertumbuhkan hidup.
Tingkatan Kasih Kepada Manusia
Kini kita perlu secara khusus membahas lebihterperinci tentang cinta kasih yang terjadi di antara sesama manusia. Cintakasih yang terjadi di antara sesama manusia ini masih perlu kita bagi lagimenjadi beberapa tingkatan.
MengasihiYang Agung
Tingkatan yang pertama adalah bagaimana kitaharus mengasihi orang yang agung, yang tinggi, dan hormat. Kita perlu mengasihiorang-orang yang dari mereka kita bisa belajar banyak. Orang-orang seperti iniadalah orang-orang yang melampaui zaman. Orang-orang agung ini adalahorang-orang yang lintas zaman, mereka senantiasa dikenang, dihormati, dandipelajari oleh orang-orang di segala zaman. Mungkinkah orang di abad ke-21mencintai orang yang sudah meninggal tiga ribu tahun yang lalu? Mungkin saja.Kita bisa mencintai Musa, Daud, Abraham, atau tokoh-tokoh lainnya. Kita bisabelajar dari teladan hidup mereka, karena mereka begitu anggun, begituterhormat, begitu bernilai sampai sekarang. Walaupun mereka sudah meninggalsekian lama, sudah menjadi mayat, sudah menjadi tulang belulang, bahkan sudahtidak adalagi bekasnya, namun pikiran dan hidup mereka tetap mempengaruhimanusia dari zaman ke zaman. Itulah kasih manusia yang melampauipergerakan zaman dan melampaui waktu. Kita menghormati dan mengasihi Paulus,Petrus, dan murid-murid Tuhan Yesus lainnya atau tokoh-tokoh besar yang kitapelajari satu persatu dalam Ibarani pasal 13. Kita dapat mencintai manusia,bahkan mencintai orang sudah mati ribuan tahun yang lalu. Cinta itu bisamelampaui zaman, melampaui segala bentuk fenomena. Orang mengatakan bahwaSocrates adalah orang yang wajahnya bagaikan badut, tetapi memiliki jiwa TuhanAllah. Jadi, ketika kita melihat wajahnya, kita akan melihat sedemikianburuknya, tetapi di lain pihak, seluruh dunia menghormatinya karena dia mempunyaijiwa yang anggun sekali. Inilah cinta kepada manusia, yang melampaui zaman,bangsa, suku, keelokan (penampilan fisik). Inilah cinta yang sungguh; cintakepada orang yang anggun, tinggi, hormat. Jadikanlah dirimu seorang yangpatut dikasihi umat manusia; bahkan setelah kamu meninggal beratus tahunlamanya, kiranya hidupmu boleh menjadi hidup yang dirindukan dan diteladanidisepanjang segala zaman.
MengasihiYang Setara
Tingkatan kedua dari mengasihi sesama adalahbagaimana kita bisa mengasihi sesama kita yang sederajat dengan kita. Itu yangkita kenal sebagai kasih persaudaraan, kasih persahabatan. Sama-sama menjadiKristen, sama-sama menjadi majelis, sama-sama menjadi hamba Tuhan, sama-samahidup di dalam satu negara, sama-sama di dalam satu zaman, di tempat dan waktuyang sama. Mari kita mengasihi dengan kasih persaudaraan dan persahabatansebagai kawan dengan kawan. Ini adalah cinta kasih yang sejajar. Kita tidakmutlak harus luar biasa menghormati seseorang baru dapat mencintainya. Adaorang yang hanya melihat ke atas dan tidak melihat ke bawah; dia menghina orangyang sedikit kalah intelektualitasnya dibandingkan dirinya. Itu tidak boleh dantidak baik dilakukan. Sebagai seorang pendeta senior, bahkan jauh lebih seniordaripada kebanyakan rekan kerja saya di Gereja, saya tetap berusaha untuk maumelihat kebaikan mereka satu per satu. Setiap rekan kerja yang saya undanguntuk bersama berjuang dalam pelayanan adalah orang yang saya nikmati kelebihanmereka. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya tidak bisa memakai orangpandai, saya rasa kalimat itu bohong, fitnah. Dan saya marah sekali, karena diantara rekan kerja yang saya panggil, banyak orang pintar. Dan sepintar apa punmereka, jika mereka merasa lebih pintar dan tidak mau bekerja sama dengan saya,itu berarti merekalah yang tidak mau bekerja sama dengan saya. Bukan saya yangtidak mau bekerja sama dengan orang pintar.
Mari kita belajar, jangan karena melihatorang memiliki sedikit kekurangan dibandingkan dengan kita, maka kita menghinadia. Ketika saya memanggil rekan-rekan kerja saya, mereka menjadi teman baiksaya. Namun, antara teman baik saya dan teman baik saya yang lain, ternyatabisa tidak baik. Si A adalah teman baik saya, demikian pula si B, tetapi A danB ternyata tidak menjadi teman baik. Saya sangat berharap teman baik saya jugaakan berteman baik dengan teman baik saya yang lain. Dengan demikian merekajuga bisa belajar saling mengasihi, saling menghargai, saling menghormati.Dengan demikian, teman baiki saya yang satu dengan teman baik yang lain menjaditeman. Jika saya yang lebih senior mau menjadi teman dari rekan-rekan yanglebih senior mau menjadi teman dari rekan-rekan yang lebih junior, melainkanbisa menikmati kelebihan mereka masing-masing, kiranya teman-teman junior sayajuga boleh saling menghormati dan tidak menghina sesama rekan dan juga bolehmenikmati kelebihan mereka masing-masing. Kalau bisa, saya mau memupuk,mengoreksi, dan memberi tahu supaya mereka bisa maju dengan sikap yang sama.Tuhan mau dicintai oleh kita, dan Tuhan mau kita juga saling mencintai.Yesusberkata,”Sebagaimana Bapa mencintai Aku, demikian Aku mencintai kamu. DanAku memberi perintah kepadamu untuk saling mengasihi.”
Di dalam mengasihi sesama, hal terbaik yangdiperlakukan adalah terjadinya saling menerima (coacceptance), kita harusmemposisikan diri dalam posisi sejajar dengan orang yang kita kasihi, sehinggakita tidak menjadi superior di hadapan dia. Kita perlu menghargaikelebihan-kelebihan yang dia miliki, sama seperti dia juga menghargaikelebihan-kelebihan yang kita miliki. Jika kita menghina orang lainkarena kita anggap kita lebih superior daripada dia, itu berarti kita tidakbisa melihat kelebihan yang ada pada dia, dan malah mengukur dia menurutkelebihan-kelebihan kita. Bentuk relasi seperti ini tidakmencerminkan kasih kepada sesama. Khususnya ketika kita mau belajar menerimaorang-orang yang sulit kita terima, dibutuhkan suatu kesabaran yang sangatbesar. Tetapi hal ini sangat penting, karena dari sini nanti akanterbentuk suatu harmoni masyarakat. Kalau kita hanya menerima yang mudah kitaterima, akan terbentuk pengelompokan masyarakat dan akan berakhir denganpertikaian dan peperangan. Kasih yang baik kepada sesama merupakan rahasiakeharmonisan masyarakat. Maka kata kunci yang penting di diniadalah sinkronisasi. Perlu ada kinerja dan gerak bersama. Saya menerimakamu sebagaimana adanya, dan kamupun menerima saya sebagaimana adanya. Menerimaseseorang berarti menerima kelebihan dan sekaligus kelemahannya. Jika kitahanya mau menerima yang baik, lalu menghina semua kekurangan. Itu bukanlahsikap kasih. Tetapi kasih adalah ketika kita menerima seseorang, kita melihatada kelemahan-kelemahan pada dirinya, dan kita tidak suka padakelemahan-kelemahan itu, namun kita tetap mengasihi dia dan menerima dia.Itulah kasih yang Tuhan Yesus terapkan dan lakukan terhadap umat-Nya. Dengandemikian, jika kita bisa mengasihi seperti itu, kita baru belajar mengasihiorang yang hebat, yang sangat baik, itu bukan kasih, itu hanyalah suatukekaguman. Dan sering kali, perasaan kekaguman akan kehebatan orang bisamengarah kepada motivasi ingin memperalat dan mendapatkan keuntungan daridirinya. Siapa yang tidak mau menyayangi orang yang sangat cantik, siapa yangtidak mau mencintai orang yang sangat ganteng, siapa yang tidak mau dekatdengan orang yang pandai. Lalu, apakah orang kurang cantik boleh dihina, yangkurang pandai boleh disisihkan? Mengasihi adalah belajar belajar memberikansesuatu kepada yang tidak patut menerima.
Pada suatu saat, saya membaca sebuah artikelyang menceritakan bagaimana seorang suami begitu mengasihi istrinya, sekalipunistrinya mengalami kecelakaan dan hidungnya hancur. Saya saat itu mencobamengevaluasi kerohanian saya, apakah saya bisa bersikap seperti suami itu.Suami istri ini mempunyai anak-anak yang baik. Secara teori saya belajarbagaimana mengasihi, tetapi secara praktis ternyata sedemikian sulit bagi kitauntuk bisa mengasihi orang yang sulit dikasihi. Saya minta Tuhan mengampunisaya.
Kita harus belajar mengasihi yang tidakpatut dikasihi. Kita harus belajar menghormati seseorang karena dia jugamanusia. Kita tidak menghormati dia pandai atau baik atau punya keunggulantertentu. Kita perlu menghormati dia karena dia adalah manusia. Seorang ibuharus menerima bagaimanapun keadaan anaknya, karena memang dia tidak berhakmemilih. Memang hal ini tidak terlalu terasa jika anak kita sehat, lahir denganutuh sempurna, dan rupawan. Tetapi bagaimana jika anak kita lahir cacat? Apakahkita masih bisa tetap mengasihinya? Saya pernah melihat seorang ibu yangmenggendong anaknya yang idiot sampai sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, ibuini tidak bisa bertahan lagi, lalu menyerahkan anaknya kepada pemerintahAmerika Serikat. Tapi paling tidak ibu ini sudah bisa bertahan sepuluh tahun. Itubukanlah keadaan yang mudah untuk dijalani. Tuhan telah mengasihi kita, makakita perlu belajar saling mengasihi. Kalau Tuhan mau mencari kelemahan dankekurangan kita, pasti setiap kita sudah dibuang ke neraka. Jika Tuhan bisamengasihi kita yang tidak layak dikasihi ini, sebaliknya kita tidak bisamengasihi orang lain, lalu kita mengatakan bahwa kita adalah orang Kristen,maka kita adalah penipu dan pembohong. Kita harus belajar mengasihi mereka yangtidak patut kita kasihi, sehingga tidak ada seorangpun yang kita hina atau kitabenci. Memang sangat tidak mudah untuk mengasihi yang tidak mengasihi kita,tetapi itulah yang Tuhan kehendaki.
MengasihiYang Lebih Rendah
Ketiga, kita juga harus mengasihi merekayang lebih rendah posisinya daripada kita. Bukan persahabatan, bukanperkawanan, tetapi suatu perasaan belas kasihan. Kita mengagumi orang yanglebih tinggi posisinya daripada kita. Kita mengasihi orang yang sejajar dengankita, dan kita memberikan belas kasihan kepada mereka yang berada lebih rendahdaripada kita. Alkitab mengatakan jika seseorang menutup hatinya dan tidak maumemberi belas kasihan kepada orang lain. Tuhan pun akan menutup hati-Nya dantidak memberikan belas kasihan kepadanya. Berbahagialah mereka yang memberikanbelas kasihan kepada orang lain, karena mereka juga akan mendapatkan belaskasihan Tuhan. Inilah emosi yang begitu tinggi dan anggun dari Tuhan YesusKristus. Ketika Tuhan Yesus berinkarnasi di dunia, Alkitab sepuluh kalimencatat Dia tergerak oleh belas kasihan kepada manusia. Memang orang yangbertindak dengan cara yang tidak jujur dan bersifat memeras harus kita didikdan kita hajar, namun mereka yang jujur perlu mendapatkan belas kasihan. Kitaharus mengasihani mereka yang betul-betul jujur, tulus dan yang posisinya lebihrendah daripada kita.
Di tengah masyarakat, apalagi belakanganini, kejahatan semakin merajalela. Ada pegemis-pengemis yang luar biasanyajahatnya. Mereka sengaja memakai pakaian kotor supaya kelihatan miskin untukmendapatkan uang lebih banyak daripada mereka yang bekerja keras bantingtulang. Orang seperti ini bukan memerlukan belas kasihan, tetapi memerlukanhajaran yang keras. Di suatu kota di Indonesia, saya mengetahui ada orang yangmenyewakan pakaian seharga dua puluh ribu rupiah sehari. Pakaian itu adalahpakaian yang kotor dan compang camping. Tetapi dengan memakai pakaian itu danmeminta-minta, orang bisa mendapatkan uang lima puluh ribu rupiah sehari. Makaada orang-orang yang mau menyewa pakaian ini karena berfikir akan mendapatkankeuntungan dengan meminta-minta. Yang lebih jahat lagi, ada orang-orang yangsengaja mematahkan tangan anaknya dan menggendong anak itu untuk mendapatkanuang. Adalah tugas pemerintah untuk menghukum dan membereskan orang-orangseperti ini, karena ini merupakan tindak kejahatan, yaitu melakukan manipulasiterhadap orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik.
Alkitab mengatakan, jika kamu memilikikelebihan uang, berikanlah itu kepada mereka yang patut menerimanya. Tetapisiapakah yang patut menerima itu? Bagi saya, orang yang berhak menerima belaskasihan dan uang kita adalah kepada mereka yang sudah bekerja keras membantingtulang tapi masih tetap hidup dalam kekurangan, dan merasa tidak patut menerimapemberian kita. Orang-orang seperti inilah yang justru patut menerima pemberiankita. Orang yang tidak mau bekerja, yang hanya mau meminta-minta, mengambilkeuntungan dari belas kasihan orang, justru patut menerima belas kasihan kita.Kita harus memiliki kebijaksanaan yang cerdik dan cerdas untuk bisa mengatursemua pemberian kita, agar kasih kita tidak dipermainkan dan belas kasihan kitatidak diperalat oleh mereka yang jahat. Banyak anak muda yang penuh dengan rasabelas kasihan akhirnya tertipu oleh orang-orang jahat ini. Saya juga pernahditipu oleh orang yang mengaku menjadi Krsiten dan mau dibunuh, ternyata diaberbohong. Namun, dosen saya pernah mengatakan,”Lebih baik terus membantu oranglain sekalipun ditipu, daripada tidak pernah membantu karena takut ditipu.”Yang paling jahat adalah kita menipu orang lain yang berbelas kasihan. Yangmembahagiakan saya adalah sekalipun sering kali salah dan tertipu, tetapisaya tidak menipu. Namun, kita perlu terus belajar sehingga kita tidak mudahditipu, dan lebih jauh lagi, bisa menemukan siapa penipunya dan ikut membereskankerusakan di dalam masyarakat.
MengasihiMusuh
Dan kasih yang paling besar bukan lahmengasihi yang lebih tinggi, yang sejajar, atau yang lebih rendah, tetapimengasihi musuh. Ini adalah pengajaran yang luar biasa dari Alkitab. Kasihinilah yang diajarkan dan dijalankan oleh Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristusmengatakan. “Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah merekaperbuat,”. Selain Tuhan Yesus, tidak pernah disepanjang sejarah ada teori kasihseperti itu. Mengasihi musuh dimulai dari pengajaran Yesus Krsitus. Ajarankasih seperti ini tidak bisa kita temukan dalam filsafat Aristotle, atau Plato,atau Socrates. Demikian juga tidak ada dalam pengajaran Lao Tze, Mao Ze Dong,konfisius, atau Hindusme. Ada pengajaran Lao Tze yang mencoba mendekati ajaranitu. Lao Tze mengajarkan :”Terhadap orang yang baik kepadamu, baiklah jugapadanya, dan juga baik kepada orang yang tidak baik kepadamu.” Ini adalahpuncak ajaran moral Lao Tze. Etika Konfusius belumlah setinggi itu. Konfusiusmengajarkan :”Moral dibalas moral: dengan kebajikan membalaskebajikan; dengan tegas dan lurus membalas kejahatan.” Jadi, kalau ada orangyang tidak baik kepadamu, kamu harus tegas dan jujur membalas kejahatannya.Tetapi kalau orang itu baik kepadamu, kamu juga harus baik kepadanya.
Memang Lao Tze mengatakan agar kita jugaberbuat baik kepada orang yang tidak baik kepada kita. Tetapi dia sama sekalitidak sampai ketingkat bagaimana kita bukan hanya baik, tetapi mengasihi musuhkita, dan mendoakan dia, mendoakan orang-orang yang menganiaya kita. TuhanYesus bukan hanya menjalankan keduanya, yaitu mengasihi musuh dan mendoakanyang menganiaya Dia, tetapi Tuhan Yesus juga mengusahakan pengampunan mereka.Dan Dia rela mati untuk mereka yang membunuh-Nya. Orang yang agung adalah orang yang hidupnya bisa melampauiteorinya yang sedemikian tinggi. Orang yang hina adalah orang yang teorinyalebih tinggi daripada hidupnya. Orang biasa adalah orang yang tahu teori yangsulit, tetapi lebih sulit lagi menjalankannya dalam hidupnya. YesusKristus mati bagi orang-orang yang membunuh-Nya. Dia digantung di kayu salib,tetapi Dia justru mendoakan mereka yang memaku-Nya disana. Itulah SangJuruselamat.
Penutup
Hambatan dalam mengasihi
Dalam bagian yang terakhir ini, apakah yang menghambatkita untuk mengasihi? Ada tiga hal yang menyebabkan kita terhambat untukmengasihi. Pertama, Yesus berkata, pada akhir zaman, pelanggaran hukum akansemakin banyak sedangkan kasih semakin sedikit. Mengapa cinta kasih kitahilang. Karena kita berani melanggar hukum. Semakin berani kita melanggarhukum semakin tidak ada cinta kasih. Kedua, mengapa kita tidak adacinta kasih? Karena terlalu diisi cinta kepada dunia sehingga akhirnyatidak ada lagi cinta untuk orang lain. Orang yang semakin mencintai dunia,semakin meneladani dunia, dan semakin tidak mencintain Tuhan Allah. Ketiga,orang yang semakin memperhatikan diri sendiri, sehingga tidak ada waktu dan kesempatan untuk mencintai orang lain, tentu juga tidak sempat lagimencintai Tuhan.
Membangkitkan Kembali Cinta Kasih Yang Pudar
Bagaiman kita kembali membangkitkan cintakasih yang telah redup? Pertama, kitaperlu penyangkalan diri. Penyangkalan diri mengakibatkan kita mengetahuibagaimana mengasihi orang lain. Kalau diri kita menjadi pusat segala sesuatu,bahkan Allahpun harus melayani kita, maka tidak mungkin kita dapat membagikansesuatu untuk orang lain.
Kedua, kita harus meneladaniYesus Kristus. Yesus berkata,”Pikulah kuk-Ku dan tanggunglah beban-Ku.Belajarlah dari-Ku. Akulah peta teladan yang menjadi contoh bagimu. Ikutlahteladan-Ku, pikullah Kuk Ku, tanggung bebanKu, beban-Ku ringan adanya.”
Ketiga, kita perlu dipenuhiRoh Kudus, ketika Roh Kudus berbuah, buah pertama yang muncul adalah kasih, Didalam sembilan citra buah Roh Kudus, justru tidak ada sifat”kudus.” Karena ituadalah sifat essensi paling dasar yang melekat pada Roh Kudus itu sendiri. Buahpertama dari Roh Kudus adalah kasih. Kasih, sukacita, damai sejahtera danseterusnya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus pasti dipenuhi dengan kasih. Jikalauada yang mengatakan orang ini penuh dengan Roh Kudus, tetapi kamu melihat diapenuh dengan Roh Kudus, tetapi kamu melihat dia penuh dengan kebencian,janganlah kamu melihat dia penuh dengan kebencian, janganlah kamu percayakepadanya, karena Buah Roh Kudus yang pertama adalah kasih.
Terakhir, kita perlusenantiasa mengingat anugerah-Nya. Kasih itu hilang karena orang lupa bagaimanadia telah menerima anugerah dari Allah. Yesus berkata kepada jemaatEffesus.”Janganlah kehilangan cinta yang semula.” Cinta yang mula-mula selalubodoh, tetapi cinta yang mula-mula itu selalu murni. Masih ingat cinta pertamaanda? Ketika anak saya pertama kali mengatakan.” Pa, saya senang kepadaseseorang.” Saya cuman menjawab.”Jangan-jangan itu cinta monyet.” Sebab saatitu dia baru berusia 17 Tahun. Kebanyakan cinta pertama tidak jadi. Kebanyakancinta pertama juga tidak terlalu bahagia. Cintanya sungguh-sungguh namun bodohkarena tidak berpengalaman. Walaupun demikian, waktu Tuhan mencintai kita, Diatidak bodoh. Cinta Allah adalah cinta yang murni. Cinta yang diberikan Tuhan didalam diri kita juga memiliki kemurnian. Pada saat cinta itu tiba pada kita,kita memang masih bodoh, tetapi kita mencintai dengan cinta yang murni.Kita ingat juga bagaimana kita menerima berkat Allah yang sedemikian besar.Dengan itu kita memupuk cinta kasih kepada orang lain. Kiranya Tuhanmembersihkan cinta kita, baik kepada Tuhan Allah, kepada manusia dan kepadasegala sesuatu, sebagai berkat-Nya dan pernyataan kasih-Nya.
KASIH YANG SEMPURNA
Amin.
Tingkatan Kasih Kepada Manusia
Kini kita perlu secara khusus membahas lebihterperinci tentang cinta kasih yang terjadi di antara sesama manusia. Cintakasih yang terjadi di antara sesama manusia ini masih perlu kita bagi lagimenjadi beberapa tingkatan.
MengasihiYang Agung
Tingkatan yang pertama adalah bagaimana kitaharus mengasihi orang yang agung, yang tinggi, dan hormat. Kita perlu mengasihiorang-orang yang dari mereka kita bisa belajar banyak. Orang-orang seperti iniadalah orang-orang yang melampaui zaman. Orang-orang agung ini adalahorang-orang yang lintas zaman, mereka senantiasa dikenang, dihormati, dandipelajari oleh orang-orang di segala zaman. Mungkinkah orang di abad ke-21mencintai orang yang sudah meninggal tiga ribu tahun yang lalu? Mungkin saja.Kita bisa mencintai Musa, Daud, Abraham, atau tokoh-tokoh lainnya. Kita bisabelajar dari teladan hidup mereka, karena mereka begitu anggun, begituterhormat, begitu bernilai sampai sekarang. Walaupun mereka sudah meninggalsekian lama, sudah menjadi mayat, sudah menjadi tulang belulang, bahkan sudahtidak adalagi bekasnya, namun pikiran dan hidup mereka tetap mempengaruhimanusia dari zaman ke zaman. Itulah kasih manusia yang melampauipergerakan zaman dan melampaui waktu. Kita menghormati dan mengasihi Paulus,Petrus, dan murid-murid Tuhan Yesus lainnya atau tokoh-tokoh besar yang kitapelajari satu persatu dalam Ibarani pasal 13. Kita dapat mencintai manusia,bahkan mencintai orang sudah mati ribuan tahun yang lalu. Cinta itu bisamelampaui zaman, melampaui segala bentuk fenomena. Orang mengatakan bahwaSocrates adalah orang yang wajahnya bagaikan badut, tetapi memiliki jiwa TuhanAllah. Jadi, ketika kita melihat wajahnya, kita akan melihat sedemikianburuknya, tetapi di lain pihak, seluruh dunia menghormatinya karena dia mempunyaijiwa yang anggun sekali. Inilah cinta kepada manusia, yang melampaui zaman,bangsa, suku, keelokan (penampilan fisik). Inilah cinta yang sungguh; cintakepada orang yang anggun, tinggi, hormat. Jadikanlah dirimu seorang yangpatut dikasihi umat manusia; bahkan setelah kamu meninggal beratus tahunlamanya, kiranya hidupmu boleh menjadi hidup yang dirindukan dan diteladanidisepanjang segala zaman.
MengasihiYang Setara
Tingkatan kedua dari mengasihi sesama adalahbagaimana kita bisa mengasihi sesama kita yang sederajat dengan kita. Itu yangkita kenal sebagai kasih persaudaraan, kasih persahabatan. Sama-sama menjadiKristen, sama-sama menjadi majelis, sama-sama menjadi hamba Tuhan, sama-samahidup di dalam satu negara, sama-sama di dalam satu zaman, di tempat dan waktuyang sama. Mari kita mengasihi dengan kasih persaudaraan dan persahabatansebagai kawan dengan kawan. Ini adalah cinta kasih yang sejajar. Kita tidakmutlak harus luar biasa menghormati seseorang baru dapat mencintainya. Adaorang yang hanya melihat ke atas dan tidak melihat ke bawah; dia menghina orangyang sedikit kalah intelektualitasnya dibandingkan dirinya. Itu tidak boleh dantidak baik dilakukan. Sebagai seorang pendeta senior, bahkan jauh lebih seniordaripada kebanyakan rekan kerja saya di Gereja, saya tetap berusaha untuk maumelihat kebaikan mereka satu per satu. Setiap rekan kerja yang saya undanguntuk bersama berjuang dalam pelayanan adalah orang yang saya nikmati kelebihanmereka. Kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya tidak bisa memakai orangpandai, saya rasa kalimat itu bohong, fitnah. Dan saya marah sekali, karena diantara rekan kerja yang saya panggil, banyak orang pintar. Dan sepintar apa punmereka, jika mereka merasa lebih pintar dan tidak mau bekerja sama dengan saya,itu berarti merekalah yang tidak mau bekerja sama dengan saya. Bukan saya yangtidak mau bekerja sama dengan orang pintar.
Mari kita belajar, jangan karena melihatorang memiliki sedikit kekurangan dibandingkan dengan kita, maka kita menghinadia. Ketika saya memanggil rekan-rekan kerja saya, mereka menjadi teman baiksaya. Namun, antara teman baik saya dan teman baik saya yang lain, ternyatabisa tidak baik. Si A adalah teman baik saya, demikian pula si B, tetapi A danB ternyata tidak menjadi teman baik. Saya sangat berharap teman baik saya jugaakan berteman baik dengan teman baik saya yang lain. Dengan demikian merekajuga bisa belajar saling mengasihi, saling menghargai, saling menghormati.Dengan demikian, teman baiki saya yang satu dengan teman baik yang lain menjaditeman. Jika saya yang lebih senior mau menjadi teman dari rekan-rekan yanglebih senior mau menjadi teman dari rekan-rekan yang lebih junior, melainkanbisa menikmati kelebihan mereka masing-masing, kiranya teman-teman junior sayajuga boleh saling menghormati dan tidak menghina sesama rekan dan juga bolehmenikmati kelebihan mereka masing-masing. Kalau bisa, saya mau memupuk,mengoreksi, dan memberi tahu supaya mereka bisa maju dengan sikap yang sama.Tuhan mau dicintai oleh kita, dan Tuhan mau kita juga saling mencintai.Yesusberkata,”Sebagaimana Bapa mencintai Aku, demikian Aku mencintai kamu. DanAku memberi perintah kepadamu untuk saling mengasihi.”
Di dalam mengasihi sesama, hal terbaik yangdiperlakukan adalah terjadinya saling menerima (coacceptance), kita harusmemposisikan diri dalam posisi sejajar dengan orang yang kita kasihi, sehinggakita tidak menjadi superior di hadapan dia. Kita perlu menghargaikelebihan-kelebihan yang dia miliki, sama seperti dia juga menghargaikelebihan-kelebihan yang kita miliki. Jika kita menghina orang lainkarena kita anggap kita lebih superior daripada dia, itu berarti kita tidakbisa melihat kelebihan yang ada pada dia, dan malah mengukur dia menurutkelebihan-kelebihan kita. Bentuk relasi seperti ini tidakmencerminkan kasih kepada sesama. Khususnya ketika kita mau belajar menerimaorang-orang yang sulit kita terima, dibutuhkan suatu kesabaran yang sangatbesar. Tetapi hal ini sangat penting, karena dari sini nanti akanterbentuk suatu harmoni masyarakat. Kalau kita hanya menerima yang mudah kitaterima, akan terbentuk pengelompokan masyarakat dan akan berakhir denganpertikaian dan peperangan. Kasih yang baik kepada sesama merupakan rahasiakeharmonisan masyarakat. Maka kata kunci yang penting di diniadalah sinkronisasi. Perlu ada kinerja dan gerak bersama. Saya menerimakamu sebagaimana adanya, dan kamupun menerima saya sebagaimana adanya. Menerimaseseorang berarti menerima kelebihan dan sekaligus kelemahannya. Jika kitahanya mau menerima yang baik, lalu menghina semua kekurangan. Itu bukanlahsikap kasih. Tetapi kasih adalah ketika kita menerima seseorang, kita melihatada kelemahan-kelemahan pada dirinya, dan kita tidak suka padakelemahan-kelemahan itu, namun kita tetap mengasihi dia dan menerima dia.Itulah kasih yang Tuhan Yesus terapkan dan lakukan terhadap umat-Nya. Dengandemikian, jika kita bisa mengasihi seperti itu, kita baru belajar mengasihiorang yang hebat, yang sangat baik, itu bukan kasih, itu hanyalah suatukekaguman. Dan sering kali, perasaan kekaguman akan kehebatan orang bisamengarah kepada motivasi ingin memperalat dan mendapatkan keuntungan daridirinya. Siapa yang tidak mau menyayangi orang yang sangat cantik, siapa yangtidak mau mencintai orang yang sangat ganteng, siapa yang tidak mau dekatdengan orang yang pandai. Lalu, apakah orang kurang cantik boleh dihina, yangkurang pandai boleh disisihkan? Mengasihi adalah belajar belajar memberikansesuatu kepada yang tidak patut menerima.
Pada suatu saat, saya membaca sebuah artikelyang menceritakan bagaimana seorang suami begitu mengasihi istrinya, sekalipunistrinya mengalami kecelakaan dan hidungnya hancur. Saya saat itu mencobamengevaluasi kerohanian saya, apakah saya bisa bersikap seperti suami itu.Suami istri ini mempunyai anak-anak yang baik. Secara teori saya belajarbagaimana mengasihi, tetapi secara praktis ternyata sedemikian sulit bagi kitauntuk bisa mengasihi orang yang sulit dikasihi. Saya minta Tuhan mengampunisaya.
Kita harus belajar mengasihi yang tidakpatut dikasihi. Kita harus belajar menghormati seseorang karena dia jugamanusia. Kita tidak menghormati dia pandai atau baik atau punya keunggulantertentu. Kita perlu menghormati dia karena dia adalah manusia. Seorang ibuharus menerima bagaimanapun keadaan anaknya, karena memang dia tidak berhakmemilih. Memang hal ini tidak terlalu terasa jika anak kita sehat, lahir denganutuh sempurna, dan rupawan. Tetapi bagaimana jika anak kita lahir cacat? Apakahkita masih bisa tetap mengasihinya? Saya pernah melihat seorang ibu yangmenggendong anaknya yang idiot sampai sepuluh tahun. Setelah sepuluh tahun, ibuini tidak bisa bertahan lagi, lalu menyerahkan anaknya kepada pemerintahAmerika Serikat. Tapi paling tidak ibu ini sudah bisa bertahan sepuluh tahun. Itubukanlah keadaan yang mudah untuk dijalani. Tuhan telah mengasihi kita, makakita perlu belajar saling mengasihi. Kalau Tuhan mau mencari kelemahan dankekurangan kita, pasti setiap kita sudah dibuang ke neraka. Jika Tuhan bisamengasihi kita yang tidak layak dikasihi ini, sebaliknya kita tidak bisamengasihi orang lain, lalu kita mengatakan bahwa kita adalah orang Kristen,maka kita adalah penipu dan pembohong. Kita harus belajar mengasihi mereka yangtidak patut kita kasihi, sehingga tidak ada seorangpun yang kita hina atau kitabenci. Memang sangat tidak mudah untuk mengasihi yang tidak mengasihi kita,tetapi itulah yang Tuhan kehendaki.
MengasihiYang Lebih Rendah
Ketiga, kita juga harus mengasihi merekayang lebih rendah posisinya daripada kita. Bukan persahabatan, bukanperkawanan, tetapi suatu perasaan belas kasihan. Kita mengagumi orang yanglebih tinggi posisinya daripada kita. Kita mengasihi orang yang sejajar dengankita, dan kita memberikan belas kasihan kepada mereka yang berada lebih rendahdaripada kita. Alkitab mengatakan jika seseorang menutup hatinya dan tidak maumemberi belas kasihan kepada orang lain. Tuhan pun akan menutup hati-Nya dantidak memberikan belas kasihan kepadanya. Berbahagialah mereka yang memberikanbelas kasihan kepada orang lain, karena mereka juga akan mendapatkan belaskasihan Tuhan. Inilah emosi yang begitu tinggi dan anggun dari Tuhan YesusKristus. Ketika Tuhan Yesus berinkarnasi di dunia, Alkitab sepuluh kalimencatat Dia tergerak oleh belas kasihan kepada manusia. Memang orang yangbertindak dengan cara yang tidak jujur dan bersifat memeras harus kita didikdan kita hajar, namun mereka yang jujur perlu mendapatkan belas kasihan. Kitaharus mengasihani mereka yang betul-betul jujur, tulus dan yang posisinya lebihrendah daripada kita.
Di tengah masyarakat, apalagi belakanganini, kejahatan semakin merajalela. Ada pegemis-pengemis yang luar biasanyajahatnya. Mereka sengaja memakai pakaian kotor supaya kelihatan miskin untukmendapatkan uang lebih banyak daripada mereka yang bekerja keras bantingtulang. Orang seperti ini bukan memerlukan belas kasihan, tetapi memerlukanhajaran yang keras. Di suatu kota di Indonesia, saya mengetahui ada orang yangmenyewakan pakaian seharga dua puluh ribu rupiah sehari. Pakaian itu adalahpakaian yang kotor dan compang camping. Tetapi dengan memakai pakaian itu danmeminta-minta, orang bisa mendapatkan uang lima puluh ribu rupiah sehari. Makaada orang-orang yang mau menyewa pakaian ini karena berfikir akan mendapatkankeuntungan dengan meminta-minta. Yang lebih jahat lagi, ada orang-orang yangsengaja mematahkan tangan anaknya dan menggendong anak itu untuk mendapatkanuang. Adalah tugas pemerintah untuk menghukum dan membereskan orang-orangseperti ini, karena ini merupakan tindak kejahatan, yaitu melakukan manipulasiterhadap orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik.
Alkitab mengatakan, jika kamu memilikikelebihan uang, berikanlah itu kepada mereka yang patut menerimanya. Tetapisiapakah yang patut menerima itu? Bagi saya, orang yang berhak menerima belaskasihan dan uang kita adalah kepada mereka yang sudah bekerja keras membantingtulang tapi masih tetap hidup dalam kekurangan, dan merasa tidak patut menerimapemberian kita. Orang-orang seperti inilah yang justru patut menerima pemberiankita. Orang yang tidak mau bekerja, yang hanya mau meminta-minta, mengambilkeuntungan dari belas kasihan orang, justru patut menerima belas kasihan kita.Kita harus memiliki kebijaksanaan yang cerdik dan cerdas untuk bisa mengatursemua pemberian kita, agar kasih kita tidak dipermainkan dan belas kasihan kitatidak diperalat oleh mereka yang jahat. Banyak anak muda yang penuh dengan rasabelas kasihan akhirnya tertipu oleh orang-orang jahat ini. Saya juga pernahditipu oleh orang yang mengaku menjadi Krsiten dan mau dibunuh, ternyata diaberbohong. Namun, dosen saya pernah mengatakan,”Lebih baik terus membantu oranglain sekalipun ditipu, daripada tidak pernah membantu karena takut ditipu.”Yang paling jahat adalah kita menipu orang lain yang berbelas kasihan. Yangmembahagiakan saya adalah sekalipun sering kali salah dan tertipu, tetapisaya tidak menipu. Namun, kita perlu terus belajar sehingga kita tidak mudahditipu, dan lebih jauh lagi, bisa menemukan siapa penipunya dan ikut membereskankerusakan di dalam masyarakat.
MengasihiMusuh
Dan kasih yang paling besar bukan lahmengasihi yang lebih tinggi, yang sejajar, atau yang lebih rendah, tetapimengasihi musuh. Ini adalah pengajaran yang luar biasa dari Alkitab. Kasihinilah yang diajarkan dan dijalankan oleh Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristusmengatakan. “Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah merekaperbuat,”. Selain Tuhan Yesus, tidak pernah disepanjang sejarah ada teori kasihseperti itu. Mengasihi musuh dimulai dari pengajaran Yesus Krsitus. Ajarankasih seperti ini tidak bisa kita temukan dalam filsafat Aristotle, atau Plato,atau Socrates. Demikian juga tidak ada dalam pengajaran Lao Tze, Mao Ze Dong,konfisius, atau Hindusme. Ada pengajaran Lao Tze yang mencoba mendekati ajaranitu. Lao Tze mengajarkan :”Terhadap orang yang baik kepadamu, baiklah jugapadanya, dan juga baik kepada orang yang tidak baik kepadamu.” Ini adalahpuncak ajaran moral Lao Tze. Etika Konfusius belumlah setinggi itu. Konfusiusmengajarkan :”Moral dibalas moral: dengan kebajikan membalaskebajikan; dengan tegas dan lurus membalas kejahatan.” Jadi, kalau ada orangyang tidak baik kepadamu, kamu harus tegas dan jujur membalas kejahatannya.Tetapi kalau orang itu baik kepadamu, kamu juga harus baik kepadanya.
Memang Lao Tze mengatakan agar kita jugaberbuat baik kepada orang yang tidak baik kepada kita. Tetapi dia sama sekalitidak sampai ketingkat bagaimana kita bukan hanya baik, tetapi mengasihi musuhkita, dan mendoakan dia, mendoakan orang-orang yang menganiaya kita. TuhanYesus bukan hanya menjalankan keduanya, yaitu mengasihi musuh dan mendoakanyang menganiaya Dia, tetapi Tuhan Yesus juga mengusahakan pengampunan mereka.Dan Dia rela mati untuk mereka yang membunuh-Nya. Orang yang agung adalah orang yang hidupnya bisa melampauiteorinya yang sedemikian tinggi. Orang yang hina adalah orang yang teorinyalebih tinggi daripada hidupnya. Orang biasa adalah orang yang tahu teori yangsulit, tetapi lebih sulit lagi menjalankannya dalam hidupnya. YesusKristus mati bagi orang-orang yang membunuh-Nya. Dia digantung di kayu salib,tetapi Dia justru mendoakan mereka yang memaku-Nya disana. Itulah SangJuruselamat.
Penutup
Hambatan dalam mengasihi
Dalam bagian yang terakhir ini, apakah yang menghambatkita untuk mengasihi? Ada tiga hal yang menyebabkan kita terhambat untukmengasihi. Pertama, Yesus berkata, pada akhir zaman, pelanggaran hukum akansemakin banyak sedangkan kasih semakin sedikit. Mengapa cinta kasih kitahilang. Karena kita berani melanggar hukum. Semakin berani kita melanggarhukum semakin tidak ada cinta kasih. Kedua, mengapa kita tidak adacinta kasih? Karena terlalu diisi cinta kepada dunia sehingga akhirnyatidak ada lagi cinta untuk orang lain. Orang yang semakin mencintai dunia,semakin meneladani dunia, dan semakin tidak mencintain Tuhan Allah. Ketiga,orang yang semakin memperhatikan diri sendiri, sehingga tidak ada waktu dan kesempatan untuk mencintai orang lain, tentu juga tidak sempat lagimencintai Tuhan.
Membangkitkan Kembali Cinta Kasih Yang Pudar
Bagaiman kita kembali membangkitkan cintakasih yang telah redup? Pertama, kitaperlu penyangkalan diri. Penyangkalan diri mengakibatkan kita mengetahuibagaimana mengasihi orang lain. Kalau diri kita menjadi pusat segala sesuatu,bahkan Allahpun harus melayani kita, maka tidak mungkin kita dapat membagikansesuatu untuk orang lain.
Kedua, kita harus meneladaniYesus Kristus. Yesus berkata,”Pikulah kuk-Ku dan tanggunglah beban-Ku.Belajarlah dari-Ku. Akulah peta teladan yang menjadi contoh bagimu. Ikutlahteladan-Ku, pikullah Kuk Ku, tanggung bebanKu, beban-Ku ringan adanya.”
Ketiga, kita perlu dipenuhiRoh Kudus, ketika Roh Kudus berbuah, buah pertama yang muncul adalah kasih, Didalam sembilan citra buah Roh Kudus, justru tidak ada sifat”kudus.” Karena ituadalah sifat essensi paling dasar yang melekat pada Roh Kudus itu sendiri. Buahpertama dari Roh Kudus adalah kasih. Kasih, sukacita, damai sejahtera danseterusnya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus pasti dipenuhi dengan kasih. Jikalauada yang mengatakan orang ini penuh dengan Roh Kudus, tetapi kamu melihat diapenuh dengan Roh Kudus, tetapi kamu melihat dia penuh dengan kebencian,janganlah kamu melihat dia penuh dengan kebencian, janganlah kamu percayakepadanya, karena Buah Roh Kudus yang pertama adalah kasih.
Terakhir, kita perlusenantiasa mengingat anugerah-Nya. Kasih itu hilang karena orang lupa bagaimanadia telah menerima anugerah dari Allah. Yesus berkata kepada jemaatEffesus.”Janganlah kehilangan cinta yang semula.” Cinta yang mula-mula selalubodoh, tetapi cinta yang mula-mula itu selalu murni. Masih ingat cinta pertamaanda? Ketika anak saya pertama kali mengatakan.” Pa, saya senang kepadaseseorang.” Saya cuman menjawab.”Jangan-jangan itu cinta monyet.” Sebab saatitu dia baru berusia 17 Tahun. Kebanyakan cinta pertama tidak jadi. Kebanyakancinta pertama juga tidak terlalu bahagia. Cintanya sungguh-sungguh namun bodohkarena tidak berpengalaman. Walaupun demikian, waktu Tuhan mencintai kita, Diatidak bodoh. Cinta Allah adalah cinta yang murni. Cinta yang diberikan Tuhan didalam diri kita juga memiliki kemurnian. Pada saat cinta itu tiba pada kita,kita memang masih bodoh, tetapi kita mencintai dengan cinta yang murni.Kita ingat juga bagaimana kita menerima berkat Allah yang sedemikian besar.Dengan itu kita memupuk cinta kasih kepada orang lain. Kiranya Tuhanmembersihkan cinta kita, baik kepada Tuhan Allah, kepada manusia dan kepadasegala sesuatu, sebagai berkat-Nya dan pernyataan kasih-Nya.
KASIH YANG SEMPURNA
Amin.