PERSEVERANCE OF THE SAINTS (6) (KETEKUNAN ORANG-ORANG KUDUS)
Pdt.Budi Asali, M.Div.
f) 1Yohanes 3:7 - “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;”.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘menyesatkan’ bisa diterjemahkan ‘menipu’.
NIV: ‘lead astray’ [= menyesatkan].
KJV/RSV/NASB: ‘deceive’ [= menipu].
Bible Knowledge Commentary: “The Gr. verb ‘lead astray,’ PLANAO, used also in 2:26, is the same word rendered ‘deceive’ in 1:8.” [= Kata kerja Yunani ‘menyesatkan’, PLANAO, yang digunakan juga dalam 2:26, adalah kata yang sama dengan kata yang diterjemahkan ‘menipu’ dalam 1:8.].
1Yoh 2:26 - “Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.”.
1Yoh 1:8 - “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.”.
Adam Clarke (tentang 1Yoh 3:7): “‘Let no man deceive you.’ Either by asserting that ‘you cannot be saved from sin in this life,’ or ‘that sin will do you no harm and cannot alter your state, if you are adopted into the family of God; for sin cannot annul this adoption.’” [= ‘Jangan membiarkan seorangpun menyesatkan kamu’. Atau dengan menegaskan bahwa ‘kamu tidak bisa diselamatkan dari dosa dalam hidup ini’, atau ‘bahwa dosa tidak akan merugikan / membahayakan / mencelakakan kamu dan tidak bisa mengubah keadaanmu, jika kamu diadopsi ke dalam keluarga Allah; karena dosa tidak bisa membatalkan pengadopsian ini’.].
Bagian yang saya garis-bawahi itu, yang sebetulnya merupakan ajaran yang benar, dianggap oleh Clarke sebagai suatu penyesatan! Memang kita tidak boleh menganggap dosa itu tidak apa-apa, tetapi saya tidak percaya bahwa dosa bisa membatalkan pengadopsian orang percaya sebagai anak Allah.
Lenski (tentang 1Yoh 3:7): “The admonition shows why John is writing this. There are antichristian deceivers (2:18, 19) who were seeking to deceive or lead astray (πλανάω, 1:8) the readers. What they claimed about not having sin 1:8 indicates. ... Yet from 1:6 plus 2:29 and now 3:7 we safely conclude that they thought that they were righteous without doing the righteousness. ... It is a mistake to think that the fact of being a Christian is proof against cunning deceivers. The young, the inexperienced, the unfortified are not proof of this.” [= Nasehat ini menunjukkan mengapa Yohanes menuliskan ini. Ada penipu-penipu yang anti Kristen di sana (2:18,19) yang sedang berusaha untuk menipu atau menyesatkan (PLANAO, 1:8) para pembaca. Apa yang mereka claim tentang tidak mempunyai dosa ditunjukkan oleh 1:8. ... Tetapi dari 1:6 ditambah 2:29 dan sekarang 3:7 kita dengan aman menyimpulkan bahwa mereka berpikir bahwa mereka adalah benar tanpa melakukan kebenaran. ... Merupakan suatu kesalahan untuk berpikir bahwa fakta tentang keberadaan sebagai seorang Kristen tahan terhadap penipu-penipu yang licik. Orang Kristen yang muda, tak berpengalaman, tak dibentengi tidak tahan terhadap ini.].
Saya berpendapat tidak ada apa-apa dalam ayat ini yang menunjukkan bahwa orang kristen yang sejati bisa betul-betul disesatkan. Ayat ini hanya memberi tanggung jawab kepada orang-orang Kristen untuk berusaha agar tidak disesatkan. Kalau orang kristen yang sejati bisa disesatkan, maka itu bertentangan dengan ayat ini:
Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.
Kata yang diterjemahkan ‘menyesatkan’ di sini adalah kata Yunani yang sama dengan yang digunakan dalam 1Yoh 3:7.
Kata-kata ‘sekiranya mungkin’ menunjukkan ketidak-mungkinan!
Adam Clarke tidak memberikan komentar apapun tentang Mat 24:24!
Lenski (tentang Mat 24:24): “Then this statement would mean that these Christs and these prophets intended to deceive ‘even the elect,’ which, however, was impossible. ... ‘If possible’ denies the possibility objectively. However many others the great signs and prodigies offered (δώσουσι) by these deceivers to substantiate their claims may deceive, they will fail in the case of the elect. ... If the elect could be actually and permanently deceived, they, of course, would not be the elect.” [= Maka pernyataan ini berarti bahwa kristus-kristus dan nabi-nabi ini bermaksud untuk menipu ‘bahkan orang-orang pilihan’, tetapi yang adalah mustahil. ... ‘Jika mungkin’ menyangkal kemungkinan secara obyektif. Bagaimanapun banyaknya tanda-tanda dan hal-hal yang luar biasa yang lain yang ditawarkan (DOSOUSI) oleh penipu-penipu ini untuk membenarkan / meneguhkan claim mereka bisa menipu, mereka akan gagal dalam kasus orang pilihan. ... Seandainya orang pilihan bisa sungguh-sungguh dan secara permanen ditipu, mereka, tentu saja, bukanlah orang pilihan.].
g) 2Yoh 8 - “Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu SEPENUHNYA.”.
Catatan: kata ‘mu’ yang saya coret itu sebetulnya tidak ada.
NASB: ‘you ... we ... you’ [= kamu ... kami ... kamu].
KJV: ‘we ... we ... we’ [= kami ... kami ... kami].
RSV: ‘you ... you ... (you)’ [= kamu ... kamu ... (kamu)].
NIV: ‘you ... you ... you’ [= kamu ... kamu ... kamu].
Adanya perbedaan manuscript menyebabkan terjadinya bermacam-macam versi tentang ayat ini, dan para penafsir saling bertentangan berkenaan dengan ayat ini.
Untuk kata pertama dan ketiga, Bruce Metzger menganggap yang benar adalah ‘kamu’, bukan ‘kami’. Untuk kata yang kedua, Jamieson, Fausset & Brown memilih ‘kami’. Kalau semua ini benar, maka yang benar adalah terjemahan Kitab Suci Indonesia dan NASB. Pulpit Commentary juga setuju dengan terjemahan ini.
Adam Clarke dan Lenski memilih terjemahan seperti dalam RSV/NIV (semuanya ‘kamu’).
Tetapi Bible Knowledge Commentary mempertahankan terjemahan KJV (semuanya ‘kami’).
Adam Clarke (tentang 2Yoh 8): “We find that if these persons did not keep on their guard they might lose their salvation, and the apostles their rejoicing in the day of the Lord Jesus. ... Had the apostle said ye cannot finally fall, what a different effect would it have produced!” [= Kami mendapati bahwa jika orang-orang ini tidak berjaga-jaga mereka bisa kehilangan keselamatan mereka, dan sang rasul bisa kehilangan sukacita mereka pada hari Tuhan Yesus. ... Seandainya sang rasul berkata kamu tak bisa jatuh sampai akhir, alangkah berbedanya hasil yang akan dihasilkannya!].
Lenski (tentang 2Yoh 8): “John refers to the heavenly reward or pay, the word matches the idea of having worked. ... The eternal reward is at stake and no less.” [= Yohanes menunjuk pada pahala atau upah surgawi, kata itu cocok dengan gagasan tentang ‘telah bekerja’. ... Pahala kekal dipertaruhkan dan tidak kurang dari itu.].
Barnes’ Notes (tentang 2Yoh 8): “The truth which is taught here is one of interest to all Christians - that it is possible for even genuine Christians, by suffering themselves to be led into error, or by failure in duty, to lose a part of the reward which they might have obtained.” [= Kebenaran yang diajarkan di sini adalah salah satu urusan bagi semua orang Kristen - bahwa adalah mungkin bahkan untuk orang-orang Kristen yang sejati, dengan membiarkan diri mereka sendiri untuk dibimbing ke dalam kesalahan, atau dengan kegagalan dalam kewajiban, kehilangan sebagian dari pahala yang bisa telah mereka dapatkan.].
Bible Knowledge Commentary (tentang 2Yoh 8): “The danger is not loss of salvation, of course, but loss of reward. ... It should be noted that the phrase be ‘rewarded fully’ shows that failure by the readers would not totally deprive them of reward. God would not forget what they had done for Him (cf. Heb 6:10). But the fullness of their reward (cf. 1 Cor 3:11-15) was threatened by the subversion of the antichrists.” [= Bahayanya bukanlah kehilangan keselamatan, tentu saja, tetapi kehilangan pahala. ... Harus diperhatikan bahwa ungkapan ‘diberi pahala sepenuhnya’ menunjukkan bahwa kegagalan oleh pembaca tidak akan menghilangkan pahala mereka secara total. Allah tidak akan melupakan apa yang telah mereka lakukan bagiNya (bdk. Ibr 6:10). Tetapi kepenuhan dari pahala mereka (bdk. 1Kor 3:11-15) diancam oleh perusakan dari para anti Kristus.].
Ibr 6:10 - “Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap namaNya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.”.
1Kor 3:11-15 - “(11) Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. (12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, (13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. (15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.”.
Matthew Henry (tentang 2Yoh 8): “The way to attain the full reward is to abide true to Christ, and constant in religion to the end.” [= Cara / jalan untuk mencapai / mendapatkan pahala yang penuh adalah tetap benar terhadap / kepada Kristus, dan konstan dalam agama sampai akhir.].
Kalau ini mempersoalkan pahala / upah, maka ayat ini sebetulnya tidak ada urusannya dengan kehilangan keselamatan. Yang hilang / berkurang hanya pahalanya, bukan keselamatannya. Dengan demikian terlihat jelas bahwa tafsiran Clarke di atas adalah salah!
h) 2Yoh 9 - “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.”.
Adam Clarke tak memberi komentar yang ada hubungannya dengan apa yang sedang kita bahas.
Lenski (tentang 2Yoh 9): “No matter in what direction one goes forward and does not remain in the doctrine of Christ, ‘he has not God’ although he may shout ever so loudly, ‘I know him!’ (1 John 2:4). This is the great delusion. 1 John 2:23. God, the real God (1 John 5:20), is found only in Christ (John 14:9, 11; 10:30), hence only in the doctrine of Christ (John 1:18). John does not need to add ‘and has not Christ’ because he who forsakes Christ’s doctrine certainly also forsakes Christ. The one remaining in the doctrine, this one (οὗτος), this one alone, ‘has both the Father and the Son.’ By having the one he has the other; a separation of the two is impossible. To have them is to have salvation.” [= Tak peduli ke arah mana seseorang pergi / maju dan tidak tinggal dalam ajaran Kristus, ‘ia tidak mempunyai Allah’ sekalipun ia bisa berteriak dengan begitu keras, ‘Aku mengenal Dia!’ (1Yoh 2:4). Ini merupakan khayalan / tipuan yang besar. 1Yoh 2:23. Allah, Allah yang benar (1Yoh 5:20), ditemukan hanya di dalam Kristus (Yoh 14:9,11; 10:30), dan karena itu hanya di dalam ajaran Kristus (Yoh 1:18). Yohanes tidak perlu menambahkan ‘dan tidak mempunyai Kristus’ karena ia yang meninggalkan ajaran Kristus pasti juga meninggalkan Kristus. Orang yang tinggal dalam ajaran ini, orang ini (HOUTOS), orang ini saja, ‘mempunyai baik Bapa maupun Anak’. Dengan mempunyai yang satu ia mempunyai yang lain; suatu pemisahan dari keduanya merupakan kemustahilan. Mempunyai Mereka adalah mempunyai keselamatan.].
1Yoh 2:4 - “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”.
Barnes’ Notes (tentang 2Yoh 9): “he makes the remark general, that if anyone did not hold the true doctrine respecting the Saviour, he had no real knowledge of God.” [= ia membuat kata-kata yang umum, bahwa jika siapapun tidak memegang ajaran yang benar berkenaan dengan sang Juruselamat, ia tidak mempunyai pengetahuan / pengenalan yang benar tentang Allah.].
2Yoh 9 ini sejalan dengan ayat-ayat ini:
1. 1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab JIKA MEREKA SUNGGUH-SUNGGUH TERMASUK PADA KITA, NISCAYA MEREKA TETAP BERSAMA-SAMA DENGAN KITA. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”.
Catatan: penekanan pada ay 19nya, dan kalau saudara menggunakan ayat ini tekankan secara khusus bagian yang saya cetak dengan huruf besar.
Adam Clarke (tentang 1Yoh 2:19): “if they had been of us - if they had been apostles, and continued in the firm belief of the Christian doctrines, they would not have departed from us to form a sect of themselves.” [= jika / seandainya mereka adalah dari kita - jika / seandainya mereka adalah rasul-rasul, dan terus dalam kepercayaan yang teguh tentang ajaran-ajaran / doktrin-doktrin Kristen, mereka tidak akan sudah meninggalkan kita untuk membentuk suatu sekte dari mereka sendiri.].
Catatan: ini tafsiran konyol! Bagaimana mungkin kata ‘kita’ diartikan sebagai ‘rasul-rasul’ padahal rasul Yohanes menuliskan surat ini kepada orang-orang Kristen biasa, dan pada saat ia menuliskan surat ini, ia adalah satu-satunya rasul yang tersisa! Bahkan kalau ditafsirkan secara konyol begini, ini tak cocok dengan Yudas Iskariot, yang adalah rasul, tetapi tetap meninggalkan mereka!
Herschel H. Hobbs (tentang 1Yoh 2:19): “We should not see these as true Christians who were lost again. Rather, they were not Christians at all, but merely pretended to be such. One mark of true discipleship is perseverance in the faith. Failure to continue proves the falsity of one’s profession.” [= Kita tidak boleh menganggap mereka ini sebagai orang-orang kristen sejati yang terhilang kembali. Sebaliknya, mereka bukan Kristen sama sekali, tetapi semata-mata berpura-pura untuk menjadi orang kristen. Salah satu tanda / ciri dari kemuridan yang sejati adalah ketekunan dalam iman. Kegagalan untuk meneruskan membuktikan kepalsuan dari pengakuan seseorang.] - hal 65.
Calvin (tentang 1Yoh 2:19): “He plainly declares that those who fell away had never been members of the Church.” [= Ia dengan jelas menyatakan bahwa mereka yang murtad tidak pernah adalah anggota-anggota dari Gereja.].
Catatan: tentang ayat ini nanti akan ada pembahasan secara khusus, jadi di sini saya hanya membahas sedikit saja.
2. Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”.
Adam Clarke (tentang Yoh 8:31): “It is not enough to receive God’s truth - we must retain and walk in it. And it is only when we receive the truth, love it, keep it, and walk in it, that we are the genuine disciples of Christ.” [= Tidaklah cukup untuk menerima kebenaran Allah - kita harus mempertahankannya dan berjalan di dalamnya. Dan hanya pada waktu kita menerima kebenaran, mengasihinya, mempertahankannya, dan berjalan di dalamnya, maka kita adalah murid-murid yang sejati / asli dari Kristus.].
Kata-kata Clarke yang saya garis-bawahi itu seperti kata-kata orang Reformed. Saya tak mengerti bagaimana dengan mempercayai kata-kata itu, ia bisa percaya bahwa orang kristen yang sejati bisa murtad, terhilang, dan binasa!
Lenski (tentang Yoh 8:31): “Jesus implies that these believers are already his disciples; ... Yet there is a difference between being disciples and being truly disciples. ... All are disciples of Jesus who in any way believe his word, but those are truly disciples who once for all become fixed in his word. Hence also the ‘if.’ Beginners, however genuine their beginning, may drop off again; but once they become fixed definitely to remain in the word, they will never drop off again. ... Thus to remain is not only a mark of discipleship but its very essence.” [= Yesus secara implicit mengatakan bahwa orang-orang percaya ini sudah adalah murid-muridNya; ... Tetapi disana ada suatu perbedaan antara murid-murid dan murid-murid yang sungguh-sungguh. ... Semua adalah murid-murid Yesus yang dengan cara apapun percaya firmanNya, tetapi mereka adalah sungguh-sungguh murid-murid yang pernah sekali terpancang dalam firmanNya. Karena itu juga ada kata ‘jikalau’. Pemula-pemula, bagaimanapun aslinya permulaan mereka, bisa turun lagi; tetapi sekali mereka terpancang dengan pasti untuk tinggal dalam firman, mereka tidak akan pernah turun lagi. ... Jadi ‘tinggal’ bukan hanya merupakan suatu tanda dari kemuridan tetapi hakekatnya.].
Kata-kata Lenski ini saling bertentangan sendiri. Saya setuju dengan katanya yang saya beri garis bawah ganda.
Tetapi kata-kata Lenski yang saya beri garis bawah tunggal kelihatannya mirip dengan ajaran Pdt. Jusuf B. S. tentang orang Kristen halaman, orang Kristen ruang suci, dan orang Kristen ruang maha suci (‘Keselamatan Tidak Bisa Hilang?’, hal 52-53,68-70).
Pdt. Jusuf B. S.: “Ada tiga tingkatan pertumbuhan iman berdasarkan Kemah Suci.
• Tingkat halaman, inilah tingkat permulaan waktu masuk iman.
• Tingkat Ruangan Suci, secepatnya sesudah percaya. Memang ada yang langsung hari itu juga sampai dalam tingkatan ini, ada yang sesudah beberapa hari sampai tingkatan ini, ini yang normal. Tetapi ada juga yang sesudah berminggu-minggu atau berbulan-bulan baru masuk dalam tingkatan ini, bahkan ada yang macet sama sekali sehingga tidak sampai tingkatan ini. Ini tidak betul dan pasti ada sebabnya. Tingkatan Ruangan Suci adalah orang-orang yang penuh dan dipimpin Roh; ia selalu berjalan dalam Roh, bertumbuh di dalam kesucian sesuai dengan Firman Tuhan.
• Tingkatan Ruangan Maha Suci. Di sini orang itu mutlak tidak dapat berbuat dosa lagi. Tingkatan ini sudah sempurna seperti Kristus.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 52-53.
Pdt. Jusuf B. S.: “1. Orang Luar Halaman adalah orang-orang berdosa, belum percaya Tuhan Yesus atau orang-orang yang murtad dari Tuhan. 2. Kristen Halaman adalah orang Kristen yang tetap tinggal kanak-kanak, tidak tumbuh, terus jatuh bangun dalam dosa. Inilah orang Kristen duniawi, yang tidak sungguh-sungguh bertobat atau suam. 3. Kristen Ruangan Suci adalah orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh seperti carang yang terus tinggal di dalam pokok yang benar (Yoh 15:1-8) yang selalu hidup dengan Allah, dipimpin Roh senantiasa. 4. Kristen Ruangan Maha Suci adalah orang-orang Kristen yang sempurna, yang mutlak tidak lagi bisa berbuat dosa. Orang-orang ini langsung naik ke tahta Allah.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 68.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang Kristen Halaman itu terus berubah-ubah, sebentar dingin, sebentar panas. Ia terus tertuduh oleh dosa-dosanya, yang tidak kunjung lepas, sebab itu juga kepastian keselamatannya itu masih goyah, kadang-kadang yakin sudah selamat, kadang-kadang tertuduh dan ragu-ragu. Memang Roh Kudus tidak bisa meyakinkan dengan kuat keselamatannya kalau hidupnya melawan Roh. Sebab itu orang-orang Kristen yang terus tinggal di Halaman seringkali keyakinannya goyah. Tetapi kalau ia tumbuh terus biasanya keyakinan akan keselamatannya akan tetap mantap.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 68.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang Kristen Ruangan Suci yakin pasti selamat. Orang-orang di sini dapat berkata ‘Keselamatan bisa hilang, tetapi keselamatan saya tidak akan hilang, tetap selamat selama-lamanya’” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 68-69.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang Kristen Ruangan Maha Suci: Mutlak selamat.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 69.
Pdt. Jusuf B. S.: “Golongan Halaman ini memang rawan, seperti Israel yang terus menerus beredar-edar di padang gurun sebab keras hati, bersungut-sungut, tinggal dalam dosa, tinggal kanak-kanak rohani. Kanak-kanak rohani ini memang mudah terpengaruh ajaran sesat Ef 4:14, mudah kena godaan dunia, sering berkelahi seperti 1Kor 3:3, mudah terpancing sehingga ditewaskan oleh kejahatan. Jadi masa depan orang-orang Halaman itu tidak tentu. Sulit mengatakan tentang orang-orang Halaman, apakah mereka bisa setia sampai ke akhir, sedangkan ‘hari ini’ saja hatinya masih bercabang. Sebab itu jangan tinggal kanak-kanak rohani, tetapi meningkatlah lebih tinggi.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 69.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang-orang yang sudah lahir baru, penuh dan dipimpin Roh itu lebih stabil. Dalam tingkatan ini (Ruangan Suci), keyakinan selamat orang-orang ini kokoh, pada umumnya mereka pasti selamat. Biasanya orang-orang ini bisa berkata bahwa ia pasti selamat, kapan saja ia dipanggil Tuhan.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 69.
Pdt. Jusuf B. S. menuliskan ‘Keselamatan tidak dapat hilang’ dan ini ia beri tanda silang (salah), lalu ia menuliskan ‘Keselamatan SAYA tidak dapat hilang’ dan ini ia beri tanda benar! - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 69.
Pdt. Jusuf B. S.: “Memang orang-orang yang belum mengerti seringkali masih ragu-ragu, sebab itu perlu belajar / diajar betul-betul dari Firman Tuhan. Makin tinggi rohaninya, makin dekat dengan Tuhan, makin penuh dengan pengurapan Allah, keyakinan akan keselamatannya terus meningkat sampai mutlak.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 70.
Pdt. Jusuf B. S.: “Selama masih hidup keadaan manusia masih bisa berubah. Pada waktu mati, semua keadaannya menjadi permanen, tetap, tidak berubah dan keadaan pada saat mati inilah yang akan menjadi patokan untuk keselamatannya bukan keadaan sebelumnya.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 70.
Ia lalu mengutip Mat 24:13 - “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang yang di dalam Ruangan Suci masih bisa turun kembali ke Halaman, tetapi lebih tinggi ia meningkat, lebih kecil kemungkinan berbalik, sekalipun kemungkinan itu masih tetap ada. Ini sebabnya keselamatan itu harus dipelihara, dikerjakan baik-baik, supaya terus tumbuh!” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 70.
Ini jelas salah. Mengalegorikan Halaman, Ruang Suci, dan Ruang Maha Suci, sehingga 3 jenis orang Kristen, merupakan suatu penafsiran yang salah sama sekali.
Alkitab tak pernah mengajar ada 2 jenis orang kristen yang sejati, yang satu bisa terhilang, yang lain terpancang teguh dan tidak bisa hilang.
-bersambung-
f) 1Yohanes 3:7 - “Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;”.
Kata Yunani yang diterjemahkan ‘menyesatkan’ bisa diterjemahkan ‘menipu’.
NIV: ‘lead astray’ [= menyesatkan].
KJV/RSV/NASB: ‘deceive’ [= menipu].
Bible Knowledge Commentary: “The Gr. verb ‘lead astray,’ PLANAO, used also in 2:26, is the same word rendered ‘deceive’ in 1:8.” [= Kata kerja Yunani ‘menyesatkan’, PLANAO, yang digunakan juga dalam 2:26, adalah kata yang sama dengan kata yang diterjemahkan ‘menipu’ dalam 1:8.].
1Yoh 2:26 - “Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.”.
1Yoh 1:8 - “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.”.
Adam Clarke (tentang 1Yoh 3:7): “‘Let no man deceive you.’ Either by asserting that ‘you cannot be saved from sin in this life,’ or ‘that sin will do you no harm and cannot alter your state, if you are adopted into the family of God; for sin cannot annul this adoption.’” [= ‘Jangan membiarkan seorangpun menyesatkan kamu’. Atau dengan menegaskan bahwa ‘kamu tidak bisa diselamatkan dari dosa dalam hidup ini’, atau ‘bahwa dosa tidak akan merugikan / membahayakan / mencelakakan kamu dan tidak bisa mengubah keadaanmu, jika kamu diadopsi ke dalam keluarga Allah; karena dosa tidak bisa membatalkan pengadopsian ini’.].
Bagian yang saya garis-bawahi itu, yang sebetulnya merupakan ajaran yang benar, dianggap oleh Clarke sebagai suatu penyesatan! Memang kita tidak boleh menganggap dosa itu tidak apa-apa, tetapi saya tidak percaya bahwa dosa bisa membatalkan pengadopsian orang percaya sebagai anak Allah.
Lenski (tentang 1Yoh 3:7): “The admonition shows why John is writing this. There are antichristian deceivers (2:18, 19) who were seeking to deceive or lead astray (πλανάω, 1:8) the readers. What they claimed about not having sin 1:8 indicates. ... Yet from 1:6 plus 2:29 and now 3:7 we safely conclude that they thought that they were righteous without doing the righteousness. ... It is a mistake to think that the fact of being a Christian is proof against cunning deceivers. The young, the inexperienced, the unfortified are not proof of this.” [= Nasehat ini menunjukkan mengapa Yohanes menuliskan ini. Ada penipu-penipu yang anti Kristen di sana (2:18,19) yang sedang berusaha untuk menipu atau menyesatkan (PLANAO, 1:8) para pembaca. Apa yang mereka claim tentang tidak mempunyai dosa ditunjukkan oleh 1:8. ... Tetapi dari 1:6 ditambah 2:29 dan sekarang 3:7 kita dengan aman menyimpulkan bahwa mereka berpikir bahwa mereka adalah benar tanpa melakukan kebenaran. ... Merupakan suatu kesalahan untuk berpikir bahwa fakta tentang keberadaan sebagai seorang Kristen tahan terhadap penipu-penipu yang licik. Orang Kristen yang muda, tak berpengalaman, tak dibentengi tidak tahan terhadap ini.].
Saya berpendapat tidak ada apa-apa dalam ayat ini yang menunjukkan bahwa orang kristen yang sejati bisa betul-betul disesatkan. Ayat ini hanya memberi tanggung jawab kepada orang-orang Kristen untuk berusaha agar tidak disesatkan. Kalau orang kristen yang sejati bisa disesatkan, maka itu bertentangan dengan ayat ini:
Mat 24:24 - “Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga.”.
Kata yang diterjemahkan ‘menyesatkan’ di sini adalah kata Yunani yang sama dengan yang digunakan dalam 1Yoh 3:7.
Kata-kata ‘sekiranya mungkin’ menunjukkan ketidak-mungkinan!
Adam Clarke tidak memberikan komentar apapun tentang Mat 24:24!
Lenski (tentang Mat 24:24): “Then this statement would mean that these Christs and these prophets intended to deceive ‘even the elect,’ which, however, was impossible. ... ‘If possible’ denies the possibility objectively. However many others the great signs and prodigies offered (δώσουσι) by these deceivers to substantiate their claims may deceive, they will fail in the case of the elect. ... If the elect could be actually and permanently deceived, they, of course, would not be the elect.” [= Maka pernyataan ini berarti bahwa kristus-kristus dan nabi-nabi ini bermaksud untuk menipu ‘bahkan orang-orang pilihan’, tetapi yang adalah mustahil. ... ‘Jika mungkin’ menyangkal kemungkinan secara obyektif. Bagaimanapun banyaknya tanda-tanda dan hal-hal yang luar biasa yang lain yang ditawarkan (DOSOUSI) oleh penipu-penipu ini untuk membenarkan / meneguhkan claim mereka bisa menipu, mereka akan gagal dalam kasus orang pilihan. ... Seandainya orang pilihan bisa sungguh-sungguh dan secara permanen ditipu, mereka, tentu saja, bukanlah orang pilihan.].
g) 2Yoh 8 - “Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu SEPENUHNYA.”.
Catatan: kata ‘mu’ yang saya coret itu sebetulnya tidak ada.
NASB: ‘you ... we ... you’ [= kamu ... kami ... kamu].
KJV: ‘we ... we ... we’ [= kami ... kami ... kami].
RSV: ‘you ... you ... (you)’ [= kamu ... kamu ... (kamu)].
NIV: ‘you ... you ... you’ [= kamu ... kamu ... kamu].
Adanya perbedaan manuscript menyebabkan terjadinya bermacam-macam versi tentang ayat ini, dan para penafsir saling bertentangan berkenaan dengan ayat ini.
Untuk kata pertama dan ketiga, Bruce Metzger menganggap yang benar adalah ‘kamu’, bukan ‘kami’. Untuk kata yang kedua, Jamieson, Fausset & Brown memilih ‘kami’. Kalau semua ini benar, maka yang benar adalah terjemahan Kitab Suci Indonesia dan NASB. Pulpit Commentary juga setuju dengan terjemahan ini.
Adam Clarke dan Lenski memilih terjemahan seperti dalam RSV/NIV (semuanya ‘kamu’).
Tetapi Bible Knowledge Commentary mempertahankan terjemahan KJV (semuanya ‘kami’).
Adam Clarke (tentang 2Yoh 8): “We find that if these persons did not keep on their guard they might lose their salvation, and the apostles their rejoicing in the day of the Lord Jesus. ... Had the apostle said ye cannot finally fall, what a different effect would it have produced!” [= Kami mendapati bahwa jika orang-orang ini tidak berjaga-jaga mereka bisa kehilangan keselamatan mereka, dan sang rasul bisa kehilangan sukacita mereka pada hari Tuhan Yesus. ... Seandainya sang rasul berkata kamu tak bisa jatuh sampai akhir, alangkah berbedanya hasil yang akan dihasilkannya!].
Lenski (tentang 2Yoh 8): “John refers to the heavenly reward or pay, the word matches the idea of having worked. ... The eternal reward is at stake and no less.” [= Yohanes menunjuk pada pahala atau upah surgawi, kata itu cocok dengan gagasan tentang ‘telah bekerja’. ... Pahala kekal dipertaruhkan dan tidak kurang dari itu.].
Barnes’ Notes (tentang 2Yoh 8): “The truth which is taught here is one of interest to all Christians - that it is possible for even genuine Christians, by suffering themselves to be led into error, or by failure in duty, to lose a part of the reward which they might have obtained.” [= Kebenaran yang diajarkan di sini adalah salah satu urusan bagi semua orang Kristen - bahwa adalah mungkin bahkan untuk orang-orang Kristen yang sejati, dengan membiarkan diri mereka sendiri untuk dibimbing ke dalam kesalahan, atau dengan kegagalan dalam kewajiban, kehilangan sebagian dari pahala yang bisa telah mereka dapatkan.].
Bible Knowledge Commentary (tentang 2Yoh 8): “The danger is not loss of salvation, of course, but loss of reward. ... It should be noted that the phrase be ‘rewarded fully’ shows that failure by the readers would not totally deprive them of reward. God would not forget what they had done for Him (cf. Heb 6:10). But the fullness of their reward (cf. 1 Cor 3:11-15) was threatened by the subversion of the antichrists.” [= Bahayanya bukanlah kehilangan keselamatan, tentu saja, tetapi kehilangan pahala. ... Harus diperhatikan bahwa ungkapan ‘diberi pahala sepenuhnya’ menunjukkan bahwa kegagalan oleh pembaca tidak akan menghilangkan pahala mereka secara total. Allah tidak akan melupakan apa yang telah mereka lakukan bagiNya (bdk. Ibr 6:10). Tetapi kepenuhan dari pahala mereka (bdk. 1Kor 3:11-15) diancam oleh perusakan dari para anti Kristus.].
Ibr 6:10 - “Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap namaNya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.”.
1Kor 3:11-15 - “(11) Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. (12) Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, (13) sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu. (14) Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. (15) Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.”.
Matthew Henry (tentang 2Yoh 8): “The way to attain the full reward is to abide true to Christ, and constant in religion to the end.” [= Cara / jalan untuk mencapai / mendapatkan pahala yang penuh adalah tetap benar terhadap / kepada Kristus, dan konstan dalam agama sampai akhir.].
Kalau ini mempersoalkan pahala / upah, maka ayat ini sebetulnya tidak ada urusannya dengan kehilangan keselamatan. Yang hilang / berkurang hanya pahalanya, bukan keselamatannya. Dengan demikian terlihat jelas bahwa tafsiran Clarke di atas adalah salah!
h) 2Yoh 9 - “Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.”.
Adam Clarke tak memberi komentar yang ada hubungannya dengan apa yang sedang kita bahas.
Lenski (tentang 2Yoh 9): “No matter in what direction one goes forward and does not remain in the doctrine of Christ, ‘he has not God’ although he may shout ever so loudly, ‘I know him!’ (1 John 2:4). This is the great delusion. 1 John 2:23. God, the real God (1 John 5:20), is found only in Christ (John 14:9, 11; 10:30), hence only in the doctrine of Christ (John 1:18). John does not need to add ‘and has not Christ’ because he who forsakes Christ’s doctrine certainly also forsakes Christ. The one remaining in the doctrine, this one (οὗτος), this one alone, ‘has both the Father and the Son.’ By having the one he has the other; a separation of the two is impossible. To have them is to have salvation.” [= Tak peduli ke arah mana seseorang pergi / maju dan tidak tinggal dalam ajaran Kristus, ‘ia tidak mempunyai Allah’ sekalipun ia bisa berteriak dengan begitu keras, ‘Aku mengenal Dia!’ (1Yoh 2:4). Ini merupakan khayalan / tipuan yang besar. 1Yoh 2:23. Allah, Allah yang benar (1Yoh 5:20), ditemukan hanya di dalam Kristus (Yoh 14:9,11; 10:30), dan karena itu hanya di dalam ajaran Kristus (Yoh 1:18). Yohanes tidak perlu menambahkan ‘dan tidak mempunyai Kristus’ karena ia yang meninggalkan ajaran Kristus pasti juga meninggalkan Kristus. Orang yang tinggal dalam ajaran ini, orang ini (HOUTOS), orang ini saja, ‘mempunyai baik Bapa maupun Anak’. Dengan mempunyai yang satu ia mempunyai yang lain; suatu pemisahan dari keduanya merupakan kemustahilan. Mempunyai Mereka adalah mempunyai keselamatan.].
1Yoh 2:4 - “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”.
Barnes’ Notes (tentang 2Yoh 9): “he makes the remark general, that if anyone did not hold the true doctrine respecting the Saviour, he had no real knowledge of God.” [= ia membuat kata-kata yang umum, bahwa jika siapapun tidak memegang ajaran yang benar berkenaan dengan sang Juruselamat, ia tidak mempunyai pengetahuan / pengenalan yang benar tentang Allah.].
2Yoh 9 ini sejalan dengan ayat-ayat ini:
1. 1Yoh 2:18-19 - “(18) Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. (19) Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab JIKA MEREKA SUNGGUH-SUNGGUH TERMASUK PADA KITA, NISCAYA MEREKA TETAP BERSAMA-SAMA DENGAN KITA. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”.
Catatan: penekanan pada ay 19nya, dan kalau saudara menggunakan ayat ini tekankan secara khusus bagian yang saya cetak dengan huruf besar.
Adam Clarke (tentang 1Yoh 2:19): “if they had been of us - if they had been apostles, and continued in the firm belief of the Christian doctrines, they would not have departed from us to form a sect of themselves.” [= jika / seandainya mereka adalah dari kita - jika / seandainya mereka adalah rasul-rasul, dan terus dalam kepercayaan yang teguh tentang ajaran-ajaran / doktrin-doktrin Kristen, mereka tidak akan sudah meninggalkan kita untuk membentuk suatu sekte dari mereka sendiri.].
Catatan: ini tafsiran konyol! Bagaimana mungkin kata ‘kita’ diartikan sebagai ‘rasul-rasul’ padahal rasul Yohanes menuliskan surat ini kepada orang-orang Kristen biasa, dan pada saat ia menuliskan surat ini, ia adalah satu-satunya rasul yang tersisa! Bahkan kalau ditafsirkan secara konyol begini, ini tak cocok dengan Yudas Iskariot, yang adalah rasul, tetapi tetap meninggalkan mereka!
Herschel H. Hobbs (tentang 1Yoh 2:19): “We should not see these as true Christians who were lost again. Rather, they were not Christians at all, but merely pretended to be such. One mark of true discipleship is perseverance in the faith. Failure to continue proves the falsity of one’s profession.” [= Kita tidak boleh menganggap mereka ini sebagai orang-orang kristen sejati yang terhilang kembali. Sebaliknya, mereka bukan Kristen sama sekali, tetapi semata-mata berpura-pura untuk menjadi orang kristen. Salah satu tanda / ciri dari kemuridan yang sejati adalah ketekunan dalam iman. Kegagalan untuk meneruskan membuktikan kepalsuan dari pengakuan seseorang.] - hal 65.
Calvin (tentang 1Yoh 2:19): “He plainly declares that those who fell away had never been members of the Church.” [= Ia dengan jelas menyatakan bahwa mereka yang murtad tidak pernah adalah anggota-anggota dari Gereja.].
Catatan: tentang ayat ini nanti akan ada pembahasan secara khusus, jadi di sini saya hanya membahas sedikit saja.
2. Yoh 8:31 - “Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: ‘Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu”.
Adam Clarke (tentang Yoh 8:31): “It is not enough to receive God’s truth - we must retain and walk in it. And it is only when we receive the truth, love it, keep it, and walk in it, that we are the genuine disciples of Christ.” [= Tidaklah cukup untuk menerima kebenaran Allah - kita harus mempertahankannya dan berjalan di dalamnya. Dan hanya pada waktu kita menerima kebenaran, mengasihinya, mempertahankannya, dan berjalan di dalamnya, maka kita adalah murid-murid yang sejati / asli dari Kristus.].
Kata-kata Clarke yang saya garis-bawahi itu seperti kata-kata orang Reformed. Saya tak mengerti bagaimana dengan mempercayai kata-kata itu, ia bisa percaya bahwa orang kristen yang sejati bisa murtad, terhilang, dan binasa!
Lenski (tentang Yoh 8:31): “Jesus implies that these believers are already his disciples; ... Yet there is a difference between being disciples and being truly disciples. ... All are disciples of Jesus who in any way believe his word, but those are truly disciples who once for all become fixed in his word. Hence also the ‘if.’ Beginners, however genuine their beginning, may drop off again; but once they become fixed definitely to remain in the word, they will never drop off again. ... Thus to remain is not only a mark of discipleship but its very essence.” [= Yesus secara implicit mengatakan bahwa orang-orang percaya ini sudah adalah murid-muridNya; ... Tetapi disana ada suatu perbedaan antara murid-murid dan murid-murid yang sungguh-sungguh. ... Semua adalah murid-murid Yesus yang dengan cara apapun percaya firmanNya, tetapi mereka adalah sungguh-sungguh murid-murid yang pernah sekali terpancang dalam firmanNya. Karena itu juga ada kata ‘jikalau’. Pemula-pemula, bagaimanapun aslinya permulaan mereka, bisa turun lagi; tetapi sekali mereka terpancang dengan pasti untuk tinggal dalam firman, mereka tidak akan pernah turun lagi. ... Jadi ‘tinggal’ bukan hanya merupakan suatu tanda dari kemuridan tetapi hakekatnya.].
Kata-kata Lenski ini saling bertentangan sendiri. Saya setuju dengan katanya yang saya beri garis bawah ganda.
Tetapi kata-kata Lenski yang saya beri garis bawah tunggal kelihatannya mirip dengan ajaran Pdt. Jusuf B. S. tentang orang Kristen halaman, orang Kristen ruang suci, dan orang Kristen ruang maha suci (‘Keselamatan Tidak Bisa Hilang?’, hal 52-53,68-70).
Pdt. Jusuf B. S.: “Ada tiga tingkatan pertumbuhan iman berdasarkan Kemah Suci.
• Tingkat halaman, inilah tingkat permulaan waktu masuk iman.
• Tingkat Ruangan Suci, secepatnya sesudah percaya. Memang ada yang langsung hari itu juga sampai dalam tingkatan ini, ada yang sesudah beberapa hari sampai tingkatan ini, ini yang normal. Tetapi ada juga yang sesudah berminggu-minggu atau berbulan-bulan baru masuk dalam tingkatan ini, bahkan ada yang macet sama sekali sehingga tidak sampai tingkatan ini. Ini tidak betul dan pasti ada sebabnya. Tingkatan Ruangan Suci adalah orang-orang yang penuh dan dipimpin Roh; ia selalu berjalan dalam Roh, bertumbuh di dalam kesucian sesuai dengan Firman Tuhan.
• Tingkatan Ruangan Maha Suci. Di sini orang itu mutlak tidak dapat berbuat dosa lagi. Tingkatan ini sudah sempurna seperti Kristus.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 52-53.
Pdt. Jusuf B. S.: “1. Orang Luar Halaman adalah orang-orang berdosa, belum percaya Tuhan Yesus atau orang-orang yang murtad dari Tuhan. 2. Kristen Halaman adalah orang Kristen yang tetap tinggal kanak-kanak, tidak tumbuh, terus jatuh bangun dalam dosa. Inilah orang Kristen duniawi, yang tidak sungguh-sungguh bertobat atau suam. 3. Kristen Ruangan Suci adalah orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh seperti carang yang terus tinggal di dalam pokok yang benar (Yoh 15:1-8) yang selalu hidup dengan Allah, dipimpin Roh senantiasa. 4. Kristen Ruangan Maha Suci adalah orang-orang Kristen yang sempurna, yang mutlak tidak lagi bisa berbuat dosa. Orang-orang ini langsung naik ke tahta Allah.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 68.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang Kristen Halaman itu terus berubah-ubah, sebentar dingin, sebentar panas. Ia terus tertuduh oleh dosa-dosanya, yang tidak kunjung lepas, sebab itu juga kepastian keselamatannya itu masih goyah, kadang-kadang yakin sudah selamat, kadang-kadang tertuduh dan ragu-ragu. Memang Roh Kudus tidak bisa meyakinkan dengan kuat keselamatannya kalau hidupnya melawan Roh. Sebab itu orang-orang Kristen yang terus tinggal di Halaman seringkali keyakinannya goyah. Tetapi kalau ia tumbuh terus biasanya keyakinan akan keselamatannya akan tetap mantap.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 68.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang Kristen Ruangan Suci yakin pasti selamat. Orang-orang di sini dapat berkata ‘Keselamatan bisa hilang, tetapi keselamatan saya tidak akan hilang, tetap selamat selama-lamanya’” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 68-69.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang Kristen Ruangan Maha Suci: Mutlak selamat.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 69.
Pdt. Jusuf B. S.: “Golongan Halaman ini memang rawan, seperti Israel yang terus menerus beredar-edar di padang gurun sebab keras hati, bersungut-sungut, tinggal dalam dosa, tinggal kanak-kanak rohani. Kanak-kanak rohani ini memang mudah terpengaruh ajaran sesat Ef 4:14, mudah kena godaan dunia, sering berkelahi seperti 1Kor 3:3, mudah terpancing sehingga ditewaskan oleh kejahatan. Jadi masa depan orang-orang Halaman itu tidak tentu. Sulit mengatakan tentang orang-orang Halaman, apakah mereka bisa setia sampai ke akhir, sedangkan ‘hari ini’ saja hatinya masih bercabang. Sebab itu jangan tinggal kanak-kanak rohani, tetapi meningkatlah lebih tinggi.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 69.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang-orang yang sudah lahir baru, penuh dan dipimpin Roh itu lebih stabil. Dalam tingkatan ini (Ruangan Suci), keyakinan selamat orang-orang ini kokoh, pada umumnya mereka pasti selamat. Biasanya orang-orang ini bisa berkata bahwa ia pasti selamat, kapan saja ia dipanggil Tuhan.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 69.
Pdt. Jusuf B. S. menuliskan ‘Keselamatan tidak dapat hilang’ dan ini ia beri tanda silang (salah), lalu ia menuliskan ‘Keselamatan SAYA tidak dapat hilang’ dan ini ia beri tanda benar! - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 69.
Pdt. Jusuf B. S.: “Memang orang-orang yang belum mengerti seringkali masih ragu-ragu, sebab itu perlu belajar / diajar betul-betul dari Firman Tuhan. Makin tinggi rohaninya, makin dekat dengan Tuhan, makin penuh dengan pengurapan Allah, keyakinan akan keselamatannya terus meningkat sampai mutlak.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 70.
Pdt. Jusuf B. S.: “Selama masih hidup keadaan manusia masih bisa berubah. Pada waktu mati, semua keadaannya menjadi permanen, tetap, tidak berubah dan keadaan pada saat mati inilah yang akan menjadi patokan untuk keselamatannya bukan keadaan sebelumnya.” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 70.
Ia lalu mengutip Mat 24:13 - “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.”.
Pdt. Jusuf B. S.: “Orang yang di dalam Ruangan Suci masih bisa turun kembali ke Halaman, tetapi lebih tinggi ia meningkat, lebih kecil kemungkinan berbalik, sekalipun kemungkinan itu masih tetap ada. Ini sebabnya keselamatan itu harus dipelihara, dikerjakan baik-baik, supaya terus tumbuh!” - ‘Keselamatan tidak bisa hilang?’, hal 70.
Ini jelas salah. Mengalegorikan Halaman, Ruang Suci, dan Ruang Maha Suci, sehingga 3 jenis orang Kristen, merupakan suatu penafsiran yang salah sama sekali.
Alkitab tak pernah mengajar ada 2 jenis orang kristen yang sejati, yang satu bisa terhilang, yang lain terpancang teguh dan tidak bisa hilang.
-bersambung-