Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

NERAKA (4)

Oleh:Pdt.Budi Asali, M.Div. 
NERAKA (4)
V) Hukuman dalam neraka.

1)   Kebinasaan kekal dan dijauhkan dari hadirat Tuhan.

2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya,”.

a)   Ajaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dan Saksi Yehuwa tentang pemusnahan orang berdosa.
Sebelum membahas tentang kebinasaan kekal dan penjauhan dari hadirat Tuhan, saya akan membahas ajaran-ajaran yang mengatakan bahwa nanti orang-orang jahat hanya dimusnahkan (berhenti mempunyai keberadaan). Doktrin ini disebut annihilation / pemusnahan.
Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh mengajarkan bahwa neraka itu ada, tetapi begitu orang masuk ke neraka, ia langsung musnah. Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan neraka itu tidak ada; orang berdosa sekedar dimusnahkan. Sekalipun ada sedikit perbedaan, mereka sama-sama percaya bahwa orang-orang berdosa nanti akan dimusnahkan / berhenti mempunyai keberadaan.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: “Iblis dan para pembantunya juga akan mengalami nasib yang sama (Why 20:10). Konteks seluruh Alkitab menjadi jelas bahwa ‘kematian yang kedua’ ini (Why 21:8) mengartikan bahwa derita yang dialami orang jahat itu adalah penghancuran secara menyeluruh, tuntas. Lalu, apa gerangan yang dimaksud dengan konsep adanya naraka yang menyala-nyala selama-lamanya? Pengamatan yang saksama menunjukkan bahwa Alkitab tidak mengajarkan naraka atau api yang abadi seperti itu.” - ‘Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah’, hal 426.
Catatan: dalam buku-buku mereka memang ditulis ‘naraka’, bukan ‘neraka’, dan saya tidak tahu mengapa.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh: “Bagaimana sifat api naraka itu? Apakah orang akan dibakar di sana selama-lamanya? ... Kitab Suci mengajarkan bahwa orang jahat akan ‘dilenyapkan’ (Mzm 37:9,34); bahwa mereka akan binasa (Mzm 37:20; 68:2). Mereka tidak hidup dalam keadaan sadar selama-lamanya, melainkan akan dihanguskan (Mal 4:1; Mat 13:30,40; 2Ptr 3:10). Mereka akan dibinasakan (Mzm 145:20; 2Tes 1:9; Ibr 2:14) dilenyapkan (Mzm 104:35).” - ‘Apa Yang Anda Perlu Ketahui Tentang 27 Uraian Doktrin Dasar Alkitabiah’, hal 426-427.

Maz 37:9,20,34 - “(9) Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri. ... (20) Sesungguhnya, orang-orang fasik akan binasa; musuh TUHAN seperti keindahan padang rumput: mereka habis lenyap, habis lenyap bagaikan asap. ... (34) Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalanNya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan.”.
Maz 68:3 - “Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.”.
Maz 104:35 - Biarlah habis orang-orang berdosa dari bumi, dan biarlah orang-orang fasik tidak ada lagi! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Haleluya!”.
Maz 145:20 - “TUHAN menjaga semua orang yang mengasihiNya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakanNya.”.
Mal 4:1 - “Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.”.
Mat 13:30,40 - “(30) Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.’ ... (40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman.”.
2Tes 1:9 - Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya,.
2Pet 3:10 - “Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.”.

Tanggapan saya:

1.   Pembahasan ayat-ayat yang mereka gunakan:

a.   Semua ayat yang mereka ambil dari kitab Mazmur tidak menunjuk pada akhir jaman, tetapi dalam hidup di dunia ini. Jadi artinya mereka dilenyapkan dari dunia ini, atau mereka akan mati / dibunuh oleh Tuhan.

Maz 37:9,34,38 - “(9) Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri. ... (34) Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalanNya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan. ... (38) tetapi pendurhaka-pendurhaka akan dibinasakan bersama-sama, dan masa depan orang-orang fasik akan dilenyapkan..

Maz 68:2-3 - “(2) Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuhNya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapanNya. (3) Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.”.

Maz 104:34-35 - “(34) Biarlah renunganku manis kedengaran kepadaNya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN. (35) Biarlah habis orang-orang berdosa dari bumi, dan biarlah orang-orang fasik tidak ada lagi! Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Haleluya!.

Maz 145:18-20 - “(18) TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya, pada setiap orang yang berseru kepadaNya dalam kesetiaan. (19) Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka. (20) TUHAN menjaga semua orang yang mengasihiNya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakanNya.”.

Semua text-text dari Mazmur ini mengkontraskan orang benar dengan orang jahat. Orang benarnya digambarkan sebagai masih hidup di dunia ini. Jadi jelas pembicaraan tentang orang jahatnya juga dalam hidup di dunia ini! Ini sama sekali tidak membicarakan keadaan setelah kematian mereka!

b.   Mal 4:1 itu suatu penggambaran, jelas artinya simbolis, bukan hurufiah. Karena hari Tuhan digambarkan seperti api, dan orang jahat seperti jerami, maka mereka akan dibakar habis. Ini mirip dengan Maz 37:20b di atas.
Mal 4:1 - “Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.”.

c.   Mat 13:40 kalau diartikan pemusnahan, tidak cocok dengan ayat-ayat berikutnya, karena kalau musnah bagaimana masih bisa meratap dan mengertakkan gigi (Mat 13:42)?
Mat 13:40-42 - “(40) Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. (41) Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. (42) Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi..

d.   Dalam 2Tes 1:9, kata ‘kebinasaan’ digabungkan dengan kata ‘selama-lamanya’, sehingga tak memungkinkan diartikan sebagai pemusnahan, yang terjadi di satu saat / titik dalam garis waktu.

Pulpit Commentary (tentang 2Tes 1:9): The judgment is everlasting destruction. This does not imply annihilation - an idea equally opposed to Scripture and to the facts of natural science. The term ‘everlasting’ associated with it neutralizes the idea of annihilation, which implies a point of time in which the wicked cease to exist. The duration of the punishment will be as the duration of the blessedness (Rev. 16:26; Heb. 9:14; Matt. 25:46).[= Penghakiman / penghukumannya adalah kebinasaan kekal. Ini tidak menunjuk pada pemusnahan - suatu gagasan yang bertentangan dengan Kitab Suci maupun fakta-fakta dari ilmu pengetahuan alamiah. Istilah ‘kekal / selama-lamanya’ yang digabungkan dengannya menghapuskan gagasan tentang pemusnahan, yang secara implicit menunjuk pada suatu saat dimana orang jahat berhenti ada. Lamanya masa penghukuman akan seperti lamanya masa dari keadaan diberkati (Wah 16:26; Ibr 9:14; Mat 25:46).].
Catatan:
Wah 16:26 ini salah karena ayatnya tak ada.
Ibr 9:14 - betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup..
Ayat ini sama sekali tidak cocok!
Mat 25:46 - Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’.

William Hendriksen (tentang Mark 9:48): “One hears the objection, ‘But does not the Scripture teach of the destruction of the wicked’? Yes, indeed, but this destruction is not an instantaneous annihilation, so that there would be nothing left of the wicked; so that, in other words, they would cease to exist. The destruction of which the Scripture speaks is an ‘everlasting destruction’ (2Thess. 1:9). Their hopes, their joys, their opportunities, their riches, etc., have perished, and they themselves are tormented by this, and that forevermore” [= Seorang mendengar keberatan: ‘Tetapi bukankah Kitab Suci mengajar kebinasaan / penghancuran orang jahat?’ Ya, memang, tetapi kebinasaan / penghancuran ini bukan merupakan pemusnahan seketika, sehingga tidak ada apapun yang tersisa dari orang jahat itu. Kebinasaan / penghancuran yang dibicarakan oleh Kitab Suci merupakan suatu ‘kebinasaan / penghancuran kekal’ (2Tes 1:9). Harapan mereka, sukacita mereka, kesempatan mereka, kekayaan mereka, dsb. telah binasa, dan mereka sendiri disiksa oleh hal ini, dan itu berlangsung selama-lamanya] - hal 367.

e.   2Pet 3:10 harus dibaca dengan kontextnya.
2Pet 3:7,10-13 - “(7) Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. ... (10) Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (11) Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup (12) yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. (13) Tetapi sesuai dengan janjiNya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran..
Ada 2 hal yang perlu diperhatikan.
(1) Yang musnah / hilang lenyap adalah langit bumi, yang menunjuk pada seluruh alam semesta dengan isinya, yang adalah benda-benda atau binatang, bukan manusia, ataupun setan. Kalau mereka memutlakkan hal ini, sehingga mencakup manusia, mereka juga harus mencakup setan, dan itu makin tak masuk akal, dan makin tak cocok dengan Alkitab.
(2) Ay 7 memberikan ancaman untuk orang-orang fasik. Kalau akhir jaman mereka dimusnahkan, maka ini merupakan ancaman kosong. Tak ada yang harus ditakutkan dari pemusnahan.
Bdk. 1Kor 15:32 - Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’..

2.   Kata ‘binasa’ dalam Alkitab kalau menunjuk kepada manusia tidak pernah berarti ‘musnah’! Artinya hanya mati, atau menunjukkan bahwa mereka terpisah selama-lamanya dari Allah, yang adalah hidup / sumber kehidupan.

2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya,”.
1Tim 4:10 - “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.”.
Ibr 10:31 - “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.”.

Walter Martin: “To Jehovah’s Witnesses death is the cessation of consciousness, or ‘destruction.’ However, no single or collective rendering of Greek or Hebrew words in any reputable lexicon or dictionary will substantiate their view. Death in the Scriptures is ‘separation’ from the body as in the case of the first death (physical), and separation from God for eternity as in the second death (the lake of fire, Revelation 20). Death never means annihilation and Jehovah’s Witnesses cannot bring in one word in context in the original languages to prove it does.” [= Bagi Saksi-Saksi Yehuwa kematian adalah penghentian dari kesadaran, atau ‘kebinasaan’. Tetapi tak ada satu atau kumpulan terjemahan dari kata-kata Yunani dan Ibrani dalam Lexicon / kamus yang mempunyai reputasi yang baik yang meneguhkan pandangan mereka. Kematian dalam Kitab Suci merupakan ‘perpisahan’ dari tubuh seperti dalam kasus dari kematian pertama (jasmani), dan perpisahan dari Allah untuk kekekalan seperti dalam kematian kedua (lautan api, Wah 20). Kematian tidak pernah berarti pemusnahan dan Saksi-Saksi Yehuwa tidak bisa memberikan satu kata dalam kontext dalam bahasa-bahasa aslinya untuk membuktikan bahwa kata itu memang berarti demikian.] - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 62.

Walter Martin: “Jehovah’s Witnesses have conceived of death as being unconsciousness or extinction, which definition cannot be found in the Bible. Death in the Biblical sense never means extinction or annihilation, and not one word, Greek or Hebrew, in either Testament will be found to say that it does.” [= Saksi-Saksi Yehuwa telah mengerti tentang kematian sebagai ketidak-sadaran atau kepunahan, definisi mana tidak bisa ditemukan dalam Alkitab. Kematian dalam arti Alkitabiah tidak pernah berarti kepunahan atau pemusnahan, dan tak ada satu katapun, Yunani atau Ibrani, dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, ditemukan untuk mengatakan bahwa itu memang berarti demikian.] - ‘The Kingdom of the Cults’, hal 102.

Louis Berkhof: The doctrine of conditional immortality is plainly contradicted by Scripture where it teaches: (1) that sinners as well as saints will continue to exist forever, Eccl. 12:7; Matt. 25:46; Rom. 2:8–10; Rev. 14:11; 20:10; (2) that the wicked will suffer eternal punishment, which means that they will be forever conscious of a pain which they will recognize as their just desert, and therefore will not be annihilated, cf. the passages just mentioned; and (3) that there will be degrees in the punishment of the wicked, while extinction of being or consciousness admits of no degrees, but constitutes a punishment that is alike for all, Luke 12:47, 48; Rom. 2:12.[= Doktrin tentang kekekalan yang bersyarat (maksudnya ajaran yang mengatakan bahwa hanya orang yang percaya yang mendapatkan kekekalan) secara jelas ditentang oleh Kitab Suci dimana Kitab Suci mengajarkan: (1) bahwa orang-orang berdosa maupun orang-orang kudus akan terus ada selama-lamanya, Pkh 12:7; Mat 25:46; Ro 2:8-10; Wah 14:11; 20:10; (2) bahwa orang-orang jahat akan mengalami hukuman kekal, yang berarti bahwa mereka akan selama-lamanya sadar tentang suatu rasa sakit yang akan mereka kenali / mengerti sebagai yang layak mereka dapatkan, dan karena itu tidak akan dimusnahkan, bdk. text-text yang baru disebutkan; dan (3) bahwa di sana akan ada tingkat-tingkat dalam hukuman dari orang-orang jahat, sedangkan kepunahan / pemusnahan dari keberadaan atau kesadaran tidak mengijinkan adanya tingkatan, tetapi membentuk / sama dengan suatu hukuman yang sama bagi semua orang, Luk 12:47,48; Ro 2:12.] - ‘Systematic Theology’, hal 691.
Pkh 12:7 - dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya..
Mat 25:46 - Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’.
Ro 2:6-10 - “(6) Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, (7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (9) Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, (10) tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani..
Wah 14:11 - Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya.’.
Wah 20:10 - dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya..

Luk 12:47,48 - “(47) Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. (48) Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.’.
Ro 2:12 - Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat..
Catatan: Ro 2:12 ini tidak cocok, karena sama sekali tak menunjukkan adanya tingkat penghukuman. Mungkin Ro 2:4-11 lebih cocok.
Ro 2:4-11 - “(4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. (6) Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, (7) yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, (8) tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. (9) Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, (10) tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. (11) Sebab Allah tidak memandang bulu..

Louis Berkhof: “(2) Annihilation can hardly be called a punishment, since this implies a consciousness of pain and ill-desert, while, when existence terminates, consciousness also ceases. ... (3) It often happens that people consider the extinction of being and of consciousness a very desirable thing, when they grow tired of life. For these such a punishment would be in reality a blessing.[= (2) Pemusnahan tidak bisa disebut suatu penghukuman, karena ini (penghukuman) secara implicit menunjukkan suatu kesadaran tentang rasa sakit dan hal buruk yang layak didapatkan, sedangkan, pada waktu keberadaan diakhiri, kesadaran juga berhenti. ... (3) Sering terjadi bahwa orang-orang menganggap pemusnahan keberadaan dan kesadaran sebagai suatu hal yang sangat diinginkan, pada waktu mereka bosan terhadap kehidupan. Bagi orang-orang seperti ini hukuman seperti itu dalam faktanya akan merupakan suatu berkat.] - ‘Systematic Theology’, hal 691-692.

Kata-kata Louis Berkhof bagian akhir ini sangat benar. Seandainya orang berdosa dimusnahkan, maka bagi orang-orang yang sangat menderita, bunuh diri merupakan suatu jalan keluar yang sangat baik, dan pemusnahan itu merupakan suatu berkat, karena mereka betul-betul berhenti menderita!

Ajaran Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh maupun Saksi Yehuwa tentang pemusnahan orang berdosa ini sangat bertentangan dengan begitu banyak ayat Alkitab yang mengatakan bahwa hukuman di neraka itu bersifat kekal!

b)         Kebinasaan kekal / selama-lamanya dan pembuangan dari hadirat Tuhan.

1.   Penafsiran Calvin dan Matthew Henry tentang kebinasaan kekal.

Calvin (tentang 2Tes 1:9): “He shews, by apposition, what is the nature of the punishment of which he had made mention - destruction without end, and an undying death. The perpetuity of the death is proved from the circumstance, that it has the glory of Christ as its opposite. Now, this is eternal, and has no end. Accordingly, the influence of that death will never cease.” [= Ia menunjukkan, dengan / oleh keterangan tambahan, apa hakekat dari hukuman yang telah ia sebutkan - kebinasaan tanpa akhir, dan suatu kematian yang kekal / tidak ada akhirnya. Kekekalan dari kematian itu dibuktikan dari keadaan, bahwa itu mempunyai kemuliaan Kristus sebagai lawan / kontrasnya. Ini kekal, dan tak mempunyai akhir. Sesuai dengan itu, pengaruh dari kematian itu tidak akan pernah berhenti.].

Matthew Henry (tentang 2Tes 1:9): (2.) Their punishment will be no less than destruction, not of their being, but of their bliss; not that of the body alone, but both as to body and soul. (3.) This destruction will be everlasting. They shall be always dying, and yet never die. Their misery will run parallel with the line of eternity. The chains of darkness are everlasting chains, and the fire is everlasting fire. It must needs be so, since the punishment is inflicted by an eternal God, fastening upon an immortal soul, set out of the reach of divine mercy and grace.” [= (2.) Hukuman mereka akan tidak kurang dari kebinasaan, bukan dari keberadaan mereka, tetapi dari kebahagiaan mereka; bukan kebinasaan dari tubuh saja, tetapi baik dari tubuh dan jiwa. (3.) Kebinasaan ini akan kekal. Mereka akan selalu sekarat, tetapi tidak pernah mati. Kesengsaraan mereka akan berjalan paralel dengan garis dari kekekalan. Rantai / belenggu kegelapan adalah rantai / belenggu kekal, dan apinya adalah api yang kekal. Itu harus demikian, karena hukuman itu diberikan oleh Allah yang kekal, dilekatkan kepada suatu jiwa yang tidak bisa mati, ditinggalkan dari jangkauan belas kasihan dan kasih karunia ilahi.].

Terus terang, saya tidak mengerti dan tak bisa membayangkan bagaimana ‘kebinasaan kekal’ itu, sebagaimana yang dijelaskan oleh Calvin dan Matthew Henry di atas.

2.   Kebinasaan di sini berarti penjauhan dari hadirat Allah.
2Tes 1:9 - “Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya,”.

Perhatikan bahwa istilah ‘kebinasaan’ dalam ayat tersebut di atas tidaklah berarti bahwa orangnya dimusnahkan. Bagian terakhir dari ayat itu menjelaskan apa arti dari kata ‘kebinasaan’ itu, yaitu dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatanNya’. Dan ini berlangsung selama-lamanya!

Adam Clarke (tentang 2Tes 1:9): “What this everlasting destruction consists in we cannot tell. It is not annihilation, for their being continues; and as the destruction is everlasting, it is an eternal continuance and presence of substantial evil, and absence of all good; for a part of this punishment consists in being banished from the presence of the Lord - excluded from his approbation, forever; so that the light of his countenance can be no more enjoyed, as there will be an eternal impossibility of ever being reconciled to him.[= Kebinasaan kekal ini terdiri dari apa, kami tidak bisa mengatakan. Itu bukan pemusnahan, karena keberadaan mereka berlanjut / terus ada; dan karena kebinasaan itu kekal, itu adalah suatu keberlanjutan dan kehadiran yang kekal dari kejahatan / bencana yang besar / nyata, dan absennya semua yang baik; karena sebagian dari hukuman ini terdiri dari pembuangan dari hadirat Tuhan - dikeluarkan dari persetujuan / kebaikanNya, selama-lamanya; sehingga cahaya dari wajahNya tidak bisa lagi dinikmati, karena di sana akan ada suatu kemustahilan yang kekal untuk pernah diperdamaikan dengan Dia.].

Penjauhan ini juga terlihat dari Mat 25:41 - “Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.”.

Pulpit Commentary (tentang Mat 25:31-46): “Those who refused to accept the invitation to ‘come’, will have to obey the order to ‘go.’” [= Mereka yang menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’, akan harus mentaati perintah untuk ‘pergi / enyah’.] - hal 507.

Karena itu, kalau sampai saat ini saudara belum pernah betul‑betul datang kepada Yesus, cepatlah datang kepadaNya!  Kalau tidak, akan datang waktunya bahwa saudara tidak lagi diundang untuk datang kepada­Nya, tetapi diperintahkan untuk pergi dari hadapanNya (dan masuk ke neraka!) dan saat itu saudara harus menurut! Dan itu akan merupakan suatu perpisahan yang kekal!

William Hendriksen mengajukan suatu pertanyaan: bagaimana mungkin orang berdosa diusir dari hadirat Tuhan? Bukankah Tuhan itu maha ada? Ia lalu menjawab sendiri pertanyaannya.

William Hendriksen (tentang Mat 25:41): “Although God is indeed everywhere, that presence is not everywhere a presence of love. It is from this presence of love, patience, and warning that the wicked are finally banished forever.” [= Sekalipun Allah memang ada dimana-mana, kehadiran itu tidaklah dimana-mana berupa suatu kehadiran dari kasih. Adalah dari kehadiran dari kasih, kesabaran dan peringatan inilah, orang-orang jahat akhirnya dibuang / dijauhkan untuk selama-lamanya.].

Barnes’ Notes (tentang 2Tes 1:9): The word which is here rendered ‘destruction’ ‎olethron‎, ... occurs only here and in 1 Cor 5:5; 1 Thess 5:3; 1 Tim 6:9; in each of which places it is rendered destruction. It does not denote annihilation, but is used in the same sense in which we use the word when we say that a thing is destroyed. Thus, health is destroyed when it fails; property is destroyed when it is burned or sunk in the ocean; a limb is destroyed that is lost in battle; life is destroyed when one dies. In the case before us, the destruction, whatever it be, is: (1) to be continued forever; and (2) is to be of the nature of punishment. The meaning then must be, that the soul is destroyed as to the great purposes of its being - its enjoyment, dignity, honor, holiness, happiness. It will not be annihilated, but will live and linger on in destruction. It seems difficult to conceive how anyone can profess to hold that this passage is a part of the Word of God, and yet deny the doctrine of future eternal punishment.[= Kata yang di sini diterjemahkan ‘kebinasaan’ OLETHRON, ... muncul hanya di sini dan dalam 1Kor 5:5; 1Tes 5:3; 1Tim 6:9; dalam setiap tempat itu diterjemahkan ‘kebinasaan’. Kata itu tidak berarti / menunjuk pada pemusnahan, tetapi digunakan dalam arti yang sama dalam mana kita menggunakan kata itu pada waktu kita mengatakan bahwa sesuatu dibinasakan / dihancurkan. Jadi, kesehatan dihancurkan pada waktu kesehatan itu menurun; harta / milik dihancurkan pada waktu itu terbakar atau tenggelam di lautan; kaki / tangan dihancurkan yang hilang dalam pertempuran; kehidupan dihancurkan pada waktu seseorang mati. Dalam kasus di hadapan kita, kebinasaan, apapun itu adanya, adalah: (1) terus berlanjut selama-lamanya; dan (2) merupakan sifat dasar / hakekat dari hukuman. Jadi, artinya haruslah, bahwa jiwa dibinasakan berkenaan dengan tujuan-tujuan agung dari keberadaannya - penikmatannya, kewibawaannya, kehormatannya, kekudusannya, kebahagiaannya. Itu tidak akan dimusnahkan, tetapi akan hidup dan tetap berada pada kebinasaan. Kelihatannya sukar untuk mengerti bagaimana siapapun bisa mengakui bahwa text ini adalah sebagian dari Firman Allah, tetapi menyangkal doktrin hukuman kekal yang akan datang.].
1Kor 5:4-5 - “(4) Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, (5) orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan..
Kata ‘tubuh’ salah terjemahan, karena kata Yunani yang digunakan adalah SARX [= ‘flesh’ / daging].
1Tes 5:3 - Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman - maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin - mereka pasti tidak akan luput..
1Tim 6:9 - Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan..

Barnes’ Notes (tentang 2Tes 1:9): ‘From the presence of the Lord.’ That is, a part of their punishment will consist in being banished from the immediate presence of the Lord. There is a sense in which God is everywhere present, and in that sense he will be in the world where the wicked will dwell, to punish them. But the phrase is also used to denote his more immediate presence; the place where are the symbols of his majesty and glory; the home of the holy and the blessed. It is in that sense that the word is used here, and the idea is, that it will be one of the circumstances contributing to the deeper woe of the place of punishment, that those who dwell there will be banished from that holy abode, and will never be permitted to enter there.[= ‘Dari hadirat Tuhan’. Artinya, sebagian dari hukuman mereka akan terdiri dari pembuangan dari kehadiran langsung / dekat dari Tuhan. Di sana ada suatu arti dalam mana Allah itu hadir dimana-mana, dan dalam arti itu Ia akan ada dalam dunia dimana orang-orang jahat akan tinggal, untuk menghukum mereka. Tetapi ungkapan itu juga digunakan untuk menunjukkan kehadiranNya yang lebih langsung / dekat; tempat yang merupakan simbol-simbol dari keagungan dan kemuliaanNya; rumah dari orang-orang kudus dan diberkati. Adalah dalam arti itu kata itu digunakan di sini, dan gagasannya adalah, bahwa itu akan merupakan satu dari keadaan-keadaan yang memberikan celaka yang lebih dalam dari tempat penghukuman, bahwa mereka yang tinggal di sana akan dibuang dari tempat tinggal kudus, dan tidak akan pernah diijinkan untuk masuk di sana.].

Pulpit Commentary (tentang 2Tes 1:9): “‘From the presence (or, face) of the Lord.’ ... a local sense, denoting banishment or separation - that the wicked will be expelled from that joy and glory which reign in the presence of Christ; they shall be banished away ‘from the presence of the Lord.’[= ‘Dari hadirat (atau, wajah) Tuhan’. ... suatu arti yang bersifat lokal, menunjukkan pembuangan dan pemisahan - bahwa orang-orang jahat akan diusir dari sukacita dan kemuliaan itu yang bertakhta di hadirat Kristus; mereka akan dibuang ‘dari hadirat Tuhan’.].

Pulpit Commentary (tentang 2Tes 1:9): The punishment of the wicked on its negative side is here stated. As the presence of the glorified Jesus will constitute the happiness of heaven, so banishment from his presence will constitute the misery of hell, because the soul is then cut off from the source of all good and of all holiness.[= Hukuman orang-orang jahat pada sisi negatif dinyatakan di sini. Sebagaimana kehadiran dari Yesus yang dimuliakan akan membentuk kebahagiaan dari surga, demikian juga pembuangan dari kehadiran / hadiratNya akan membentuk kesengsaraan dari neraka, karena pada saat itu jiwa itu dipotong dari sumber dari semua kebaikan dan dari semua kekudusan.].

Kata-kata terakhir dari Pulpit Commentary ini sangat penting, karena mungkin sekali dalam pandangan orang kafir, terpisah dari Allah itu bukanlah suatu penderitaan. Tetapi perlu diingat bahwa terpisahnya manusia dengan Allah adalah sumber dari segala penderitaan. Pada waktu Adam dan Hawa masih suci, mereka hidup dekat dengan Allah, dan mereka mempunyai persekutuan yang indah dengan Allah, dan karena itu mereka hidup bahagia. Tetapi pada waktu mereka berdosa, hubungan mereka dengan Allah putus, sehingga mulai muncul segala macam penderitaan.

Juga bandingkan dengan 2 ayat di bawah ini:

a.   Maz 16:11b - di hadapanMu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kananMu ada nikmat senantiasa.”.
NIV: ‘you will fill me with joy in your presence, with eternal pleasures at your right hand’ [= Engkau akan mengisi aku dengan sukacita di dalam kehadiranMu, dengan kesenangan yang kekal di tangan kananMu].

Calvin: “David, therefore, testifies that true and solid joy in which the minds of men may rest will never be found any where else but in God; and that, therefore, none but the faithful, who are contented with his grace alone, can be truly and perfectly happy.” [= Karena itu, Daud menyaksikan bahwa sukacita yang benar / sejati dan mendalam / sempurna dalam mana pikiran dari manusia bisa beristirahat / tenang tidak pernah akan ditemukan di tempat lain kecuali dalam Allah; dan bahwa, karena itu, tak seorangpun kecuali orang-orang yang percaya / setia, yang puas dengan kasih karuniaNya saja, bisa bahagia dengan sungguh-sungguh dan dengan sempurna.].

b.   Maz 62:2 - Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku.”.
NIV: My soul finds rest in God alone [= Jiwaku menemukan istirahat / ketenangan dalam Allah saja].
Catatan: ayat ini diterjemahkan secara berbeda-beda.

Ayat-ayat di atas ini menunjukkan bahwa kalau seseorang dekat dengan Tuhan, maka ada sukacita, kebahagiaan, dan ketenangan / damai. Secara implicit ayat ini menunjukkan bahwa kalau seseorang terpisah dari Allah, ia tidak akan mempunyai sukacita, kebahagiaan, ataupun ketenangan / damai. Ia memang bisa mendapatkan sukacita / kebahagiaan duniawi yang bersifat semu dan sementara. Tetapi sukacita, kebahagiaan dan damai yang sejati, tidak akan pernah ia miliki.

Yoh 14:27 - Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu..

Karena itu, pada waktu seseorang masuk neraka, dan ia dijauhkan dari hadirat Allah selama-lamanya, itu jelas menunjukkan akan adanya penderitaan yang juga bersifat kekal!



-bersambung