Perseverance of the saints (19) (ketekunan orang-orang kudus)
Pdt. Budi Asali, M. Div.
n) Ibrani 12:25 - “Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang
berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia
yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika
kita berpaling dari Dia yang berbicara dari
sorga?”.
KJV: ‘See that ye refuse not him that speaketh. For if
they escaped not who refused him that spake on earth, much
more shall not we escape, if we turn away from him that speaketh from heaven:’ [= Pastikanlah / hati-hatilah supaya kamu
tidak menolak Dia yang berbicara / berfirman. Karena jika mereka tidak lolos, yang
menolak dia yang berbicara / berfirman di bumi, lebih-lebih kita tidak akan lolos, jika kita menolak / berpaling dari Dia yang berbicara / berfirman dari surga:].
RSV: ‘See that you do not refuse him who is speaking. For if they did not escape
when they refused him who warned them on earth, much less shall we escape if we reject him who warns from heaven.’ [= Pastikanlah / hati-hatilah supaya kamu tidak menolak
Dia yang sedang berbicara / berfirman. Karena jika mereka tidak lolos pada
waktu mereka menolak dia yang memperingati mereka di bumi,
lebih-lebih kita tidak akan lolos, jika kita menolak Dia yang memperingati dari surga:].
NIV/NASB: ‘warned ... turn away’ [= memperingati
... menolak / berpaling].
Adam
Clarke: “‘See.’
Blepete. Take heed,
that ye refuse not him - the Lord Jesus, the mediator of the new covenant, who
now speaketh from heaven, by his Gospel, to the Jews and to the Gentiles,
having in his incarnation come down from God. ‘Him that spake on earth.’ Moses,
who spoke on the part of God to the Hebrews, every transgression of whose word
received a just recompense of reward, none being permitted to escape
punishment; consequently, if ye turn away from Christ, who speaks to you from
heaven, you may expect a much sorer punishment, the offence against God being
so much the more heinous, as the privileges slighted are more important and
glorious.” [=
‘Pastikanlah / hati-hatilah’. BLEPETE. Hati-hatilah, supaya kamu tidak menolak
Dia - Tuhan Yesus, sang Pengantara dari Perjanjian
Baru, yang sekarang berbicara dari surga, oleh
InjilNya, kepada orang-orang Yahudi dan kepada orang-orang non
Yahudi, yang dalam inkarnasiNya telah turun dari Allah. ‘Ia yang berbicara di bumi’. Musa, yang berbicara dari pihak
Allah kepada orang-orang Ibrani, yang setiap pelanggaran dari firmannya
menerima suatu balasan upah yang adil, tak ada yang dibiarkan untuk lolos dari
hukuman; konsekwensinya, jika kamu menolak /
berpaling dari Kristus, yang berbicara dari surga, kamu boleh mengharapkan hukuman
yang lebih menyakitkan, pelanggaran terhadap Allah adalah jauh lebih
jahat, karena hak-hak yang diremehkan / diabaikan adalah lebih penting dan
mulia.].
Ibr 12:25 - “Jagalah supaya kamu
jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang
menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita
berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”.
Lenski:
“‘See lest you refuse him that speaks!’ It is God who
speaks in all to which we have come. To refuse him = to say ‘no’ to him and to
what he says, to deny its reality. This would be unbelief, the very thing to
which the readers were inclining. ... Let no reader think that because God now
speaks pure grace he may refuse to hear in humble faith. ‘For if they did not escape when coming to
refuse him making divine communication on earth, we on our part (shall
not escape) when turning away from him
(making divine communication) from
(the) heavens; whose voice,’ etc. ... The
Israelites refused God and his divine communication when they turned away from
God and worshipped the golden calf. On that occasion they did not escape but
suffered dire punishment. Much more we on our part ... shall not escape when
turning away ... from God who makes divine communication from heaven;” [= ‘Pastikanlah / hati-hatilah supaya kamu tidak menolak
Dia yang berbicara / berfirman!’. Adalah Allah yang berbicara dalam semua orang
kepada siapa kita telah datang. Menolak Dia = berkata ‘tidak’ kepada Dia dan
pada apa yang Dia katakan, menyangkal realitanya. Ini
adalah ketidak-percayaan, hal pada mana para pembaca sedang condong.
... Janganlah ada pembaca yang mengira bahwa
karena Allah sekarang mengucapkan kasih karunia yang murni Ia boleh ditolak
untuk didengar dalam iman yang rendah hati. ‘Karena
jika mereka tidak lolos pada waktu datang untuk menolak Dia membuat komunikasi
ilahi di bumi, kita (tidak akan lolos) pada waktu menolak / berpaling dari Dia
(membuat komunikasi ilahi) dari surga; yang suaraNya’, dst. ... Bangsa Israel menolak Allah dan komunikasi IlahiNya pada
waktu mereka menolak / berpaling dari Allah dan menyembah anak lembu emas. Pada
peristiwa itu mereka tidak lolos tetapi menderita hukuman yang hebat.
Lebih-lebih kita ... tidak akan lolos pada waktu
menolak / berpaling ... dari Allah yang membuat komunikasi ilahi dari surga;].
Kalau Lenski menganggap
penolakan itu merupakan ketidak-percayaan, maka
ini bukan suatu kemurtadan, tetapi
penolakan terhadap Injil. Dan kelihatannya Adam Clarke di atas juga
berpandangan sama. Tetapi penafsir Arminian di bawah ini punya pandangan yang
berbeda.
Ibr 12:25 - “Jagalah supaya kamu
jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang
menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita
berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”.
Charles W. Carter: “In the first place, the
warning itself implies the possibility of apostasy from their position in
Christ, as previously described.” [= Pertama-tama, peringatan itu sendiri secara
implicit menunjukkan kemungkinan dari kemurtadan dari posisi mereka dalam
Kristus, seperti digambarkan sebelumnya.] - ‘The Wesleyan Bible Commentary’, Vol 6 (Libronix).
Ini omong kosong, karena
ayatnya tidak menunjukkan bahwa orang yang menolak itu ada di dalam Kristus.
Disamping itu, orang kristen yang murtad jelas menunjukkan ia bukan orang kristen
yang sungguh-sungguh (bdk. 1Yoh 2:19), dan karena itu ia bukannya
kehilangan keselamatan, tetapi tidak pernah diselamatkan.
1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu
yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan
datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu
ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari
antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk
pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal
itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita.”.
Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya
kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu
benar-benar adalah muridKu”.
Mat 13:5-6,20-21 - “(5)
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu
benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. (6) Tetapi sesudah matahari
terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. ... (20) Benih yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan
segera menerimanya dengan gembira. (21) Tetapi ia tidak berakar dan tahan
sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu,
orang itupun segera murtad.”.
Tanah berbatu ini pasti
tidak menunjuk kepada orang kristen yang sejati. Hanya
tanah subur yang menunjuk kepada orang kristen yang sejati. Jadi,
lagi-lagi di sini yang dikatakan sebagai ‘murtad’ adalah orang kristen KTP.
Ibr 12:25 - “Jagalah supaya kamu
jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang
menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita
berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”.
Matthew Henry (tentang Ibr
12:25): “When God speaks to men in the most
excellent manner he justly expects from them the most strict attention and
regard. ... When God speaks to men in the most excellent manner, the guilt of
those who refuse him is the greater, and their punishment will be more
unavoidable and intolerable; there is no escaping, no bearing it, v. 25. ...
God is the same just and righteous God under the gospel that he appeared to be
under the law. Though he be our God in Christ, and now deals with us in a more
kind and gracious way, yet he is in himself a consuming fire; that is, a God of
strict justice, who will avenge himself on all the despisers of his grace, and
upon all apostates.” [=
Pada waktu Allah berbicara
kepada manusia dengan cara yang paling bagus, Ia secara benar mengharapkan dari
mereka perhatian dan rasa hormat yang paling ketat. ... Pada waktu Allah berbicara
kepada manusia dengan cara yang paling bagus, kesalahan dari mereka yang
menolak Dia adalah lebih besar, dan hukuman mereka akan lebih tak terhindarkan
dan tak bisa ditoleransi; di
sana tak ada jalan lolos, tak ada toleransi / kesabaran terhadapnya, ay 25. ... Allah adalah
Allah yang sama adil dan benarnya pada jaman injil dengan Allah pada jaman
Taurat. Sekalipun Ia adalah Allah kita dalam Kristus, dan sekarang menangani
kita dengan suatu cara yang lebih baik dan lebih murah hati / bersifat kasih
karunia, tetapi Ia dalam diriNya sendiri adalah suatu api yang menghanguskan;
artinya, Allah dari keadilan yang ketat, yang akan membalaskan diriNya sendiri
kepada semua penghina dari kasih karuniaNya, dan
kepada semua orang-orang yang murtad.].
Catatan: saya tak tahu dari mana
Matthew Henry tahu-tahu memunculkan kata ‘apostates’ [=
orang-orang yang murtad ini], karena ayat ini bukan berbicara tentang
orang yang sudah percaya yang lalu meninggalkan Injil, tetapi orang-orang yang
belum percaya yang menolak Injil yang mereka dengar.
Ibr 12:25 - “Jagalah supaya kamu
jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang
menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita
berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”.
Barnes’ Notes (tentang Ibr
12:25): “‘Who refused him that spake on earth.’
That is, Moses. The contrast here is between Moses and the Son of God - the
head of the Jewish and the head of the Christian dispensation. Moses was a mere
man, and spake as such, though in the name of God. The Son of God was from
above, and spake as an inhabitant of heaven.” [= ‘Yang menolak
dia yang berbicara di bumi’. Yaitu, Musa. Kontras
di sini adalah antara Musa dan Anak Allah - kepala dari jaman Yahudi dan kepala
dari jaman Kristen. Musa adalah semata-mata manusia, dan berbicara
sebagai manusia, sekalipun dalam nama Allah. Anak Allah adalah dari atas, dan
berbicara sebagai seorang penghuni surga.].
Ibr 12:25 - “Jagalah supaya kamu
jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang
menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita
berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”.
Calvin (tentang Ibr
12:25): “he means as I
think, another thing, even that we ought not to reject the word destined for
us. He further shows what he had in view in the last comparison, even that the
severest punishment awaits the despisers of the Gospel, since the ancients
under the Law did not despise it with impunity.” [= ia memaksudkan
seperti yang saya pikirkan, sesuatu hal lain, yaitu bahwa kita tidak boleh
menolak firman yang ditujukan kepada kita. Selanjutnya
ia menunjukkan apa yang ada dalam
pandangannya dalam perbandingan yang terakhir, yaitu bahwa hukuman yang
paling keras menanti penghina-penghina dari Injil, karena orang-orang kuno di
bawah Taurat tidak menghina / meremehkannya tanpa dihukum.].
Kita melihat bahwa
Calvin juga menganggap ayat ini berbicara tentang orang-orang yang menolak
Injil, bukan tentang orang-orang yang sudah menerima Injil lalu
meninggalkannya.
Tetapi John Owen
memiliki pandangan yang berbeda. Sekalipun ia
menekankan orang-orang yang menolak Injil, tetapi ia juga mencakup orang-orang yang sudah ‘menerima /
mengakui’ Injil, tetapi lalu meninggalkannya.
Ibr 12:25 - “Jagalah supaya kamu
jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang
menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita
berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”.
John Owen menolak tafsiran
yang mengatakan bahwa ‘Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi’ adalah Musa. Alasannya yang
terkuat adalah kontext, khususnya ay 26, tak memungkinkan untuk menafsirkan itu
sebagai Musa, tetapi jelas Allah / Anak Allah sendiri. Mengapa? Karena
dikatakan dalam ay 26 bahwa ‘waktu itu suaraNya menggoncangkan bumi’. Bagaimana ini bisa
menunjuk pada suara Musa?
Ibr 12:25-26 - “Jagalah supaya kamu jangan menolak
Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak
luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia
yang berbicara dari sorga? (26) Waktu
itu suaraNya menggoncangkan bumi, tetapi
sekarang Ia memberikan janji: ‘Satu
kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga.’”.
Bdk. Hagai 2:7-8 - “(7) Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan
bumi, laut dan darat; (8) Aku akan menggoncangkan segala bangsa,
sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka
Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.”.
John Owen (tentang Ibr 12:25): “Wherefore he that
then spake on earth, who gave those divine oracles, was
none other but the Son of God himself, or the divine nature acting itself in a
peculiar manner in the person of the Son; ... But it will be said, ‘There is an opposition between ‘him
that spake on earth,’ and ‘him that is from heaven;’ now whereas that was
Christ, the Son of God, this cannot be so.’ I answer, There is indeed no such opposition. For the opposition expressed is not between the persons speaking, but between earth and heaven, as the next verse sufficiently
shows. And
that verse declares positively, that it was
one and the same person whose voice then shook the earth, and under the gospel shaketh
heaven also. It is therefore God himself, or the Son of God, who
gave those oracles on mount Sinai.”
[= Karena itu Ia yang pada waktu itu
berbicara di bumi, yang memberikan sabda-sabda ilahi itu, bukan lain dari Anak Allah sendiri, atau hakekat ilahi
bertindak sendiri dengan cara khusus dalam pribadi Anak; ... Tetapi akan dikatakan, ‘Disana ada suatu kontras antara ‘Ia
yang berbicara di bumi’, dan ‘Ia yang dari surga’; maka jika itu adalah
Kristus, Anak Allah, yang ini tidak bisa juga demikian’. Saya menjawab, Disana tidak ada pertentangan / kontras seperti itu.
Karena kontras yang dinyatakan bukanlah antara pribadi-pribadi yang berbicara,
tetapi antara bumi dan surga, seperti ayat selanjutnya menunjukkan secara cukup.
Dan ayat itu menyatakan secara positif, bahwa adalah
pribadi yang satu dan yang sama yang suaraNya pada waktu itu menggoncangkan
bumi, dan di bawah injil menggoncangkan surga / langit juga. Karena
itu adalah Allah sendiri, atau Anak Allah, yang memberi sabda-sabda itu di
Gunung Sinai.]
- ‘Hebrews’, vol 12, hal 177 (ages).
John Owen (tentang Ibr 12:25): “he doth
not herein intend only those amongst them who had already actually professed
the gospel; but all those unto whom it had been preached and who as yet had not
received it, so as to make profession of it. For Christ is as
well refused by them unto whom he is preached, who never comply with the word
at all, as by those who after a profession of it do again fall away. Yea, that
first sort of persons, - namely, those who continue in their unbelief on the
first tender of Christ in the preaching of the word, - are the proper objects
of evangelical threatenings, which are here proposed and pressed. But yet are not they alone intended; seeing in the close of
the 25th verse he puts himself among the number and in the condition of them to
whom he spake, - ‘How shall we escape?’
which can be intended only of them who had already made a profession of the
gospel. In brief, he intendeth all
sorts, in their several states and capacities, unto whom the gospel had been
preached.”
[= dalam hal ini ia tidak hanya memaksudkan
mereka di antara mereka yang telah sungguh-sungguh mengakui injil; tetapi semua orang kepada
siapa injil telah dikhotbahkan dan yang belum menerimanya, sehingga membuat
pengakuan tentangnya. Karena Kristus juga ditolak oleh mereka kepada siapa Ia
dikhotbahkan, yang tidak pernah mentaati firman sama sekali, seperti oleh mereka yang setelah suatu pengakuan tentangnya
lalu menyimpang lagi. Ya, jenis pertama dari orang-orang itu, -
yaitu mereka yang terus dalam ketidak-percayaan pada tawaran pertama dari
Kristus dalam pemberitaan firman, - adalah obyek yang tepat dari
ancaman-ancaman injili, yang di sini diajukan dan ditekankan. Tetapi bukan hanya mereka yang dimaksudkan; melihat bahwa pada akhir
dari ayat ke 25 ia memasukkan dirinya sendiri di antara jumlah itu dan dalam
keadaan dari mereka kepada siapa ia berbicara, - ‘Bagaimana kita bisa lolos?’ yang bisa dimaksudkan
hanya tentang mereka yang telah membuat suatu pengakuan tentang injil.
Singkatnya, ia memaksudkan semua jenis, dalam
beberapa keadaan dan kapasitas mereka, kepada siapa injil telah diberitakan.] - ‘Hebrews’, vol 12, hal 173 (ages).
John Owen (tentang Ibr 12:25): “6. The last thing in the words is
the inference and judgment that the apostle makes, on a supposition of this sin
and evil in any; and this is, that ‘they shall not escape.’ ... it is
the duty of the ministers of the gospel diligently and effectually to declare
the nature of unbelief, with the heinousness of its guilt, above all other sins
whatsoever. ... it is not more the
duty of the ministers of the gospel to declare the nature of faith, and to
invite men unto Christ in the gospel, than it is to make known the nature of
unbelief, and to evidence the woful aggravation of it, Mark 16:16. ... It is their duty so to do, not only with
respect unto them who are open and avowed unbelievers, to convince them of the danger
wherein they are, but also unto all professors whatever; and to maintain an
especial sense of it upon their own minds and consciences. Thus the apostle placeth himself among them who ought always
to weigh and consider this matter: ‘Much more shall not we escape, if we
turn away.’ There is a turning away after profession, as well as upon the first
proposal of the gospel.”
[= 6. Hal terakhir dalam kata-kata itu
adalah kesimpulan dan penghakiman yang sang rasul buat, pada suatu anggapan
tentang dosa dan kejahatan ini dalam siapapun; dan ini adalah, bahwa ‘mereka
tidak akan lolos’. ... adalah tugas / kewajiban dari
pelayan-pelayan / pendeta-pendeta dari injil untuk menyatakan dengan rajin dan
efektif hakekat dari ketidak-percayaan, dengan kejahatan dari kesalahannya, di
atas semua dosa-dosa lain apapun. ... kewajiban
dari pelayan-pelayan / pendeta-pendeta dari injil untuk menyatakan hakekat dari
iman, dan untuk mengundang orang-orang kepada Kristus dalam injil, tidak lebih
dari kewajiban mereka untuk menyatakan hakekat dari ketidak-percayaan, dan
untuk menunjukkan dengan jelas keseriusan yang sangat buruk darinya, Mark 16:16. ... Merupakan
kewajiban mereka untuk melakukan demikian, bukan hanya berkenaan dengan mereka
yang adalah orang-orang yang tidak percaya secara terbuka dan terang-terangan,
untuk meyakinkan mereka tentang bahaya dalam mana mereka berada, tetapi juga
kepada semua pengaku-pengaku apapun; dan untuk memelihara suatu pengertian
khusus tentangnya pada pikiran dan hati nurani mereka sendiri. Karena itu sang rasul menempatkan dirinya sendiri di antara
mereka yang harus selalu menimbang dan mempertimbangkan / merenungkan persoalan
ini: ‘Lebih-lebih lagi kita tidak
akan lolos, jika KITA berpaling / menolak’. Ada penolakan setelah pengakuan,
maupun pada tawaran pertama dari injil.] - ‘Hebrews’, vol 12, hal 182,183 (ages).
Mark 16:16 - “Siapa yang percaya dan dibaptis
akan diselamatkan, tetapi
siapa yang tidak percaya akan dihukum.”.
John Owen (tentang Ibr 12:25): “It is
evident, on these considerations, that human nature cannot more highly despise
and provoke God, than by this sin of unbelief.”
[= Adalah jelas, berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan ini, bahwa manusia tidak bisa meremehkan / menghina
dan memprovokasi Allah dengan lebih hebat, dari pada oleh dosa
ketidak-percayaan ini.] - ‘Hebrews’,
vol 12, hal 182 (ages).
Ibr 12:25 - “Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang
berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman
Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita
berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?”.
John Owen memperhatikan kata
‘kita’ dalam Ibr 12:25 itu yang jelas mencakup penulis
surat Ibrani sendiri, yang pasti adalah orang percaya. Jadi bukan orang-orang
yang tidak percaya saja yang diancam oleh ayat ini, tetapi juga orang-orang
percaya.
Tetapi bagaimana orang-orang
percaya bisa diancam oleh hukuman? Bukankah semua hukuman sudah ditanggung oleh
Kristus? Tentu saja, tetapi tetap ada ancaman seperti itu, untuk menunjukkan kewajiban kita
sebagai orang-orang percaya! Seperti sudah berulangkali saya
tegaskan, sekalipun theologia Reformed percaya bahwa semua hukuman sudah
ditanggung Kristus, dan bahwa keselamatan tidak bisa hilang, tetapi itu tidak berarti bahwa kita
tidak punya tanggung jawab lagi!!!
John Owen (tentang Ibr 12:25): “We have an
injunction of a necessary duty, proposed in a
way of caution or prohibition of the contrary evil: ‘See that ye refuse not him
that speaketh.’”
[= Kita mempunyai suatu perintah tentang suatu kewajiban yang perlu,
diajukan dengan suatu cara dari kehati-hatian atau larangan tentang kejahatan
yang sebaliknya: ‘Perhatikanlah supaya kamu tidak menolak Ia yang berbicara’.] - ‘Hebrews’, vol 12, hal 174 (ages).
John Owen (tentang Ibr 12:25): “The
caution is given in the word ble>pete. It
is originally a word of sense, ‘to see with our eyes:’ and so it is constantly
used in the New Testament, unless it be in the imperative mood, and therein it
always signifies, ‘to beware, to take heed,’ to be very careful about what is
given in charge, Matthew 24:4; Mark 13:5, 33; 1 Corinthians 8:9, 16:10;
Galatians 5:15; Ephesians 5:15; Philippians 3:2; Colossians 2:8. And both
the weight of the duty and the
danger of its neglect are included in it. And the apostle gives them this caution to shake of
all sloth and negligence, from the greatness of their concernment
in what was enjoined them.”
[= Perhatian diberikan dalam kata BLEPETE. Arti kata itu sebetulnya adalah
‘melihat dengan mata kita’: dan begitulah kata itu secara tetap digunakan dalam
Perjanjian Baru, kecuali kata itu ada dalam bentuk perintah, dan dalam hal itu
kata itu selalu berarti, ‘waspada, berhati-hati’, sangat berhati-hati tentang
apa yang diberikan sebagai kewajiban, Mat 24:4; Mark 13:5, 33; 1Kor 8:9, 16:10; Gal 5:15; Ef 5:15; Fil
3:2; Kol 2:8. Dan baik
berat / tekanan dari kewajiban
dan bahaya dari pengabaiannya tercakup di dalamnya. Dan sang rasul memberikan mereka perhatian
ini untuk membuang semua kelambanan dan kelalaian, dari besarnya kepentingan mereka dalam
apa yang diperintahkan kepada mereka.] - ‘Hebrews’, vol 12, hal 174 (ages).
Mat 24:4 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang
menyesatkan kamu!”.
Mark 13:5,33 - “(5) Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: ‘Waspadalah supaya jangan ada orang yang
menyesatkan kamu! ... (33) ‘Hati-hatilah
dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamanakah waktunya tiba.”.
1Kor 8:9 - “Tetapi jagalah,
supaya kebebasanmu ini jangan menjadi batu sandungan bagi mereka yang lemah.”.
1Kor 16:10 - “Jika Timotius datang kepadamu, usahakanlah supaya ia berada di tengah-tengah kamu
tanpa takut, sebab ia mengerjakan pekerjaan Tuhan, sama seperti aku.”.
KJV/RSV/NIV/NASB: ‘see’ [=
pastikanlah / perhatikanlah].
Gal 5:15 - “Tetapi jikalau kamu saling
menggigit dan saling menelan, awaslah,
supaya jangan kamu saling membinasakan.”.
Ef 5:15 - “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu
hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,”.
Fil 3:2 - “Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang
palsu,”.
Kol 2:8 - “Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan
kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan
roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus.”.
John Owen (tentang Ibr 12:25): “The matter given in charge is, ‘not to
refuse or turn away from, or despise him that speaketh.’ ... But in this
prohibition of an evil, it is the injunction of a duty that is intended; and
that is the hearing of him that speaketh; and that such a hearing as the
Scripture intends universally, where it speaks of
our duty to God; namely, so to hear as to believe, and yield obedience to what
is heard. This is the constant use of that expression in the
Scripture; wherefore the caution, not to refuse, is
a charge so to hear him that speaks as to believe and obey. Whatever
is less than this, is a refusal, a despising of him. It is not enough to give
him the hearing, as we say, unless also we obey him. Hence
the word is preached unto many; but it doth not profit them, because it is not
mixed with faith.”
[= Persoalan yang diberikan sebagai kewajiban
adalah, ‘untuk tidak menolak atau berbalik dari, atau meremehkan Ia yang
berbicara’. ... Tetapi dalam larangan tentang kejahatan ini, itu merupakan
pemberian suatu kewajiban
yang dimaksudkan; dan itu adalah mendengar Dia yang berbicara; dan bahwa
mendengar sedemikian rupa seperti yang Kitab Suci maksudkan secara universal,
dimana itu berbicara tentang kewajiban kita kepada Allah; yaitu, untuk mendengar dengan
maksud untuk percaya, dan memberikan ketaatan pada apa yang didengar.
Ini adalah penggunaan yang tetap dari ungkapan itu dalam Kitab Suci; dan karena
itu perhatian untuk tidak menolak, adalah suatu kewajiban untuk mendengar Dia yang
berbicara dengan maksud untuk percaya dan taat. Apapun yang kurang dari ini adalah suatu penolakan, suatu
peremehan tentang Dia. Tidaklah cukup untuk mendengar Dia, seperti
kami katakan, kecuali kita juga mentaatiNya. Jadi, firman diberikan kepada
banyak orang; tetapi itu tidak memberi manfaat kepada mereka, karena itu tidak
dicampur dengan iman.] - ‘Hebrews’, vol 12, hal 174
(ages).
-bersambung-